• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di rumah plastik Godongijo Nursery, Sawangan Depok, dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi benih IPB, dari bulan Februari hingga Juli 2009.

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Adenium obesum var. Ortiz dan var. Carmello, serta Adenium somalense, yang terdapat di Godongijo Nursery. Adenium tersebut berasal dari famili Apocynaceae dan genus Adenium. Tanaman adenium yang digunakan terletak pada dua tempat yang terpisah, yaitu rumah plastik induk tempat Adenium obesum var. Ortis dan Adenium obesum var. Carmello, serta rumah plastik showroom tempat Adenium somalense. Tanaman telah dewasa dan berbunga serta memiliki pertumbuhan vegetatif baik.

Bahan lain yang digunakan adalah Iodium, media tanam berupa campuran arang sekam dan cocopeat dengan perbandingan 1:1, serta pupuk majemuk dengan komposisi N, P, dan K sebesar 20:20:20. Sedangkan alat yang digunakan adalah pinset, cutter, gunting, tusuk gigi, selotip, spidol, label, kamera, plastik/kantung kertas, penggaris, jangka sorong, mikroskop, gelas obyek, dan oven, neraca analitik, serta desikator untuk mengukur kadar air benih.

Sedangkan untuk pengamatan perkecambahan benih adenium digunakan boks plastik berisi arang sekam yang lembab sebagai media pengecambahan.

Metode Penelitian

A. Penyerbukan tanaman adenium

Persilangan dilakukan pada dua spesies adenium, yaitu Adenium obesum var. Ortiz dan var. Carmello, serta Adenium somalense. Dalam penelitian ini dilakukan tiga macam penyerbukan, yaitu penyerbukan terbuka (alami), penyerbukan sendiri terkendali, penyerbukan silang terkendali, dan resiprokalnya. Secara keseluruhan terdapat 12 perlakuan percobaan sebagai berikut:

intervarietas

interspesies 1. Penyerbukan terbuka/alami

a. Adenium obesum var. Ortiz

b. Adenium obesum var. Carmello

c. Adenium somalense

2. Penyerbukan sendiri terkendali

a. Adenium obesum var. Ortiz

b. Adenium obesum var. Carmello

c. Adenium somalense

3. Penyerbukan silang terkendali

a. A.obesum var. Ortiz X var. Carmello b. A. obesum var. Carmello X var. Ortiz

c. A.obesum var. Ortiz X Adenium somalense

d. Adenium somalense X A.obesum var. Ortiz

e. A. obesum var. Carmello X Adenium somalense

f. Adenium somalense X A. obesum var. Carmello

Penyerbukan silang dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu intraspesies (intervarietas) antara Adenium obesum var. Ortiz X var. Carmello, serta interspesies antara Adenium obesum X Adenium somalense. Masing-masing perlakuan diulang 5 kali, sehingga diperoleh 60 satuan percobaannya. Keberhasilan reproduksi (KR) dihitung dengan rumus sesuai Wiens et al. (1987) sbb:

KR: rasio buah/bunga X rasio biji/ovul

Dalam melakukan penyerbukan ada kalanya tidak terjadi fertilisasi, hal ini dapat disebabkan karena adanya inkompatibilitas antar jenis adenium yang disilangkan. Pada penyerbukan sendiri inkompatibilitas ini dikenal dengan self incompatibility. Intensitas self incompatibility ini dapat diperkirakan berdasarkan index of self incompatibility (ISI), yaitu dengan menghitung persentase pembentukan buah dari penyerbukan sendiri dan silang.

Zapata dan Arroyo (1978) membuat suatu rumus untuk menghitung index of self incompatibility (ISI), yaitu:

ISI =

Fruit set penyerbukan silang yang digunakan merupakan rata-rata dari fruit set hasil persilangan yang menggunakan jenis tersebut sebagai induk betina. Misalnya perhitungan nilai ISI pada A. somalense, merupakan rata-rata fruit set penyerbukan silang A. somalense X A. obesum var. Ortiz dan A. somalense X A. obesum var. Carmello.

B. Perkembangan buah adenium

Pengamatan perkembangan buah dilakukan dengan mengukur panjang dan diameter buah, warna buah yang terbentuk dan perubahannya, lama perkembangan buah dari masing-masing penyerbukan, jumlah biji per buah, dan bobot kulit buah. Pengamatan ini dilakukan dua kali dalam satu minggu pecah.

Hari pengamatan terbagi menjadi tiga pasangan hari, yaitu hari senin dengan kamis, selasa dengan jumat, dan rabu dengan sabtu. Pasangan hari pengamatan ini diaplikasikan sesuai dengan hari buah tersebut mulai muncul. Jika buah muncul hari senin, maka pengamatan dilakukan setiap hari senin dan kamis, demikian juga sebaliknya. Pengamatan yang sama berlaku untuk hari selasa dan rabu. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengamatan perkembangan buah. Setiap hari pengamatan akan diberi kode P, jadi pengamatan pertama diberi kode P1, pengamatan kedua diberi kode P2, dan seterusnya.

Pengamatan panjang dan diameter buah, dilakukan dengan menggunakan penggaris dan jangka sorong, sedangkan pengamatan perubahan warna buah dilakukan secara visual.

C. Struktur benih adenium

Pengamatan struktur eksternal mencakup jumlah, bentuk, ukuran, bobot, warna, kekerasan, tekstur kulit, dan ada/tidaknya bulu pada testa. Sedangkan pengamatan internal adalah kadar air.

Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 105o C selama 17 jam. Sebelum dan setelah dimasukkan ke dalam oven, benih

Persentase pembentukan buah dari penyerbukan sendiri Persentase pembentukan buah dari penyerbukan silang

ditimbang dengan menggunakan neraca analitik untuk mendapatkan bobot basah (BB) dan bobot kering (BK). Bobot basah dan kering ini digunakan untuk menghitung kadar air (KA) dari benih dengan menggunakan rumus:

Kadar Air Benih = BB

BK BB

x 100%

Data kadar air diolah dengan analisis ragam (ANOVA) menggunakan rancangan acak lengkap dengan taraf nyata 5%. Sidik ragam yang digunakan adalah uji F untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan. Jika perlakuan berpengaruh nyata pada uji F, dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%. Dalam penelitian ini, model rancangan statistika yang digunakan adalah:

Yijk = m + k i + εij

Yi = Respon pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j m = Nilai tengah pengamatan

k i = Pengaruh jenis penyerbukan ke-i εij = Galat percobaan

D. Perkecambahan dan struktur kecambah adenium

Untuk mengetahui viabilitas benih yang terbentuk, benih dikecambahkan dalam arang sekam lembab. Sebelum dikecambahkan, benih dan media dapat diberi vitamin B1, 1 – Naphthyl Acetic Acid atau Propamocarb Hidochloride sebelum penanaman untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Stuktur kecambah diamati sejak satu hinggga sepuluh hari setelah pengecambahan. Perkecambahan masing-masing lot dari penyerbukan yang berbeda dianalisis dengan menggunakan uji F dengan taraf nyata 5%. Jika perlakuan berpengaruh nyata pada uji F, dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%. Model rancangan statistika yang digunakan adalah:

Yijk = m + k i + εij

Yi = Respon pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j m = Nilai tengah pengamatan

k i = Pengaruh jenis penyerbukan ke-i εij = Galat percobaan

Perkecambahan diamati berdasarkan 25 benih dari masing-masing jenis penyerbukan. Persentase perkecambahan (PP) dapat dihitung dengan rumus:

PP = X 100%

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di rumah plastik Godongijo Nursery. Tanaman adenium yang digunakan merupakan tanaman dewasa yang telah berbunga, dalam satu tanaman adenium biasanya terdapat 2 – 12 kuntum bunga, sehingga untuk penyerbukan buatan, setiap perlakuan tidak harus dilakukan per satu pot, tetapi dalam satu pot dapat dilakukan beberapa perlakuan atau ulangan, tergantung jumlah bunga yang ada dalam satu tanaman tersebut. Penyerbukan bunga dilakukan dengan menggunakan alat bersih dan dalam kondisi baik, yaitu pinset, cutter atau pisau kecil, gunting, tusuk gigi, selotip, spidol, label. Demikian cara melakukan penyerbukan:

1. Penyerbukan sendiri terkendali Mempersiapkan alat dan bahan.

Memegang dan mengatur posisi kuntum kuntum bunga sedemikian rupa agar jatuhnya polen nantinya dapat mengenai/menempel pada stigma. Menekan corong bunga dengan ringan beberapa kali, diharapkan polen yang telah matang berguguran dan jatuh menempel pada stigma.

Cara lain adalah ketika corong bunga telah dalam posisi tegak lurus, menyentil corong bunga beberapa kali supaya polen jatuh pada stigma. Menyiram tanaman yang telah diserbukkan dengan menggunakan pupuk majemuk satu minggu sekali.

2. Penyerbukan silang terkendali

Merobek sebagian kelopak/mahkota bunga hingga kelopak bagian dalam terlihat.

Menyisipkan alat bantu (tusuk gigi) untuk mengambil polen pada dua buah sulur bunga untuk memisahkannya dari sulur-sulur yang lain.

Jumlah kecambah yang dihasilkan Jumlah contoh benih yang diuji

Setelah kedua sulur bunga terpisah, menarik secara perlahan sampai sebagian kelopak polen terbuka.

Ketika kelopak polen telah terbuka, polen dapat dilihat. Dengan perlahan dan hati-hati, mengambil polen tersebut dengan tusuk gigi.

Menempelkan polen yang telah diambil tersebut pada stigma dengan perlahan dan hati-hati. Meratakan polen tersebut sehingga sedapat mungkin polen memenuhi seluruh permukaan stigma.

Menyiram tanaman yang telah diserbukkan dengan menggunakan pupuk majemuk satu minggu sekali.

3. Penyerbukan Terbuka

Cara untuk melakukan penyerbukan terbuka adalah dengan menandai bunga yang akan digunakan, kemudian membiarkan bunga-bunga tersebut menyerbuk dengan sendirinya. Jika langkah penyerbukan ini berhasil, ditandai dengan bunga yang layu dan gugur, namun tangkai bunganya bertahan segar. Kemudian tangkai ini membesar seiring perkembangan buah. Pemeliharaan tanaman dilakukan supaya kondisi tanaman tetap baik dan buah dapat bertumbuh secara sempurna, dengan cara:

1. Meletakkan tanaman pada tempat yang cukup terkena sinar matahari.

2. Menyiram tanaman dengan air secukupnya 3 – 4 hari sekali tergantung kondisi lingkungannya.

3. Mengendalikan hama penyakit dengan menggunakan pestisida. 4. Memupuk tanaman dengan menggunakan pupuk majemuk.

5. Mengikat buah menjelang matang, supaya biji tidak berterbangan saat kulit buah merekah/terbuka.

Perkecambahan diamati dengan mengecambahkan benih dalam media arang sekam yang dicampur cocopeat. Benih ditanam dalam bak/boks plastik sebanyak 25 butir per ulangan, diulang tiga kali. Boks plastik diletakkan di tempat yang sejuk dan cukup sinar matahari.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap hari dari awal sampai akhir kegiatan penelitian. Faktor yang diamati adalah sebagai berikut:

A. Pengamatan penyerbukan tanaman adenium

1. Struktur bunga: warna dan ukuran, bentuk petal, serta jumlah garis nektar. 2. Jumlah ovul per karpel: perhitungan jumlah ovul per karpel dilakukan

dengan membelah ovarium secara membujur dan melintang, dan ovul yang nampak dibawah mikroskop dihitung. Jumlah total ovul merupakan perkalian jumlah ovul pada penampang membujur dan melintang.

B. Pengamatan perkembangan buah adenium

Pengamatan dua kali dalam satu minggu pada setiap buah, berupa: 1. Perubahan warna buah yang terbentuk.

2. Ukuran buah, yaitu panjang dan diameter. 3. Lama pemasakan buah.

4. Bobot kulit buah.

C. Pengamatan struktur benih adenium Pengamatan saat panen benih, berupa: 1. Jumlah benih per buah.

2. Bentuk benih.

3. Ukuran benih, yaitu panjang dan diameter. 4. Bobot benih dan bulu benih.

5. Kadar air benih.

6. Warna dan tekstur benih.

D. Pengamatan perkecambahan dan struktur kecambah

Pengamatan perkecambahan dan struktur kecambah dilakukan setiap hari selama 10 hari sejak benih ditanam. Pengamatan yang dilakukan adalah:

1. Hari/waktu saat benih tersebut berkecambah.

2. Tipe perkecambahan (epigeal/hipogeal), struktur kecambah (tempat munculnya plumula dan radikula).

3. Persentase perkecambahan, dihitung dari persentase benih yang berkecambah. Kecambah untuk menghitung persentase perkecambahan adalah yang telah membentuk paling sedikit dua helai daun, karena belum ada kriteria kecambah normal untuk adenium.

Dokumen terkait