• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2005 dan bertempat di Laboratorium Nutrisi Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

3.2 Pakan Perlakuan

Ada empat macam pakan perlakuan dengan komposisi kadar vitamin E yang berbeda dengan kadar n-3 dan n-6 tetap dalam setiap pakan perlakuan yaitu 1:3. Komposisi pakan penelitian disajikan pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Komposisi pakan penelitian untuk ikan zebra (Brachydanio rerio) prasalin (g/kg pakan)

Pakan Perlakuan/Kadar Vitamin E (mg/kg pakan)dalam perbandingan asam lemak n-3 dan n-6 sebesar 1:3 Bahan Pakan

I (325) II (375) III (425) IV (475)

Tepung Ikan 25,0000 25,0000 25,0000 25,0000

Tepung Kedelai 23,3231 23,3231 23,3231 23,3231 Tepung Pollard 34,2262 34,2262 34,2262 34,2262

Minyak Ikan 1,7500 1,7500 1,7500 1,7500

Tepung Tapioka 5,0150 5,0100 5,0050 5,0000

Chlorine Cloride 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000

Total 100,0000 100,0000 100,0000 100,0000

Keterangan : * Komposisi vitamin mix dan mineral mix dapat dilihat pada Lampiran 1.

Sebelum pakan dibuat, bahan penyusun pakan seperti tepung ikan, tepung kedelai dan tepung pollard dianalisa proksimat terlebih dahulu. Begitu juga pakan yang telah dibuat kemudian dianalisa proksimat pula dan hasil analisa proksimat pakan dapat dilihat pada Tabel 3. Untuk hasil analisa proksimat bahan pakan dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 2. Hasil perhitungan sumbangan n-3 dan n-6 dari bahan pakan dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 3. Hasil Analisa Proksimat Pakan Perlakuan (% bobot kering)

Pakan Perlakuan/Kadar Vitamin E (mg/kg pakan)dalam perbandingan asam lemak n-3 dan n-6 sebesar 1:3 Komposisi

Protein 38.2287 38.4995 38.7266 38.7753

BETN 30.8698 31.0029 31.3624 30.6519

3.3 Pemeliharaan Induk dan Pengumpulan Data

Induk yang digunakan adalah calon induk ikan zebra (Brachydanio rerio) yang berasal dari petani ikan hias Depok, Jawa Barat. Ikan ini berumur 28 hari dengan bobot tubuh awal ± 0,1881 gram. Calon induk tersebut selanjutnya dipelihara dalam 12 buah akuarium berukuran 50x35x40 cm dengan kepadatan awal 60 ekor per akuarium. Setelah dua minggu masa pemeliharaan, dilakukan seleksi ikan jantan dan betina sehingga menjadi 25 ekor betina di setiap akuariumnya. Agar suhu air konstan maka dipasang heater pada tandon.

Selama masa pemeliharaan, calon induk ikan zebra tersebut diberi pakan perlakuan sebanyak empat kali sehari yaitu pukul 07.00; 11.00; 14.00 dan 17.00 WIB. Pakan diberikan secara at satiation. Selama pemeliharaan, dilakukan pengamatan tingkat perkembangan gonad masing-masing perlakuan melalui penimbangan bobot tubuh, bobot gonad pada tiap ulangan 1 ekor ikan dan histologi gonad sebanyak 1 ekor ikan di tiap perlakuan. Pengamatan ini dilakukan setiap 14 hari sekali selama enam minggu masa pemeliharaan. Untuk mencegah berkembangnya parasit pengganggu, di setiap minggunya akuarium dan tandon ditaburi garam secukupnya.

Setelah 42 hari calon induk diberi pakan perlakuan, dilakukan pemindahan induk ke akuarium lain untuk dipijahkan. Induk yang telah siap memijah dapat dilihat secara visual dengan memperhatikan bagian urogenital yang terlihat memerah. Akuarium yang digunakan untuk memijahkan berukuran 15x15x20 cm.

Calon induk ikan dipijahkan secara berpasangan dengan perbandingan antara jantan dan betina yaitu 1:1. Ikan yang dipijahkan sebanyak tiga ekor per ulangan.

Pemijahan biasanya berlangsung menjelang dini hari dan telur-telur akan

dikeluarkan pada pagi harinya. Setelah telur dikeluarkan, pasangan induk baru tersebut dipindahkan ke akuarium lain untuk mencegah pemangsaan terhadap telur. Selanjutnya telur dari setiap induk yang memijah dan sudah diovulasikan maupun yang gagal dibuahi tersebut dihitung untuk mengetahui fekunditasnya.

Telur diambil sebanyak dua butir per perlakuan sebagai sampel untuk pengamatan embryogenesis. Telur yang abnormal diambil untuk difoto. Air di dalam akuarium diberi Methylen Blue untuk mencegah timbulnya jamur pada telur. Setelah 7-10 jam dari saat telur dikeluarkan, antara telur yang dibuahi dan tidak dibuahi dihitung untuk mengetahui fekunditas dan derajat pembuahan. Larva yang baru menetas dihitung sehingga dapat diketahui derajat tetas telur. Sebanyak 15-20 ekor larva dipelihara sampai lima hari tanpa diberi pakan untuk mendapatkan nilai kelangsungan hidupnya.

3.4 Parameter Uji

Parameter yang diuji tersebut adalah : 1. Tingkat Perkembangan Gonad

Pengamatan dilakuakn dari awal pemeliharaan hingga ikan mencapai masa matang gonad dan siap memijah. Pengamatan dilakukan terhadap berat gonad dan stadia perkembangan gonad secara histologis setiap dua minggu sekali.

2. Gonado somatik indeks sebelum dan sesudah salin.

Gonado somatik indeks dihitung dengan menggunakan rumus Shreck dan Moyle (1990) dalam Syahrizal (1998) :

3. Laju Pertumbuhan Harian

Laju pertumbuhan harian ikan uji dihitung berdasarkan rumus berikut (Huisman, 1976 dalam Zakaria, 2005) :

• t = • o + (t + 0,01 á )t

Berdasarkan persamaan di atas dapat dihitung laju pertumbuhan harian : á = ((• t/• o)1/t-1) x 100

Keterangan :

• t = rata-rata bobot individu pada akhir percobaan (g) • o = rata-rata bobot individu pada awal percobaan (g) t = waktu percobaan (hari)

á = laju pertumbuhan harian

4. Fekunditas

Fekunditas adalah jumlah telur yang dikeluarkan induk perbobot tubuh induk (g) atau dapat dihitung dengan rumus :

F (• telur per g induk) =

Sumber : Effendie (1979)

5. Derajat Pembuahan Telur (DPT) DPT (%) =

Sumber : Effendie (1979)

6. Derajat Tetas telur (DTT) DTT (%) =

Sumber : Effendie (1979)

7. Tingkat Kelangsungan Hidup Larva Tingkat Kelangsungan Hidup (SR) = Keterangan :

SR = Tingkat Kelangsungan Hidup

Nt = jumlah individu ikan uji pada akhir percobaan (ekor) No = jumlah individu ikan uji pada awal percobaan (ekor) Sumber : Effendie (1979)

3.5 Analisa Statistik

Penelitian ini menggunakan Rancangan acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Beberapa parameter yang diuji yaitu gonado somatik indeks, fekunditas, derajat pembuahan telur, derajat penetasan telur, laju pertumbuhan harian, gonado somatik indeks mingguan, tingkat perkembangan gonad, proses embryogenesis, gonado somatik indeks salin dan tingkat kelangsungan hidup larva. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan terhadap parameter uji digunakan analisis ragam. Analisis ragam dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 11.0 for Windows. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan uji lanjut Duncan.

3.6 Analisa Kimia

Analisa proksimat dilakukan pada bahan pakan dan pakan perlakuan.

Prosedur analisa proksimat dapat dilihat pada Lampiran 4. Analisa protein, lemak dan air dilakukan pada tubuh ikan zebra di awal dan akhir pemeliharaan.

Sedangkan pada telur dilakukan analisa lemak dan air. Analisa kualitas air dilakukan di awal, tengah dan akhir pemeliharaan. Hasil analisa kualitas air dapat dilihat pada Lampiran 5.

Dokumen terkait