• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian dosis vitamin E sebesar 475 mg/kg pakan dalam kadar asam lemak n-3 dan n-6 tetap, memberikan pengaruh terhadap penampilan reproduksi prasalin ikan zebra (Brachydanio rerio) yaitu GSI sebesar 16,96 % dan kandungan lemak telur sebesar 24,18 %, dibandingkan dengan penambahan kadar vitamin E sebesar 325 mg/kg; 375 mg/kg maupun 425 mg/kg pakan.

DAFTAR PUSTAKA

Axelrod H. R., Burgess W. E., Pronek N. and Walls J. G. 1997. Dr. Axelrod’s atlas of freshwater aquarium fishes. Ninth edition. T. F. H.

Publications. Inc. USA. 305 p.

Bell M. V., Henderson R. J. and Sargent J. R. 1986. The role of polyunsaturated fatty acids in fish. Mini Review. Comp. Bichem. Physiology.83B:711-719.

Boyd C. T. 1990. Water quality in pond for aquaculture. Birmingham Publishing Co. Birmingham. Alabama. 359 pp.

Budiyanto. K. A. M. H. 2002. Dasar-dasar ilmu gizi. UMM Press. Malang.

Collins A. Omega-3-fat-efas. http://www.annecollins.com/dietary-fat. 18 Juni 2005.

Effendie M. I. 1979. Metode biologi perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 112 hal..

Eschmeyer W. N. 1997. Catalog of genera of recent fishes. California Academy of Sciences. San Fransisco. 697 p.

Hepher B. 1988. Nutrition of pond fishes. Cambridge University Press. England.

Houghton Mifflin Company. 2000. The american heritage® dictionary of english language. http://www.thefreedictionary.com/alpha-tochoperol. 15 September 2005.

Izquierdo M. S., Fernandez-Palacios H., Tacon A. G. J. 2001. Effect of broodstock nutrition on reproductive performance of fish. Aquaculture.

197 : 25-42.

Kamler E. 1992. Early life history of fish. An energetics approach. Chapman and Hall. London. 267 pp.

Lehninger A. L. 1982. dasar-dasar biokimia. Jilid 1. (Alih bahasa oleh: M.

Thenawidjaja). Erlangga, Jakarta. 369 hal.

Martoharsono S. 1988. Biokimia Jilid I.Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Martoharsono S. 1990. Biokimia Jilid II.Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Maack G. and Segner H. The gonadal development of the zebrafish (Danio rerio).

http://www.Fishbase.com, 27 Januari 2005

Mokoginta. I., Jusadi D., Setiawati M.dan Suprayudi M. A. 2000. Kebutuhan asam lemak esensial, vitamin dan mineral dalam pakan induk Pangasius sutchi untuk reproduksi. Hibah Bersaing VII/1-2 Perguruan Tinggi/Tahun Anggaran 1998/2000. Institut Pertanian Bogor. Laporan Akhir. 54 hal.

National Research Council.1977. Nutrient requirement of warmwater fishes.

National Academy of Sciences Washington D. C. 102 p.

Piper R. G., Mc Elwain I. B., Orme E., Mc Carren J. P., Powler L. G., and Leonard J. R. 1982. Fish hatchery management. United States Development of The Interior of Fisheries and Wildlife Service.

Washington, D. C. 517 p.

Syahrizal.1998. K adar Optimum Vitamin E (á-Tocopherol) dalam Pakan Induk Ikan Lele (Clarias batrachus Linn.). Tesis, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.69 hal.

Takeuchi T., Watanabe T., Ogino C., Saito M., Nishimura K. and Nose T. 1981.

Effects of low protein high calorie and deletion of trace elements from a fish meal diet on reproduction of rainbow trout. Bull. Japan Soc. Sci.

Fish. 47 (%) : 645-654.

Tang U. M. dan Affandi R. 2001. Biologi reproduksi ikan. Pusat Peneliti Kawasan Pantai dan Perairan Universitas Riau.Pekanbaru. 110pp.

Tang U. M dan Affandi R. 2002. Fisiologi hewan air. Unri Press. Pekanbaru Zonneveld, N., Huisman, E. A. dan Boor, J. H. Prinsip-prinsip budidaya ikan.

Gramedia. Jakarta. 317 hal.

Watanabe T., Takeuchi T., Origino C. & Kawabata T. (1977). Effect of á-tocopherol deficiency on carp-VII. The relationship between dietary levels of linoleate and á-tocopherol requirement. Bull. Japan soc. Fish.

43, 935-946.

Watanabe T. 1988. Fish nutrition and mariculture. JICA Textbook The General Aquaculture Course. Department of Aquatic Biosciences. Tokyo university of fisheries. Tokyo. 232 pp.

Watanabe. T., Fujimura T., Lee M. J., Fukusho K., Satoh S. and Takeuchi T.

1991. Effect of polar and non polar lipids from krill on quality of eggs of red seabream Pagrus major. Nippon Suisan Gakkaishi. 57 (4) :695-698.

Welch E. B. 1980. Ecological Effects of Waste water. Cambridge University Press. Cambridge. 337 p.

Yanto H. 2000. Pengaruh kombinasi kadar minyak ikan, minyak kelapa dan minyak jagung dalam pakan terhadap komposisi asam lemak tubuh dan pertumbuhan ikan jelawat (Leptobarbus hoeveni Blkr.). Tesis, Program PascaSarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Zakaria A. 2005. Pengaruh pemberian vitamin E (á-Tokopherol) yang berbeda pada pakan induk terhadap penampilan reproduksi ikan zebra (Brachydanio rerio). Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Komposisi campuran vitamin dan mineral Komposisi campuran vitamin (mg/100 g pakan)

Vitamin B1 60

Vitamin B2 100

Vitamin B6 40

Vitamin B12 0.1 Vitamin C 5000 Niacin 400 Ca-pantothenate 100 Inositol 2000 Biotin 6 Folic acid 15 p-Amino-benzoic acid 50

Vitamin K3 50

Vitamin A 4000 IU

Vitamin D3 4000 IU Sumber : Watanabe, 1988.

Komposisi campuran mineral (g/100 g pakan)

MgSO4.7H2O 1.0 Komponen Trace element miv (g/100g pakan)

NaCl 15.0 ZnSO4..7H2O 35.3

NaH2PO4.2H2O 25.0 MnSO4.4H2O 16.2 KH2PO4 32.0 CuSO4.5H2O 3.1 Ca2(PO4)3 20.0 CoCl2.6H2O 0.1

Fe-Citrate 2.5 KIO3 0.3

Trace element mix 1.0 Cellulosa 45.0 Ca-lactate 3.5

Sumber : Takeuchi (1988) dalam Watanabe, 1988.

Lampiran 2. Hasil analisa proksimat bahan baku pakan (% bobot kering) Bahan Protein Lemak Abu Serat Kasar BETN Tepung Ikan 76,7462 6,2798 16,9197 0,0000 0,0542 Tepung Kedelai 51,9438 1,5374 9,2027 9,1917 28,1243 Pollard 19,6551 3,8941 4,5341 7,0073 64,9094 Tapioka 0,0000 0,3929 0,4042 0,0449 99,1580

Lampiran 3. Sumbangan asam lemak n-3 dan n-6 dari bahan pakan

Bahan n-3 n-6 Lemak n-3 n-6

Tepung

Ikan 23,3 3,6 1,5699 0,3658 0,0565

Minyak

Ikan 36,4 3,3 1,75 0,637 0,0578

Minyak

Jagung 0 56,3 3,2032 0 2,9294

Minyak

Sawit 0 3,8 0,45 0 0,0171

Total 1,0028 3,0608

Lampiran 4. Prosedur Analisa Proksimat Prosedur Analisa Kadar Abu

1. Cawan dipanaskan pada suhu 105-110ºC selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam eksikator 15-30 menit dan ditimbang (X1).

2. Timbang bahan 2-3 gram (A).

3. Cawan dan bahan dipanaskan dalam tanur pada suhu 600ºC sampai bahan menjadi putih semua atau telah menjadi abu, kemudian dimasukkan ke dalam oven (suhu 100-110ºC) kurang lebih 15 menit untuk menurunkan suhu.

4. Cawan didinginkan dalam eksikator selama 15-30 menit dan ditimbang (X2).

Kadar Abu = ((X2 – X1) / A) x 100 % Prosedur Analisa Protein

Tahap Oksidasi

1. Bahan ditimbang sebanyak 0,5 gram (A).

2. Masukkan bahan, katalis, H2SO4 pekat sebanyak 10 ml ke dalam labu kjeldahl.

3. Labu Kjeldahl dipanaskan pada suhu 400ºC hingga terjadi perubahan warna menjadi hijau bening, kemudian didinginkan dan encerkan dalam erlenmeyer hingga 100 ml.

Tahap Destilasi

1. Sebanyak 5 ml larutan hasil oksidasi dimasukkan ke dalam labu destilasi.

2. Tambahkan 10 ml NaOH 0,05 N.

3. Masukkan H2SO4 0,05 N sebanyak 10 ml ke dalam erlenmeyer dan tambahkan 2-3 tetes MnSO4, destruksi selama 10 menit.

Tahap Titrasi

1. Hasil destruksi dititrasi dengan NaOH 0,05 N.

2. Catat hasil titran

3. Lakukan prosedur yang sama pada blanko.

%

Prosedur Analisa Lemak (metode Soxhlet)

1. Labu dioven pada suhu 105-110ºC selama 1 jam, didinginkan dan ditimbang (X1).

2. Bahan ditimbang sebanyak 3-5 gram (A), masukkan ke dalam selongsong dan soxhlet, letakkan pemberat di atasnya.

3. Masukkan N-Hexan 100-150 ml ke dalam Soxhlet samapai selongsong terendam dan N-Hexan dimasukkan ke dalam labu.

4. Panaskan labu yang telah dihubungkan dengan Soxhlet di atas hotplate sampai cairan yang merendam bahan dalam Soxhlet berwarna bening.

5. Labu dilepaskan dan tetap dipanaskan hingga N-Hexan menguap semua.

6. Labu dan lemak yang tersisa dipanaskan dalam oven selama 15-60 menit, kemudian didinginkan dalam eksikator selama 15-30 menit dan ditimbang (X2).

Prosedur Analisa Lemak (metode Folsch)

1. Timbang bahan sebanyak A gram dan tambahkan C ml (20 x A) Chloromethanol perbandingan 2:1.

2. Dihomogenkan selama 5 menit.

3. Hasilnya disaring dengan menggunakan vacuum pump dan kertas saring.

4. Hasil penyaringan dimasukkan (dengan cara disaring dnegan menggunakan kertas saring) ke dalam labu, dimaan di dalamnya telah dimasukkan MgCl2 sebanyak (0,2 x C) ml.

5. Kocok perlahan selama 1 menit dan siamkan selama 1 malam.

6. Setelah semalam, kemudian diambil lemaknya (cairan endapan yang di bagian bawah) dan dievaporasi, lalu ditimbang (D gram).

%

Prosedur Analisa Serat Kasar

1. bahan ditimbang sebanyak 0,5 gram (A) dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml.

2. Tambahkan 50 ml H2SO4 0,3 N, lalu dipanaskan di atas pembakar bunsen selama 30 menit.

3. Tambahkan 25 ml NaOH 1,5 N kemudian panaskan kembali selama 30 menit.

4. Kertas saring dipanaskan dalam oven, lalu dinginkan dan ditimbang (X1), kemudian pasang pada corong Buchner dan hubungkan pada vacuum pump untuk mempercepat penyaringan.

5. Larutan dan bahan yang dipanaskan tadi dituangkan ke dalam corong buchler, kemudian bilas berturut-turut dengan 50 ml air panas, 50 ml H2SO4 0,3 N, 50 ml air panas lagi dan 25 ml aceton.

6. Siapkan cawan porselen yang telah dipanaskan dalam oven bersuhu 105-110ºC selama 1 jam.

7. Kertas saring dimasukkan ke dalam cawan, panaskan dalam oven bersuhu 105-110ºC selama 1 jam, lalu dinginkan dalam eksikator selama 15-30 menit dan ditimbang (X2).

8. Selanjutnya panaskan cawan tadi dalam tanur (600ºC) hingga berwarna putih atau menjadi abu (4 jam), lalu dimasukkan dalam oven bersuhu 105-110º selama 15 menit, dinginkan dalam eksokator selama 15-30 menit dan ditimbang (X3).

Lampiran 5. Hasil analisa kualitas air selama pemeliharaan

DO pH TAN

Kualitas

Air Awal Tengah Akhir Awal Tengah Akhir Awal Tengah Akhir Akuarium 7,30 6,14 4,34 6,80 6,48 7,38 0,18 0,02 0,11 Tandon 7,40 6,25 4,44 6,79 6,48 7,38 0,16 0,02 0,15 Outlet 7,38 6,31 4,50 6,78 6,49 7,43 0,32 0,02 0,09

L ampiran 6. Data L aju Pertumbuhan Harian (á) ikan zebra (Brachydanio rerio)

Lampiran 7. Data Gonado Somatik Indeks (%) Mingguan ikan zebra

Lampiran 8. Data Gonado Somatik Indeks Salin (%) ikan zebra (Brachydanio rerio)

Perlakuan Ulangan Tubuh (g) Gonad (g) GSIs (%)

1 0.6767 0.1720 25.4175

2 0.4409 0.1361 30.8687

I (Vit E 325 mg/kg pakan)

Rata-rata 0.5588 0.1541 28.1431

1 0.5907 0.1088 18.4188

2 0.7129 0.2395 33.5952

II (Vit E 375 mg/kg pakan)

Rata-rata 0.6518 0.1742 26.0070

1 0.5400 0.1069 19.7963

2 0.5998 0.1316 21.9406

III (vit E 425 mg/kg pakan)

Rata-rata 0.5699 0.1193 20.8685

1 0.7520 0.1534 20.3989

2 0.5580 0.0981 17.5806

IV (Vit E 475 mg/kg pakan)

Rata-rata 0.6550 0.1258 18.9898

Lampiran 9. Gambar Perkembangan Telur

Pembelahan 8 Sel Stadia Morula

I (325 mg/kg pakan) : 08.50 (060505) I (325 mg/kg pakan) : 09.40 II (375 mg/kg pakan) : - II (375 mg/kg pakan) : 08.15 III (425 mg/kg pakan) : 08.35 (060505) III (425 mg/kg pakan) : 09.50 IV (475 mg/kg pakan) : - IV (475 mg/kg pakan) : 08.15

Stadia Blastula Stadia Gastrula

I (325 mg/kg pakan) : 11.00 I (325 mg/kg pakan) : 12.00 II (375 mg/kg pakan) : 09.45 II (375 mg/kg pakan) : 12.00 III (425 mg/kg pakan) : 11.00 III (425 mg/kg pakan) : 12.00 IV (475 mg/kg pakan) : 09.55 IV (475 mg/kg pakan) : 12.00 Stadia Perisai Embrio Stadia Organogenesis

I (325 mg/kg pakan) : 14.00 I (325 mg/kg pakan) : 23.25 II (375 mg/kg pakan) : 13.15 II (375 mg/kg pakan) : 23.25 III (425 mg/kg pakan) : 14.00 III (425 mg/kg pakan) : 23.25 IV (475 mg/kg pakan) : 13.15 IV (475 mg/kg pakan) : 23.25

Sambungan Lampiran 9.

Stadia Embrio Embrio Berpigmen

I (325 mg/kg pakan) : 13.00 (070505) I (325 mg/kg pakan) : 06.00 (080505) II (375 mg/kg pakan) : 13.00 (070505) II (375 mg/kg pakan) : 06.00 (080505) III (425 mg/kg pakan) : 13.00 (070505) III (425 mg/kg pakan) : 06.00 (080505) IV (475 mg/kg pakan) : 13.00 (070505) IV (475 mg/kg pakan) : 06.00 (080505)

.Larva Telur Mati

I (325 mg/kg pakan) : 09.50 II (375 mg/kg pakan) : 13.00 III (425 mg/kg pakan) : 09.45 IV (475 mg/kg pakan) : 20.00

Lampiran 10. Nilai Fekunditas (F), Derajat Pembuahan Telur (DPT), Derajat Tetas Telur (DTT) dan Tingkat Ketahanan Hidup Larva 5 Hari (SR5) Perlakuan Ulangan F (butir/g

induk) DPT (%) DTT (%) SR (%) 1 443,9057 99,2308 39,1473 100,0000 2 365,3685 87,8505 5,3191 90,0000 3 689,7611 80,6931 7,6687 90,0000 (Vit E 325 I

mg/kg)

Rata-rata 499,6784 89,2581 17,3784 93,3333 1 651,3898 86,2687 15,9170 85,0000 2 651,3898 90,4478 5,6106 85,0000 3 633,8898 99,6933 11,3846 90,0000 (Vit E 375 II

mg/kg)

Rata-rata 645,5565 92,1366 10,9707 86,6667 1 603,4939 98,5380 37,6855 95,0000 2 598,2001 99,7050 6,2130 90,0000 3 474,6780 98,1413 19,3182 80,0000 (Vit E 425 III

mg/kg)

Rata-rata 558,7907 98,7947 21,0722 88,3333 1 606,3853 93,9929 53,7594 100,0000 2 788,5151 87,5000 29,1925 95,0000 3 728,5194 96,4706 12,8049 100,0000 (Vit E 475 IV

mg/kg

Rata-rata 707,8066 92,6545 31,9189 98,3333

Lampiran 11. Hasil analisa statistik terhadap berbagai parameter a. Tabel sidik ragam terhadap gonado somatik indeks (GSI)

Kuadrat jumlah df Rata-rata F Sig.

Antara grup 47.478 3 15.826 6.206 0.017 Dalam grup 20.400 8 2.550

Total 67.879 11

Uji lanjut terhadap gonado somatik indeks

N Subset for alpha = .05

PERLAKUAN 1 2

Duncan A 3 11.929682

B 3 13.163190

C 3 13.629971

D 3 17.271500

Sig. .246 1.000

b. Tabel sidik ragam terhadap gonado somatik indeks salin (GSIs) Kuadrat jumlah df Rata-rata F Sig.

Antara grup 110.220 3 36.740 1.078 0.453 Dalam grup 136.289 4 34.072

Total 246.509 7

c. Tabel sidik ragam terhadap fekunditas (F)

Kuadrat jumlah df Rata-rata F Sig.

Antara grup 76275.842 3 25425.281 2.383 0.145 Dalam grup 85340.928 8 10667.616

Total 161616.770 11

d. Tabel sidik ragam terhadap derajat pembuahan telur (DPT)

Kuadrat jumlah df Rata-rata F Sig.

Antara grup 144.803 3 48.268 1.232 0.360 Dalam grup 313.428 8 39.178

Total 458.230 11

e. Tabel sidik ragam terhadap derajat tetas telur (DTT)

Kuadrat jumlah df Rata-rata F Sig.

Antara grup 693.487 3 231.162 0.874 0.494 Dalam grup 2116.618 8 264.577

Total 2810.104 11

f. Tabel sidik ragam terhadap tingkat kelangsungan hidup larva 5 hari (SR5) Kuadrat jumlah df Rata-rata F Sig.

Antara grup 250.000 3 83.333 3.077 0.091 Dalam grup 216.667 8 27.083

Total 466.667 11

Keterangan : Apabila signifikansi > 0,05 maka tidak berbeda nyata antar perlakuan Apabila signifikansi < 0,05 maka berbeda nyata antar perlakuan

Dokumen terkait