• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Dengan ketinggian tempat ± 25 mdpl, dimulai pada bulan Maret sampai Mei 2010.

Bahan dan Alat Sistem organik

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih varietas kacang hijau varietas Parkit, Sriti, Gelatik, Betet dan no.129. Tanah top soil sebagai media tanam, pupuk kandang dari kotoran lembu atau sapi.

Alat-alat yang digunakan antara lain polibag berukuran 40 x 50 cm, meteran untuk mengukur luas lahan dan tinggi tanaman, handsprayer, gembor, tali plastik, kamera, timbangan analitik untuk menimbang produksi tanaman, alat tulis, dan kertas label serta alat lain yang mendukung penelitian.

Sistem Konvensional

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih varietas kacang hijau varietas Parkit, Sriti, Gelatik, Betet dan no.129. Tanah top soil sebagai media tanam, pupuk Urea, KCL, TSP, fungisida, insektisida, herbisida, air.

Alat-alat yang digunakan antara lain polibag berukuran 40 x 50 cm, meteran untuk mengukur luas lahan dan tinggi tanaman, handsprayer, gembor, tali plastik, pacak sampel, kamera, timbangan analitik untuk menimbang produksi tanaman, alat tulis, dan kertas label serta alat lain yang mendukung penelitian ini.

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan pada dua tempat yang berbeda, tempat pertama dilakukan dengan sistem organik dan yang kedua dengan sistem konvensional, masing-masing dengan 5 varietas kacang hijau yang sama, metodenya yaitu RAK (Rancangan Acak Kelompok) non faktorial

Varietas (V) yang terdiri dari 5 varietas, yaitu : V1 = varietas Parkit

V2 = varietas Sriti V3 = varietas Gelatik V4 = varietas Betet V5 = varietas no.129

Jumlah ulangan (blok) untuk setiap penelitian : 6 ulangan Jumlah plot untuk setiap penelitian : 30 plot Jumlah tanaman/plot untuk setiap penelitian : 1 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya untuk setiap penelitian : 30 tanaman Jumlah sampel/plot untuk setiap penelitian : 1 tanaman Jumlah sampel seluruhnya untuk setiap penelitian : 30 tanaman

Dari hasil penelitian dianalisis dengan RAK model linear sebagai berikut: Yij = µ + ρi + αj + εij

i = 1, 2, 3,4,5,6 j = 1, 2, 3, 4, 5 dimana:

Yij = hasil pengamatan pada blok ke-i terhadap perlakuan varietas ke-j µ = rataan umum

αj = pengaruh varietas ke-j

εij = pengaruh error pada blok ke-i, varietas ke-j

Apabila penelitin berpengaruh nyata, maka analisis dilanjutkan dengan uji beda rataan dengan menggunakan uji BNJ pada taraf 5%.

Untuk membandingkan apakah terdapat perbedaan karakter untuk setiap varietas yang ditanam dengan sistem organik dan sistem konvensional digunakan uji beda dua rata-rata (uji - t) yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

thitung = | √2s2 /n O – K| Dimana S2 = KT Error n = jumlah perlakuan

O = rataan nilai pada sistem organik K = rataan nilai pada sistem konvensional

nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel (t- .05)

jika t hitung > t.05/2 (dbe) * (terdapat perbedaan) jika t hitung < t.05/2 (dbe) tn (tidak terdapat perbedaan) Hipotesis :

H0 : O = K H1 : O ≠ K

Bila t-hitung > t-tabel tolak H0 terima H1 Bila t-hitung < t-tabel tolak H1 terima H0

Pelaksanaan Penelitian Persiapan Lahan Sistem Organik

Areal pertanaman yang digunakan dibersihkan dari sampah dan gulma yang tumbuh pada areal tersebut, dengan menggunakan babat, serta ditentukan letak polibag.

Sistem Konvensional

Areal pertanaman yang digunakan, dibersihkan dari sampah dan gulma yang tumbuh pada areal tersebut, dengan menggunakan herbisida atau babat untuk membunuh gulma, serta ditentukan letak polibag.

Persiapan Media Tanam Sistem Organik

Tanah dicangkul untuk mengambil lapisan top soil, dibersihkan dari sisa akar-akar tanaman yang mungkin bisa tumbuh dan mengganggu pertumbuhan tanaman utama, digemburkan dan dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1, dan dimasukkan ke dalam polibag, kemudian disusun sesuai dengan denah lahan penelitian.

Sistem Konvensional

Tanah lapisan top soil dimasukkan ke dalam polibag, kemudian disusun sesuai dengan denah lahan penelitian.

Penanaman Benih Sistem Organik

Penanaman dilakukan pada polibag. Permukaan tanah pada polibag diberi lubang tanam dengan kedalaman ± 2 cm, kemudian di masukkan 2 sampai 3 benih per lubang tanam dan ditutup dengan kompos.

Sistem Konvensional

Penanaman dilakukan pada polibag. Permukaan tanah pada polibag diberi lubang tanam dengan kedalaman ± 2 cm. Kemudian dimasukkan 2 sampai 3 benih perlubang tanam dan ditutup dengan kompos.

Pemupukan Sistem Organik

Pada sistem organik tidak dilakukan pemupukan pupuk anorganik atau pupuk sintetis.

Sistem Konvensional

Pada sistem konvensional pemupukan dasar tanaman kacang hijau dilakukan sesuai dengan dosis anjuran yaitu 100 kg Urea/ha (0.2 g/lubang tanam), 100 kg TSP/ha (0.2 g/lubang tanam), dan 75 kg KCL/ha (0.15 g/lubang tanam). Pemupukan dilakukan dalam 2 tahap yakni pada saat penanaman sebanyak setengah dosis anjuran dan setengah dosis lagi diberikan pada saat tanaman berumur 35 hari setelah tanam (hst).

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi lapangan, dilakukan pagi dan sore hari.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhannya abnormal dengan tanaman cadangan, dilakukan pada minggu ke-2 setelah tanam.

Penyiangan

Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang ada di polibag, untuk menghindari persaingan dalam mendapatkan unsur hara dari dalam tanah. Penyiangan diakukan sesuai kondisi di lapangan.

Pengendalian Hama dan Penyakit Sistem Organik

Pengendalian hama dan penyakit dengan mengunakan insektisida dan sejenis bahan kimia sintetis tidak dilakukan pada sistem organik,

Sistem Konvensional

Pada sistem konvensional pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan insektisida dengan dosis 2 ml/l air, untuk mengendalikan hama. Sedangkan pengendalian penyakit dilakukan penyemprotan fungisida dengan dosis 2 gr/l air. Masing-masing disemprotkan pada tanaman yang terkena serangan.

Panen

Panen dilakukan dengan cara memetik satu persatu dengan menggunakan tangan atau menggunakan pisau. Polong yang dipanen adalah sesuai dengan kriteria panen. Adapun kriteria panen sebagian besar polong berwarna coklat sampai hitam, kulit keras, dan polong mudah pecah.

Pengamatan Parameter Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dari pangkal batang sampai titik tumbuh dengan menggunakan meteran, dilakukan pada saat mulai berbunga. Jumlah Cabang (cabang)

Dihitung seluruh cabang yang terbentuk. Dilakukan saat tanaman mulai berbunga.

Umur mulai berbunga (HST)

Umur mulai berbunga dihitung saat bunga pertama sudah muncul dalam satu tanaman.

Umur panen (HST)

Umur panen dihitung pada saat tanaman telah menunjukkan kriteria panen. Jumlah polong yang masak per tanaman (polong)

Setiap kali dilakukan pemanenan, dihitung semua jumlah polong yang masak pada setiap tanaman.

Panjang polong (cm)

Panjang polong dihitung dengan menggunakan meteran. Pengukuran dimulai dari pangkal polong sampai ujung polong.

Jumlah biji per polong (buah)

Untuk mengetahui jumlah biji per polong dilakukan dengan mengupas tiap polong, dihitung semua biji yang ada pada polong tersebut.

Bobot biji per tanaman (g)

Dikumpulkan seluruh biji dari masing-masing varietas pada tiap blok, kemudian ditimbang dan hasilnya dibagi jumlah sampel. Penimbangan dilakukan dengan menimbang seluruh biji dari masing-masing tanaman.

Bobot 100 biji (g)

Diambil 100 biji dari masing-masing varietas pada tiap blok, kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.

Dokumen terkait