• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanaman adenium merupakan tanaman yang memerlukan kondisi tumbuh kering dengan intensitas cahaya matahari tinggi untuk berbunga. Sampai saat ini A. obesum merupakan spesies yang paling banyak dikembangbiakkan dan digunakan dalam persilangan untuk mendapatkan bunga yang beranekaragam bentuk dan warnanya, serta diperoleh bonggol yang unik (Gambar 1). Data yang diperoleh dari Stasiun Klimatologi, Dramaga, Bogor, selama bulan Februari hingga Juli 2009, menunjukkan bahwa wilayah Sawangan, Depok memiliki suhu rata-rata harian berkisar antara 24.3 - 26.2oC, curah hujan 12 - 27 mm/hari, intensitas cahaya berkisar 212.3 – 306.7 foot candle, dan kelembaban berkisar antara 82 - 85.2% (Lampiran 1). Sedangkan suhu dalam rumah plastik 44 – 47oC.

Gambar 1. Tanaman Adenium: a) Bonggol yang Unik; b) Daun Adenium Cukup Lebat; c) Adenium Stek

E. Penyerbukan tanaman adenium

Menurut Hapsari (2007) secara umum morfologi bunga adenium dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu berbentuk membulat (rounded shape) dan bintang (star shape), tersusun atas lima lembar petal (ciri tanaman dikotil). Dengan adanya keanekaragaman warna dan pola petal, serta morfologi bunga dapat dihasilkan lebih dari dua ratus jenis bunga adenium. Bunga Adenium obesum var. Ortiz, var. Carmello, dan Adenium somalense memiliki bentuk membulat (round shape) dan tepi bunga yang bergelombang (wavy), sedangkan bunga A. somalense memiliki tepi bunga yang halus (smooth). Bunga A. obesum

var. Ortiz berwarna merah dengan korola (corong) yang berwarna putih kemerahan, sedangkan bunga var. Carmello berwarna putih dengan corak garis pink dibagian tepi korola, dan A. somalense berwarna merah muda dengan bagian dalam korola berwarna putih kekuningan (Gambar 2).

Bagian dalam korola terdapat garis-garis yang disebut garis nektar, yang berpusat pada bagian dasar bunga tempat kelenjar nektar berada. Pada A. obesum var. Ortiz terdapat lima kelompok garis nektar yang berwarna merah, masing-masing terdiri atas tiga garis berdekatan yang berbulu. Pada A. obesum var. Carmello garis nektar berwarna merah muda tunggal sebanyak lima buah dan tidak berbulu. Sedangkan A. somalense memiliki lima kelompok garis nektar yang masing-masing berisi tiga garis berdekatan yang berbulu (Gambar 3).

Bentuk petal dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu oblong dan obo. Petal oblong bila lebar petal lebih kecil dibanding panjang petal. Disebut obo bila lebar lebih besar atau sama dengan panjang petal (Hapsari, 2007). Bunga A. obesum var. Ortiz dan Carmello mempunyai bentuk petal obo, sedangkan A. somalense termasuk oblong.

Ketiga jenis adenium memiliki lima kelopak, dan dua bakal buah. Panjang bunga dewasa A. obesum var. Ortiz, yaitu dari pangkal bunga hingga ujung petal, sekitar 6,5 cm, panjang korola sekitar 4 cm, panjang tangkai bunga (pedicel) 1,5 cm, dan lebar kelopak 2,5 cm. Jarak antar petal bunga rapat dan dalam satu kelompok terdapat sekitar 2-5 bunga mekar. Panjang bunga dewasa A. obesum var. Carmello sekitar 6,5 cm, dengan panjang korola sekitar 4 cm, panjang tangkai bunga (pedicel) 1,5 cm dan lebar kelopak 2 cm. Jarak antar petal bunga rapat dan dalam satu kelompok terdapat sekitar 4-10 bunga mekar. Adenium somalense memiliki panjang bunga sekitar 7,5 cm, dengan panjang korola sekitar 5 cm, tangkai bunga (pedicel) 1,5 cm, dan lebar kelopak 3 cm. Jarak antar petal bunga tidak terlalu rapat dan dalam satu kelompok terdapat sekitar 2-4 bunga yang mekar.

Bunga adenium merupakan bunga hermaprodit karena dalam setiap bunga terdapat pistil dan stamen. Antera pada bunga adenium tidak berada diujung benang sari, tetapi pada pangkal benang sari (Hapsari, 2007), kelimanya menempel satu sama lain.

Gambar 2. Bunga, Tangkai, dan Korola Bunga A. obesum var. Ortiz (a, b, c); A. obesum var. Carmello (c, d, e); dan A. somalense (g, h, i).

berbulu tidak berbulu

Gambar 3. Penampang Garis Nektar: a) A. obesum var. Ortiz dan A. somalense; b) A. obesum var. Carmello

d

a b c

g h i

e f

Jumlah Ovul

Secara anatomis biji adalah ovul yang telah dibuahi dan berkembang membentuk komponen-komponen biji. Oleh karena itu jumlah ovul dalam setiap karpel merupakan potensi produksi biji. Pengamatan jumlah ovul per karpel pada adenium yang diamati bervariasi antar jenis (Tabel 1).

Tabel 1. Jumlah Ovul per Karpel Tiap Jenis Adenium

No Jenis adenium Jumlah ovul Jml ovul/

karpel Kisaran Bujur Lintang

1 Adenium obesum var.

Ortiz 8 13 104 98-144 7 14 98 7 14 98 9 16 144 7 19 133

2 Adenium obesum var.

Carmello 8 16 128 77-150 7 11 77 10 10 100 10 15 150 7 12 84 3 Adenium somalense 7 17 119 66-180 5 15 75 6 11 66 9 20 180 10 8 80

Jumlah ovul pada A. obesum var. Ortiz berkisar antara 98-144 dengan rataan 121, A. obesum var. Carmello berkisar antara 77-150 dengan rataan 114, dan A. somalense berkisar antara 66-180 dengan rataan 123. Dari rata-rata jumlah ovul tersebut diketahui bahwa potensi produksi biji A. somalense paling tinggi, disusul oleh A. somalense, dan A. obesum var. Carmello paling rendah.

Ovul adenium berbentuk oval panjang, berwarna putih transparan, dan berimpitan satu dengan lainnya, dan tersusun dalam ovarium secara aksilar (Gambar 4). Perbedaan jumlah ovul tergantung dari jenis adenium. Dalam kondisi penyerbukan terjadi dengan sempurna (jumlah polen viabel yang cukup dan pada waktu yang tepat), jumlah ovul yang banyak akan menghasilkan banyak biji, sehingga buah yang terbentuk lebih besar dan panjang.

Gambar 4. Susunan Ovul: a) Penampang Membujur Karpel; b) Penampang Melintang Karpel

Keberhasilan Reproduksi

Penyerbukan yang berhasil dapat diamati 3 – 6 hari setelah penyerbukan (HSP) yang ditandai dengan gugurnya petal bunga. Waktu rontoknya petal berbeda antar jenis penyerbukan, secara umum terjadi dalam tiga HSP (Tabel 2). Jika penyerbukan berhasil, maka hanya petal saja yang rontok (Gambar 5a), sedangkan jika penyerbukan gagal maka tangkai serta seluruh bagian bunga rontok.

Kerontokan petal pada penyerbukan yang berhasil menyisakan karpel/bakal buah dan tangkainya yang tetap segar (Gambar 5b). Pada kondisi tersebut kadang terjadi perubahan warna bakal buah dari hijau menjadi merah, yang dapat digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan penyerbukan. Perubahan warna dapat terjadi bersamaan dengan rontoknya petal atau 1 – 2 hari setelah petal rontok. Ada kalanya penyerbukan berhasil, namun tidak diikuti dengan perubahan warna bakal buah, warna tetap hijau (Gambar 5c). Pada keadaan demikian perubahan warna terjadi ketika buah matang.

Gambar 5. Penyerbukan Bunga Adenium yang Berhasil: a) Petal Rontok; b) Bakal Buah yang Tetap Berwarna Hijau; c) Bakal Buah yang Berwarna Merah

a b

Inter varietas

Inter spesies Tabel 2. Pengamatan Keberhasilan Penyerbukan

Keterangan: H = Hijau

Keberhasilan reproduksi dihitung setelah mengetahui rasio buah-bunga dan rasio biji-ovul. Rasio buah-bunga menunjukkan proporsi buah yang terbentuk dari bunga yang diserbuk. Sedangkan rasio biji-ovul menunjukkan proporsi ovul yang berhasil mengalami fertilisasi dan berkembang menjadi biji yang viabel. Keberhasilan reproduksi menunjukkan proporsi ovul yang dihasilkan tanaman yang berhasil mengalami fertilisasi dan berkembang menjadi biji yang viabel (Wiens et al., 1987)

Penyerbukan terbuka dan penyerbukan sendiri A. obesum var. Ortiz, var. Carmello, dan A. somalense gagal membentuk buah, sehingga penyerbukan diulang sekali lagi. Oleh karena itu jumlah bunga yang digunakan adalah sepuluh, demikian halnya penyerbukan silang antara A. somalense X A. obesum var. Ortiz dan A. somalense X A. obesum var. Carmello.

Penyerbukan silang intervarietas A. obesum var. Ortiz X var. Carmello, A. obesum var. Carmello X var. Ortiz, dan penyerbukan silang interspesies A. obesum var. Ortiz X A. somalense, A. somalense X A. obesum var. Ortiz, A.

obesum var. Carmello X A. somalense, A. somalense X A. obesum var. Carmello

hanya menggunakan lima bunga. Keberhasilan reproduksi dari tiap jenis penyerbukan disajikan dalam Tabel 3.

Keberhasilan reproduksi menunjukkan efisiensi produksi benih yang terbentuk dari total jumlah ovul yang dihasilkan suatu tanaman. Keberhasilan reproduksi dari penyerbukan terbuka pada ketiga kultivar yang diamati nihil, yang menunjukkan bahwa secara alami tanaman sulit menghasilkan biji yang viabel.

Jenis penyerbukan Petal

rontok

Warna bakal buah

Penyerbukan terbuka - -

Penyerbukan sendiri A. somalense 3 hari H. kemerahan

A. obesum var. Ortiz X var. Carmello 3 - 4 hari Merah

A. obesum var. Carmello X var. Ortiz 5 - 6 hari Merah

A. obesum var. Ortiz X A. somalense 3 - 4 hari H. kemerahan

A. somalense X A. obesum var. Ortiz 3 hari H. kemerahan

A. obesum var. Carmello X A. somalense 3 hari H. kemerahan

Tabel 3. Keberhasilan Reproduksi Tanaman Adenium

No Jenis penyerbukan Jumlah bunga yang

diserbuk Jumlah buah terbentuk Rasio buah/bunga Jumlah ovul induk betina Jumlah biji Rasio biji/ovul Keberhasilan reproduksi (%) 1 Penyerbukan terbuka

A. obesum var. Ortiz 10 0 0 144 0 0 0

A. obesum var. Carmello 10 0 0 150 0 0 0

A. somalense 10 0 0 180 0 0 0

2 Penyerbukan sendiri

A. obesum var. Ortiz 10 0 0 144 0 0 0

A. obesum var. Carmello 10 0 0 150 0 0 0

A. somalense 10 1 0.1 180 148 0.822 0.082

3 Penyerbukan silang intervarietas

A. obesum var. Ortiz X var. Carmello 5 5 1 144 109 0.757 0.757

A. obesum var. Carmello X var. Ortiz 5 4 0.8 150 140 0.933 0.747

4 Penyerbukan silang interspesies

A. obesum var. Ortiz X A. somalense 5 5 1 144 120 0.833 0.833

A. somalense X A. obesum var. Ortiz 10 2 0.4 180 0 0 0

A. obesum var. Carmello X A. somalense 5 4 0.8 150 126 0.84 0.672

Keberhasilan reproduksi dari penyerbukan sendiri A. somalense 0.082, yang menunjukkan bahwa dari 1000 ovul yang dihasilkan A. somalense hanya 82 saja yang berkembang menjadi biji yang viabel. Keberhasilan reproduksi penyerbukan silang intervarietas antara A. obesum var. Ortiz X var. Carmello 0.757, dan dari resiprokalnya, A. obesum var. Carmello X var. Ortiz, 0.747. Keberhasilan reproduksi penyerbukan silang interspesies antara A. obesum var. Ortiz X A. somalense mencapai 0.833, sedangkan dari penyerbukan silang antara A. obesum var. Carmello X A. somalense 0.672. Resiprokal dari kedua pernyerbukan silang interspesies tersebut keduanya tidak menghasilkan biji sama sekali, hal ini menunjukkan bahwa A. somalense tidak dapat digunakan sebagai induk betina dalam penyerbukan silang.

Persentase pembentukan buah dari penyerbukan silang lebih tinggi daripada penyerbukan terbuka dan penyerbukan sendiri. Pembentukan buah pada penyerbukan terbuka/alami pada A. obesum var. Ortiz, var. Carmello, dan A. somalense sebesar 0%, demikian halnya dengan penyerbukan sendiri A. obesum var. Ortiz dan var. Carmello. Penyerbukan sendiri A. somalense menghasilkan pembentukan buah mencapai 10%. Pembentukan buah dari penyerbukan silang intervarietas antara A. obesum var. Ortiz X var. Carmello mencapai 100%, sedangkan antara A. obesum var. Carmello X var. Ortiz hanya 80%. Pada penyerbukan silang interspesies A. obesum var. Ortiz X A. somalense pembentukan buah mencapai 100%, dan penyerbukan silang A. obesum var. Carmello X A. somalense mencapai 80%. Namun penyerbukan silang interspesies A. somalense X A. obesum var. Ortiz pembentukan buah hanya 20%, dan A. somalense X A. obesum var. Carmello sebesar 10% (Tabel 4).

Penyerbukan terbuka A. obesum dan A. somalense, serta pada penyerbukan sendiri A. obesum tidak menginisiasi buah. Oleh karena itu hasil dan pembahasan selanjutnya hanya mencakup penyerbukan yang menghasilkan buah.

Penyerbukan yang berhasil menghasilkan buah masak yang mengandung biji viabel. Penyerbukan silang interspesies antara A. somalense X A. obesum var. Ortiz dan A. somalense X A. obesum var. Carmello buah terinisiasi dan berkembang mencapai ukuran 14-15 cm, kemudian buah membusuk (terserang

penyakit) dalam perkembangannya, sehingga tidak dapat dipanen untuk pengamatan perkecambahan bijinya.

Berdasarkan morfologi bunganya, bunga adenium hanya dapat melakukan penyerbukan sendiri. Bunga adenium tidak beraroma dan tidak menghasilkan banyak nektar untuk menarik hewan/serangga sebagai vektor pembawa polen, diduga adenium tidak diserbuk oleh hewan/serangga pencari nektar atau polen. Sebagian besar bunga yang berhasil berkembang menjadi buah adalah yang diserbuk silang. Oleh karena itu buah yang kadang terbentuk secara alami diduga merupakan hasil dari penyerbukan sendiri.

Penyerbukan sendiri terkendali yang dilakukan terhadap ketiga kultivar menghasilkan persentase pembentukan buah yang sangat rendah, yang mengindikasikan adanya reaksi self incompatibility, yaitu ketidakmampuan tanaman hermaprodit fertil untuk menghasilkan biji yang viabel setelah terjadinya penyerbukan sendiri. Intensitas self incompatibility dapat diperkirakan berdasarkan index of self incompatibility (ISI), yang diperoleh dengan menghitung inisiasi buah pada tiap jenis penyerbukan yang tercantum dalam Tabel 4.

Tabel 4. Persentase Pembentukan Buah dari Penyerbukan Terbuka, Sendiri, dan Silang Intervarietas dan Interspesies

Jenis penyerbukan Jumlah bunga yang diserbuk Jumlah buah terinisiasi Inisiasi buah (%) Penyerbukan terbuka

A. obesum var. Ortiz 10 0 0

A. obesum var. Carmello 10 0 0

A. somalense 10 0 0

Penyerbukan sendiri

A. obesum var. Ortiz 10 0 0

A. obesum var. Carmello 10 0 0

A. somalense 10 1 10

Penyerbukan silang intervarietas

A. obesum var. Ortiz X var. Carmello 5 5 100

A. obesum var. Carmello X var. Ortiz 5 4 80

Penyerbukan silang interspesies

A. obesum var. Ortiz X A. somalense 5 5 100

A. somalense X A. obesum var. Ortiz 10 2 20

A. obesum var. Carmello X A. somalense 5 4 80

Dari data pada Tabel 4, index of self incompatibility masing-masing jenis adenium dapat dihitung sebagai berikut:

1. ISI dari A.obesum var. Ortiz

ISI = = % 100 % 0 = 0 2. ISI penyerbukan silang antara A. obesum var. Carmello

ISI = = % 80 % 0 = 0 3. ISI penyerbukan silang antara A. somalense

ISI = = % 15 % 10 = 0.67

Nilai ISI di atas menunjukkan self incompatibility setiap kultivar adenium yang digunakan. Sesuai dengan klasifikasi yang dikemukakan oleh Zapata dan Arroyo (1984), hasil perhitungan nilai ISI pada A. obesum var. Ortiz dan var. Carmello menunjukkan bahwa kedua kultivar tersebut dapat dikategorikan sebagai completely self incompatible. Sedangkan nilai ISI A. somalense sebesar 0.67 termasuk dalam kategori partially self incompatible, yang mengindikasikan bahwa penyerbukan sendiri dapat menghasilkan biji. Inkompatibilitas dikendalikan oleh faktor genetik, merupakan reaksi yang terjadi pada saat polen menempel pada permukaan stigma. Pada tanaman yang mempunyai karakter self incompatible pertumbuhan tabung polen yang inkompatibel (dari tanaman yang sama) akan dihambat sehingga tidak dapat mencapai ovul dan fertilisasi tidak terjadi, akibatnya biji tidak terbentuk.

Inkompatibilitas juga dapat terjadi pada penyerbukan antar varietas dalam satu spesies dan antar spesies dalam satu genus, yang ditunjukkan oleh persentase pembentukan buah. Pada umumnya semakin tinggi tingkat taksonomi, semakin besar inkompatibilitasnya. Penyerbukan intervarietas pada spesies A. obesum menghasilkan inisiasi buah 80-100% sedang penyerbukan interspesies dalam genus adenium sangat bervariasi tergantung induk betina yang digunakan. Jika A. obesum yang digunakan sebagai induk betina inisiasi buah berkisar antara 80-100%, menyamai penyerbukan intervarietas, sedangkan apabila A. somalense

Inisiasi buah pada Ortiz dari penyerbukan sendiri Inisiasi buah pada Ortiz dari penyerbukan silang

Inisiasi buah pada Carmello dari penyerbukan sendiri Inisiasi buah pada Carmello dari penyerbukan silang

Inisiasi buah pada Somalense dari penyerbukan sendiri Inisiasi buah pada Somalense dari penyerbukan silang

yang dijadikan induk betina inisiasi buah yang terjadi hanya sekitar 10-20% (Tabel 4).

Buah yang terinisiasi tidak selalu berkembang sampai masak sebagaimana terjadi pada salah satu buah yang terbentuk dari penyerbukan silang intervarietas A. obesum var. Carmello dengan var. Ortiz (Gambar 6). Perkembangan buah yang membengkok dapat terjadi karena fertilisasi tidak terjadi secara sempurna, sehingga biji tidak terbentuk secara merata dalam buah, dan buah berkembang membengkok.

Gambar 6. Perkembangan Buah yang Tidak Sempurna

Pada penelitian ini perkembangan buah yang tidak sempurna dapat disebabkan oleh serangan hama fungus gnat. Ciri-ciri serangan hama fungus gnat adalah buah yang terbentuk kecil dan melengkung ke bawah (Gambar 6), serta terdapat lubang kecil pada buah tempat hama masuk, sebagaimana ditemukan dalam pengamatan. Hama ini memakan isi dalam buah hingga habis saat buah masih muda, sehingga buah tidak dapat berkembang sampai masak.

F. Perkembangan buah adenium

Penyerbukan yang berhasil akan diikuti dengan perkembangan buah semakin besar. Pada pengamatan stuktur bunga diketahui bahwa pada satu stigma terdapat dua stilus yang saling menempel dan masing-masing merupakan bagian dari karpel yang berbeda yang dapat berkembang menjadi buah. Oleh karena itu dari satu bunga akan dihasilkan dua buah pada dua sisi yang berbeda (Gambar 7). Perkembangan buah pada dua sisi tidak selalu seimbang. Ada kalanya hanya salah satu sisi buah berkembang dengan sempurna tetapi sisi yang lain berkembang abnormal (Gambar 8). Hal ini disebabkan karena distribusi polen yang tidak

merata antara bakal buah yang kanan dan yang kiri, sehingga yang mengalami pembesaran hanya satu bagian saja. Pada kondisi demikian buah dari sisi yang berkembang sempurna dapat mencapai masak, sedang buah yang tidak berkembang sempurna akan gugur. Perkembangan buah yang seperti ini tergantung pada jumlah biji yang terbentuk di dalamnya. Apabila biji yang terbentuk cukup banyak, buah dapat berkembang sampai masak, tetapi apabila tidak mencukupi jumlah minimum untuk perkembangannya, buah akan gugur sebelum masak.

Buah kiri Buah kanan

Gambar 7. Buah Adenium

Gambar 8. Buah penyerbukan silang A.obesum var. Carmello dengan A. somalense

Buah akan merekah dibagian tengahnya pada saat masak, akan tetapi sebaiknya tidak dipanen terlebih dahulu, menunggu satu atau dua hari kemudian, supaya biji dalam buah benar-benar masak panen dan kering, sehingga biji tidak mudah rusak ketika dipisahkan dari bulu tepinya. Untuk mencegah agar biji tidak berhamburan pada saat buah merekah karena biji ringan dan memiliki bulu-bulu halus, sehingga mudah diterbangkan angin, maka setelah buah merekah diikat dengan kawat atau tali (Gambar 9).

Perkembangan ukuran buah adenium umumnya memiliki pola pertumbuhan yang linear terhadap waktu, kemudian pada saat tertentu pertumbuhannya konstan hingga buahnya pecah. Panjang buah bertambah secara perlahan pada dua minggu pertama setelah penyerbukan dan meningkat tajam pada 2 – 6 minggu setelah penyerbukan, setelah mencapai umur lima-enam minggu buah tidak mengalami perpanjangan (Gambar 10) hingga buah tersebut pecah. Diameter buah bertambah secara linear sejak 1 MSP dan mencapai maksimum pada 7 MSP, dan konstan hingga buah matang (Gambar 11).

Gambar 9. Buah Adenium yang Sudah Masak: a) Buah yang Merekah; b) Buah Diikat untuk Menghindari Kehilangan Biji

Data perkembangan buah dari semua hasil penyerbukan menunjukkan bahwa buah mencapai panjang maksimum pada umur yang hampir bersamaan, yaitu lima-enam minggu setelah inisiasi buah, dan mencapai diameter maksium pada waktu yang hampir bersamaan, yaitu sekitar tujuh minggu setelah inisiasi buah walaupun ukuran buah berbeda-beda. Pada saat ukuran panjang dan diameter buah maksimum dan tidak mengalami pertambahan ukuran, pada saat tersebut diduga terjadi akumulasi cadangan makanan. Buah diperkirakan telah mencapai masak morfologis ketika telah muncul gurat hijau atau kuning pada buah, yang disertai terjadinya retakan pada buah.

Dari perkembangan ukuran buah tersebut diduga proses pembentukan dan perkembangan embrio terjadi selama 1 – 7 MSP, pada saat poros embrio dibentuk dan mencapai matang morfologis. Perkembangan selanjutnya adalah akumulasi cadangan makanan yang berlangsung dari 7 – 14 MSP, pada saat benih akhirnya mencapai masak fisiologis pada saat buah masak.

Gambar 10. Pertumbuhan Panjang Buah Adenium

Buah penyerbukan sendiri A. somalense panjangnya 25.5 cm dan diameternya 1.38 cm. Panjang buah penyerbukan silang berkisar antara 10.65 – 10.86 cm, sedangkan diameternya berkisar antara 1.38 – 1.86 cm (Tabel 5).

Tabel 5. Panjang, Diameter, dan Bobot Kulit Buah Adenium

Jenis penyerbukan

Ukuran maksimun

rata-rata Bobot kulit buah (gr) Panjang

(cm)

Diameter (cm)

Penyerbukan sendiri A. somalense 25.5 1.38 8.4733

Penyerbukan silang intervarietas

A. obesum var. Ortiz X var. Carmello 10.65 1.76 7.0559

A. obesum var. Carmello X var. Ortiz 11.92 1.73 3.333

Penyerbukan silang interspesies

A. obesum var. Ortiz X A. somalense 10.86 1.86 7.1492

A. obesum var. Carmello X A. somalense 10.82 1.54 3.9273

Buah hasil penyerbukan interspesies A. somalense X A. obesum var. Ortiz dan var. Carmello tidak bertahan sampai masak karena terserang penyakit. Penyerbukan silang interspesies A. somalense X A. obesum var. Ortiz menghasilkan dua buah dan A. somalense X A. obesum var. Carmello satu buah, namun buah tersebut busuk dan mati selama perkembangannya karena serangan penyakit busuk buah, sebagaimana ditunjukkan pada pola pembusukan yang diawali dari ujung buah, kemudian menjalar ke bagian tengah, dan sampai pangkal buah sehingga buah tersebut gugur. Penyakit tersebut menyebabkan panjang dan diameter buah semakin menyusut (Gambar 12b dan 12d).

Serangan penyakit terjadi pada penyerbukan silang yang menggunakan A. somalense sebagai induk betina. Diduga karena A. somalense diletakkan pada rumah plastik showroom, sedangkan A. obesum pada rumah plastik induk, sehingga iklim mikro dan kondisi lingkungannya mendukung serangan penyakit (tempat lebih terbuka dan lebih lembab dari rumah plastik induk). Ciri-ciri pada buah yang terserang menunjukkan penyakit yang menyebabkan busuk buah adenium adalah antraknosa (Gambar 12). Buah yang terserang penyakit ini mati sehingga tidak dapat digunakan dalam pengamatan berikutnya.

Bobot kulit buah penyerbukan sendiri A. somalense sebesar 8.4733 gram, sedangkan pada penyerbukan silang intervarietas A. obesum var. Ortiz X var.

47

Carmello dan resiprokalnya, A. obesum var. Carmello X var. Ortiz, sebesar 7.0559 dan 3.3330 gram. Bobot kulit buah hasil penyerbukan silang interspesies A. obesum var. Ortiz X A. somalense dan A. obesum var. Carmello dengan A. somalense sebesar 7.1492 dan 3.9273 gram (Tabel 5).

Gambar 12. Buah Adenium yang Membusuk Terkena Penyakit: a) Ujung Buah Busuk; b) Ujung Buah Hilang; c) Benih Sebagian Rusak; d) Pembusukan Memanjang; e) Ujung Buah Semua Busuk; f) Buah Tersisa Sebelah

Buah dari tanaman adenium akan mengalami perubahan warna dalam proses perkembangannya hingga matang. Perubahan warna yang terjadi berbeda satu dengan yang lainnya, dan dapat dijadikan indikasi kematangan buah secara visual. Pada umumya buah adenium memiliki warna dasar hijau atau ungu kemerahan (Gambar 13).

Gambar 13. Warna Buah Adenium: a) Hijau, Hasil Penyerbukan silang A. somalense dengan A. obesum var. Carmello; b) Merah Keunguan, Hasil Penyerbukan silang A. obesum var. Ortiz dengan A. somalense; c) Merah Muda, Hasil Penyerbukan silang A. obesum var. Carmello dengan Ortiz

d e a f c b a b c

48

Buah yang telah matang dan akan pecah ditandai dengan munculnya gurat-gurat kuning atau hijau. Warna buah yang muncul terkait dengan tetua betina yang digunakan, tetapi perubahan warna terkait dengan umur buah. Pada buah hasil penyerbukan silang intervarietas A. obesum var. Ortiz X var. Carmello perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah, menjadi merah muda, merah keunguan, ungu agak gelap, ungu gelap, ungu gelap bergurat hijau/hijau keunguan bergurat hijau, kemudian menjadi hijau keunguan bergurat kuning, sedangkan buah persilangan A. obesum var. Ortiz X A. somalense adalah dari warna merah muda, merah tua, kemudian merah keunguan, menjadi ungu gelap, kemudian muncul gurat hijau pada buahnya. Hasil penyerbukan menggunakan A. obesum var. Ortiz sebagai tetua betina menghasilkan buah dengan warna merah atau ungu yang gelap.

Perubahan warna yang terjadi pada buah A. obesum var. Carmello X var. Ortiz adalah merah muda, menjadi merah keunguan, ungu muda, kembali menjadi merah keunguan, kemudian muncul gurat kuning pada buah (Gambar 14e). Buah persilangan A. obesum var. Carmello X A. somalense dari merah kehijauan menuju merah muda, merah keunguan, ungu muda, merah keunguan, dan sebelum matang muncul gurat hijau pada buah. Hasil penyerbukan menggunakan tetua

Dokumen terkait