• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini

berlangsung selama 3 bulan dimulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan November 2013.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan

Bahan yang digunakan yaitu kelinci Rex jantan lepas sapih sebanyak 21 ekor dengan bobot awal 732 ± 66,74 g. Bahan pakan yang terdiri dari kulit pisang, dan konsentrat terdiri dari tepung ikan, bungkil kedelai, dedak padi, molases mineral mix, bungkil kelapa, tepung ikan dan garam. Bahan pakan dan konsentrat diolah menjadi pakan bentuk pelet. Rodalon sebagai desinfektan dan air minum yang diberikan secara ad libitum serta obat–obatan seperti obat cacing (kalbazen) dan anti bloat untuk obat gembung.

Alat

Alat yang digunakan yaitu kandang individu ukuran 50 x 50 x 50 cm sebanyak 21 petak. Pencetak pelet, timbangan bobot badan dengan kapasitas 15 kg dengan kepekaan 10 g, tempat pakan pada tiap kandang dengan total sebanyak 21 unit, mesin grinder untuk membuat tepung, lampu 32 watt sebagai penerangan kandang, thermometer untuk mengetahui suhu kandang, sapu lidi, kuas, sapu kecil

sebagai alat pembersih kandang, terpal plastik sebagai alas untuk menyusun pelet, kardus sebagai tempat penyimpanan bahan untuk pelet.

Metode Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara experimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dan 3 ulangan yang sama. Adapun perlakuan tersebut sebagai berikut: P0: ransum kulit pisang raja tanpa fermentasi 45%

P1:ransum kulit pisang raja fermentasi MOL 15% P2: ransum kulit pisang raja fermentasi MOL 30% P3: ransum kulit pisang raja fermentasi MOL 45%

P4: ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum 15% P5: ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum 30% P6: ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum 45%

Setiap percobaan diulang sebanyak tiga kali, dengan demikian terdapat sebanyak 21 petak percobaan dan ransum yang diberikan dalam bentuk pelet.

Menurut Hanafiah (2003) linear untuk rancangan acak lengkap (RAL) adalah : Yij = + i + ij

Dimana: Yij = Nilai pengamatan yang diperoleh dari satuan percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

j = 1, 2, 3 (ulangan)

 = Nilai tengah umum

I = Pengaruh dari perlakuan ke-i

ij = Pengaruh galat percobaan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j Analisis Data

Data yang diperoleh selama penelitian dari setiap perlakuan dianalisis dengan perbandingan linier ortogonal kontras sehingga diperoleh informasi perlakuan yang terbaik. Dari 7 perlakuan dapat disusun 6 pembanding linier ortogonal kontras sebagai berikut.

Perlakuan Keterangan P0 vs P1P2P3 Ransum kulit pisang raja tanpa fermentasi 45%

dibandingkan dengan ransum kulit pisang raja fermentasi MOL

P0 vs P4P5P6 Ransum kulit pisang raja tanpa fermentasi 45% dibandingkan dengan kulit pisang raja fermentasi Trichiderma harzianum

P1P2P3 vs P4P5P6 Ransum kulit pisang raja fermentasi MOL dibandingkan dengan ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum

P1 vs P2P3 Ransum kulit pisang raja fermentasi MOL 15% dibandingkan dengan ransum kulit pisang raja fermentasi MOL 30% dan 45%

P0 vs P3P6 Ransum kulit pisang raja tanpa fermentasi 45% dibandingkan dengan ransum kulit pisang raja fermentasi MOL 45% dan Ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum 45%

P4 vs P5P6 Ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum 15% dibandingkan dengan ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum 30% dan 45%

Pembanding linier ortogonal kontras menggunakan persyaratan sebagai berikut:

1. Jumlah koefisien pembanding sama dengan nol (∑ki = 0)

2. Jumlah perkalian koefisien dua pembanding sama dengan nol (∑ki ki = 0) 3. Jumlah kuadrat = ²

∑ ²

Qi = Jumlah perkalian koefisien pembanding dengan total tiap perlakuan R = Ulangan

∑ki = Kuadrat koefisien pembanding (Sastropsupadi, 1999). Sidik ragam SK Db JK KT Fhit F 5% F 1% Perlakuan t-1 JKper l JKP/db KTP/KTG P0 vs P1P2P3 1 JK1 JK1 JK1/G P0 vs P4P5P6 1 JK2 JK2 JK2/G P1P2P3vs P4P5P6 1 JK3 JK3 JK3/G P1 vs P2P3 1 JK4 JK4 JK4/G P0 vs P3P6 1 JK5 JK5 JK5/G P4 vs P5P6 1 JK6 JK6 JK6/G Galat Rt-1 JKG T-P/rt-t - Total Rt-1 JKT - - Kaidah Keputusan

─ Bila F hit < F 0,05 : perlakuan tidak berbeda nyata (terimaH0/tolak H1). ─ Bila F hit ≥ F 0.05 : Perlakuan berbeda nyata (tolak H0/terima H1). ─ Bila F hit ≥ F 0,01 : perbedaan berbeda sangat nyata (tolak H0/terima H.

Parameter Penelitian

Konsumsi Pakan (Bahan Kering dan Bahan Organik)

Konsumsi bahan kering dan bahan organik diukur dengan mengalikan konsumsi ransum dengan kandungan bahan kering dan bahan organik yang diperoleh dari data analisis di laboratorium.

Kecernaan Bahan Kering (KcBK)

Kecernaan bahan kering didapatkan dengan cara mengurangi bahan kering konsumsi dengan bahan kering feses lalu dibagi dengan bahan kering konsumsi yang kemudian dikali seratus persen. Bahan kering konsumsi didasarkan pada hasil analisis proksimat dan bahan kering feses diukur dari hasil rata-rata pengukuran bahan kering feses selama tujuh hari terakhir selama penelitian. Koefisien cerna bahan kering dihitung dengan menggunakan rumus:

KcBK = (Konsumsi BK – Pengeluaran BK ) x 100% Konsumsi BK

Kecernaan Bahan Organik (KcBO)

Kecernaan bahan organik didapatkan dengan cara mengurangi bahan organik konsumsi dengan bahan organik feses lalu dibagi dengan bahan organik konsumsi yang kemudian dikali seratus persen. Bahan organik konsumsi didasarkan pada hasil analisis proksimat dan bahan organik feses diukur dari hasil rata-rata pengukuran bahan organik feses selama tujuh hari terakhir selama penelitian. Koefisien cerna bahan organik dihitung dengan menggunakan rumus: KcBO = (Konsumsi BO – Pengeluaran BO) x 100%

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Kandang dan Peralatan

Kandang yang digunakan adalah kandang individu dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm sebanyak 21 petak. Kandang dipersiapkan seminggu sebelum kelinci masuk dalam kandang agar kandang bebas dari hama penyakit. Kandang beserta peralatan seperti tempat pakan dan minum dibersihkan dan didesinfektan dengan menggunakan rodalon.

Pemilihan Ternak

Penyeleksian ternak kelinci yang akan digunakan sebagai objek penelitian melalui beberapa syarat sebagai berikut: ternak kelinci dalam keadaan sehat, lincah, tidak cacat dilihat dari bentuk kaki yang lurus dan lincah, ekor melengkung keatas lurus merapat kebagian luar mengikuti tulang punggung, telinga lurus keatas, mata jernih dan bulu mengkilat. Sebelum kelinci dimasukkan kedalam kandang, dilakukan penimbangan untuk mengetahui bobot badan awal dari masing-masing kelinci kemudian dilakukan random (pengacak) yang bertujuan memperkecil nilai keragaman. Lalu kelinci dimasukkan kedalam sebanyak 1 ekor per unit penelitian.

Penyusunan Pakan Dalam BentukPelet

Bahan penyusunan konsentrat yang digunakan terdiri atas tepung kulit pisang fermentasi, tepung ikan, bungkil kelapa, BIS, garam, mineral, dedak padi dan molases. Bahan yang digunakan ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan

formulasi pelet yang teleh sesuai dengan level perlakuan. Untuk menghindari ketengikan, pencampuran konsentrat dilakukan satu kali dalam dua minggu.

Pemberian Pakan dan Air Minum

Pakan yang diberikan adalah pakan komplit berbentuk pelet sesuai dengan perlakuan P0: ransum kulit pisang raja tanpa fermentasi 45%, P1: ransum kulit pisang raja fermentasi MOL 15%, P2: ransum kulit pisang raja fermentasi MOL 30%, P3: ransum kulit pisang raja fermentasi MOL 45%, P4: ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum 15%, P5: ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum 30%, P6: ransum kulit pisang raja fermentasi Trichoderma harzianum 45%.

Pakan diberikan pada pagi hari pada pukul 08.00 WIB. Sisa pakan ditimbang pada waktu pagi hari keesokan harinya sesaat sebelum ternak diberi makan kembali untuk mengetahui konsumsi ternak tersebut. Sebelum dilaksanakan peneliti diberikan waktu untuk beradaptasi selama 10 hari sedikit demi sedikit. Pemberian air minum diberikan secara ad libitum, air diganti setiap harinya dan tempat minum dicuci bersih.

Pemberian Obat-obatan

Sebelum pelaksanaan penelitian terlebih dahulu kelinci diberikan obat cacing seperti wormmectin dan scabies dengan dosis 0,02 ml/kg bobot kelinci, pemberianya dengan cara menyuntikan dibagian subkuntan, vitamin B-complex sebagai vitamin dosis 0,25 ml/kg bobot kelinci, disuntikkan secara intramuskuler dibagian paha kelinci dan anti bloat untuk obat mencret dan kembung dengan

Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan pada minggu terakhir dari setiap periode. Pengumpulan total feses dilakukan setiap hari selama satu minggu dimana berat feses ditimbang setiap hari. Dengan cara sebagai berikut :

1. Diambil sampel feses dilakukan setiap pukul 15.00 WIB dengan cara mengoleksi total feses yang diekskresikan setiap hari (24 jam) kemudian ditampung dalam tempat penampungan.

2. Ditampung feses didalam plastik, diikat, dan diberi label sesuai perlakuan. 3. Disimpan feses setiap perlakuan didalam freezer selama kolekting.

4. Ditimbang feses untuk mengetahui berat totalnya. 5. Dihomogenkan feses dengan cara diaduk hingga merata.

6. Dimasukkan feses kedalam oven dengan suhu 60oCselama 24 jam. 7. Diambil 10 % dari berat total feses dan digiling.

8. Dimasukkan sampel 10 % feses setiap perlakuan kedalam oven dengan suhu 105oCselama 24 jam untuk kecernaan bahan kering.

9. Dimasukkan sampel 10 % feses setiap perlakuan kedalam tanur dengan suhu 500oCselama 24 jam untuk mendapatkan kadar abu.

10.Dilakukan analisis proksimat pada feses di Laboratorium. Pengambilan data konsumsi pakan sebagai berikut:

1. Ditimbang pakan yang diberikan pada kelinci pada pukul 08.00 WIB dan ditimbang pakan sisa pada keesokan harinya pada pukul 07.30 WIB. 2. Dilakukan setiap hari penimbangan pakan selama penelitian berlangsung. 3. Dicatat data yang sudah didapat.

Dokumen terkait