Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian + 25 m di atas permukaan laut. Penelitian ini berlangsung mulai bulan April sampai dengan Juni 2016. Bahan Dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah imago lalat buah sebagai objek penelitian, limbah tahu, limbah tempe, limbah kakao, limbah kulit jeruk sebagai perlakuan yang akan di teliti , larva lalat buah untuk dibiakkan, air sebagai perlakuan kontrol, pasir tempat hidup larva dan pupa, kapas sebagai media limbah digantungkan, kain kasa untuk menyungkup kurungan berbentuk kubus, dan madu sebagai makanan lalat dewasa, jeruk sehat untuk pakan larva.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kotak berbentuk kubus sebagai tempat penelitian, pisau memotong jeruk, toples sebagai tempat mengembangbiakkan larva, baskom sebagai tempat pulpa kakao, karung tempat biji kakao, karet gelang untuk mengikat kasa, oven untuk mensterilkan pasir, gelas ukur untuk mengukur banyaknya limbah yang diguanakan, jarum suntik untuk alat menyuntikkan limbah ke kapas, tang untuk memotong kawat, paku untuk penyambung kayu, kertas label untuk penanda perlakuan, meteran untuk mengukur panjang kayu, kamera untuk mendokumentasikan penelitian, stopwatch untuk menghitung waktu dan alat tulis.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non-faktorial dengan 5 perlakuan yaitu :
A0 : air
A1 : limbah tahu A2 : limbah tempe A3 : limbah kakao A4 : limbah kulit jeruk
Masing-masing perlakuan terdiri dari 4 ulangan.
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linear berikut:
Yij = µ + λi + βj +εij Yij = nilai pengamatan perlakuan ke-j dan ulangan ke-i µ = nilai tengah
λi = pengaruh ulangan ke-i βj = pengaruh perlakuan ke-j
εij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-j dan ulangan ke-i i = 1, 2, 3, ...x , j = 1, 2, 3…………y (Bangun, 1994)
Hasil penelitian yang diperoleh kemudian diuji dengan Sidik Ragam, apabila hasil Sidik Ragam berpengaruh nyata akan dilanjut dengan Uji Jarak Duncan dengan taraf 5%.
Pelaksanaan Penelitian Perbanyakan Serangga Uji
Perbanyakan lalat buah dilakukan dengan 4 tahapan (Gambar 5) yaitu pada tahap awal dengan mengambil larva stadia 4 yang terdapat pada buah yang bergejala/buah busuk. Larva dikeluarkan dari jeruk busuk dan dimasukkan dalam toples (diameter 10 cm dan tinggi 7 cm) yang bagian bawahnya berisi pasir steril. Stoples ditutup dengan menggunakan kain kasa dan diikat dengan karet gelang (Gambar 5a). Kondisi pasir agar lenbab dilakukan dengan menyiram pasir setiap pagi dan sore pasir (Gambar 5b). Selanjutnya pupa dikeluarkan dari dalam pasir ke atas permukaan pasir untuk memudahkan keluarnya lalat buah dewasa (Gambar 5c). Waktu yang dibutuhkan larva untuk menjadi imago 10-12 hari. Pupa yang menetas menjadi imago diberikan madu diatas kain kasa sebagai pakan lalat buah tersebut (Gambar 5d). Kemudian lalat buah yang diperoleh dari hasil perbanyakan digunakan sebagai serangga uji.
a
b c
Persiapan Kapas
Kapas yang digunakan dalam penelitian adalah kapas yang dibentuk bulat seperti bola dibungkus dengan kain kasa agar kapas dapat terbentuk dan tidak jatuh. Berat kapas yang digunakan adalah 5 gram dan bulatan kapas yang digunakan sebanyak 6 bulatan tiap ulangan, sehingga total bulatan kapas yang digunakan sebanyak 24 bulatan kapas.
Pengambilan Limbah Tahu
Limbah tahu diperoleh dari pabrik tahu di jalan Setia budi, Tanjung Sari, Medan. Limbah tahu diambil sekali dalam 2 hari. Limbah tahu yang digunakan adalah limbah dalam bentuk cairan. Limbah tahu yang digunakan tiap ulangan sebanyak 30 ml yang diukur dengan gelas ukur.
Pengambilan Limbah Tempe
Limbah tempe diperoleh dari pabrik tempe di jalan Setia budi, Tanjung Sari, Medan. Pengambilan limbah tempe diperoleh sekali dalam 2 hari. Limbah tempe yang digunakan adalah limbah dalam bentuk cairan. Limbah tempe yang digunakan tiap ulangan sebanyak 30 ml yang diukur dengan gelas ukur.
Pengambilan Limbah Kakao
Limbah kakao diperoleh dari proses pemisahan antara lendir (pulpa) kakao yang menempel pada biji kakao (proses fermentasi). Limbah kakao diperoleh dari petani kakao. Limbah kakao digunakan adalah limbah hasil fermentasi yang dikerjakan oleh petani kakao. Proses singkat fermentasi dilakukan dengan mengambil biji kakao, memasukkan dalam peti fermentasi dan menutupnya dengan daun pisang. Pembalikan merata pada biji dilakukan sekali pada hari kedua agar suhu netral. Proses fermentasi limbah kakao sampai
mengeluarkan aroma cuka berlangsung selama 5-6 hari. Limbah kakao siap untuk digunakan dalam penelitian.
Ekstraksi Kulit Jeruk
Limbah kulit jeruk diperoleh dengan mengambil jeruk yang segar lalu kuliat jeruk dikupas dan kulit jeruk di blender seceara halus. Kulit yang diblender di saring dan air hasil saringan di ambil dan di masukkan pada toples. Limbah kulit jeruk yang digunakan tiap ulangan sebanyak 30 ml.
Perendaman Limbah Tiap Perlakuan
Limbah yang sudah diukur sebanyak 30 ml direndam dengan bulatan kapas yang beratnya sebesar 5 gram. Kapas diletakkan kedalam limbah sampai kapas menyerap limbah atau kapas basah setelah itu bulatan kapas digantung di setiap gantungan kawat.
Pembuatan Kurungan Penelitian
Kurungan terbuat dari kayu yang berbentuk kubus ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm, lalu disungkup dengan kain kasa dan ditengah-tengah kurungan ada pintu masuk sebagai masuk atau keluarnya tangan ketika bekerja didalam kurungan. Pada bagian atas kain kasa digantungkan kawat berukuran kecil dan posisi limbah secara acak. Setelah itu, dibawah kawat ada lingkaran kawat untuk tempat gantungan kapas. Pada bawah gantungan kapas ada plastik sebagai tempat tampungan air yang menetes dari gantungan kapas.
Introduksi Imago
Imago yang diperoleh dari hasil perbanyakan dilepaskan pada kurungan yang disungkup dengan kain kasa. Imago lalat buah di introduksikan masing-masing sebanyak 15 ekor jantan dan betina per ulangan. Pelepasan imago
dilakukan secara bersama-sama pada semua ulangan pada hari yang sama. Introduksi dilakukan dengan memegang bagian kaki imago dengan hati-hati. Pemberian Limbah
Gantungan kapas tiap perlakuan akan di beri limbah lagi agar bulatan kapas tetap lembab dan aroma tiap limbah tidak hilang. Pemberian limbah ini dilakukan dengan memberi limbah sebanyak 9 ml limbah setiap harinya.
Pengamatan Parameter
1. Persentase Ketertarikan Serangga terhadap Beberapa Limbah
Perhitungan populasi imago lalat buah yang terperangkap pada beberapa limbah dilaboratorium diamati selama enam hari dan pengamatan pertama dilaksanakan satu jam setelah aplikasi. Persentase ketertarikan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
Persentase ketertarikan = x 100% Keterangan : N : Banyaknya serangga pada perlakuan
A= Banyaknya Serangga pada Kontrol (Sighomang et al., 1998) Presentase Ketertarikan Serangga
Tingkatan Ketertarikan (%) Kriteria Ketertarikan
Kelas 0 Atraktan negative Sangat Rendah
Kelas 1 0% - 20% Rendah
Kelas 2 20,1% - 40% Sedang
Kelas 3 40,1% - 60% Cukup
Kelas 4 60,1 – 80% Tinggi
Kelas 5 80,1 – 100% Sangat Tinggi
Setiap perhitungan persentase yang dilakukan disesuaikan dengan tabel diatas. (N-A)
2. Jumlah Lalat Buah yang Terperangkap pada Beberapa Limbah
Dihitung populasi imago jantan dan betina yang terperangkap pada beberapa limbah selama enam hari pengamatan. Parameter ini diamati pada pagi dan sore hari. Lalat buah termasuk salah satu jenis serangga yang banyak ditemukan pada pagi atau sore hari terbang di sela-sela tanaman buah-buahan maupun sayur-sayuran (Dumalang dan Maxi, 2011).
3. Waktu Ketertarikan Lalat Buah pada Beberapa Limbah
Lalat buah jantan dan betina yang terperangkat pada beberapa limbah dihitung waktunya dengan menggunakan stopwatch setiap harinya. Satuan waktu ketertarikan menggunakan satuan menit. Waktu ketertarikan ini diamati pada pagi dan sore hari.