• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilaksanakan pada Januari sampai dengan April 2012 di Kalimantan Selatan dan di 15 unit pelaksana teknis (UPT) karantina asal unggas dan produk unggas.

Kerangka Konsep Penelitian

Penilaian risiko pemasukan virus AI subtipe H5N1 dari unggas dan produk asal unggas yang dilalulintaskan ke Kalimantan Selatan melalui BKP Kelas I Banjarmasin dilakukan dengan mengikuti standar analisis risiko impor OIE yang tercantum dalam Terrestrial Animal Health Code (WOAH 2009), serta menggunakan model analisis Covello Merkhoffer (Covello & Merkhoffer 1993). Gambar 2 merupakan kerangka konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Gambar 2 Kerangka konsep penelitian.

Pemasukan unggas dan produk asal unggas yang dilalulintaskan melalui wilayah kerja karantina pertanian bandara dan pelabuhan di Kalimantan Selatan menimbulkan risiko pemasukan virus HPAI H5N1 bagi provinsi tersebut. Semua komoditas unggas dan produk asal unggas yang masuk ke Kalimantan Selatan berdasarkan data dari sistem karantina hewan (SIKAWAN) Badan Karantina Pertanian (Barantan) diidentifikasi sebagai bahaya. Hasil identifikasi bahaya kemudian dinilai tingkat risikonya dalam memasukkan virus HPAI ke

Pemasukan unggas dan produk asal unggas ke Kalimantan Selatan melalui

Karantina Identifikasi Bahaya Penilaian Pelepasan Penilaian Pendedahan Penilaian Dampak Estimasi risiko

Kalimantan Selatan, dan menghasilkan suatu alur tapak risiko. Alur tapak risiko yang diperoleh kemudian dilakukan penilaian pelepasannya, yaitu kemungkinannya dalam membawa serta menularkan virus HPAI. Penilaian dilakukan berdasarkan data survailans dan penelitian ilmiah unggas atau produknya. Tahap penilaian risiko selanjutnya adalah penilaian pendedahan, yaitu kemungkinan unggas dan produk unggas terinfeksi atau terkontaminasi melakukan kontak dan menularkan virus ke hewan peka di Kalimantan Selatan. Hasil penilaian pelepasan dan pendedahan selanjutnya dikalikan dengan peluang kejadiannya dan menghasilkan suatu likelihood. Penilaian konsekuensi merupakan proses penilaian risiko setelah dilakukan penilaian pelepasan dan pendedahan. Hasil penilaian konsekuensi selanjutnya digabungkan dengan likelihood untuk menghasilkan suatu estimasi risiko pemasukan virus HPAI H5N1 ke Kalimantan Selatan dari pemasukan unggas dan produk asal unggas.

Metode Penelitian Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur kepada para pakar. Wawancara juga dilakukan terhadap petugas fungsional medik karantina Banjarmasin dan karantina daerah asal unggas dan produknya, petugas BPPV Regional V Banjarbaru, serta petugas Dinas Peternakan Kalimantan Selatan, terkait upaya pencegahan dan pengendalian AI di Kalimantan Selatan. Data sekunder diperoleh melalui penelusuran pustaka ilmiah terbaru yang berhubungan dengan penilaian dan faktor risiko terhadap kejadian AI, spesies maupun produk hewan yang mempunyai risiko penularan AI, serta sifat-sifat dari virus AI subtipe H5N1. Laporan dan data dari instansi berwenang (dipublikasi dan tidak dipublikasi) berhubungan dengan risiko kejadian AI di Kalimantan Selatan, juga digunakan sebagai data sekunder.

Penetapan Pakar

Pakar yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 10 (sepuluh) orang. Pakar merupakan dokter hewan yang mempunyai pengalaman minimal dua tahun

19

dalam pencegahan, pengendalian, pemberantasan AI di Kalimantan Selatan, serta penelitian mengenai dinamika virus AI. Penentuan pakar dikonsultasikan dengan Kepala Seksi Karantina Hewan BKP Kelas I Banjarmasin. Gambaran karakteristik pakar yang terlibat dalam penelitian ini, terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Gambaran karakteristik pakar yang menjadi narasumber penelitian

Variabel Kategori (n=10) f (%)

Latar belakang pendidikan Dokter hewan 100

Latar belakang pekerjaan Karantina 44

BPPV 22

Dinas Peternakan dan PDSR 22

Universitas 11

Pengalaman kerja di bidang AI/ di lokasi kajian

> 5 tahun 88

2 - 5 tahun 22

Bias yang umum terjadi dari pengumpulan pendapat pakar adalah ketersediaan informasi, keterwakilan pakar, serta penyesuaian pribadi yang mungkin dilakukan pakar. Ketidakakuratan perkiraan bersumber dari kurangnya kepakaran narasumber, budaya organisasi, ketidakmauan mempertimbangkan nilai ekstrim, keinginan pakar untuk berpendapat sesuai dengan hasil analisisnya, satuan yang digunakan dalam perkiraan, serta tingginya kesibukan pakar (Vose 2008). Pakar yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokter hewan yang berasal dari beberapa instansi pemerintah, yaitu dari karantina, dinas peternakan dan PDSR, BPPV, serta akademisi, yang memiliki pengalaman kerja di bidangnya minimal 2 tahun. Kuesioner yang dilakukan kepada pakar bersifat tertutup dan rahasia untuk menghindari konflik kepentingan yang kemungkinan dapat terjadi (Syafrison 2010).

Penentuan Alur Tapak Risiko dan Pengumpulan Data

Data pemasukan unggas dan produk asal unggas dari milik BKP I Banjarmasin, diidentifikasi sebagai bahaya yang mempunyai kemungkinan dalam

penularan virus HPAI H5N1. Hasil identifikasi bahaya digunakan sebagai dasar dalam menentukan alur tapak risiko. Penentuan alur tapak risiko dilakukan bersama para pemangku kepentingan dalam pengendalian penyakit AI Indonesia khususnya di Kalimantan Selatan. Kesesuaian alur tapak serta tingkat kepentingan komoditas terhadap risiko pemasukan virus HPAI H5N1, ditentukan berdasarkan literatur dan penilaian pakar. Pakar diminta untuk menilai tingkat kepentingan setiap alur tapak dalam skala 1 sampai 5 (1 = tidak penting; 2 = kurang penting; 3 = cukup penting; 4 = penting; 5 = sangat penting), kemudian dilakukan penghitungan modus. Alur tapak yang memiliki tingkat kepentingan lebih besar atau sama dengan 3 diidentifikasi menjadi alur tapak risiko, sedangkan yang memiliki tingkat kepentingan 1 dan 2 diabaikan.

Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dalam penilaian risiko. Data primer didapat dari pengumpulan pendapat pakar yang melibatkan sepuluh orang dengan berbagai latar belakang, dan memiliki pengalaman dalam penanganan dan pengendalian AI di Provinsi Kalimantan Selatan. Penentuan pakar dikonsultasikan dengan Kepala Seksi Karantina Hewan BKP Kelas I Banjarmasin. Pengumpulan pendapat pakar dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari data hasil penelitian atau publikasi ilmiah, data survailans, serta data lalu lintas pemasukan unggas dan produk unggas milik Badan Karantina Pertanian. Keseluruhan informasi yang tersedia, kemudian digunakan untuk menilai risiko pemasukan virus HPAI H5N1 ke Kalimantan Selatan.

Penilaian Risiko Kualitatif

Risiko pemasukan dan pendedahan penyakit dinilai untuk setiap alur tapak risiko yang telah diidentifikasi menggunakan informasi yang tersedia. Penilaian peluang kualitatif dan penafsirannya dilakukan menggunakan kategori dari European Food Safety Authority (EFSA) (2006) seperti terlihat pada Tabel 2.

21

Tabel 2 Kategori peluang kualitatif dan penafsirannya (EFSA 2006)

Kategori Peluang Penafsiran

Diabaikan Kejadiannya terlalu jarang sehingga tidak bernilai untuk diperhitungkan

Sangat rendah Kejadiannya sangat jarang tetapi tidak dapat dikecualikan

Rendah Kejadiannya jarang tapi ada

Sedang Kejadiannya umum terjadi

Tinggi Kejadiannya sangat sering

Sangat tinggi Kejadiannya diyakini hampir selalu terjadi

Penilaian dilakukan secara kualitatif dengan pertimbangan lebih luas dan cepat dalam penggunaannya, serta telah umum dan cukup memadai dalam penilaian risiko untuk pembuatan keputusan di bidang kesehatan hewan. Peluang kualitatif dan skala kuantitatif dalam penilaian pelepasan dan pendedahan diduga dengan menggunakan skala dari Kasemsuwan et al. (2009), seperti yang terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Kategori peluang kualitatif dan skala kuantitatifnya (Kasemsuwan et al. 2009)

Kategori Peluang Frekuensi Kejadian Prevalensi (%)

Sangat rendah 2 kali setahun 0.001 – 0.01

Rendah 3 kali setahun 0.01 – 0.1

Sedang 1 kali sebulan 0.1 – 1

Tinggi 1 kali seminggu 1 – 10

Sangat tinggi Setiap hari 10 – 100

Peluang pelepasan dan pendedahan didapat dari beberapa penelitian ilmiah dan data survailans yang dipublikasi maupun tidak dipublikasi. Hasil penilaian kualitatif peluang pelepasan dan pendedahan kemudian digabungkan menggunakan matriks penggabungan parameter (Zepeda 1998), yang tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4 Matriks penggabungan risiko pelepasan dan pendedahan (Zepeda 1998) Parameter 2/pendedahan Dapat diabaikan Sangat rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat

tinggi P a ra met er 1 /pelepa sa n Sangat tinggi DA SR R S T ST Tinggi DA SR R S T T Sedang DA SR SR S S S Rendah DA DA SR SR R R Sangat rendah DA DA SR SR SR SR Dapat diabaikan DA DA DA DA DA DA

Keterangan : DA : dapat diabaikan S : sedang R : rendah SR : sangat rendah T : tinggi ST : sangat tinggi

Penilaian konsekuensi dalam penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan konsekuensi langsung maupun tidak langsung kejadian HPAI terhadap hewan, manusia, kondisi lingkungan, dan ekonomi dalam skala lokal di suatu daerah, kabupaten, provinsi, maupun skala nasional. Penilaian konsekuensi dilakukan dengan menggunakan cara klasifikasi dari Biosecurity Australia (Copper & Beckett 2005) dengan kategori penilaian seperti tersaji pada Tabel 5.

Tabel 5 Kategori konsekuensi dan penafsirannya (Copper & Beckett 2005)

Kategori Konsekuensi Penafsiran

G Dampak sangat signifikan untuk tingkat nasional

F Dampak signifikan untuk tingkat nasional

E Dampak rendah untuk tingkat nasional

D Dampak rendah untuk tingkat provinsi

C Dampak rendah untuk tingkat kabupaten

B Dampak rendah untuk tingkat lokal

A Dampak tidak signifikan untuk tingkat lokal

Hasil penilaian konsekuensi kejadian pada setiap aspek selanjutnya digabungkan untuk mendapatkan penilaian keseluruhan berdasarkan kategori penilaian

23

konsekuensi dari Biosecutiry Australia (Copper dan Beckett 2005), seperti tersaji pada Tabel 6.

Tabel 6 Penilaian konsekuensi secara keseluruhan (Copper & Beckett 2005)

Penilaian konsekuensi individual Konsekuensi keseluruhan

Semua dampak langsung atau tidak langsung adalah “G” Ekstrim

Lebih dari satu efek adalah “F” Ekstrim

Satu efek adalah “F” dan semua efek yang lain adalah “E” Ekstrim Satu efek adalah “F” dan semua yang lain tidak seluruhnya “E” Tinggi

Semua efek adalah “E” Tinggi

Satu atau lebih efek adalah “E” Moderat

Semua efek adalah “D’ Moderat

Satu atau lebih banyak efek adalah “D” Rendah

Semua efek adalah “C” Rendah

Satu atau lebih efek adalah “C” Sangat rendah

Semua efek adalah “B” Sangat rendah

Satu atau lebih efek adalah “B” Diabaikan

Semua efek adalah “A” Diabaikan

Penilaian pelepasan, pendedahan, dan konsekuensi kemudian digabungkan untuk menghasilkan suatu estimasi risiko. Matriks estimasi risiko menurut Biosecurity Australia (Copper & Beckett 2005) digambarkan pada Tabel 7.

Tabel 7 Matriks estimasi risiko (Copper & Beckett 2005)

Likelihood Konsekuensi Dapat diabaikan Sangat rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat

tinggi

Tinggi DA SR R S T ST

Sedang DA SR R S T ST

Rendah DA DA SR R S T

Sangat rendah DA DA DA SR R S

Amat sangat rendah DA DA DA DA SR R

Dapat diabaikan DA DA DA DA DA SR

Keterangan : DA : dapat diabaikan S : sedang R : rendah SR : sangat rendah T : tinggi ST : sangat tinggi

Pendugaan risiko pada semua tahapan penilaian memiliki tingkat ketidakpastian (uncertainty) dan dapat dinyatakan secara kualitatif dengan tiga kategori penilaian dari European Food Safety Authority (EFSA) seperti tersaji pada Tabel 8.

Tabel 8 Kategori ketidakpastian kualitatif (EFSA 2006)

Kategori Ketidakpastian Penafsiran

Rendah Data lengkap tersedia, bukti disajikan kuat dalam

berbagai referensi, berbagai penulis memiliki kesimpulan yang sama

Sedang Terdapat beberapa data yang tidak lengkap, bukti

disajikan dalam referensi yang terbatas, berbagai penulis mempunyai kesimpulan yang bervariasi antara satu dengan lainnya

Tinggi Data sangat jarang atau tidak tersedia, bukti disajikan

dalam laporan yang tidak terpublikasi berdasarkan pengamatan/komunikasi

Besaran risiko, kemudian ditafsirkan dengan menggunakan pedoman skala Zepeda (1998), yaitu :

- Diabaikan berarti diizinkan pemasukan komoditi tanpa dilakukan pembatasan.

- Rendah, berarti diizinkan pemasukan komoditi dengan beberapa tindakan penurunan risiko.

- Sedang, berarti sebelum pemasukan diizinkan, perlu dilakukan penilaian secara teliti atas tindakan penurunan risiko yang meliputi efektifitas dan kelayakan penerapan, serta ada suatu mekanisme verifikasi.

- Tinggi, berarti tidak diizinkan pemasukan komoditi kecuali tindakan penurunan risiko terbukti efektif serta tersedia prosedur verifikasi yang memadai dalam memastikan penerapannya.

Dokumen terkait