KEBERHASILAN REPRODUKSI, PERKECAMBAHAN, DAN
VIABILITAS BENIH
Adenium
sp.
Oleh Dial Sugianto
A24052925
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
KEBERHASILAN REPRODUKSI, PERKECAMBAHAN, DAN
VIABILITAS BENIH
Adenium
sp.
Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh Dial Sugianto
A24052925
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
RINGKASAN
DIAL SUGIANTO. Keberhasilan Reproduksi, Perkecambahan, dan Viabilitas Benih Adenium sp. (Di bawah bimbingan ENDAH RETNO
PALUPI dan SLAMET BUDIARTO).
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari keberhasilan reproduksi
adenium dari penyerbukan alami, penyerbukan sendiri terkendali, dan
penyerbukan silang terkendali. Selain itu juga bertujuan untuk mempelajari
struktur dan viabilitas benih, struktur kecambah, dan tipe perkecambahan
adenium. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2009 bertempat
di Green house Godongijo Nursery, Sawangan Depok, dan Laboratorium Ilmu
dan Teknologi Benih IPB.
Bahan tanaman yang digunakan yaitu Adenium obesum var. Ortiz,
Adenium obesum var. Carmello, dan Adenium somalense. Pengamatan yang
dilakukan terbagi menjadi empat bagian, yaitu pengamatan penyerbukan tanaman
adenium, perkembangan buah adenium, struktur benih adenium, serta
perkecambahan dan struktur kecambah adenium.
Keberhasilan penyerbukan dapat diamati 3 – 6 hari setelah penyerbukan
(HSP) yang ditandai dengan gugurnya petal bunga. Keberhasilan reproduksi dari
penyerbukan sendiri A. somalense 0.082, dari penyerbukan silang intervarietas A.
obesum var. Ortiz dan var. Carmello 0.747 - 0.757. Keberhasilan reproduksi
penyerbukan interspesies antara A. obesum dan A. somalense sebesar 0.672 -
0.833.
Pembentukan buah pada penyerbukan terbuka/alami pada A. obesum var.
Ortiz, var. Carmello, A. somalense, serta penyerbukan sendiri A. obesum var.
Ortiz dan var. Carmello sebesar 0%, sedangkan penyerbukan sendiri A. somalense
mencapai 10%. Pembentukan buah dari penyerbukan silang intervarietas antara A.
obesum var. Ortiz dan var. Carmello mencapai 80% - 100%. Pada penyerbukan
silang interspesies A. obesum X A. somalense, mencapai 80% - 100%, namun
penyerbukan silang interspesies A. somalense X A. obesum var. Ortiz hanya 20%,
dan A. somalense X A. obesum var. Carmello sebesar 10%. Nilai index of self
sehingga kedua varietas tersebut dapat dikategorikan sebagai completely self
incompatible. Nilai ISI pada A. somalense sebesar 0.67, yang termasuk dalam
kategori partially self incompatible.
Proses pembentukan dan perkembangan buah selama 1 – 7 MSP terjadi
sangat pesat, pertambahan panjang dan diameter tidak terjadi sampai sekitar 14
MSP, pada saat masak. Umumnya lama pemasakan buah berkisar antara 73 - 94
hari setelah penyerbukan. Pembentukan biji dari penyerbukan sendiri A.
somalense, penyerbukan silang intervarietas A. obesum dan interspesies A.
obesum X A. somalense berkisar 76 – 93%. Sedangkan penyerbukan interspesies
A. somalense X A. obesum gagal membentuk benih.
Kadar air benih hasil penyerbukan sendiri A. somalense sebesar 25.72%,
benih hasil penyerbukan silang intervarietas A. obesum var. Ortiz X Carmello
sebesar 48.68%, sedangkan resiprokalnya, A. obesum var. Carmello X var. Ortiz,
sebesar 28.26%, dan penyerbukan silang interspesies A. obesum var. Ortiz X A.
somalense dan A. obesum var. Carmello X A. somalense masing-masing sebesar
39.38 dan 41.72%.
Benih adenium berkecambah dalam 3 – 11 hari setelah tanam. Tipe
perkecambahan adenium adalah epigeal. Persentase perkecambahan benih
penyerbukan sendiri A. somalense sebesar 100%, penyerbukan silang intervarietas
A. obesum var. Ortiz X var. Carmello dan resiprokalnya, A. obesum var. Carmello
X var. Ortiz, masing-masing sebesar 97.6 dan 71%. Sedangkan pada penyerbukan
silang interspesies A. obesum var. Ortiz X A. somalense dan A. obesum var.
Carmello X A. somalense masing-masing sebesar 98.4 dan 74%.
Uji lanjut DMRT menujukkan bahwa persentase perkecambahan benih
dari penyerbukan sendiri A. somalense, penyerbukan silang intervarietas A.
obesum var. Ortiz X Carmello, dan interspesies A. obesum var. Ortiz X A.
somalense berbeda nyata dengan perkecambahan benih dari penyerbukan silang
intervarietas A. obesum var. Carmello X Ortiz dan interspesies A. obesum var.
Carmello X A. somalense. Data yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan
bahwa penyerbukan sendiri menurunkan persentase pembentukan buah, tetapi
tidak menurunkan jumlah benih yang terbentuk, dan tidak menurunkan persentase
Judul : KEBERHASILAN REPRODUKSI, PERKECAMBAHAN, DAN VIABILITAS BENIH Adenium sp.
Nama : Dial Sugianto
NRP : A24052925
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Endah Retno Palupi, M.Sc. Ir. Slamet Budiarto NIP. 19580518.198903.2.002
Mengetahui,
Kepala Departemen Agronomi dan Hortikultura
Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr NIP. 19611101.198703.1.003
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Majenang, Cilacap, Jawa Tengah pada tanggal
10 September 1986 sebagai anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan
Bapak Sakhius Sugianto dan Ibu Kiu Hariati.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Jenang 02,
Majenang pada tahun 1999. Penulis melanjutkan studi ke SLTP Negeri Jenang 01,
Majenang dan lulus pada tahun 2003. Kemudian pada tahun 2005, penulis
menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 01 Purwokerto. Semasa menjalani
pendidikan di SLTP penulis pernah menjabat sebagai ketua kelas dan aktif dalam
kegiatan ekstrakulikuler, seperti basket dan ECC (English Conversation Club).
Kemudian pada tingkat SMA, penulis aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler
taekwondo.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB (Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru) pada tahun 2005. Setelah menjalani masa Tingkat
Persiapan Bersama, penulis diterima di Fakultas Pertanian, Departemen Agronomi
dan Hortikultura (AGH). Selama kuliah penulis cukup aktif dalam organisasi
kemahasiswaan diantaranya PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) IPB pada
tahun 2006-2008. Penulis pernah menjabat sebagai Ketua Retreat Komisi
Kesenian UKM Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) IPB tahun 2006, Seksi
Acara Natal Civa IPB tahun 2006, Divisi Eksternal Komisi Kesenian UKM PMK
IPB 2007, Divisi Dana Usaha Festival Seni UKM PMK IPB 2006, dan Wakil
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan penelitian ini
dengan baik.
Penelitian Keberhasilan Reproduksi, Perkecambahan, dan Viabilitas Benih
Adenium sp. ini dilakukan dalam rangka mengetahui bagaimana sistem
penyerbukan sendiri dan silang dari tanaman adenium. Setelah itu dapat dilihat
struktur dan viabilitas benih, beserta kecambahnya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang tulus kepada:
1. Dr. Ir. Endah Retno Palupi, MSc. dan bapak Ir. Slamet Budiarto sebagai
pembimbing skripsi yang memberikan bimbingan dan arahan kepada
penulis dalam rangka penyelesaian dan penulisan tugas akhir ini.
2. Dr. Ir. Ade Wachjar, MS. selaku pembimbing akademik, yang telah
memberikan bimbingan akademik selama penulis menjalani studi di
Departemen Agronomi dan Hortikultura.
3. Papah, Mamah, dan Adik penulis yang selalu memberikan dukungan
kepada penulis.
4. Kezia Stephanie, yang selalu menemani dan memberikan semangat kepada
penulis.
5. Keluarga besar Godongijo nursery yang telah menyediakan tempat dan
sarana kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
6. Dr. Ir. Endang Murniati, MS. selaku dosen penguji, yang telah
memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis dalam penulisan
skripsi.
7. Keluarga besar Agronomi dan Hortikultura 42 atas perjuangan bersama
dan persahabatan menempuh suka dan duka menjalani studi di
Departemen Agronomi dan Hortikultura.
8. Keluarga besar Puri Riveria 99 terutama geng Biang Kerok (Babe, Martin,
Nikson, Cipit, Baba, Budi, Icoes, Denyong, Glenn, Dicka, Icha, GoTo,
9. Seluruh teman dan sahabat penulis (Mathias, Demas, Adi, Bobo, Ardo,
Isak, Limpi, Supit, Didi, Pipin dll) atas dukungan dan bantuan yang
diberikan.
10.Keluarga besar Komisi Kesenian UKM PMK IPB, terutama seluruh
sahabat penulis Komkes 42 (Ivan, Ivan M, Thomson, Deni, Sandro, Olo,
Juan, Mediwan, Salomo, Bene, Gusti, Risna, Lenny, Tiur, Rohani, Wenny,
Yusi, dll).
11.Keluarga besar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian IPB.
12.Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran penelitian penulis.
Penulis berharap hasil penelitian yang dilakukan bermanfaat bagi banyak
pihak dan dapat digunakan untuk membangun sesuatu yang positif.
Bogor, 11 November 2009
DAFTAR ISI
Kondisi Tanaman Hias Indonesia ... 3
Tanaman Adenium… ... 3
Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan ... . 9
BAHAN DAN METODE ... 11
Tempat dan Waktu Penelitian ... 11
Bahan dan Alat ... 11
Metode Penelitian ... 11
Pelaksanaan Penelitian ... 15
Pengamatan ... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18
Penyerbukan Tanaman Adenium ... 18
Perkembangan Buah Adenium ... 28
Struktur Benih Adenium ... 35
Perkecambahan dan Struktur Kecambah Adenium ... 39
KESIMPULAN DAN SARAN ... 43
Kesimpulan ... 43
Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Jumlah Ovul per Karpel Tiap Jenis Adenium ... 21
2. Pengamatan Keberhasilan Penyerbukan ... 23
3. Keberhasilan Reproduksi Tanaman Adenium ... 24
4. Persentase Pembentukan Buah dari Penyerbukan Terbuka, Sendiri, dan Silang Intervarietas dan Interspesies... 26
5. Panjang, Diameter, dan Bobot Kulit Buah Adenium ... 32
6. Lama Pemasakan Buah dan Jumlah Biji yang Terbentuk dari Berbagai Persilangan ... 35
7. Ukuran dan Bobot Bulu Benih dari Berbagai Jenis Penyerbukan ... 38
8. Kadar Air Benih dari Berbagai Jenis Penyerbukan ... 39
9. Lama Benih Berkecambah ... 40
KEBERHASILAN REPRODUKSI, PERKECAMBAHAN, DAN
VIABILITAS BENIH
Adenium
sp.
Oleh Dial Sugianto
A24052925
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
KEBERHASILAN REPRODUKSI, PERKECAMBAHAN, DAN
VIABILITAS BENIH
Adenium
sp.
Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh Dial Sugianto
A24052925
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
RINGKASAN
DIAL SUGIANTO. Keberhasilan Reproduksi, Perkecambahan, dan Viabilitas Benih Adenium sp. (Di bawah bimbingan ENDAH RETNO
PALUPI dan SLAMET BUDIARTO).
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari keberhasilan reproduksi
adenium dari penyerbukan alami, penyerbukan sendiri terkendali, dan
penyerbukan silang terkendali. Selain itu juga bertujuan untuk mempelajari
struktur dan viabilitas benih, struktur kecambah, dan tipe perkecambahan
adenium. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2009 bertempat
di Green house Godongijo Nursery, Sawangan Depok, dan Laboratorium Ilmu
dan Teknologi Benih IPB.
Bahan tanaman yang digunakan yaitu Adenium obesum var. Ortiz,
Adenium obesum var. Carmello, dan Adenium somalense. Pengamatan yang
dilakukan terbagi menjadi empat bagian, yaitu pengamatan penyerbukan tanaman
adenium, perkembangan buah adenium, struktur benih adenium, serta
perkecambahan dan struktur kecambah adenium.
Keberhasilan penyerbukan dapat diamati 3 – 6 hari setelah penyerbukan
(HSP) yang ditandai dengan gugurnya petal bunga. Keberhasilan reproduksi dari
penyerbukan sendiri A. somalense 0.082, dari penyerbukan silang intervarietas A.
obesum var. Ortiz dan var. Carmello 0.747 - 0.757. Keberhasilan reproduksi
penyerbukan interspesies antara A. obesum dan A. somalense sebesar 0.672 -
0.833.
Pembentukan buah pada penyerbukan terbuka/alami pada A. obesum var.
Ortiz, var. Carmello, A. somalense, serta penyerbukan sendiri A. obesum var.
Ortiz dan var. Carmello sebesar 0%, sedangkan penyerbukan sendiri A. somalense
mencapai 10%. Pembentukan buah dari penyerbukan silang intervarietas antara A.
obesum var. Ortiz dan var. Carmello mencapai 80% - 100%. Pada penyerbukan
silang interspesies A. obesum X A. somalense, mencapai 80% - 100%, namun
penyerbukan silang interspesies A. somalense X A. obesum var. Ortiz hanya 20%,
dan A. somalense X A. obesum var. Carmello sebesar 10%. Nilai index of self
sehingga kedua varietas tersebut dapat dikategorikan sebagai completely self
incompatible. Nilai ISI pada A. somalense sebesar 0.67, yang termasuk dalam
kategori partially self incompatible.
Proses pembentukan dan perkembangan buah selama 1 – 7 MSP terjadi
sangat pesat, pertambahan panjang dan diameter tidak terjadi sampai sekitar 14
MSP, pada saat masak. Umumnya lama pemasakan buah berkisar antara 73 - 94
hari setelah penyerbukan. Pembentukan biji dari penyerbukan sendiri A.
somalense, penyerbukan silang intervarietas A. obesum dan interspesies A.
obesum X A. somalense berkisar 76 – 93%. Sedangkan penyerbukan interspesies
A. somalense X A. obesum gagal membentuk benih.
Kadar air benih hasil penyerbukan sendiri A. somalense sebesar 25.72%,
benih hasil penyerbukan silang intervarietas A. obesum var. Ortiz X Carmello
sebesar 48.68%, sedangkan resiprokalnya, A. obesum var. Carmello X var. Ortiz,
sebesar 28.26%, dan penyerbukan silang interspesies A. obesum var. Ortiz X A.
somalense dan A. obesum var. Carmello X A. somalense masing-masing sebesar
39.38 dan 41.72%.
Benih adenium berkecambah dalam 3 – 11 hari setelah tanam. Tipe
perkecambahan adenium adalah epigeal. Persentase perkecambahan benih
penyerbukan sendiri A. somalense sebesar 100%, penyerbukan silang intervarietas
A. obesum var. Ortiz X var. Carmello dan resiprokalnya, A. obesum var. Carmello
X var. Ortiz, masing-masing sebesar 97.6 dan 71%. Sedangkan pada penyerbukan
silang interspesies A. obesum var. Ortiz X A. somalense dan A. obesum var.
Carmello X A. somalense masing-masing sebesar 98.4 dan 74%.
Uji lanjut DMRT menujukkan bahwa persentase perkecambahan benih
dari penyerbukan sendiri A. somalense, penyerbukan silang intervarietas A.
obesum var. Ortiz X Carmello, dan interspesies A. obesum var. Ortiz X A.
somalense berbeda nyata dengan perkecambahan benih dari penyerbukan silang
intervarietas A. obesum var. Carmello X Ortiz dan interspesies A. obesum var.
Carmello X A. somalense. Data yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan
bahwa penyerbukan sendiri menurunkan persentase pembentukan buah, tetapi
tidak menurunkan jumlah benih yang terbentuk, dan tidak menurunkan persentase
Judul : KEBERHASILAN REPRODUKSI, PERKECAMBAHAN, DAN VIABILITAS BENIH Adenium sp.
Nama : Dial Sugianto
NRP : A24052925
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Endah Retno Palupi, M.Sc. Ir. Slamet Budiarto NIP. 19580518.198903.2.002
Mengetahui,
Kepala Departemen Agronomi dan Hortikultura
Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr NIP. 19611101.198703.1.003
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Majenang, Cilacap, Jawa Tengah pada tanggal
10 September 1986 sebagai anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan
Bapak Sakhius Sugianto dan Ibu Kiu Hariati.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Jenang 02,
Majenang pada tahun 1999. Penulis melanjutkan studi ke SLTP Negeri Jenang 01,
Majenang dan lulus pada tahun 2003. Kemudian pada tahun 2005, penulis
menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 01 Purwokerto. Semasa menjalani
pendidikan di SLTP penulis pernah menjabat sebagai ketua kelas dan aktif dalam
kegiatan ekstrakulikuler, seperti basket dan ECC (English Conversation Club).
Kemudian pada tingkat SMA, penulis aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler
taekwondo.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB (Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru) pada tahun 2005. Setelah menjalani masa Tingkat
Persiapan Bersama, penulis diterima di Fakultas Pertanian, Departemen Agronomi
dan Hortikultura (AGH). Selama kuliah penulis cukup aktif dalam organisasi
kemahasiswaan diantaranya PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) IPB pada
tahun 2006-2008. Penulis pernah menjabat sebagai Ketua Retreat Komisi
Kesenian UKM Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) IPB tahun 2006, Seksi
Acara Natal Civa IPB tahun 2006, Divisi Eksternal Komisi Kesenian UKM PMK
IPB 2007, Divisi Dana Usaha Festival Seni UKM PMK IPB 2006, dan Wakil
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan penelitian ini
dengan baik.
Penelitian Keberhasilan Reproduksi, Perkecambahan, dan Viabilitas Benih
Adenium sp. ini dilakukan dalam rangka mengetahui bagaimana sistem
penyerbukan sendiri dan silang dari tanaman adenium. Setelah itu dapat dilihat
struktur dan viabilitas benih, beserta kecambahnya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang tulus kepada:
1. Dr. Ir. Endah Retno Palupi, MSc. dan bapak Ir. Slamet Budiarto sebagai
pembimbing skripsi yang memberikan bimbingan dan arahan kepada
penulis dalam rangka penyelesaian dan penulisan tugas akhir ini.
2. Dr. Ir. Ade Wachjar, MS. selaku pembimbing akademik, yang telah
memberikan bimbingan akademik selama penulis menjalani studi di
Departemen Agronomi dan Hortikultura.
3. Papah, Mamah, dan Adik penulis yang selalu memberikan dukungan
kepada penulis.
4. Kezia Stephanie, yang selalu menemani dan memberikan semangat kepada
penulis.
5. Keluarga besar Godongijo nursery yang telah menyediakan tempat dan
sarana kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
6. Dr. Ir. Endang Murniati, MS. selaku dosen penguji, yang telah
memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis dalam penulisan
skripsi.
7. Keluarga besar Agronomi dan Hortikultura 42 atas perjuangan bersama
dan persahabatan menempuh suka dan duka menjalani studi di
Departemen Agronomi dan Hortikultura.
8. Keluarga besar Puri Riveria 99 terutama geng Biang Kerok (Babe, Martin,
Nikson, Cipit, Baba, Budi, Icoes, Denyong, Glenn, Dicka, Icha, GoTo,
9. Seluruh teman dan sahabat penulis (Mathias, Demas, Adi, Bobo, Ardo,
Isak, Limpi, Supit, Didi, Pipin dll) atas dukungan dan bantuan yang
diberikan.
10.Keluarga besar Komisi Kesenian UKM PMK IPB, terutama seluruh
sahabat penulis Komkes 42 (Ivan, Ivan M, Thomson, Deni, Sandro, Olo,
Juan, Mediwan, Salomo, Bene, Gusti, Risna, Lenny, Tiur, Rohani, Wenny,
Yusi, dll).
11.Keluarga besar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian IPB.
12.Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran penelitian penulis.
Penulis berharap hasil penelitian yang dilakukan bermanfaat bagi banyak
pihak dan dapat digunakan untuk membangun sesuatu yang positif.
Bogor, 11 November 2009
DAFTAR ISI
Kondisi Tanaman Hias Indonesia ... 3
Tanaman Adenium… ... 3
Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan ... . 9
BAHAN DAN METODE ... 11
Tempat dan Waktu Penelitian ... 11
Bahan dan Alat ... 11
Metode Penelitian ... 11
Pelaksanaan Penelitian ... 15
Pengamatan ... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18
Penyerbukan Tanaman Adenium ... 18
Perkembangan Buah Adenium ... 28
Struktur Benih Adenium ... 35
Perkecambahan dan Struktur Kecambah Adenium ... 39
KESIMPULAN DAN SARAN ... 43
Kesimpulan ... 43
Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Jumlah Ovul per Karpel Tiap Jenis Adenium ... 21
2. Pengamatan Keberhasilan Penyerbukan ... 23
3. Keberhasilan Reproduksi Tanaman Adenium ... 24
4. Persentase Pembentukan Buah dari Penyerbukan Terbuka, Sendiri, dan Silang Intervarietas dan Interspesies... 26
5. Panjang, Diameter, dan Bobot Kulit Buah Adenium ... 32
6. Lama Pemasakan Buah dan Jumlah Biji yang Terbentuk dari Berbagai Persilangan ... 35
7. Ukuran dan Bobot Bulu Benih dari Berbagai Jenis Penyerbukan ... 38
8. Kadar Air Benih dari Berbagai Jenis Penyerbukan ... 39
9. Lama Benih Berkecambah ... 40
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Tanaman Adenium: a) Bonggol yang Unik; b) Daun
Adenium Cukup Lebat; c) Adenium Stek ... 18
2. Bunga, Tangkai, dan Korola Bunga A. obesum var. Ortiz (a, b, c); A. obesum var. Carmello (c, d, e); dan A. somalense
6. Perkembangan Buah yang Tidak Sempurna ... 28
7. Buah Adenium ... 29
8. Buah penyerbukan silang A.obesum var. Carmello dengan
A. somalense ... 29
9. Buah Adenium yang Sudah Masak, a) Buah yang Merekah;
b) Buah Diikat untuk Menghindari Kehilangan Biji ... 30
10.Pertumbuhan Panjang Buah Adenium ... 31
11.Pertumbuhan Diameter Buah Adenium ... 31
12.Buah Adenium yang Membusuk Terkena Penyakit, a) Ujung Buah Busuk; b) Ujung Buah Hilang; c) Benih Sebagian Rusak; d) Pembusukan Memanjang; e) Ujung
Buah Semua Busuk; f) Buah Tersisa Sebelah ... 33
13.Warna Buah Adenium: a) Hijau, Hasil Penyerbukan silang A. somalense dengan A. obesum var. Carmello; b) Merah Keunguan, Hasil Penyerbukan silang A. obesum var. Ortiz dengan A. somalense; c) Merah Muda, Hasil Penyerbukan
14.Perkembangan Buah A. obesum: a) 4 HSP; b) 12 HSP; c) 19 HSP; d) 26 HSP; e) 33 HSP; f) 40 HSP; g) 47 HSP; h) 54 HSP; i) 68 HSP; j) 89 HSP; k) 92 HSP; l) Pengikatan
Buah yang Pecah ... 35
15.Buah dan Benih Adenium: a) Buah yang Merekah; b) Buah Kering dan Membuka; c) Susunan Benih dalam Buah; d) Sekumpulan Benih; e) Benih yang Dikeluarkan dari Buah; f) Benih dengan Bulu; g) Bulu yang Mengembang setelah
Kering; h) Benih Dipisahkan dari Bulu ... 36
16.Benih Adenium: a) Benih penyerbukan silang A. obesum var. Ortiz X Carmello; b) Benih penyerbukan silang A. obesum var. Carmello X Ortiz; c) Benih penyerbukan silang A. obesum var. Ortiz X A. somalense; d) Benih penyerbukan silang A. obesum var. Carmello X A.
somalense; e) Benih penyerbukan sendiri A. somalense ... 37
17.Pertumbuhan Kecambah Adenium, a) 1 HST; b) 3 HST; c) 4 HST; d) 6 HST; e) 8 HST; f) 9 HST; g) 11 HST; h) 16
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Iklim Harian Wilayah Sawangan Depok ... 47
2. Pengamatan Pecah Buah ... 48
3. Pengukuran Kadar Air Benih ... 49
4. Sidik Ragam Kadar Air Benih Adenium ... 50
5. Persentase Perkecambahan Benih Adenium ... 51
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis. Negara yang
memiliki iklim tropis sangat baik untuk budidaya berbagai jenis tanaman, salah
satunya adalah tanaman hias. Perkembangan budidaya tanaman hias di Indonesia
kini semakin meningkat, permintaan masyarakat akan tanaman hias pun semakin
tinggi, serta semakin banyaknya pembudidaya tanaman hias. Secara umum
produksi tanaman hias mengalami peningkatan rata-rata sebesar 14% per tahun
(2001-2005). Salah satu tanaman hias yang cukup digemari oleh para kolektor
tanaman adalah adenium. Adenium merupakan tanaman hias bunga yang
memiliki penampilan menarik, dengan bunga yang beraneka warna dan bentuk
yang indah.
Tanaman adenium cukup mudah dirawat dan dibudidayakan. Cara
perbanyakan tanaman adenium pada umumnya dengan stek dan sambung
(grafting), tetapi untuk mendapatkan varian baru menggunakan biji. Akan tetapi
adenium sulit menghasilkan buah secara alami. Oleh karena itu para pembudidaya
melakukan persilangan berbagai jenis adenium untuk memperoleh varian baru
(bentuk dan warna baru yang unik).
Dari persilangan jenis adenium lokal maupun hibrida, dengan berbagai
bentuk, warna, ukuran, dan corak, diharapkan akan muncul jenis baru dengan
berbagai sifat unggul, seperti tahan busuk bonggol/akar, pertumbuhannya cepat,
batang dan sistem perakarannya kokoh serta kuat, dan sebagainya (Djoemairi,
2008).
Sampai saat ini belum tersedia informasi tingkat persentase keberhasilan
reproduksi adenium dari penyerbukan sendiri atau silang. Persilangan intervarietas
dan interspesies perlu diteliti untuk mempelajari kompabilitasnya. Viabilitas benih
dari penyerbukan sendiri maupun silang perlu diteliti, disamping struktur
Tujuan
1. Mempelajari keberhasilan reproduksi adenium dari penyerbukan alami,
penyerbukan sendiri terkendali, dan penyerbukan silang terkendali, serta
adanya reaksi self-incompatibility.
2. Mempelajari struktur dan viabilitas benih, serta struktur kecambah.
Hipotesis
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Keberhasilan reproduksi dari penyerbukan silang terkendali lebih tinggi dari
penyerbukan alami dan penyerbukan sendiri terkendali.
2. Viabilitas benih dari penyerbukan silang terkendali lebih tinggi daripada dari
TINJAUAN PUSTAKA
Kondisi Tanaman Hias Indonesia
Ekspor komoditi di sektor hortikultura mengalami peningkatan selama
kurun waktu 2001-2005. Pada 2001, volume ekspor tanaman hortikultura tercatat
sebesar 340 337 ton, namun pada 2005, volume ekspornya meningkat menjadi
354 642 ton. Peningkatan volume dan nilai ekspor hortikultura tersebut
disebabkan oleh semakin membaiknya produksi tanaman hortikultura. Total
produksi hortikultura selama tahun 2001 - 2005 menunjukkan peningkatan sebesar
rata-rata 9.49% per tahun. Hal ini disebabkan karena luas lahan panen komoditi
hortikultura juga mengalami peningkatan. Luas panen tanaman hias pada periode
2001-2005 juga meningkat, dengan rata-rata sebesar 54.86% per tahun (Anonim,
2008).
Tanaman Adenium
Adenium merupakan tanaman hias bunga sukulen dimana habitat aslinya
adalah daerah beriklim kering (arid) Afrika, walaupun demikian adenium tidak
harus ditanam dengan kondisi gurun. Tanaman adenium memiliki umur panjang,
bahkan dapat mencapai umur ratusan tahun. Tanaman adenium berasal dari famili
Apocynaceae dan Genus Adenium. Spesies adenium diantaranya Adenium
obesum, A. multiflorum, A. swazicum, A. boehmianum, A. oleifolium, A.
solamalense, A. somalense var. cripsum, A. arabicum, dan A. socotranum.
Tanaman adenium merupakan tanaman C4, sehingga adenium
membutuhkan cahaya matahari langsung dengan intensitas minimal 80%. Namun
untuk tanaman dewasa, sinar matahari selama 8 - 12 jam sehari sangat baik untuk
pertumbuhan dan pembungaan. Bibit tanaman adenium umur 6 bulan kebawah
membutuhkan sinar matahari 4 jam sehari, sedangkan bibit 6 – 12 bulan, 6 jam
sehari. Secara umum adenium membutuhkan sinar matahari langsung 5 – 7 jam
sehari. Adenium menyukai suhu panas seperti di daerah tropis (30 – 350C), namun
semakin panas akan mengakibatkan bunga berumur pendek atau cepat layu. Suhu
yang dingin pada malam hari (dibawah 100C) akan menyebabkan adenium
bahwa kondisi cuaca Indonesia sangat cocok untuk perkembangan adenium.
Berikut penjelasan karakteristik beberapa jenis adenium:
1. Adenium obesum
Bunga berwarna merah muda sampai merah cerah dengan corong
berwarna putih. Jenis ini banyak dijadikan induk silangan sehingga muncul
varietas-varietas baru yang beragam penampilannya. Pada habitat aslinya
tanaman ini tumbuh menyemak dengan tinggi mencapai 10 - 12 meter. Batang
tumbuh menebal dari bawah dan semakin kecil keatas. Panjang daun 3 – 10
cm dengan ujung yang membulat. Adenium obesum tidak memiliki masa
dorman yang pasti sehingga pertumbuhannya relatif cepat dan rajin berbunga.
Biasanya steril jika dilakukan penyerbukan sendiri, oleh karena itu tanaman
jenis ini baik jika disilangkan.
2. Adenium somalense
Adenium jenis ini banyak disilangkan dengan Adenium obesum.
Keistimewaan dari Adenium somalense adalah memiliki motif strip dari tepi
menuju bagian dalam korola. Bunganya memiliki diameter sekitar 5 – 7 cm
dan berwarna merah muda hingga merah menyala. Varietas Adenium
somalense yang banyak dijumpai adalah A. somalense var. crispum dan A.
somalense var. somalense.
Adenium somalense var. crispum memiliki bentuk yang kompak
dengan daun memanjang dan bergelombang. Adenium ini memiliki bonggol
akar yang besar dan keras dengan beberapa cabang berukuran kecil, tidak
lebih dari satu kaki, dan memiliki daun lanset dan panjang. Bunganya
berukuran kecil berwarna magenta hingga ungu muda dan memiliki corak
strip yang kontras, dan memiliki warna benang sari yang mencolok. Kelopak
bunganya berbentuk melengkung atau terpelintir. Jenis ini umumnya
menurunkan motif dan warna yang cantik/menarik. Adenium somalense var.
somalense memiliki sosok yang besar, kuat, tinggi, dan pertumbuhannya
paling cepat, sehingga dalam waktu singkat tumbuhan ini dapat menjadi besar.
Tanaman ini baik untuk dijadikan indukan silangan, oleh karena itu jenis ini
khas dari adenium ini adalah pada motif strip merah hingga ujung bunga, dan
bunganya lebih besar dari varietas crispum.
Perbanyakan Tanaman Adenium
Perbanyakan tanaman adenium dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara generatif adalah perbanyakan
melalui biji, sedangkan perbanyakan vegetatif dilakukan dengan setek, cangkok,
okulasi, sambung (grafting), dan sisip. Sambung dan sisip digunakan sebagai
teknik yang paling cepat untuk memperbanyak varietas baru adenium yaitu
dengan menyambung batang bawah dari biji dengan batang atas yang baru,
sedangkan stek digunakan untuk memperoleh tanaman yang sama.
Tingkat keberhasilan pembuahan adenium secara alami cenderung rendah,
hal ini disebabkan karena struktur anatomi bunga adenium tertutup (Palin, 2008).
Oleh karena itu perbanyakan dengan biji jarang dilakukan, kecuali jika dilakukan
penyerbukan terkendali untuk memperoleh varian baru. Selain itu tanaman yang
berasal dari biji cenderung membentuk bonggol yang besar.
Pemilihan Pohon Induk
Menurut Tari (2008), beberapa hal yang harus diperhatikan saat memilih
pohon induk adalah:
1. Spesies adenium
Jenis adenium yang banyak dijadikan indukan adalah A. obesum, A.
multiforum, A. swazicum, A. somalense, A. arabicum, dan A. socotranum.
2. Sifat tanaman
Pohon induk yang dipilih mudah berbunga, memiliki corak atau warna
yang baik, pertumbuhannya cepat, dan berbunga secara serempak.
3. Pohon induk jantan dan betina
Induk jantan yang digunakan memiliki polen yang viabel, berjumlah
banyak, dan kompatibel terhadap induk betina. Sedangkan Induk betina yang
digunakan memiliki ovul yang fertil, kompatibel terhadap pohon induk jantan,
4. Bunga mekar sempurna
Bunga adenium yang dipilih adalah bunga yang telah mekar secara
sempurna
5. Minimal diameter bonggol 10 cm
Tanaman adenium yang dijadikan sebagai indukan minimal berdiameter
bonggol 10 cm karena memiliki cukup cadangan makanan untuk mendukung
pertumbuhan buah dan biji.
berbunga banyak supaya tidak mewariskan penyakit kepada anakannya.
Bunga Adenium
Bunga adenium berbentuk seperti terompet atau lonceng dan termasuk
jenis bunga berumah satu. Di dalam satu bunga terdapat petal atau mahkota
bunga, sepal atau kelopak bunga, tepung sari atau polen, putik (stigma), tangkai
bunga, dan ovary atau kandung embrio. Pada bunga adenium, petal berjumlah
lima helai, namun terkadang ada yang berjumlah sampai dengan enam helai, atau
hanya berjumlah empat helai saja.
Petal adenium berwarna putih, merah muda, merah cerah, merah oranye,
merah tua, merah kehitaman, ungu muda. Bentuk petal beraneka ragam seperti
lancip, bulat, tepi bergerigi, dan bergelombang. Jarak antar petal pada adenium
beragam, ada yang agak jarang, rapat, dan ada yang saling tumpang tindih pada
salah satu sisinya (overlapping) dengan corak polos, bergaris, dan ada juga yang
bercorak garis ornamental. Kelopak bunga atau sepal terletak di bawah corong
bunga, berbentuk lancip dengan warna cerah (Hapsari, 2007).
Bunga adenium tumbuh menggerombol dan tersusun dalam suatu
kelompok (cluster) dengan jumlah kuntum antara 2 - 12 buah. Bunga adenium
tumbuh pada bagian pucuk/ujung dari batang atau cabangnya, tetapi ada juga yang
Setelah mekar, bunga tersebut dapat bertahan selama 5 - 8 hari. Secara ukuran
bunga adenium dikelompokan dalam tiga ukuran, yaitu kecil (diameter bunga
sekitar 2 - 4 cm), sedang (diameter bunga sekitar 4 - 6 cm), dan besar (diameter
bunga sekitar 7 – 8.5 cm).
Dua macam karakter yang teramati pada bentuk umum petal adalah oblong
dan obo. Disebut oblong bila lebar petal lebih kecil dibanding panjang petal.
Disebut obo bila lebar petal lebih besar atau sama dengan panjang petal. Dua
macam karakter apex dijumpai pada bunga adenium, yaitu pointed dan rounded.
Disebut pointed, bila ujung petal (apex) runcing seperti mata tombak. Disebut
rounded, bila ujung petal membulat. Dua macam karakter tepi petal bunga
adenium, adalah bergelombang (wavy) dan halus (smooth). Disebut wavy karena
tepi petal bergelombang, disebut smooth bila bila tepi petalnya halus (Hapsari,
2007).
Penyerbukan merupakan peristiwa menempelnya polen pada kepala putik,
kemudian terjadi proses pembuahan, yaitu suatu proses peleburan gamet jantan
dan gamet betina membentuk zigot dan berkembang menjadi buah. Penyerbukan
terjadi jika polen dan stigma berada pada tingkat kematangan yang sama.
Penyerbukan dapat terjadi secara alami dengan bantuan angin, serangga,
kupu-kupu, ataupun penyerbukan buatan yang dilakukan oleh manusia (Djoemairi,
2008).
Pada bunga adenium, bakal buah terdapat dibagian bawah bunga, tepatnya
pada ujung tangkai bunga. Jika pembuahan telah terjadi, sepasang bakal buah
akan tumbuh, berkembang, serta membesar. Tangkai bunganya akan tetap kokoh
bertahan, dan nantinya akan ikut membesar. Bakal buah tersebut akan menjadi
sepasang buah yang berbentuk menyerupai tanduk, saling berhadapan, dengan
diameter sekitar 1.5 – 2.5 cm (Djoemairi, 2008).
Buah Adenium
Bentuk buah adenium bermacam-macam tergantung pada jenisnya, ada
yang bulat besar (gemuk) dan panjang, ada pula yang kecil (ramping) dan
ujungnya meruncing. Secara umum, ukuran buah adenium ada yang kecil dengan
cm, dan besar dengan ukuran panjang sekitar 30 – 50 cm. terkadang dijumpai
buah yang bentuknya tidak sepasang tapi berjumlah tiga buah (seperti trisula).
Buah dari adenium pada mulanya berwarna hijau hingga hijau tua, setelah
masak berwarna hijau kemerahan, merah tua, atau merah kecoklatan. Pada
umumnya buah adenium akan matang pada umur 8 – 12 minggu sejak
pembuahan, namun ada beberapa jenis adenium yang waktu kematangannya lebih
lama lagi. Dalam satu pasang seed pot kematangan buah terkadang tidak
bersamaan. Jika buah telah matang, kulit buah akan pecah dan bijinya akan
berterbangan tertiup angin (Djoemairi, 2008).
Dalam sepasang buah terdapat biji yang jumlahnya cukup banyak.
Umumnya sepasang buah adenium berisi antara 60 – 200 buah, tergantung jenis,
ukuran, usia tanaman induk, kondisi tanaman, dan pertumbuhan/perkembangan
buahnya. Biji adenium berwarna kuning keputihan. Panjang biji adenium sekitar 1 – 1.5 cm dengan tebal 2 – 3 mm dan kedua ujungnya terdapat bulu-bulu halus yang cukup panjang (Djoemairi, 2008).
Inkompatibilitas
Menurut Rizain (1999) pistil memiliki kondisi yang cukup bagi kebutuhan
polen agar terjadi pembuahan. Pada kondisi inkompatibel, pistil yang fertil gagal
membentuk biji dengan polen yang viabel dan fertil sesudah penyerbukan sendiri,
tetapi polen tersebut mampu menyebabkan pembuahan pada pistil yang lain. index
of self incompatibility menggambarkan intensitas inkompabilitas yang terjadi pada
penyerbukan sendiri dan silang, dapat dihitung dengan membagi persentase
inisiasi buah dari penyerbukan sendiri dengan penyerbukan silang jenis adenium.
Menurut Zapata dan Arroyo (1978) berdasarkan nilai index of self incompatibility
(ISI), tanaman dapat dikelompokkan menjadi:
1. Completely self incompatible dimana nilai ISI = 0
2. Mostly self incompatible dimana nilainya 0 < ISI <0,2
3. Partially self incompatible dimana nilainya 0,2 < ISI < 1
4. Completely compatible dimana nilai ISI > 1
Kegagalan fertilisasi akibat adanya self incompatibility dapat dikurangi
berkerabat dekat juga mempunyai peluang untuk terjadinya inkompatibilitas,
sehingga penyerbukan silang sebaiknya dilakukan antar tetua berkerabat jauh
(Rizain, 1999).
Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan
Sutopo (2004) menyatakan bahwa terdapat dua tipe pertumbuhan awal dari
suatu kecambah tanaman, yaitu
1. Epigeal (epigeous), dimana munculnya radikula diikuti dengan memanjangnya
hipokotil secara keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plumula ke
atas permukaan tanah
2. Hipogeal (hypogeous), dimana munculnya radikula diikuti dengan
pemanjangan plumula, hipokotil tidak memanjang ke atas permukaan tanah
sedangkan kotiledon tetap berada di dalam kulit biji di bawah permukaan
tanah.
Secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi perkecambahan,
yaitu faktor internal dan eksternal (Sutopo, 2004). Faktor internal mencakup
faktor genetik (dormansi, komposisi kimia benih), tingkat kemasakan benih, umur
benih, dan penghambat perkecambahan. Benih yang dipanen sebelum tingkat
kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas tinggi. Bahkan pada
beberapa jenis tanaman, benih yang demikian tidak akan dapat berkecambah.
Diduga pada tingkatan tersebut benih belum memiliki cadangan makanan yang
cukup dan pembentukan embrio belum sempurna. Sedangkan faktor eksternal
mencakup air, suhu, cahaya, gas, dan medium perkecamahan. Air berfungsi untuk
reaktivasi enzim, melunakkan kulit benih, transport metabolit, dan memungkinkan
masuknya oksigen. Suhu dapat berpengaruh terhadap perkecambahan dalam
meningkatkan aktivitas metabolisme. Suhu dapat mengatur perkecambahan
melalui tiga cara, yaitu menentukan kapasitas dan kecepatan perkecambahan,
mematahkan dormansi primer maupun sekunder, dan menginduksi dormansi
sekunder.
Pengaruh cahaya terhadap perkecambahan tergantung dari intensitas
cahaya (optimum untuk perkecambahan 100-200 foot candle), dan kualitas cahaya
panjang gelombang 670 nm dapat menstimulir perkecambahan, sedangkan cahaya
infra merah dengan panjang gelombang 700 nm bersifat menghambat
perkecambahan. Respon terhadap cahaya pada proses perkecambahan dapat
terjadi karena adanya pigmen penangkap cahaya yang disebut phytochrom.
Faktor lain yang mempengaruhi perkecambahan adalah gas dan media
perkecambahan. Walaupun komposisi gas di udara telah memenuhi syarat untuk
perkecambahan, tetapi ada beberapa benih yang tanggap terhadap
peningkatan/penurunan konsentrasi oksigen.
Keadaan fisik media perkecambahan misalnya kemampuan
mempertahankan kelembaban, kadar garam tinggi, adanya nitrit, dan lain-lain
dapat mempengaruhi perkecambahan. Selain itu ada tidaknya aktivitas
mikroorganisme penghasil inhibitor perkecambahan, bahan organik hasil
dekomposisi, dan lain-lain dalam media juga dapat menghambat perkecambahan
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di rumah plastik Godongijo Nursery, Sawangan
Depok, dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi benih IPB, dari bulan Februari
hingga Juli 2009.
Bahan dan Alat
Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Adenium
obesum var. Ortiz dan var. Carmello, serta Adenium somalense, yang terdapat di
Godongijo Nursery. Adenium tersebut berasal dari famili Apocynaceae dan genus
Adenium. Tanaman adenium yang digunakan terletak pada dua tempat yang
terpisah, yaitu rumah plastik induk tempat Adenium obesum var. Ortis dan
Adenium obesum var. Carmello, serta rumah plastik showroom tempat Adenium
somalense. Tanaman telah dewasa dan berbunga serta memiliki pertumbuhan
vegetatif baik.
Bahan lain yang digunakan adalah Iodium, media tanam berupa campuran
arang sekam dan cocopeat dengan perbandingan 1:1, serta pupuk majemuk
dengan komposisi N, P, dan K sebesar 20:20:20. Sedangkan alat yang digunakan
adalah pinset, cutter, gunting, tusuk gigi, selotip, spidol, label, kamera,
plastik/kantung kertas, penggaris, jangka sorong, mikroskop, gelas obyek, dan
oven, neraca analitik, serta desikator untuk mengukur kadar air benih.
Sedangkan untuk pengamatan perkecambahan benih adenium digunakan boks
plastik berisi arang sekam yang lembab sebagai media pengecambahan.
Metode Penelitian
A. Penyerbukan tanaman adenium
Persilangan dilakukan pada dua spesies adenium, yaitu Adenium obesum
var. Ortiz dan var. Carmello, serta Adenium somalense. Dalam penelitian ini
dilakukan tiga macam penyerbukan, yaitu penyerbukan terbuka (alami),
penyerbukan sendiri terkendali, penyerbukan silang terkendali, dan resiprokalnya.
intervarietas
a. A.obesum var. Ortiz X var. Carmello
b. A. obesum var. Carmello X var. Ortiz
c. A.obesum var. Ortiz X Adenium somalense
d. Adenium somalense X A.obesum var. Ortiz
e. A. obesum var. Carmello X Adenium somalense
f. Adenium somalense X A. obesum var. Carmello
Penyerbukan silang dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu
intraspesies (intervarietas) antara Adenium obesum var. Ortiz X var. Carmello,
serta interspesies antara Adenium obesum X Adenium somalense. Masing-masing
perlakuan diulang 5 kali, sehingga diperoleh 60 satuan percobaannya.
Keberhasilan reproduksi (KR) dihitung dengan rumus sesuai Wiens et al. (1987)
sbb:
KR: rasio buah/bunga X rasio biji/ovul
Dalam melakukan penyerbukan ada kalanya tidak terjadi fertilisasi, hal ini
dapat disebabkan karena adanya inkompatibilitas antar jenis adenium yang
disilangkan. Pada penyerbukan sendiri inkompatibilitas ini dikenal dengan self
incompatibility. Intensitas self incompatibility ini dapat diperkirakan berdasarkan
index of self incompatibility (ISI), yaitu dengan menghitung persentase
pembentukan buah dari penyerbukan sendiri dan silang.
Zapata dan Arroyo (1978) membuat suatu rumus untuk menghitung index
ISI =
Fruit set penyerbukan silang yang digunakan merupakan rata-rata dari
fruit set hasil persilangan yang menggunakan jenis tersebut sebagai induk betina.
Misalnya perhitungan nilai ISI pada A. somalense, merupakan rata-rata fruit set
penyerbukan silang A. somalense X A. obesum var. Ortiz dan A. somalense X A.
obesum var. Carmello.
B. Perkembangan buah adenium
Pengamatan perkembangan buah dilakukan dengan mengukur panjang
dan diameter buah, warna buah yang terbentuk dan perubahannya, lama
perkembangan buah dari masing-masing penyerbukan, jumlah biji per buah, dan
bobot kulit buah. Pengamatan ini dilakukan dua kali dalam satu minggu pecah.
Hari pengamatan terbagi menjadi tiga pasangan hari, yaitu hari senin
dengan kamis, selasa dengan jumat, dan rabu dengan sabtu. Pasangan hari
pengamatan ini diaplikasikan sesuai dengan hari buah tersebut mulai muncul.
Jika buah muncul hari senin, maka pengamatan dilakukan setiap hari senin dan
kamis, demikian juga sebaliknya. Pengamatan yang sama berlaku untuk hari
selasa dan rabu. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengamatan
perkembangan buah. Setiap hari pengamatan akan diberi kode P, jadi
pengamatan pertama diberi kode P1, pengamatan kedua diberi kode P2, dan
seterusnya.
Pengamatan panjang dan diameter buah, dilakukan dengan menggunakan
penggaris dan jangka sorong, sedangkan pengamatan perubahan warna buah
dilakukan secara visual.
C. Struktur benih adenium
Pengamatan struktur eksternal mencakup jumlah, bentuk, ukuran, bobot,
warna, kekerasan, tekstur kulit, dan ada/tidaknya bulu pada testa. Sedangkan
pengamatan internal adalah kadar air.
Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu
105o C selama 17 jam. Sebelum dan setelah dimasukkan ke dalam oven, benih Persentase pembentukan buah dari penyerbukan sendiri
ditimbang dengan menggunakan neraca analitik untuk mendapatkan bobot basah
(BB) dan bobot kering (BK). Bobot basah dan kering ini digunakan untuk
menghitung kadar air (KA) dari benih dengan menggunakan rumus:
Kadar Air Benih =
adalah uji F untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan. Jika
perlakuan berpengaruh nyata pada uji F, dilakukan uji lanjut menggunakan
DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%. Dalam penelitian ini,
model rancangan statistika yang digunakan adalah:
Yijk = m + k i + εij
Yi = Respon pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
m = Nilai tengah pengamatan
k i = Pengaruh jenis penyerbukan ke-i
εij = Galat percobaan
D. Perkecambahan dan struktur kecambah adenium
Untuk mengetahui viabilitas benih yang terbentuk, benih dikecambahkan
dalam arang sekam lembab. Sebelum dikecambahkan, benih dan media dapat
diberi vitamin B1, 1 – Naphthyl Acetic Acid atau Propamocarb Hidochloride
sebelum penanaman untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Stuktur
kecambah diamati sejak satu hinggga sepuluh hari setelah pengecambahan.
Perkecambahan masing-masing lot dari penyerbukan yang berbeda dianalisis
dengan menggunakan uji F dengan taraf nyata 5%. Jika perlakuan berpengaruh
nyata pada uji F, dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT (Duncan Multiple
Range Test) pada taraf 5%. Model rancangan statistika yang digunakan adalah:
Yijk = m + k i + εij
Yi = Respon pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
m = Nilai tengah pengamatan
k i = Pengaruh jenis penyerbukan ke-i
Perkecambahan diamati berdasarkan 25 benih dari masing-masing jenis
penyerbukan. Persentase perkecambahan (PP) dapat dihitung dengan rumus:
PP = X 100%
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan di rumah plastik Godongijo Nursery. Tanaman
adenium yang digunakan merupakan tanaman dewasa yang telah berbunga, dalam
satu tanaman adenium biasanya terdapat 2 – 12 kuntum bunga, sehingga untuk
penyerbukan buatan, setiap perlakuan tidak harus dilakukan per satu pot, tetapi
dalam satu pot dapat dilakukan beberapa perlakuan atau ulangan, tergantung
jumlah bunga yang ada dalam satu tanaman tersebut. Penyerbukan bunga
dilakukan dengan menggunakan alat bersih dan dalam kondisi baik, yaitu pinset,
cutter atau pisau kecil, gunting, tusuk gigi, selotip, spidol, label. Demikian cara
melakukan penyerbukan:
1. Penyerbukan sendiri terkendali
Mempersiapkan alat dan bahan.
Memegang dan mengatur posisi kuntum kuntum bunga sedemikian rupa
agar jatuhnya polen nantinya dapat mengenai/menempel pada stigma.
Menekan corong bunga dengan ringan beberapa kali, diharapkan polen
yang telah matang berguguran dan jatuh menempel pada stigma.
Cara lain adalah ketika corong bunga telah dalam posisi tegak lurus,
menyentil corong bunga beberapa kali supaya polen jatuh pada stigma.
Menyiram tanaman yang telah diserbukkan dengan menggunakan pupuk
majemuk satu minggu sekali.
2. Penyerbukan silang terkendali
Merobek sebagian kelopak/mahkota bunga hingga kelopak bagian dalam
terlihat.
Menyisipkan alat bantu (tusuk gigi) untuk mengambil polen pada dua buah
sulur bunga untuk memisahkannya dari sulur-sulur yang lain. Jumlah kecambah yang dihasilkan
Setelah kedua sulur bunga terpisah, menarik secara perlahan sampai
sebagian kelopak polen terbuka.
Ketika kelopak polen telah terbuka, polen dapat dilihat. Dengan perlahan
dan hati-hati, mengambil polen tersebut dengan tusuk gigi.
Menempelkan polen yang telah diambil tersebut pada stigma dengan
perlahan dan hati-hati. Meratakan polen tersebut sehingga sedapat
mungkin polen memenuhi seluruh permukaan stigma.
Menyiram tanaman yang telah diserbukkan dengan menggunakan pupuk
majemuk satu minggu sekali.
3. Penyerbukan Terbuka
Cara untuk melakukan penyerbukan terbuka adalah dengan menandai
bunga yang akan digunakan, kemudian membiarkan bunga-bunga tersebut
menyerbuk dengan sendirinya. Jika langkah penyerbukan ini berhasil, ditandai
dengan bunga yang layu dan gugur, namun tangkai bunganya bertahan segar.
Kemudian tangkai ini membesar seiring perkembangan buah. Pemeliharaan
tanaman dilakukan supaya kondisi tanaman tetap baik dan buah dapat bertumbuh
secara sempurna, dengan cara:
1. Meletakkan tanaman pada tempat yang cukup terkena sinar matahari.
2. Menyiram tanaman dengan air secukupnya 3 – 4 hari sekali tergantung
kondisi lingkungannya.
3. Mengendalikan hama penyakit dengan menggunakan pestisida.
4. Memupuk tanaman dengan menggunakan pupuk majemuk.
5. Mengikat buah menjelang matang, supaya biji tidak berterbangan saat kulit
buah merekah/terbuka.
Perkecambahan diamati dengan mengecambahkan benih dalam media
arang sekam yang dicampur cocopeat. Benih ditanam dalam bak/boks plastik
sebanyak 25 butir per ulangan, diulang tiga kali. Boks plastik diletakkan di tempat
yang sejuk dan cukup sinar matahari.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap hari dari awal sampai akhir kegiatan
A. Pengamatan penyerbukan tanaman adenium
1. Struktur bunga: warna dan ukuran, bentuk petal, serta jumlah garis nektar.
2. Jumlah ovul per karpel: perhitungan jumlah ovul per karpel dilakukan
dengan membelah ovarium secara membujur dan melintang, dan ovul
yang nampak dibawah mikroskop dihitung. Jumlah total ovul merupakan
perkalian jumlah ovul pada penampang membujur dan melintang.
B. Pengamatan perkembangan buah adenium
Pengamatan dua kali dalam satu minggu pada setiap buah, berupa:
1. Perubahan warna buah yang terbentuk.
2. Ukuran buah, yaitu panjang dan diameter.
3. Lama pemasakan buah.
3. Ukuran benih, yaitu panjang dan diameter.
4. Bobot benih dan bulu benih.
5. Kadar air benih.
6. Warna dan tekstur benih.
D. Pengamatan perkecambahan dan struktur kecambah
Pengamatan perkecambahan dan struktur kecambah dilakukan setiap hari
selama 10 hari sejak benih ditanam. Pengamatan yang dilakukan adalah:
1. Hari/waktu saat benih tersebut berkecambah.
2. Tipe perkecambahan (epigeal/hipogeal), struktur kecambah (tempat
munculnya plumula dan radikula).
3. Persentase perkecambahan, dihitung dari persentase benih yang
berkecambah. Kecambah untuk menghitung persentase perkecambahan
adalah yang telah membentuk paling sedikit dua helai daun, karena belum
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tanaman adenium merupakan tanaman yang memerlukan kondisi tumbuh
kering dengan intensitas cahaya matahari tinggi untuk berbunga. Sampai saat ini
A. obesum merupakan spesies yang paling banyak dikembangbiakkan dan
digunakan dalam persilangan untuk mendapatkan bunga yang beranekaragam
bentuk dan warnanya, serta diperoleh bonggol yang unik (Gambar 1). Data yang
diperoleh dari Stasiun Klimatologi, Dramaga, Bogor, selama bulan Februari
hingga Juli 2009, menunjukkan bahwa wilayah Sawangan, Depok memiliki suhu
rata-rata harian berkisar antara 24.3 - 26.2oC, curah hujan 12 - 27 mm/hari,
intensitas cahaya berkisar 212.3 – 306.7 foot candle, dan kelembaban berkisar
antara 82 - 85.2% (Lampiran 1). Sedangkan suhu dalam rumah plastik 44 – 47oC.
Gambar 1. Tanaman Adenium: a) Bonggol yang Unik; b) Daun Adenium Cukup Lebat; c) Adenium Stek
E. Penyerbukan tanaman adenium
Menurut Hapsari (2007) secara umum morfologi bunga adenium dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu berbentuk membulat (rounded shape) dan
bintang (star shape), tersusun atas lima lembar petal (ciri tanaman dikotil).
Dengan adanya keanekaragaman warna dan pola petal, serta morfologi bunga
dapat dihasilkan lebih dari dua ratus jenis bunga adenium. Bunga Adenium
obesum var. Ortiz, var. Carmello, dan Adenium somalense memiliki bentuk
membulat (round shape) dan tepi bunga yang bergelombang (wavy), sedangkan
bunga A. somalense memiliki tepi bunga yang halus (smooth). Bunga A. obesum
var. Ortiz berwarna merah dengan korola (corong) yang berwarna putih
kemerahan, sedangkan bunga var. Carmello berwarna putih dengan corak garis
pink dibagian tepi korola, dan A. somalense berwarna merah muda dengan bagian
dalam korola berwarna putih kekuningan (Gambar 2).
Bagian dalam korola terdapat garis-garis yang disebut garis nektar, yang
berpusat pada bagian dasar bunga tempat kelenjar nektar berada. Pada A. obesum
var. Ortiz terdapat lima kelompok garis nektar yang berwarna merah,
masing-masing terdiri atas tiga garis berdekatan yang berbulu. Pada A. obesum var.
Carmello garis nektar berwarna merah muda tunggal sebanyak lima buah dan
tidak berbulu. Sedangkan A. somalense memiliki lima kelompok garis nektar yang
masing-masing berisi tiga garis berdekatan yang berbulu (Gambar 3).
Bentuk petal dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu oblong dan obo.
Petal oblong bila lebar petal lebih kecil dibanding panjang petal. Disebut obo bila
lebar lebih besar atau sama dengan panjang petal (Hapsari, 2007). Bunga A.
obesum var. Ortiz dan Carmello mempunyai bentuk petal obo, sedangkan A.
somalense termasuk oblong.
Ketiga jenis adenium memiliki lima kelopak, dan dua bakal buah. Panjang
bunga dewasa A. obesum var. Ortiz, yaitu dari pangkal bunga hingga ujung petal,
sekitar 6,5 cm, panjang korola sekitar 4 cm, panjang tangkai bunga (pedicel) 1,5
cm, dan lebar kelopak 2,5 cm. Jarak antar petal bunga rapat dan dalam satu
kelompok terdapat sekitar 2-5 bunga mekar. Panjang bunga dewasa A. obesum
var. Carmello sekitar 6,5 cm, dengan panjang korola sekitar 4 cm, panjang tangkai
bunga (pedicel) 1,5 cm dan lebar kelopak 2 cm. Jarak antar petal bunga rapat dan
dalam satu kelompok terdapat sekitar 4-10 bunga mekar. Adenium somalense
memiliki panjang bunga sekitar 7,5 cm, dengan panjang korola sekitar 5 cm,
tangkai bunga (pedicel) 1,5 cm, dan lebar kelopak 3 cm. Jarak antar petal bunga
tidak terlalu rapat dan dalam satu kelompok terdapat sekitar 2-4 bunga yang
mekar.
Bunga adenium merupakan bunga hermaprodit karena dalam setiap bunga
terdapat pistil dan stamen. Antera pada bunga adenium tidak berada diujung
benang sari, tetapi pada pangkal benang sari (Hapsari, 2007), kelimanya
Gambar 2. Bunga, Tangkai, dan Korola Bunga A. obesum var. Ortiz (a, b, c); A. obesum var. Carmello (c, d, e); dan A. somalense (g, h, i).
berbulu tidak berbulu
Gambar 3. Penampang Garis Nektar: a) A. obesum var. Ortiz dan A. somalense; b) A. obesum var. Carmello
d
a b c
g h i
e f
Jumlah Ovul
Secara anatomis biji adalah ovul yang telah dibuahi dan berkembang
membentuk komponen-komponen biji. Oleh karena itu jumlah ovul dalam setiap
karpel merupakan potensi produksi biji. Pengamatan jumlah ovul per karpel pada
adenium yang diamati bervariasi antar jenis (Tabel 1).
Tabel 1. Jumlah Ovul per Karpel Tiap Jenis Adenium
No Jenis adenium Jumlah ovul Jml ovul/
dan A. somalense berkisar antara 66-180 dengan rataan 123. Dari rata-rata jumlah
ovul tersebut diketahui bahwa potensi produksi biji A. somalense paling tinggi,
disusul oleh A. somalense, dan A. obesum var. Carmello paling rendah.
Ovul adenium berbentuk oval panjang, berwarna putih transparan, dan
berimpitan satu dengan lainnya, dan tersusun dalam ovarium secara aksilar
(Gambar 4). Perbedaan jumlah ovul tergantung dari jenis adenium. Dalam kondisi
penyerbukan terjadi dengan sempurna (jumlah polen viabel yang cukup dan pada
waktu yang tepat), jumlah ovul yang banyak akan menghasilkan banyak biji,
Gambar 4. Susunan Ovul: a) Penampang Membujur Karpel; b) Penampang Melintang Karpel
Keberhasilan Reproduksi
Penyerbukan yang berhasil dapat diamati 3 – 6 hari setelah penyerbukan
(HSP) yang ditandai dengan gugurnya petal bunga. Waktu rontoknya petal
berbeda antar jenis penyerbukan, secara umum terjadi dalam tiga HSP (Tabel 2).
Jika penyerbukan berhasil, maka hanya petal saja yang rontok (Gambar 5a),
sedangkan jika penyerbukan gagal maka tangkai serta seluruh bagian bunga
rontok.
Kerontokan petal pada penyerbukan yang berhasil menyisakan
karpel/bakal buah dan tangkainya yang tetap segar (Gambar 5b). Pada kondisi
tersebut kadang terjadi perubahan warna bakal buah dari hijau menjadi merah,
yang dapat digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan penyerbukan.
Perubahan warna dapat terjadi bersamaan dengan rontoknya petal atau 1 – 2 hari
setelah petal rontok. Ada kalanya penyerbukan berhasil, namun tidak diikuti
dengan perubahan warna bakal buah, warna tetap hijau (Gambar 5c). Pada
keadaan demikian perubahan warna terjadi ketika buah matang.
Gambar 5. Penyerbukan Bunga Adenium yang Berhasil: a) Petal Rontok; b) Bakal Buah yang Tetap Berwarna Hijau; c) Bakal Buah yang Berwarna Merah
a b
Inter
Keberhasilan reproduksi dihitung setelah mengetahui rasio buah-bunga
dan rasio biji-ovul. Rasio buah-bunga menunjukkan proporsi buah yang terbentuk
dari bunga yang diserbuk. Sedangkan rasio biji-ovul menunjukkan proporsi ovul
yang berhasil mengalami fertilisasi dan berkembang menjadi biji yang viabel.
Keberhasilan reproduksi menunjukkan proporsi ovul yang dihasilkan tanaman
yang berhasil mengalami fertilisasi dan berkembang menjadi biji yang viabel
(Wiens et al., 1987)
Penyerbukan terbuka dan penyerbukan sendiri A. obesum var. Ortiz, var.
Carmello, dan A. somalense gagal membentuk buah, sehingga penyerbukan
diulang sekali lagi. Oleh karena itu jumlah bunga yang digunakan adalah sepuluh,
demikian halnya penyerbukan silang antara A. somalense X A. obesum var. Ortiz
dan A. somalense X A. obesum var. Carmello.
Penyerbukan silang intervarietas A. obesum var. Ortiz X var. Carmello, A.
obesum var. Carmello X var. Ortiz, dan penyerbukan silang interspesies A.
obesum var. Ortiz X A. somalense, A. somalense X A. obesum var. Ortiz, A.
obesum var. Carmello X A. somalense, A. somalense X A. obesum var. Carmello
hanya menggunakan lima bunga. Keberhasilan reproduksi dari tiap jenis penyerbukan disajikan dalam Tabel 3.
Keberhasilan reproduksi menunjukkan efisiensi produksi benih yang
terbentuk dari total jumlah ovul yang dihasilkan suatu tanaman. Keberhasilan
reproduksi dari penyerbukan terbuka pada ketiga kultivar yang diamati nihil, yang
menunjukkan bahwa secara alami tanaman sulit menghasilkan biji yang viabel.
Jenis penyerbukan Petal
rontok
Warna bakal buah
Penyerbukan terbuka - -
Penyerbukan sendiri A. somalense 3 hari H. kemerahan
A. obesum var. Ortiz X var. Carmello 3 - 4 hari Merah
A. obesum var. Carmello X var. Ortiz 5 - 6 hari Merah
A. obesum var. Ortiz X A. somalense 3 - 4 hari H. kemerahan
A. somalense X A. obesum var. Ortiz 3 hari H. kemerahan
A. obesum var. Carmello X A. somalense 3 hari H. kemerahan
Tabel 3. Keberhasilan Reproduksi Tanaman Adenium
No Jenis penyerbukan Jumlah bunga yang
Keberhasilan reproduksi dari penyerbukan sendiri A. somalense 0.082,
yang menunjukkan bahwa dari 1000 ovul yang dihasilkan A. somalense hanya 82
saja yang berkembang menjadi biji yang viabel. Keberhasilan reproduksi
penyerbukan silang intervarietas antara A. obesum var. Ortiz X var. Carmello
0.757, dan dari resiprokalnya, A. obesum var. Carmello X var. Ortiz, 0.747.
Keberhasilan reproduksi penyerbukan silang interspesies antara A. obesum var.
Ortiz X A. somalense mencapai 0.833, sedangkan dari penyerbukan silang antara
A. obesum var. Carmello X A. somalense 0.672. Resiprokal dari kedua
pernyerbukan silang interspesies tersebut keduanya tidak menghasilkan biji sama
sekali, hal ini menunjukkan bahwa A. somalense tidak dapat digunakan sebagai
induk betina dalam penyerbukan silang.
Persentase pembentukan buah dari penyerbukan silang lebih tinggi
daripada penyerbukan terbuka dan penyerbukan sendiri. Pembentukan buah pada
penyerbukan terbuka/alami pada A. obesum var. Ortiz, var. Carmello, dan A.
somalense sebesar 0%, demikian halnya dengan penyerbukan sendiri A. obesum
var. Ortiz dan var. Carmello. Penyerbukan sendiri A. somalense menghasilkan
pembentukan buah mencapai 10%. Pembentukan buah dari penyerbukan silang
intervarietas antara A. obesum var. Ortiz X var. Carmello mencapai 100%,
sedangkan antara A. obesum var. Carmello X var. Ortiz hanya 80%. Pada
penyerbukan silang interspesies A. obesum var. Ortiz X A. somalense
pembentukan buah mencapai 100%, dan penyerbukan silang A. obesum var.
Carmello X A. somalense mencapai 80%. Namun penyerbukan silang interspesies
A. somalense X A. obesum var. Ortiz pembentukan buah hanya 20%, dan A.
somalense X A. obesum var. Carmello sebesar 10% (Tabel 4).
Penyerbukan terbuka A. obesum dan A. somalense, serta pada penyerbukan
sendiri A. obesum tidak menginisiasi buah. Oleh karena itu hasil dan pembahasan
selanjutnya hanya mencakup penyerbukan yang menghasilkan buah.
Penyerbukan yang berhasil menghasilkan buah masak yang mengandung
biji viabel. Penyerbukan silang interspesies antara A. somalense X A. obesum var.
Ortiz dan A. somalense X A. obesum var. Carmello buah terinisiasi dan