• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberhasilan Reproduksi, Perkecambahan, dan Viabilitas Benih Adenium sp.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keberhasilan Reproduksi, Perkecambahan, dan Viabilitas Benih Adenium sp."

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

KEBERHASILAN REPRODUKSI, PERKECAMBAHAN, DAN

VIABILITAS BENIH

Adenium

sp.

Oleh Dial Sugianto

A24052925

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

KEBERHASILAN REPRODUKSI, PERKECAMBAHAN, DAN

VIABILITAS BENIH

Adenium

sp.

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh Dial Sugianto

A24052925

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

RINGKASAN

DIAL SUGIANTO. Keberhasilan Reproduksi, Perkecambahan, dan Viabilitas Benih Adenium sp. (Di bawah bimbingan ENDAH RETNO

PALUPI dan SLAMET BUDIARTO).

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari keberhasilan reproduksi

adenium dari penyerbukan alami, penyerbukan sendiri terkendali, dan

penyerbukan silang terkendali. Selain itu juga bertujuan untuk mempelajari

struktur dan viabilitas benih, struktur kecambah, dan tipe perkecambahan

adenium. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2009 bertempat

di Green house Godongijo Nursery, Sawangan Depok, dan Laboratorium Ilmu

dan Teknologi Benih IPB.

Bahan tanaman yang digunakan yaitu Adenium obesum var. Ortiz,

Adenium obesum var. Carmello, dan Adenium somalense. Pengamatan yang

dilakukan terbagi menjadi empat bagian, yaitu pengamatan penyerbukan tanaman

adenium, perkembangan buah adenium, struktur benih adenium, serta

perkecambahan dan struktur kecambah adenium.

Keberhasilan penyerbukan dapat diamati 3 – 6 hari setelah penyerbukan

(HSP) yang ditandai dengan gugurnya petal bunga. Keberhasilan reproduksi dari

penyerbukan sendiri A. somalense 0.082, dari penyerbukan silang intervarietas A.

obesum var. Ortiz dan var. Carmello 0.747 - 0.757. Keberhasilan reproduksi

penyerbukan interspesies antara A. obesum dan A. somalense sebesar 0.672 -

0.833.

Pembentukan buah pada penyerbukan terbuka/alami pada A. obesum var.

Ortiz, var. Carmello, A. somalense, serta penyerbukan sendiri A. obesum var.

Ortiz dan var. Carmello sebesar 0%, sedangkan penyerbukan sendiri A. somalense

mencapai 10%. Pembentukan buah dari penyerbukan silang intervarietas antara A.

obesum var. Ortiz dan var. Carmello mencapai 80% - 100%. Pada penyerbukan

silang interspesies A. obesum X A. somalense, mencapai 80% - 100%, namun

penyerbukan silang interspesies A. somalense X A. obesum var. Ortiz hanya 20%,

dan A. somalense X A. obesum var. Carmello sebesar 10%. Nilai index of self

(4)

sehingga kedua varietas tersebut dapat dikategorikan sebagai completely self

incompatible. Nilai ISI pada A. somalense sebesar 0.67, yang termasuk dalam

kategori partially self incompatible.

Proses pembentukan dan perkembangan buah selama 1 – 7 MSP terjadi

sangat pesat, pertambahan panjang dan diameter tidak terjadi sampai sekitar 14

MSP, pada saat masak. Umumnya lama pemasakan buah berkisar antara 73 - 94

hari setelah penyerbukan. Pembentukan biji dari penyerbukan sendiri A.

somalense, penyerbukan silang intervarietas A. obesum dan interspesies A.

obesum X A. somalense berkisar 76 – 93%. Sedangkan penyerbukan interspesies

A. somalense X A. obesum gagal membentuk benih.

Kadar air benih hasil penyerbukan sendiri A. somalense sebesar 25.72%,

benih hasil penyerbukan silang intervarietas A. obesum var. Ortiz X Carmello

sebesar 48.68%, sedangkan resiprokalnya, A. obesum var. Carmello X var. Ortiz,

sebesar 28.26%, dan penyerbukan silang interspesies A. obesum var. Ortiz X A.

somalense dan A. obesum var. Carmello X A. somalense masing-masing sebesar

39.38 dan 41.72%.

Benih adenium berkecambah dalam 3 – 11 hari setelah tanam. Tipe

perkecambahan adenium adalah epigeal. Persentase perkecambahan benih

penyerbukan sendiri A. somalense sebesar 100%, penyerbukan silang intervarietas

A. obesum var. Ortiz X var. Carmello dan resiprokalnya, A. obesum var. Carmello

X var. Ortiz, masing-masing sebesar 97.6 dan 71%. Sedangkan pada penyerbukan

silang interspesies A. obesum var. Ortiz X A. somalense dan A. obesum var.

Carmello X A. somalense masing-masing sebesar 98.4 dan 74%.

Uji lanjut DMRT menujukkan bahwa persentase perkecambahan benih

dari penyerbukan sendiri A. somalense, penyerbukan silang intervarietas A.

obesum var. Ortiz X Carmello, dan interspesies A. obesum var. Ortiz X A.

somalense berbeda nyata dengan perkecambahan benih dari penyerbukan silang

intervarietas A. obesum var. Carmello X Ortiz dan interspesies A. obesum var.

Carmello X A. somalense. Data yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan

bahwa penyerbukan sendiri menurunkan persentase pembentukan buah, tetapi

tidak menurunkan jumlah benih yang terbentuk, dan tidak menurunkan persentase

(5)

Judul : KEBERHASILAN REPRODUKSI, PERKECAMBAHAN, DAN VIABILITAS BENIH Adenium sp.

Nama : Dial Sugianto

NRP : A24052925

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Endah Retno Palupi, M.Sc. Ir. Slamet Budiarto NIP. 19580518.198903.2.002

Mengetahui,

Kepala Departemen Agronomi dan Hortikultura

Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr NIP. 19611101.198703.1.003

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Majenang, Cilacap, Jawa Tengah pada tanggal

10 September 1986 sebagai anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan

Bapak Sakhius Sugianto dan Ibu Kiu Hariati.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Jenang 02,

Majenang pada tahun 1999. Penulis melanjutkan studi ke SLTP Negeri Jenang 01,

Majenang dan lulus pada tahun 2003. Kemudian pada tahun 2005, penulis

menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 01 Purwokerto. Semasa menjalani

pendidikan di SLTP penulis pernah menjabat sebagai ketua kelas dan aktif dalam

kegiatan ekstrakulikuler, seperti basket dan ECC (English Conversation Club).

Kemudian pada tingkat SMA, penulis aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler

taekwondo.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB (Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru) pada tahun 2005. Setelah menjalani masa Tingkat

Persiapan Bersama, penulis diterima di Fakultas Pertanian, Departemen Agronomi

dan Hortikultura (AGH). Selama kuliah penulis cukup aktif dalam organisasi

kemahasiswaan diantaranya PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) IPB pada

tahun 2006-2008. Penulis pernah menjabat sebagai Ketua Retreat Komisi

Kesenian UKM Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) IPB tahun 2006, Seksi

Acara Natal Civa IPB tahun 2006, Divisi Eksternal Komisi Kesenian UKM PMK

IPB 2007, Divisi Dana Usaha Festival Seni UKM PMK IPB 2006, dan Wakil

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan penelitian ini

dengan baik.

Penelitian Keberhasilan Reproduksi, Perkecambahan, dan Viabilitas Benih

Adenium sp. ini dilakukan dalam rangka mengetahui bagaimana sistem

penyerbukan sendiri dan silang dari tanaman adenium. Setelah itu dapat dilihat

struktur dan viabilitas benih, beserta kecambahnya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan

yang tulus kepada:

1. Dr. Ir. Endah Retno Palupi, MSc. dan bapak Ir. Slamet Budiarto sebagai

pembimbing skripsi yang memberikan bimbingan dan arahan kepada

penulis dalam rangka penyelesaian dan penulisan tugas akhir ini.

2. Dr. Ir. Ade Wachjar, MS. selaku pembimbing akademik, yang telah

memberikan bimbingan akademik selama penulis menjalani studi di

Departemen Agronomi dan Hortikultura.

3. Papah, Mamah, dan Adik penulis yang selalu memberikan dukungan

kepada penulis.

4. Kezia Stephanie, yang selalu menemani dan memberikan semangat kepada

penulis.

5. Keluarga besar Godongijo nursery yang telah menyediakan tempat dan

sarana kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

6. Dr. Ir. Endang Murniati, MS. selaku dosen penguji, yang telah

memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis dalam penulisan

skripsi.

7. Keluarga besar Agronomi dan Hortikultura 42 atas perjuangan bersama

dan persahabatan menempuh suka dan duka menjalani studi di

Departemen Agronomi dan Hortikultura.

8. Keluarga besar Puri Riveria 99 terutama geng Biang Kerok (Babe, Martin,

Nikson, Cipit, Baba, Budi, Icoes, Denyong, Glenn, Dicka, Icha, GoTo,

(8)

9. Seluruh teman dan sahabat penulis (Mathias, Demas, Adi, Bobo, Ardo,

Isak, Limpi, Supit, Didi, Pipin dll) atas dukungan dan bantuan yang

diberikan.

10.Keluarga besar Komisi Kesenian UKM PMK IPB, terutama seluruh

sahabat penulis Komkes 42 (Ivan, Ivan M, Thomson, Deni, Sandro, Olo,

Juan, Mediwan, Salomo, Bene, Gusti, Risna, Lenny, Tiur, Rohani, Wenny,

Yusi, dll).

11.Keluarga besar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Pertanian IPB.

12.Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran penelitian penulis.

Penulis berharap hasil penelitian yang dilakukan bermanfaat bagi banyak

pihak dan dapat digunakan untuk membangun sesuatu yang positif.

Bogor, 11 November 2009

(9)

DAFTAR ISI

Kondisi Tanaman Hias Indonesia ... 3

Tanaman Adenium… ... 3

Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan ... . 9

BAHAN DAN METODE ... 11

Tempat dan Waktu Penelitian ... 11

Bahan dan Alat ... 11

Metode Penelitian ... 11

Pelaksanaan Penelitian ... 15

Pengamatan ... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

Penyerbukan Tanaman Adenium ... 18

Perkembangan Buah Adenium ... 28

Struktur Benih Adenium ... 35

Perkecambahan dan Struktur Kecambah Adenium ... 39

KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

Kesimpulan ... 43

Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 44

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jumlah Ovul per Karpel Tiap Jenis Adenium ... 21

2. Pengamatan Keberhasilan Penyerbukan ... 23

3. Keberhasilan Reproduksi Tanaman Adenium ... 24

4. Persentase Pembentukan Buah dari Penyerbukan Terbuka, Sendiri, dan Silang Intervarietas dan Interspesies... 26

5. Panjang, Diameter, dan Bobot Kulit Buah Adenium ... 32

6. Lama Pemasakan Buah dan Jumlah Biji yang Terbentuk dari Berbagai Persilangan ... 35

7. Ukuran dan Bobot Bulu Benih dari Berbagai Jenis Penyerbukan ... 38

8. Kadar Air Benih dari Berbagai Jenis Penyerbukan ... 39

9. Lama Benih Berkecambah ... 40

(11)

KEBERHASILAN REPRODUKSI, PERKECAMBAHAN, DAN

VIABILITAS BENIH

Adenium

sp.

Oleh Dial Sugianto

A24052925

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(12)

KEBERHASILAN REPRODUKSI, PERKECAMBAHAN, DAN

VIABILITAS BENIH

Adenium

sp.

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh Dial Sugianto

A24052925

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(13)

RINGKASAN

DIAL SUGIANTO. Keberhasilan Reproduksi, Perkecambahan, dan Viabilitas Benih Adenium sp. (Di bawah bimbingan ENDAH RETNO

PALUPI dan SLAMET BUDIARTO).

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari keberhasilan reproduksi

adenium dari penyerbukan alami, penyerbukan sendiri terkendali, dan

penyerbukan silang terkendali. Selain itu juga bertujuan untuk mempelajari

struktur dan viabilitas benih, struktur kecambah, dan tipe perkecambahan

adenium. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2009 bertempat

di Green house Godongijo Nursery, Sawangan Depok, dan Laboratorium Ilmu

dan Teknologi Benih IPB.

Bahan tanaman yang digunakan yaitu Adenium obesum var. Ortiz,

Adenium obesum var. Carmello, dan Adenium somalense. Pengamatan yang

dilakukan terbagi menjadi empat bagian, yaitu pengamatan penyerbukan tanaman

adenium, perkembangan buah adenium, struktur benih adenium, serta

perkecambahan dan struktur kecambah adenium.

Keberhasilan penyerbukan dapat diamati 3 – 6 hari setelah penyerbukan

(HSP) yang ditandai dengan gugurnya petal bunga. Keberhasilan reproduksi dari

penyerbukan sendiri A. somalense 0.082, dari penyerbukan silang intervarietas A.

obesum var. Ortiz dan var. Carmello 0.747 - 0.757. Keberhasilan reproduksi

penyerbukan interspesies antara A. obesum dan A. somalense sebesar 0.672 -

0.833.

Pembentukan buah pada penyerbukan terbuka/alami pada A. obesum var.

Ortiz, var. Carmello, A. somalense, serta penyerbukan sendiri A. obesum var.

Ortiz dan var. Carmello sebesar 0%, sedangkan penyerbukan sendiri A. somalense

mencapai 10%. Pembentukan buah dari penyerbukan silang intervarietas antara A.

obesum var. Ortiz dan var. Carmello mencapai 80% - 100%. Pada penyerbukan

silang interspesies A. obesum X A. somalense, mencapai 80% - 100%, namun

penyerbukan silang interspesies A. somalense X A. obesum var. Ortiz hanya 20%,

dan A. somalense X A. obesum var. Carmello sebesar 10%. Nilai index of self

(14)

sehingga kedua varietas tersebut dapat dikategorikan sebagai completely self

incompatible. Nilai ISI pada A. somalense sebesar 0.67, yang termasuk dalam

kategori partially self incompatible.

Proses pembentukan dan perkembangan buah selama 1 – 7 MSP terjadi

sangat pesat, pertambahan panjang dan diameter tidak terjadi sampai sekitar 14

MSP, pada saat masak. Umumnya lama pemasakan buah berkisar antara 73 - 94

hari setelah penyerbukan. Pembentukan biji dari penyerbukan sendiri A.

somalense, penyerbukan silang intervarietas A. obesum dan interspesies A.

obesum X A. somalense berkisar 76 – 93%. Sedangkan penyerbukan interspesies

A. somalense X A. obesum gagal membentuk benih.

Kadar air benih hasil penyerbukan sendiri A. somalense sebesar 25.72%,

benih hasil penyerbukan silang intervarietas A. obesum var. Ortiz X Carmello

sebesar 48.68%, sedangkan resiprokalnya, A. obesum var. Carmello X var. Ortiz,

sebesar 28.26%, dan penyerbukan silang interspesies A. obesum var. Ortiz X A.

somalense dan A. obesum var. Carmello X A. somalense masing-masing sebesar

39.38 dan 41.72%.

Benih adenium berkecambah dalam 3 – 11 hari setelah tanam. Tipe

perkecambahan adenium adalah epigeal. Persentase perkecambahan benih

penyerbukan sendiri A. somalense sebesar 100%, penyerbukan silang intervarietas

A. obesum var. Ortiz X var. Carmello dan resiprokalnya, A. obesum var. Carmello

X var. Ortiz, masing-masing sebesar 97.6 dan 71%. Sedangkan pada penyerbukan

silang interspesies A. obesum var. Ortiz X A. somalense dan A. obesum var.

Carmello X A. somalense masing-masing sebesar 98.4 dan 74%.

Uji lanjut DMRT menujukkan bahwa persentase perkecambahan benih

dari penyerbukan sendiri A. somalense, penyerbukan silang intervarietas A.

obesum var. Ortiz X Carmello, dan interspesies A. obesum var. Ortiz X A.

somalense berbeda nyata dengan perkecambahan benih dari penyerbukan silang

intervarietas A. obesum var. Carmello X Ortiz dan interspesies A. obesum var.

Carmello X A. somalense. Data yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan

bahwa penyerbukan sendiri menurunkan persentase pembentukan buah, tetapi

tidak menurunkan jumlah benih yang terbentuk, dan tidak menurunkan persentase

(15)

Judul : KEBERHASILAN REPRODUKSI, PERKECAMBAHAN, DAN VIABILITAS BENIH Adenium sp.

Nama : Dial Sugianto

NRP : A24052925

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Endah Retno Palupi, M.Sc. Ir. Slamet Budiarto NIP. 19580518.198903.2.002

Mengetahui,

Kepala Departemen Agronomi dan Hortikultura

Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr NIP. 19611101.198703.1.003

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Majenang, Cilacap, Jawa Tengah pada tanggal

10 September 1986 sebagai anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan

Bapak Sakhius Sugianto dan Ibu Kiu Hariati.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Jenang 02,

Majenang pada tahun 1999. Penulis melanjutkan studi ke SLTP Negeri Jenang 01,

Majenang dan lulus pada tahun 2003. Kemudian pada tahun 2005, penulis

menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 01 Purwokerto. Semasa menjalani

pendidikan di SLTP penulis pernah menjabat sebagai ketua kelas dan aktif dalam

kegiatan ekstrakulikuler, seperti basket dan ECC (English Conversation Club).

Kemudian pada tingkat SMA, penulis aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler

taekwondo.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB (Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru) pada tahun 2005. Setelah menjalani masa Tingkat

Persiapan Bersama, penulis diterima di Fakultas Pertanian, Departemen Agronomi

dan Hortikultura (AGH). Selama kuliah penulis cukup aktif dalam organisasi

kemahasiswaan diantaranya PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) IPB pada

tahun 2006-2008. Penulis pernah menjabat sebagai Ketua Retreat Komisi

Kesenian UKM Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) IPB tahun 2006, Seksi

Acara Natal Civa IPB tahun 2006, Divisi Eksternal Komisi Kesenian UKM PMK

IPB 2007, Divisi Dana Usaha Festival Seni UKM PMK IPB 2006, dan Wakil

(17)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan penelitian ini

dengan baik.

Penelitian Keberhasilan Reproduksi, Perkecambahan, dan Viabilitas Benih

Adenium sp. ini dilakukan dalam rangka mengetahui bagaimana sistem

penyerbukan sendiri dan silang dari tanaman adenium. Setelah itu dapat dilihat

struktur dan viabilitas benih, beserta kecambahnya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan

yang tulus kepada:

1. Dr. Ir. Endah Retno Palupi, MSc. dan bapak Ir. Slamet Budiarto sebagai

pembimbing skripsi yang memberikan bimbingan dan arahan kepada

penulis dalam rangka penyelesaian dan penulisan tugas akhir ini.

2. Dr. Ir. Ade Wachjar, MS. selaku pembimbing akademik, yang telah

memberikan bimbingan akademik selama penulis menjalani studi di

Departemen Agronomi dan Hortikultura.

3. Papah, Mamah, dan Adik penulis yang selalu memberikan dukungan

kepada penulis.

4. Kezia Stephanie, yang selalu menemani dan memberikan semangat kepada

penulis.

5. Keluarga besar Godongijo nursery yang telah menyediakan tempat dan

sarana kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

6. Dr. Ir. Endang Murniati, MS. selaku dosen penguji, yang telah

memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis dalam penulisan

skripsi.

7. Keluarga besar Agronomi dan Hortikultura 42 atas perjuangan bersama

dan persahabatan menempuh suka dan duka menjalani studi di

Departemen Agronomi dan Hortikultura.

8. Keluarga besar Puri Riveria 99 terutama geng Biang Kerok (Babe, Martin,

Nikson, Cipit, Baba, Budi, Icoes, Denyong, Glenn, Dicka, Icha, GoTo,

(18)

9. Seluruh teman dan sahabat penulis (Mathias, Demas, Adi, Bobo, Ardo,

Isak, Limpi, Supit, Didi, Pipin dll) atas dukungan dan bantuan yang

diberikan.

10.Keluarga besar Komisi Kesenian UKM PMK IPB, terutama seluruh

sahabat penulis Komkes 42 (Ivan, Ivan M, Thomson, Deni, Sandro, Olo,

Juan, Mediwan, Salomo, Bene, Gusti, Risna, Lenny, Tiur, Rohani, Wenny,

Yusi, dll).

11.Keluarga besar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Pertanian IPB.

12.Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran penelitian penulis.

Penulis berharap hasil penelitian yang dilakukan bermanfaat bagi banyak

pihak dan dapat digunakan untuk membangun sesuatu yang positif.

Bogor, 11 November 2009

(19)

DAFTAR ISI

Kondisi Tanaman Hias Indonesia ... 3

Tanaman Adenium… ... 3

Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan ... . 9

BAHAN DAN METODE ... 11

Tempat dan Waktu Penelitian ... 11

Bahan dan Alat ... 11

Metode Penelitian ... 11

Pelaksanaan Penelitian ... 15

Pengamatan ... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

Penyerbukan Tanaman Adenium ... 18

Perkembangan Buah Adenium ... 28

Struktur Benih Adenium ... 35

Perkecambahan dan Struktur Kecambah Adenium ... 39

KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

Kesimpulan ... 43

Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 44

(20)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jumlah Ovul per Karpel Tiap Jenis Adenium ... 21

2. Pengamatan Keberhasilan Penyerbukan ... 23

3. Keberhasilan Reproduksi Tanaman Adenium ... 24

4. Persentase Pembentukan Buah dari Penyerbukan Terbuka, Sendiri, dan Silang Intervarietas dan Interspesies... 26

5. Panjang, Diameter, dan Bobot Kulit Buah Adenium ... 32

6. Lama Pemasakan Buah dan Jumlah Biji yang Terbentuk dari Berbagai Persilangan ... 35

7. Ukuran dan Bobot Bulu Benih dari Berbagai Jenis Penyerbukan ... 38

8. Kadar Air Benih dari Berbagai Jenis Penyerbukan ... 39

9. Lama Benih Berkecambah ... 40

(21)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Tanaman Adenium: a) Bonggol yang Unik; b) Daun

Adenium Cukup Lebat; c) Adenium Stek ... 18

2. Bunga, Tangkai, dan Korola Bunga A. obesum var. Ortiz (a, b, c); A. obesum var. Carmello (c, d, e); dan A. somalense

6. Perkembangan Buah yang Tidak Sempurna ... 28

7. Buah Adenium ... 29

8. Buah penyerbukan silang A.obesum var. Carmello dengan

A. somalense ... 29

9. Buah Adenium yang Sudah Masak, a) Buah yang Merekah;

b) Buah Diikat untuk Menghindari Kehilangan Biji ... 30

10.Pertumbuhan Panjang Buah Adenium ... 31

11.Pertumbuhan Diameter Buah Adenium ... 31

12.Buah Adenium yang Membusuk Terkena Penyakit, a) Ujung Buah Busuk; b) Ujung Buah Hilang; c) Benih Sebagian Rusak; d) Pembusukan Memanjang; e) Ujung

Buah Semua Busuk; f) Buah Tersisa Sebelah ... 33

13.Warna Buah Adenium: a) Hijau, Hasil Penyerbukan silang A. somalense dengan A. obesum var. Carmello; b) Merah Keunguan, Hasil Penyerbukan silang A. obesum var. Ortiz dengan A. somalense; c) Merah Muda, Hasil Penyerbukan

(22)

14.Perkembangan Buah A. obesum: a) 4 HSP; b) 12 HSP; c) 19 HSP; d) 26 HSP; e) 33 HSP; f) 40 HSP; g) 47 HSP; h) 54 HSP; i) 68 HSP; j) 89 HSP; k) 92 HSP; l) Pengikatan

Buah yang Pecah ... 35

15.Buah dan Benih Adenium: a) Buah yang Merekah; b) Buah Kering dan Membuka; c) Susunan Benih dalam Buah; d) Sekumpulan Benih; e) Benih yang Dikeluarkan dari Buah; f) Benih dengan Bulu; g) Bulu yang Mengembang setelah

Kering; h) Benih Dipisahkan dari Bulu ... 36

16.Benih Adenium: a) Benih penyerbukan silang A. obesum var. Ortiz X Carmello; b) Benih penyerbukan silang A. obesum var. Carmello X Ortiz; c) Benih penyerbukan silang A. obesum var. Ortiz X A. somalense; d) Benih penyerbukan silang A. obesum var. Carmello X A.

somalense; e) Benih penyerbukan sendiri A. somalense ... 37

17.Pertumbuhan Kecambah Adenium, a) 1 HST; b) 3 HST; c) 4 HST; d) 6 HST; e) 8 HST; f) 9 HST; g) 11 HST; h) 16

(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Iklim Harian Wilayah Sawangan Depok ... 47

2. Pengamatan Pecah Buah ... 48

3. Pengukuran Kadar Air Benih ... 49

4. Sidik Ragam Kadar Air Benih Adenium ... 50

5. Persentase Perkecambahan Benih Adenium ... 51

(24)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis. Negara yang

memiliki iklim tropis sangat baik untuk budidaya berbagai jenis tanaman, salah

satunya adalah tanaman hias. Perkembangan budidaya tanaman hias di Indonesia

kini semakin meningkat, permintaan masyarakat akan tanaman hias pun semakin

tinggi, serta semakin banyaknya pembudidaya tanaman hias. Secara umum

produksi tanaman hias mengalami peningkatan rata-rata sebesar 14% per tahun

(2001-2005). Salah satu tanaman hias yang cukup digemari oleh para kolektor

tanaman adalah adenium. Adenium merupakan tanaman hias bunga yang

memiliki penampilan menarik, dengan bunga yang beraneka warna dan bentuk

yang indah.

Tanaman adenium cukup mudah dirawat dan dibudidayakan. Cara

perbanyakan tanaman adenium pada umumnya dengan stek dan sambung

(grafting), tetapi untuk mendapatkan varian baru menggunakan biji. Akan tetapi

adenium sulit menghasilkan buah secara alami. Oleh karena itu para pembudidaya

melakukan persilangan berbagai jenis adenium untuk memperoleh varian baru

(bentuk dan warna baru yang unik).

Dari persilangan jenis adenium lokal maupun hibrida, dengan berbagai

bentuk, warna, ukuran, dan corak, diharapkan akan muncul jenis baru dengan

berbagai sifat unggul, seperti tahan busuk bonggol/akar, pertumbuhannya cepat,

batang dan sistem perakarannya kokoh serta kuat, dan sebagainya (Djoemairi,

2008).

Sampai saat ini belum tersedia informasi tingkat persentase keberhasilan

reproduksi adenium dari penyerbukan sendiri atau silang. Persilangan intervarietas

dan interspesies perlu diteliti untuk mempelajari kompabilitasnya. Viabilitas benih

dari penyerbukan sendiri maupun silang perlu diteliti, disamping struktur

(25)

Tujuan

1. Mempelajari keberhasilan reproduksi adenium dari penyerbukan alami,

penyerbukan sendiri terkendali, dan penyerbukan silang terkendali, serta

adanya reaksi self-incompatibility.

2. Mempelajari struktur dan viabilitas benih, serta struktur kecambah.

Hipotesis

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Keberhasilan reproduksi dari penyerbukan silang terkendali lebih tinggi dari

penyerbukan alami dan penyerbukan sendiri terkendali.

2. Viabilitas benih dari penyerbukan silang terkendali lebih tinggi daripada dari

(26)

TINJAUAN PUSTAKA

Kondisi Tanaman Hias Indonesia

Ekspor komoditi di sektor hortikultura mengalami peningkatan selama

kurun waktu 2001-2005. Pada 2001, volume ekspor tanaman hortikultura tercatat

sebesar 340 337 ton, namun pada 2005, volume ekspornya meningkat menjadi

354 642 ton. Peningkatan volume dan nilai ekspor hortikultura tersebut

disebabkan oleh semakin membaiknya produksi tanaman hortikultura. Total

produksi hortikultura selama tahun 2001 - 2005 menunjukkan peningkatan sebesar

rata-rata 9.49% per tahun. Hal ini disebabkan karena luas lahan panen komoditi

hortikultura juga mengalami peningkatan. Luas panen tanaman hias pada periode

2001-2005 juga meningkat, dengan rata-rata sebesar 54.86% per tahun (Anonim,

2008).

Tanaman Adenium

Adenium merupakan tanaman hias bunga sukulen dimana habitat aslinya

adalah daerah beriklim kering (arid) Afrika, walaupun demikian adenium tidak

harus ditanam dengan kondisi gurun. Tanaman adenium memiliki umur panjang,

bahkan dapat mencapai umur ratusan tahun. Tanaman adenium berasal dari famili

Apocynaceae dan Genus Adenium. Spesies adenium diantaranya Adenium

obesum, A. multiflorum, A. swazicum, A. boehmianum, A. oleifolium, A.

solamalense, A. somalense var. cripsum, A. arabicum, dan A. socotranum.

Tanaman adenium merupakan tanaman C4, sehingga adenium

membutuhkan cahaya matahari langsung dengan intensitas minimal 80%. Namun

untuk tanaman dewasa, sinar matahari selama 8 - 12 jam sehari sangat baik untuk

pertumbuhan dan pembungaan. Bibit tanaman adenium umur 6 bulan kebawah

membutuhkan sinar matahari 4 jam sehari, sedangkan bibit 6 – 12 bulan, 6 jam

sehari. Secara umum adenium membutuhkan sinar matahari langsung 5 – 7 jam

sehari. Adenium menyukai suhu panas seperti di daerah tropis (30 – 350C), namun

semakin panas akan mengakibatkan bunga berumur pendek atau cepat layu. Suhu

yang dingin pada malam hari (dibawah 100C) akan menyebabkan adenium

(27)

bahwa kondisi cuaca Indonesia sangat cocok untuk perkembangan adenium.

Berikut penjelasan karakteristik beberapa jenis adenium:

1. Adenium obesum

Bunga berwarna merah muda sampai merah cerah dengan corong

berwarna putih. Jenis ini banyak dijadikan induk silangan sehingga muncul

varietas-varietas baru yang beragam penampilannya. Pada habitat aslinya

tanaman ini tumbuh menyemak dengan tinggi mencapai 10 - 12 meter. Batang

tumbuh menebal dari bawah dan semakin kecil keatas. Panjang daun 3 – 10

cm dengan ujung yang membulat. Adenium obesum tidak memiliki masa

dorman yang pasti sehingga pertumbuhannya relatif cepat dan rajin berbunga.

Biasanya steril jika dilakukan penyerbukan sendiri, oleh karena itu tanaman

jenis ini baik jika disilangkan.

2. Adenium somalense

Adenium jenis ini banyak disilangkan dengan Adenium obesum.

Keistimewaan dari Adenium somalense adalah memiliki motif strip dari tepi

menuju bagian dalam korola. Bunganya memiliki diameter sekitar 5 – 7 cm

dan berwarna merah muda hingga merah menyala. Varietas Adenium

somalense yang banyak dijumpai adalah A. somalense var. crispum dan A.

somalense var. somalense.

Adenium somalense var. crispum memiliki bentuk yang kompak

dengan daun memanjang dan bergelombang. Adenium ini memiliki bonggol

akar yang besar dan keras dengan beberapa cabang berukuran kecil, tidak

lebih dari satu kaki, dan memiliki daun lanset dan panjang. Bunganya

berukuran kecil berwarna magenta hingga ungu muda dan memiliki corak

strip yang kontras, dan memiliki warna benang sari yang mencolok. Kelopak

bunganya berbentuk melengkung atau terpelintir. Jenis ini umumnya

menurunkan motif dan warna yang cantik/menarik. Adenium somalense var.

somalense memiliki sosok yang besar, kuat, tinggi, dan pertumbuhannya

paling cepat, sehingga dalam waktu singkat tumbuhan ini dapat menjadi besar.

Tanaman ini baik untuk dijadikan indukan silangan, oleh karena itu jenis ini

(28)

khas dari adenium ini adalah pada motif strip merah hingga ujung bunga, dan

bunganya lebih besar dari varietas crispum.

Perbanyakan Tanaman Adenium

Perbanyakan tanaman adenium dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara generatif adalah perbanyakan

melalui biji, sedangkan perbanyakan vegetatif dilakukan dengan setek, cangkok,

okulasi, sambung (grafting), dan sisip. Sambung dan sisip digunakan sebagai

teknik yang paling cepat untuk memperbanyak varietas baru adenium yaitu

dengan menyambung batang bawah dari biji dengan batang atas yang baru,

sedangkan stek digunakan untuk memperoleh tanaman yang sama.

Tingkat keberhasilan pembuahan adenium secara alami cenderung rendah,

hal ini disebabkan karena struktur anatomi bunga adenium tertutup (Palin, 2008).

Oleh karena itu perbanyakan dengan biji jarang dilakukan, kecuali jika dilakukan

penyerbukan terkendali untuk memperoleh varian baru. Selain itu tanaman yang

berasal dari biji cenderung membentuk bonggol yang besar.

Pemilihan Pohon Induk

Menurut Tari (2008), beberapa hal yang harus diperhatikan saat memilih

pohon induk adalah:

1. Spesies adenium

Jenis adenium yang banyak dijadikan indukan adalah A. obesum, A.

multiforum, A. swazicum, A. somalense, A. arabicum, dan A. socotranum.

2. Sifat tanaman

Pohon induk yang dipilih mudah berbunga, memiliki corak atau warna

yang baik, pertumbuhannya cepat, dan berbunga secara serempak.

3. Pohon induk jantan dan betina

Induk jantan yang digunakan memiliki polen yang viabel, berjumlah

banyak, dan kompatibel terhadap induk betina. Sedangkan Induk betina yang

digunakan memiliki ovul yang fertil, kompatibel terhadap pohon induk jantan,

(29)

4. Bunga mekar sempurna

Bunga adenium yang dipilih adalah bunga yang telah mekar secara

sempurna

5. Minimal diameter bonggol 10 cm

Tanaman adenium yang dijadikan sebagai indukan minimal berdiameter

bonggol 10 cm karena memiliki cukup cadangan makanan untuk mendukung

pertumbuhan buah dan biji.

berbunga banyak supaya tidak mewariskan penyakit kepada anakannya.

Bunga Adenium

Bunga adenium berbentuk seperti terompet atau lonceng dan termasuk

jenis bunga berumah satu. Di dalam satu bunga terdapat petal atau mahkota

bunga, sepal atau kelopak bunga, tepung sari atau polen, putik (stigma), tangkai

bunga, dan ovary atau kandung embrio. Pada bunga adenium, petal berjumlah

lima helai, namun terkadang ada yang berjumlah sampai dengan enam helai, atau

hanya berjumlah empat helai saja.

Petal adenium berwarna putih, merah muda, merah cerah, merah oranye,

merah tua, merah kehitaman, ungu muda. Bentuk petal beraneka ragam seperti

lancip, bulat, tepi bergerigi, dan bergelombang. Jarak antar petal pada adenium

beragam, ada yang agak jarang, rapat, dan ada yang saling tumpang tindih pada

salah satu sisinya (overlapping) dengan corak polos, bergaris, dan ada juga yang

bercorak garis ornamental. Kelopak bunga atau sepal terletak di bawah corong

bunga, berbentuk lancip dengan warna cerah (Hapsari, 2007).

Bunga adenium tumbuh menggerombol dan tersusun dalam suatu

kelompok (cluster) dengan jumlah kuntum antara 2 - 12 buah. Bunga adenium

tumbuh pada bagian pucuk/ujung dari batang atau cabangnya, tetapi ada juga yang

(30)

Setelah mekar, bunga tersebut dapat bertahan selama 5 - 8 hari. Secara ukuran

bunga adenium dikelompokan dalam tiga ukuran, yaitu kecil (diameter bunga

sekitar 2 - 4 cm), sedang (diameter bunga sekitar 4 - 6 cm), dan besar (diameter

bunga sekitar 7 – 8.5 cm).

Dua macam karakter yang teramati pada bentuk umum petal adalah oblong

dan obo. Disebut oblong bila lebar petal lebih kecil dibanding panjang petal.

Disebut obo bila lebar petal lebih besar atau sama dengan panjang petal. Dua

macam karakter apex dijumpai pada bunga adenium, yaitu pointed dan rounded.

Disebut pointed, bila ujung petal (apex) runcing seperti mata tombak. Disebut

rounded, bila ujung petal membulat. Dua macam karakter tepi petal bunga

adenium, adalah bergelombang (wavy) dan halus (smooth). Disebut wavy karena

tepi petal bergelombang, disebut smooth bila bila tepi petalnya halus (Hapsari,

2007).

Penyerbukan merupakan peristiwa menempelnya polen pada kepala putik,

kemudian terjadi proses pembuahan, yaitu suatu proses peleburan gamet jantan

dan gamet betina membentuk zigot dan berkembang menjadi buah. Penyerbukan

terjadi jika polen dan stigma berada pada tingkat kematangan yang sama.

Penyerbukan dapat terjadi secara alami dengan bantuan angin, serangga,

kupu-kupu, ataupun penyerbukan buatan yang dilakukan oleh manusia (Djoemairi,

2008).

Pada bunga adenium, bakal buah terdapat dibagian bawah bunga, tepatnya

pada ujung tangkai bunga. Jika pembuahan telah terjadi, sepasang bakal buah

akan tumbuh, berkembang, serta membesar. Tangkai bunganya akan tetap kokoh

bertahan, dan nantinya akan ikut membesar. Bakal buah tersebut akan menjadi

sepasang buah yang berbentuk menyerupai tanduk, saling berhadapan, dengan

diameter sekitar 1.5 – 2.5 cm (Djoemairi, 2008).

Buah Adenium

Bentuk buah adenium bermacam-macam tergantung pada jenisnya, ada

yang bulat besar (gemuk) dan panjang, ada pula yang kecil (ramping) dan

ujungnya meruncing. Secara umum, ukuran buah adenium ada yang kecil dengan

(31)

cm, dan besar dengan ukuran panjang sekitar 30 – 50 cm. terkadang dijumpai

buah yang bentuknya tidak sepasang tapi berjumlah tiga buah (seperti trisula).

Buah dari adenium pada mulanya berwarna hijau hingga hijau tua, setelah

masak berwarna hijau kemerahan, merah tua, atau merah kecoklatan. Pada

umumnya buah adenium akan matang pada umur 8 – 12 minggu sejak

pembuahan, namun ada beberapa jenis adenium yang waktu kematangannya lebih

lama lagi. Dalam satu pasang seed pot kematangan buah terkadang tidak

bersamaan. Jika buah telah matang, kulit buah akan pecah dan bijinya akan

berterbangan tertiup angin (Djoemairi, 2008).

Dalam sepasang buah terdapat biji yang jumlahnya cukup banyak.

Umumnya sepasang buah adenium berisi antara 60 – 200 buah, tergantung jenis,

ukuran, usia tanaman induk, kondisi tanaman, dan pertumbuhan/perkembangan

buahnya. Biji adenium berwarna kuning keputihan. Panjang biji adenium sekitar 1 – 1.5 cm dengan tebal 2 – 3 mm dan kedua ujungnya terdapat bulu-bulu halus yang cukup panjang (Djoemairi, 2008).

Inkompatibilitas

Menurut Rizain (1999) pistil memiliki kondisi yang cukup bagi kebutuhan

polen agar terjadi pembuahan. Pada kondisi inkompatibel, pistil yang fertil gagal

membentuk biji dengan polen yang viabel dan fertil sesudah penyerbukan sendiri,

tetapi polen tersebut mampu menyebabkan pembuahan pada pistil yang lain. index

of self incompatibility menggambarkan intensitas inkompabilitas yang terjadi pada

penyerbukan sendiri dan silang, dapat dihitung dengan membagi persentase

inisiasi buah dari penyerbukan sendiri dengan penyerbukan silang jenis adenium.

Menurut Zapata dan Arroyo (1978) berdasarkan nilai index of self incompatibility

(ISI), tanaman dapat dikelompokkan menjadi:

1. Completely self incompatible dimana nilai ISI = 0

2. Mostly self incompatible dimana nilainya 0 < ISI <0,2

3. Partially self incompatible dimana nilainya 0,2 < ISI < 1

4. Completely compatible dimana nilai ISI > 1

Kegagalan fertilisasi akibat adanya self incompatibility dapat dikurangi

(32)

berkerabat dekat juga mempunyai peluang untuk terjadinya inkompatibilitas,

sehingga penyerbukan silang sebaiknya dilakukan antar tetua berkerabat jauh

(Rizain, 1999).

Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan

Sutopo (2004) menyatakan bahwa terdapat dua tipe pertumbuhan awal dari

suatu kecambah tanaman, yaitu

1. Epigeal (epigeous), dimana munculnya radikula diikuti dengan memanjangnya

hipokotil secara keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plumula ke

atas permukaan tanah

2. Hipogeal (hypogeous), dimana munculnya radikula diikuti dengan

pemanjangan plumula, hipokotil tidak memanjang ke atas permukaan tanah

sedangkan kotiledon tetap berada di dalam kulit biji di bawah permukaan

tanah.

Secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi perkecambahan,

yaitu faktor internal dan eksternal (Sutopo, 2004). Faktor internal mencakup

faktor genetik (dormansi, komposisi kimia benih), tingkat kemasakan benih, umur

benih, dan penghambat perkecambahan. Benih yang dipanen sebelum tingkat

kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas tinggi. Bahkan pada

beberapa jenis tanaman, benih yang demikian tidak akan dapat berkecambah.

Diduga pada tingkatan tersebut benih belum memiliki cadangan makanan yang

cukup dan pembentukan embrio belum sempurna. Sedangkan faktor eksternal

mencakup air, suhu, cahaya, gas, dan medium perkecamahan. Air berfungsi untuk

reaktivasi enzim, melunakkan kulit benih, transport metabolit, dan memungkinkan

masuknya oksigen. Suhu dapat berpengaruh terhadap perkecambahan dalam

meningkatkan aktivitas metabolisme. Suhu dapat mengatur perkecambahan

melalui tiga cara, yaitu menentukan kapasitas dan kecepatan perkecambahan,

mematahkan dormansi primer maupun sekunder, dan menginduksi dormansi

sekunder.

Pengaruh cahaya terhadap perkecambahan tergantung dari intensitas

cahaya (optimum untuk perkecambahan 100-200 foot candle), dan kualitas cahaya

(33)

panjang gelombang 670 nm dapat menstimulir perkecambahan, sedangkan cahaya

infra merah dengan panjang gelombang 700 nm bersifat menghambat

perkecambahan. Respon terhadap cahaya pada proses perkecambahan dapat

terjadi karena adanya pigmen penangkap cahaya yang disebut phytochrom.

Faktor lain yang mempengaruhi perkecambahan adalah gas dan media

perkecambahan. Walaupun komposisi gas di udara telah memenuhi syarat untuk

perkecambahan, tetapi ada beberapa benih yang tanggap terhadap

peningkatan/penurunan konsentrasi oksigen.

Keadaan fisik media perkecambahan misalnya kemampuan

mempertahankan kelembaban, kadar garam tinggi, adanya nitrit, dan lain-lain

dapat mempengaruhi perkecambahan. Selain itu ada tidaknya aktivitas

mikroorganisme penghasil inhibitor perkecambahan, bahan organik hasil

dekomposisi, dan lain-lain dalam media juga dapat menghambat perkecambahan

(34)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di rumah plastik Godongijo Nursery, Sawangan

Depok, dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi benih IPB, dari bulan Februari

hingga Juli 2009.

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Adenium

obesum var. Ortiz dan var. Carmello, serta Adenium somalense, yang terdapat di

Godongijo Nursery. Adenium tersebut berasal dari famili Apocynaceae dan genus

Adenium. Tanaman adenium yang digunakan terletak pada dua tempat yang

terpisah, yaitu rumah plastik induk tempat Adenium obesum var. Ortis dan

Adenium obesum var. Carmello, serta rumah plastik showroom tempat Adenium

somalense. Tanaman telah dewasa dan berbunga serta memiliki pertumbuhan

vegetatif baik.

Bahan lain yang digunakan adalah Iodium, media tanam berupa campuran

arang sekam dan cocopeat dengan perbandingan 1:1, serta pupuk majemuk

dengan komposisi N, P, dan K sebesar 20:20:20. Sedangkan alat yang digunakan

adalah pinset, cutter, gunting, tusuk gigi, selotip, spidol, label, kamera,

plastik/kantung kertas, penggaris, jangka sorong, mikroskop, gelas obyek, dan

oven, neraca analitik, serta desikator untuk mengukur kadar air benih.

Sedangkan untuk pengamatan perkecambahan benih adenium digunakan boks

plastik berisi arang sekam yang lembab sebagai media pengecambahan.

Metode Penelitian

A. Penyerbukan tanaman adenium

Persilangan dilakukan pada dua spesies adenium, yaitu Adenium obesum

var. Ortiz dan var. Carmello, serta Adenium somalense. Dalam penelitian ini

dilakukan tiga macam penyerbukan, yaitu penyerbukan terbuka (alami),

penyerbukan sendiri terkendali, penyerbukan silang terkendali, dan resiprokalnya.

(35)

intervarietas

a. A.obesum var. Ortiz X var. Carmello

b. A. obesum var. Carmello X var. Ortiz

c. A.obesum var. Ortiz X Adenium somalense

d. Adenium somalense X A.obesum var. Ortiz

e. A. obesum var. Carmello X Adenium somalense

f. Adenium somalense X A. obesum var. Carmello

Penyerbukan silang dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu

intraspesies (intervarietas) antara Adenium obesum var. Ortiz X var. Carmello,

serta interspesies antara Adenium obesum X Adenium somalense. Masing-masing

perlakuan diulang 5 kali, sehingga diperoleh 60 satuan percobaannya.

Keberhasilan reproduksi (KR) dihitung dengan rumus sesuai Wiens et al. (1987)

sbb:

KR: rasio buah/bunga X rasio biji/ovul

Dalam melakukan penyerbukan ada kalanya tidak terjadi fertilisasi, hal ini

dapat disebabkan karena adanya inkompatibilitas antar jenis adenium yang

disilangkan. Pada penyerbukan sendiri inkompatibilitas ini dikenal dengan self

incompatibility. Intensitas self incompatibility ini dapat diperkirakan berdasarkan

index of self incompatibility (ISI), yaitu dengan menghitung persentase

pembentukan buah dari penyerbukan sendiri dan silang.

Zapata dan Arroyo (1978) membuat suatu rumus untuk menghitung index

(36)

ISI =

Fruit set penyerbukan silang yang digunakan merupakan rata-rata dari

fruit set hasil persilangan yang menggunakan jenis tersebut sebagai induk betina.

Misalnya perhitungan nilai ISI pada A. somalense, merupakan rata-rata fruit set

penyerbukan silang A. somalense X A. obesum var. Ortiz dan A. somalense X A.

obesum var. Carmello.

B. Perkembangan buah adenium

Pengamatan perkembangan buah dilakukan dengan mengukur panjang

dan diameter buah, warna buah yang terbentuk dan perubahannya, lama

perkembangan buah dari masing-masing penyerbukan, jumlah biji per buah, dan

bobot kulit buah. Pengamatan ini dilakukan dua kali dalam satu minggu pecah.

Hari pengamatan terbagi menjadi tiga pasangan hari, yaitu hari senin

dengan kamis, selasa dengan jumat, dan rabu dengan sabtu. Pasangan hari

pengamatan ini diaplikasikan sesuai dengan hari buah tersebut mulai muncul.

Jika buah muncul hari senin, maka pengamatan dilakukan setiap hari senin dan

kamis, demikian juga sebaliknya. Pengamatan yang sama berlaku untuk hari

selasa dan rabu. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengamatan

perkembangan buah. Setiap hari pengamatan akan diberi kode P, jadi

pengamatan pertama diberi kode P1, pengamatan kedua diberi kode P2, dan

seterusnya.

Pengamatan panjang dan diameter buah, dilakukan dengan menggunakan

penggaris dan jangka sorong, sedangkan pengamatan perubahan warna buah

dilakukan secara visual.

C. Struktur benih adenium

Pengamatan struktur eksternal mencakup jumlah, bentuk, ukuran, bobot,

warna, kekerasan, tekstur kulit, dan ada/tidaknya bulu pada testa. Sedangkan

pengamatan internal adalah kadar air.

Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu

105o C selama 17 jam. Sebelum dan setelah dimasukkan ke dalam oven, benih Persentase pembentukan buah dari penyerbukan sendiri

(37)

ditimbang dengan menggunakan neraca analitik untuk mendapatkan bobot basah

(BB) dan bobot kering (BK). Bobot basah dan kering ini digunakan untuk

menghitung kadar air (KA) dari benih dengan menggunakan rumus:

Kadar Air Benih =

adalah uji F untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan. Jika

perlakuan berpengaruh nyata pada uji F, dilakukan uji lanjut menggunakan

DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%. Dalam penelitian ini,

model rancangan statistika yang digunakan adalah:

Yijk = m + k i + εij

Yi = Respon pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

m = Nilai tengah pengamatan

k i = Pengaruh jenis penyerbukan ke-i

εij = Galat percobaan

D. Perkecambahan dan struktur kecambah adenium

Untuk mengetahui viabilitas benih yang terbentuk, benih dikecambahkan

dalam arang sekam lembab. Sebelum dikecambahkan, benih dan media dapat

diberi vitamin B1, 1 – Naphthyl Acetic Acid atau Propamocarb Hidochloride

sebelum penanaman untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Stuktur

kecambah diamati sejak satu hinggga sepuluh hari setelah pengecambahan.

Perkecambahan masing-masing lot dari penyerbukan yang berbeda dianalisis

dengan menggunakan uji F dengan taraf nyata 5%. Jika perlakuan berpengaruh

nyata pada uji F, dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT (Duncan Multiple

Range Test) pada taraf 5%. Model rancangan statistika yang digunakan adalah:

Yijk = m + k i + εij

Yi = Respon pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

m = Nilai tengah pengamatan

k i = Pengaruh jenis penyerbukan ke-i

(38)

Perkecambahan diamati berdasarkan 25 benih dari masing-masing jenis

penyerbukan. Persentase perkecambahan (PP) dapat dihitung dengan rumus:

PP = X 100%

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di rumah plastik Godongijo Nursery. Tanaman

adenium yang digunakan merupakan tanaman dewasa yang telah berbunga, dalam

satu tanaman adenium biasanya terdapat 2 – 12 kuntum bunga, sehingga untuk

penyerbukan buatan, setiap perlakuan tidak harus dilakukan per satu pot, tetapi

dalam satu pot dapat dilakukan beberapa perlakuan atau ulangan, tergantung

jumlah bunga yang ada dalam satu tanaman tersebut. Penyerbukan bunga

dilakukan dengan menggunakan alat bersih dan dalam kondisi baik, yaitu pinset,

cutter atau pisau kecil, gunting, tusuk gigi, selotip, spidol, label. Demikian cara

melakukan penyerbukan:

1. Penyerbukan sendiri terkendali

Mempersiapkan alat dan bahan.

Memegang dan mengatur posisi kuntum kuntum bunga sedemikian rupa

agar jatuhnya polen nantinya dapat mengenai/menempel pada stigma.

Menekan corong bunga dengan ringan beberapa kali, diharapkan polen

yang telah matang berguguran dan jatuh menempel pada stigma.

Cara lain adalah ketika corong bunga telah dalam posisi tegak lurus,

menyentil corong bunga beberapa kali supaya polen jatuh pada stigma.

Menyiram tanaman yang telah diserbukkan dengan menggunakan pupuk

majemuk satu minggu sekali.

2. Penyerbukan silang terkendali

Merobek sebagian kelopak/mahkota bunga hingga kelopak bagian dalam

terlihat.

Menyisipkan alat bantu (tusuk gigi) untuk mengambil polen pada dua buah

sulur bunga untuk memisahkannya dari sulur-sulur yang lain. Jumlah kecambah yang dihasilkan

(39)

Setelah kedua sulur bunga terpisah, menarik secara perlahan sampai

sebagian kelopak polen terbuka.

Ketika kelopak polen telah terbuka, polen dapat dilihat. Dengan perlahan

dan hati-hati, mengambil polen tersebut dengan tusuk gigi.

Menempelkan polen yang telah diambil tersebut pada stigma dengan

perlahan dan hati-hati. Meratakan polen tersebut sehingga sedapat

mungkin polen memenuhi seluruh permukaan stigma.

Menyiram tanaman yang telah diserbukkan dengan menggunakan pupuk

majemuk satu minggu sekali.

3. Penyerbukan Terbuka

Cara untuk melakukan penyerbukan terbuka adalah dengan menandai

bunga yang akan digunakan, kemudian membiarkan bunga-bunga tersebut

menyerbuk dengan sendirinya. Jika langkah penyerbukan ini berhasil, ditandai

dengan bunga yang layu dan gugur, namun tangkai bunganya bertahan segar.

Kemudian tangkai ini membesar seiring perkembangan buah. Pemeliharaan

tanaman dilakukan supaya kondisi tanaman tetap baik dan buah dapat bertumbuh

secara sempurna, dengan cara:

1. Meletakkan tanaman pada tempat yang cukup terkena sinar matahari.

2. Menyiram tanaman dengan air secukupnya 3 – 4 hari sekali tergantung

kondisi lingkungannya.

3. Mengendalikan hama penyakit dengan menggunakan pestisida.

4. Memupuk tanaman dengan menggunakan pupuk majemuk.

5. Mengikat buah menjelang matang, supaya biji tidak berterbangan saat kulit

buah merekah/terbuka.

Perkecambahan diamati dengan mengecambahkan benih dalam media

arang sekam yang dicampur cocopeat. Benih ditanam dalam bak/boks plastik

sebanyak 25 butir per ulangan, diulang tiga kali. Boks plastik diletakkan di tempat

yang sejuk dan cukup sinar matahari.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap hari dari awal sampai akhir kegiatan

(40)

A. Pengamatan penyerbukan tanaman adenium

1. Struktur bunga: warna dan ukuran, bentuk petal, serta jumlah garis nektar.

2. Jumlah ovul per karpel: perhitungan jumlah ovul per karpel dilakukan

dengan membelah ovarium secara membujur dan melintang, dan ovul

yang nampak dibawah mikroskop dihitung. Jumlah total ovul merupakan

perkalian jumlah ovul pada penampang membujur dan melintang.

B. Pengamatan perkembangan buah adenium

Pengamatan dua kali dalam satu minggu pada setiap buah, berupa:

1. Perubahan warna buah yang terbentuk.

2. Ukuran buah, yaitu panjang dan diameter.

3. Lama pemasakan buah.

3. Ukuran benih, yaitu panjang dan diameter.

4. Bobot benih dan bulu benih.

5. Kadar air benih.

6. Warna dan tekstur benih.

D. Pengamatan perkecambahan dan struktur kecambah

Pengamatan perkecambahan dan struktur kecambah dilakukan setiap hari

selama 10 hari sejak benih ditanam. Pengamatan yang dilakukan adalah:

1. Hari/waktu saat benih tersebut berkecambah.

2. Tipe perkecambahan (epigeal/hipogeal), struktur kecambah (tempat

munculnya plumula dan radikula).

3. Persentase perkecambahan, dihitung dari persentase benih yang

berkecambah. Kecambah untuk menghitung persentase perkecambahan

adalah yang telah membentuk paling sedikit dua helai daun, karena belum

(41)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanaman adenium merupakan tanaman yang memerlukan kondisi tumbuh

kering dengan intensitas cahaya matahari tinggi untuk berbunga. Sampai saat ini

A. obesum merupakan spesies yang paling banyak dikembangbiakkan dan

digunakan dalam persilangan untuk mendapatkan bunga yang beranekaragam

bentuk dan warnanya, serta diperoleh bonggol yang unik (Gambar 1). Data yang

diperoleh dari Stasiun Klimatologi, Dramaga, Bogor, selama bulan Februari

hingga Juli 2009, menunjukkan bahwa wilayah Sawangan, Depok memiliki suhu

rata-rata harian berkisar antara 24.3 - 26.2oC, curah hujan 12 - 27 mm/hari,

intensitas cahaya berkisar 212.3 – 306.7 foot candle, dan kelembaban berkisar

antara 82 - 85.2% (Lampiran 1). Sedangkan suhu dalam rumah plastik 44 – 47oC.

Gambar 1. Tanaman Adenium: a) Bonggol yang Unik; b) Daun Adenium Cukup Lebat; c) Adenium Stek

E. Penyerbukan tanaman adenium

Menurut Hapsari (2007) secara umum morfologi bunga adenium dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu berbentuk membulat (rounded shape) dan

bintang (star shape), tersusun atas lima lembar petal (ciri tanaman dikotil).

Dengan adanya keanekaragaman warna dan pola petal, serta morfologi bunga

dapat dihasilkan lebih dari dua ratus jenis bunga adenium. Bunga Adenium

obesum var. Ortiz, var. Carmello, dan Adenium somalense memiliki bentuk

membulat (round shape) dan tepi bunga yang bergelombang (wavy), sedangkan

bunga A. somalense memiliki tepi bunga yang halus (smooth). Bunga A. obesum

(42)

var. Ortiz berwarna merah dengan korola (corong) yang berwarna putih

kemerahan, sedangkan bunga var. Carmello berwarna putih dengan corak garis

pink dibagian tepi korola, dan A. somalense berwarna merah muda dengan bagian

dalam korola berwarna putih kekuningan (Gambar 2).

Bagian dalam korola terdapat garis-garis yang disebut garis nektar, yang

berpusat pada bagian dasar bunga tempat kelenjar nektar berada. Pada A. obesum

var. Ortiz terdapat lima kelompok garis nektar yang berwarna merah,

masing-masing terdiri atas tiga garis berdekatan yang berbulu. Pada A. obesum var.

Carmello garis nektar berwarna merah muda tunggal sebanyak lima buah dan

tidak berbulu. Sedangkan A. somalense memiliki lima kelompok garis nektar yang

masing-masing berisi tiga garis berdekatan yang berbulu (Gambar 3).

Bentuk petal dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu oblong dan obo.

Petal oblong bila lebar petal lebih kecil dibanding panjang petal. Disebut obo bila

lebar lebih besar atau sama dengan panjang petal (Hapsari, 2007). Bunga A.

obesum var. Ortiz dan Carmello mempunyai bentuk petal obo, sedangkan A.

somalense termasuk oblong.

Ketiga jenis adenium memiliki lima kelopak, dan dua bakal buah. Panjang

bunga dewasa A. obesum var. Ortiz, yaitu dari pangkal bunga hingga ujung petal,

sekitar 6,5 cm, panjang korola sekitar 4 cm, panjang tangkai bunga (pedicel) 1,5

cm, dan lebar kelopak 2,5 cm. Jarak antar petal bunga rapat dan dalam satu

kelompok terdapat sekitar 2-5 bunga mekar. Panjang bunga dewasa A. obesum

var. Carmello sekitar 6,5 cm, dengan panjang korola sekitar 4 cm, panjang tangkai

bunga (pedicel) 1,5 cm dan lebar kelopak 2 cm. Jarak antar petal bunga rapat dan

dalam satu kelompok terdapat sekitar 4-10 bunga mekar. Adenium somalense

memiliki panjang bunga sekitar 7,5 cm, dengan panjang korola sekitar 5 cm,

tangkai bunga (pedicel) 1,5 cm, dan lebar kelopak 3 cm. Jarak antar petal bunga

tidak terlalu rapat dan dalam satu kelompok terdapat sekitar 2-4 bunga yang

mekar.

Bunga adenium merupakan bunga hermaprodit karena dalam setiap bunga

terdapat pistil dan stamen. Antera pada bunga adenium tidak berada diujung

benang sari, tetapi pada pangkal benang sari (Hapsari, 2007), kelimanya

(43)

Gambar 2. Bunga, Tangkai, dan Korola Bunga A. obesum var. Ortiz (a, b, c); A. obesum var. Carmello (c, d, e); dan A. somalense (g, h, i).

berbulu tidak berbulu

Gambar 3. Penampang Garis Nektar: a) A. obesum var. Ortiz dan A. somalense; b) A. obesum var. Carmello

d

a b c

g h i

e f

(44)

Jumlah Ovul

Secara anatomis biji adalah ovul yang telah dibuahi dan berkembang

membentuk komponen-komponen biji. Oleh karena itu jumlah ovul dalam setiap

karpel merupakan potensi produksi biji. Pengamatan jumlah ovul per karpel pada

adenium yang diamati bervariasi antar jenis (Tabel 1).

Tabel 1. Jumlah Ovul per Karpel Tiap Jenis Adenium

No Jenis adenium Jumlah ovul Jml ovul/

dan A. somalense berkisar antara 66-180 dengan rataan 123. Dari rata-rata jumlah

ovul tersebut diketahui bahwa potensi produksi biji A. somalense paling tinggi,

disusul oleh A. somalense, dan A. obesum var. Carmello paling rendah.

Ovul adenium berbentuk oval panjang, berwarna putih transparan, dan

berimpitan satu dengan lainnya, dan tersusun dalam ovarium secara aksilar

(Gambar 4). Perbedaan jumlah ovul tergantung dari jenis adenium. Dalam kondisi

penyerbukan terjadi dengan sempurna (jumlah polen viabel yang cukup dan pada

waktu yang tepat), jumlah ovul yang banyak akan menghasilkan banyak biji,

(45)

Gambar 4. Susunan Ovul: a) Penampang Membujur Karpel; b) Penampang Melintang Karpel

Keberhasilan Reproduksi

Penyerbukan yang berhasil dapat diamati 3 – 6 hari setelah penyerbukan

(HSP) yang ditandai dengan gugurnya petal bunga. Waktu rontoknya petal

berbeda antar jenis penyerbukan, secara umum terjadi dalam tiga HSP (Tabel 2).

Jika penyerbukan berhasil, maka hanya petal saja yang rontok (Gambar 5a),

sedangkan jika penyerbukan gagal maka tangkai serta seluruh bagian bunga

rontok.

Kerontokan petal pada penyerbukan yang berhasil menyisakan

karpel/bakal buah dan tangkainya yang tetap segar (Gambar 5b). Pada kondisi

tersebut kadang terjadi perubahan warna bakal buah dari hijau menjadi merah,

yang dapat digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan penyerbukan.

Perubahan warna dapat terjadi bersamaan dengan rontoknya petal atau 1 – 2 hari

setelah petal rontok. Ada kalanya penyerbukan berhasil, namun tidak diikuti

dengan perubahan warna bakal buah, warna tetap hijau (Gambar 5c). Pada

keadaan demikian perubahan warna terjadi ketika buah matang.

Gambar 5. Penyerbukan Bunga Adenium yang Berhasil: a) Petal Rontok; b) Bakal Buah yang Tetap Berwarna Hijau; c) Bakal Buah yang Berwarna Merah

a b

(46)

Inter

Keberhasilan reproduksi dihitung setelah mengetahui rasio buah-bunga

dan rasio biji-ovul. Rasio buah-bunga menunjukkan proporsi buah yang terbentuk

dari bunga yang diserbuk. Sedangkan rasio biji-ovul menunjukkan proporsi ovul

yang berhasil mengalami fertilisasi dan berkembang menjadi biji yang viabel.

Keberhasilan reproduksi menunjukkan proporsi ovul yang dihasilkan tanaman

yang berhasil mengalami fertilisasi dan berkembang menjadi biji yang viabel

(Wiens et al., 1987)

Penyerbukan terbuka dan penyerbukan sendiri A. obesum var. Ortiz, var.

Carmello, dan A. somalense gagal membentuk buah, sehingga penyerbukan

diulang sekali lagi. Oleh karena itu jumlah bunga yang digunakan adalah sepuluh,

demikian halnya penyerbukan silang antara A. somalense X A. obesum var. Ortiz

dan A. somalense X A. obesum var. Carmello.

Penyerbukan silang intervarietas A. obesum var. Ortiz X var. Carmello, A.

obesum var. Carmello X var. Ortiz, dan penyerbukan silang interspesies A.

obesum var. Ortiz X A. somalense, A. somalense X A. obesum var. Ortiz, A.

obesum var. Carmello X A. somalense, A. somalense X A. obesum var. Carmello

hanya menggunakan lima bunga. Keberhasilan reproduksi dari tiap jenis penyerbukan disajikan dalam Tabel 3.

Keberhasilan reproduksi menunjukkan efisiensi produksi benih yang

terbentuk dari total jumlah ovul yang dihasilkan suatu tanaman. Keberhasilan

reproduksi dari penyerbukan terbuka pada ketiga kultivar yang diamati nihil, yang

menunjukkan bahwa secara alami tanaman sulit menghasilkan biji yang viabel.

Jenis penyerbukan Petal

rontok

Warna bakal buah

Penyerbukan terbuka - -

Penyerbukan sendiri A. somalense 3 hari H. kemerahan

A. obesum var. Ortiz X var. Carmello 3 - 4 hari Merah

A. obesum var. Carmello X var. Ortiz 5 - 6 hari Merah

A. obesum var. Ortiz X A. somalense 3 - 4 hari H. kemerahan

A. somalense X A. obesum var. Ortiz 3 hari H. kemerahan

A. obesum var. Carmello X A. somalense 3 hari H. kemerahan

(47)

Tabel 3. Keberhasilan Reproduksi Tanaman Adenium

No Jenis penyerbukan Jumlah bunga yang

(48)

Keberhasilan reproduksi dari penyerbukan sendiri A. somalense 0.082,

yang menunjukkan bahwa dari 1000 ovul yang dihasilkan A. somalense hanya 82

saja yang berkembang menjadi biji yang viabel. Keberhasilan reproduksi

penyerbukan silang intervarietas antara A. obesum var. Ortiz X var. Carmello

0.757, dan dari resiprokalnya, A. obesum var. Carmello X var. Ortiz, 0.747.

Keberhasilan reproduksi penyerbukan silang interspesies antara A. obesum var.

Ortiz X A. somalense mencapai 0.833, sedangkan dari penyerbukan silang antara

A. obesum var. Carmello X A. somalense 0.672. Resiprokal dari kedua

pernyerbukan silang interspesies tersebut keduanya tidak menghasilkan biji sama

sekali, hal ini menunjukkan bahwa A. somalense tidak dapat digunakan sebagai

induk betina dalam penyerbukan silang.

Persentase pembentukan buah dari penyerbukan silang lebih tinggi

daripada penyerbukan terbuka dan penyerbukan sendiri. Pembentukan buah pada

penyerbukan terbuka/alami pada A. obesum var. Ortiz, var. Carmello, dan A.

somalense sebesar 0%, demikian halnya dengan penyerbukan sendiri A. obesum

var. Ortiz dan var. Carmello. Penyerbukan sendiri A. somalense menghasilkan

pembentukan buah mencapai 10%. Pembentukan buah dari penyerbukan silang

intervarietas antara A. obesum var. Ortiz X var. Carmello mencapai 100%,

sedangkan antara A. obesum var. Carmello X var. Ortiz hanya 80%. Pada

penyerbukan silang interspesies A. obesum var. Ortiz X A. somalense

pembentukan buah mencapai 100%, dan penyerbukan silang A. obesum var.

Carmello X A. somalense mencapai 80%. Namun penyerbukan silang interspesies

A. somalense X A. obesum var. Ortiz pembentukan buah hanya 20%, dan A.

somalense X A. obesum var. Carmello sebesar 10% (Tabel 4).

Penyerbukan terbuka A. obesum dan A. somalense, serta pada penyerbukan

sendiri A. obesum tidak menginisiasi buah. Oleh karena itu hasil dan pembahasan

selanjutnya hanya mencakup penyerbukan yang menghasilkan buah.

Penyerbukan yang berhasil menghasilkan buah masak yang mengandung

biji viabel. Penyerbukan silang interspesies antara A. somalense X A. obesum var.

Ortiz dan A. somalense X A. obesum var. Carmello buah terinisiasi dan

Gambar

Gambar 1. Tanaman Adenium: a) Bonggol yang Unik; b) Daun Adenium Cukup Lebat; c) Adenium Stek
Gambar 3. Penampang Garis Nektar: a) A. obesum var. Ortiz dan A. somalense; b) A. obesum var
Tabel 1. Jumlah Ovul per Karpel Tiap Jenis Adenium
Gambar 4. Susunan Ovul: a) Penampang Membujur Karpel; b) Penampang Melintang Karpel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Sastra Formula Dalam Eskapisme Pembaca Pada Roman “Le Rouge et le Noir”

32 Penelitian ini adalah upaya untuk menyimpulkan konsep kesetaraan perempuan dalam draft CEDAW khususnya pasal 5 yang di dalamnya terdapat aturan bagi negara untuk

faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil belajar matematika yang

Hukum acara perdata Indonesia Putusan Hakim (tidak dibedakan antara hakim Pengadilan Konvensional ataupun hakim arbitrase) adalah suatu pernyataan yang oleh hakim, sebagai pejabat

Bahan tambah ialah suatu bahan berupa bubuk atau cairan, yang ditambahkan ke dalam campuran adukan beton selama pengadukan, dengan tujuan untuk mengubah sifat adukan

Berdasarkan kenyataan dari uarian di atas, maka dilakukan suatu penelitian mengenai “STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

Berarti ada perbedaan yang signifikan antara skor pre-test dengan skor post-test kemampuan prabaca pada anak setelah mendapatkan perlakuan berupa kegiatan menggunakan metode