• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Bahan Pembersih Gigitiruan

Bahan pembersih gigitiruan adalah krim, pasta, gel dan larutan yang digunakan untuk membersihkan gigitiruan. Perendaman gigitiruan dalam larutan pembersih membantu membunuh kuman pada gigitiruan. Waktu perendaman gigitiruan dalam larutan pembersih tergantung pada instruksi dari pabrik. Menempatkan gigitiruan di dalam air atau larutan pembersih gigitiruan dapat membantu gigitiruan dalam mempertahankan bentuk gigitiruan dan dapat melepaskan debris makanan serta stain yang ada pada gigitiruan.29

2.4.2 Syarat Bahan Pembersih Basis Gigitiruan

Bahan pembersih basis gigitiruan umumnya mempunyai syarat-syarat seperti berikut:22

1. Tidak toksik

2. Mampu menghancurkan atau melarutkan tumpukan bahan organik dan anorganik yang terdapat pada gigitiruan,

3. Tidak merusak bahan-bahan yang dipergunakan dalam pembuatan gigitiruan,

4. Tidak merusak pakaian dan bahan lainnya apabila dengan tidak sengaja tertumpah,

5. Stabil pada penyimpanan

6. Bersifat bakterisidal serta jamursidal

2.4.3 Klasifikasi Cara Membersihkan Gigitiruan

Ada beberapa cara membersih gigitiruan yaitu dengan mekanis, kemis, ataupun gabungan dari kedua teknik tersebut, yaitu : 7

2.3.4.1Mekanis

Saat gigitiruan telah terpasang, pasien diinstruksikan untuk menyikat gigitiruan dengan menggunakan bahan pembersih gigitiruan, air dan sikat dengan bulu sikat nilon yang lembut untuk menjangkau seluruh permukaan gigitiruan.

2.4.3.2 Kemis

Selain dengan menyikat gigitiruan, teknik perendaman basis gigitiruan ke larutan pembersih gigitiruan juga dapat dipakai untuk membersihkan gigitiruan. Dengan merendam gigitiriruan pada larutan pembersih gigitiruan, maka plak yang terdapat pada permukaan gigitiruan, yang sulit dijangkau dengan teknik menyikat ataupun yang tidak terlihat oleh pandangan dapat dibersihkan. Bahan pembersih kemis dapat dibagi menjadi 5 kelompok tergantung pada pemilihan dan mekanisme kerjanya, antara lain:

1. Effervesen Peroksida

Saat ini lebih dikenal dengan istilah alkaline peroksida. Bahan pembersih gigitiruan ini adalah yang paling banyak digunakan. Bahan pembersih ini aman digunakan dan tidak merusak resin akrilik atau logam yang digunakan dalam gigitiruan. Akan tetapi, alkaline peroksida telah menunjukkan bahwa bahan ini dapat menyebabkan kerusakan yang cepat pada lapisan bahan lining tertentu. Alkaline peroksida juga merupakan bahan pembersih gigitiruan yang relatif tidak efektif dan kemampuan bahan ini untuk menghilangkan plak sangat terbatas.8 Alkaline peroksida bekerja cepat, mudah digunakan dan relatif efektif pada gigitiruan yang tidak memiliki plak yang keras dan kalkulus di permukaan jika digunakan dengan benar dan teratur.30

Effervesen peroksida terbagi antara lain : Fittydent (Fittaydent International GmbH), Steradent Original, Steradent Minty, Steradent Deep Clean Tablets, Steradent Denture Cleansing Powder (Reckitt Dental Care, Reckitt And Colman Hull, Inggris) ; Boots Effervescent Original, Boots Double Action, Boots Denture Cleansing Powder ( The Boots Company PLC, Nothingham, Inggris) ; Superdrug Original Superdrug Minty, Super Drug Extra Strength Tablets ( suoerdrug Stores

Plc, Croydon, Surrey, Inggris) ; Super Efferdent Tablet ( Warner Lambert Healthcare, Eastleigh, Hampshire, Inggris).30

2. Hipoklorit

Bahan pembersih gigitiruan ini dapat membersihkan permukaan gigitiruan dari plak, mencegah terbentuknya kalkulus pada permukaan gigitiruan, dan menghilangkan stain pada permukaan gigitiruan.8 Alkalin hipoklorit terbagi antara lain: Dentural (Martindale Pharmaceutical, Romford Essex, Inggris), Milton (procter And Gambler Ltd, Egham Surrey, Inggris)30

3. Asam

Bahan pembersih gigitiruan dari asam memiliki kandungan 5% asam hidroklorik. Bahan ini dapat digunakan pada gigitiruan dengan kalkulus yang lunak, yang dapat dibersihkan dengan cara menggosok gigitiruan. Bahan pembersih gigitiruan dari asam yang lain memiliki kandungan asam sulfamat. Kandungan dari bahan ini juga dapat mengontrol pembentukan kalkulus pada gigitiruan.8 Bahan pembersih golongan asam antara lain : Denclen (Protector And Gambler Ltd, Egham Surrey, Inggris), Deepclean (Reckitt Dental Care, Reckitt And Colman, Hull, Inggris).30

4. Enzim

Enzim merupakan senyawa berstruktur protein yang dapat berfungsi sebagai katalisator yang mengkatalisis reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sistem biologis dan dikenal sebagai biokatalisator.29 Canay dkk (1991) melakukan penelitian tentang kemampuan enzim sebagai bahan pembersih gigitiruan. Enzim yang diteliti adalah α- amylase, proteolytic enzym tripsin, dan proteolytic enzym papain. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa proteolytic enzym tripsin dapat membersihkan gigitiruan dari Candida albicans sebanyak 5%, dan proteolytic enzym papain dapat membersihkan gigitiruan dari Candida albicans sebanyak 80%.31 Contoh dari bahan pembersih gigitiruan yang mengandung enzim adalah Polident (Glaxo Smith Kline, Irlandia). Enzim merupakan senyawa berstruktur protein yang dapat berfungsi sebagai katalisator yang mengkatalisis reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sistem biologis dan dikenal sebagai biokatalisator.30

5. Desinfektan

Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman penyakit. Pengertian lain dari desinfektan adalah senyawa kimia yang bersifat toksik dan memiliki kemampuan membunuh mikroorganisme yang terpapar secara langsung oleh desinfektan.29 Contoh desinfektan adalah klorheksidin (Smithkline Beecham Consumer Heatlhcare, Brentoford, Inggris).30

2.4.3.1 Mekanis-Kemis

Contoh metode mekanis-kemis yang dilakukan untuk membersihkan gigitiruan adalah dengan menggabungkan teknik menyikat gigitiruan dengan perendaman gigitiruan dalam alat ultrasonik, menggabungkan teknik menyikat gigitiruan dengan perendaman dalam larutan hipoklorit, menggabungkan teknik menyikat gigitiruan dengan perendaman dalam tablet pembersih gigitiruan, dan lain-lain.7 Ultrasonik merupakan suatu alat pembersih gigitiruan berbentuk wadah yang dapat bergetar dimana gigitiruan dimasukkan ke dalam bersama dengan air sehingga plak pada gigitiruan dapat terlepas.30

2.5 Klorheksidin

Klorheksidin merupakan salah satu jenis bahan pembersih gigitiruan golongan kemis.30 Klorheksidin memiliki aktifitas melawan organisme gram negatif dan gram positif, yeast serta organisme aerob dan anaerob fakultatif, sehingga dapat digunakan sebagai desinfektan gigitiruan.32 Fernanda CM (2010) menyimpulkan bahwa klorheksidin dari 7 merek berbeda menunjukkan bahwa 6 diantaranya mengalami penurunan jumlah Candida albicans.33 Klorheksidin merupakan bahan kemoterapi yang paling potensial sebagai antikariogenik, sehingga klorheksidin sering digunakan sebagai kontrol positif untuk penilaian potensi antikariogenik lainnya yang dapat menghambat pembentukan plak. Klorheksidin telah terbukti dapat mengikat bakteri, hal ini dimungkinkan karena adanya interaksi antara muatan-muatan positif dari molekul-molekul klorheksidin dan dinding sel yang bermuatan negatif. Interaksi ini akan meningkatkan permeabilitas dinding sel bakteri yang menyebabkan penetrasi ke

dalam sitoplasma, dan pada akhirnya menyebabkan kematian mikroorganisme. Penurunan populasi bakteri pada plak tersebut dapat menurunkan indeks plak.32 Klorheksidin dapat mengkoagulasi nukleoprotein dan merubah dinding sel yeast, sehingga menyebabkan keluarnya komponen sitoplasma ke plasmalemma. Mekanisme antimikroba dari klorheksidin tersebut dapat mencegah pertumbuhan Candida albicans yang berlebih, tetapi tidak dapat menghentikan germinasi spora sel yeast tersebut, terdapat reduksi yang cukup besar pada sel biofilm Candida albicans.32 Bahan desinfektan klorheksidin yang tersedia di Indonesia contohnya adalah Minosep buatan Minorock yang mengandung larutan klorheksidin glukonat 0,2%. Minosep adalah obat kumur dengan aturan pemakaian selama 1 menit sebanyak 2 kali sehari, sesuai dengan petunjuk pabrik.12 Klorheksidin 0,2% efektif sebagai anti plak dan anti gingivitis. Klorheksidin tidak bersifat toksik, tetapi dapat mengakibatkan perubahan sensasi sementara dan meninggalkan stein kecoklatan pada gigi, restorasi, membran mukosa dan lidah yang sulit untuk dibersihkan.32 Himani, dkk (2008) melaporkan bahwa klorheksidin glukonat 0,2% mempunyai aktifitas antijamur paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans dibandingkan dengan 5% doksisiklin hidroklorit, 2.5% sodium hipoklorit, dan 17% ethylenediamine tetraacetic acid.34

2.6 Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) (Gambar 5)

2.6.1 Gambaran Umum

Klasifikasi ilmiah atau taksonomi dari kayu manis (Cinamomum burmanii) adalah sebagai berikut:35

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Ranales

Famili : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies : Cinnamomum burmanii

Tinggi tanaman kayu manis berkisar antara 5-15 m, kulit pohon berwarna abu- abu tua berbau khas, kayu berwarna merah coklat muda. Daun tunggal, kaku seperti kulit, letak berseling, panjang tangkai daun 0,5-1,5 cm, dengan 3 tulang daun yang tumbuh melengkung. Bentuk daun elips memanjang, panjang 4-14 cm, lebar 1,5-6cm, ujung runcing, tepi rata, permukaan atas licin warnanya hijau, permukaan bawah bertepung warnanya keabu-abuan. Daun muda berwarna merah pucat.35

Bunganya berkelamin dua atau bunga sempurna berwarna kuning. Ukurannya kecil. Kelopak bunga berjumlah 6 helai dalam dua rangkaian. Bunga ini tidak bertajuk bunga. Benang sarinya berjumlah 12 helai yang terangkai dalam empat kelompok, kotak sarinya beruang empat. Buahnya berbiji satu dan berdaging. Bentuknya bulat memanjang. Warna buah muda adalah hijau muda sedangkan buah tua berwarna ungu tua. Panjang buah sekitar 1,3-1,6 cm dan diameter 0,35-0,75 cm. Panjang biji 0,84-1,32 cm dan diameter 0,59-0,68 cm.35

2.6.2 Jenis-Jenis Kayu Manis

Di dunia tercatat 54 jenis tanaman kayu manis (Cinnamomum spp) dan jenis 12 diantaranya ada di Indonesia. Jenis-jenis kayu manis yang banyak ditanam di Indonesia adalah Cinnamomum burmanii, Cinnamomum zeylanicum dan Cinnamomum cassia (Tabel 1).36

Tabel 1. Karakteristik Tiga Jenis Kayu Manis (Cinnamomum spp)36

NO. KARAKTERISTIK C. burmanii C. zeylanicum C. cassia

1. Bentuk tajuk Silendris Oval Lancip

2. Bentuk daun Elips Elips Elips

3. Ukuran daun : a. Lebar b. Panjang 2-4 cm 1 cm 4-6 cm 1,2 cm 6-10 cm 1,3 cm

4. Warna daun Hijau muda Hijau tua Hijau tua

5. Bentuk buah Bulat lonjong Bulat lonjong Bulat lonjong 6. Ukuran buah : a. Lebar b. Panjang c. Berat/1000 biji 0,9 cm 1 cm 0,55 kg 0,8 cm 1,2 cm 0,65 kg 1,0 cm 1,3 cm 0,75 kg 7. Hasil kering 450 gr/batang 150 gr/batang 850 gr/batang

8. Aroma kulit kering Kuat Sedang Sedang

9. Warna kulit kering Coklat muda –tua Kuning kecoklatan Coklat muda 10. Kadar minyak : a. Daun b. Kulit batang c. Kulit dahan 0,12% 3,45 % 2,38 % 3,53% 3,95% 3,06% 2,98 % 3,78 % 4,05 % 11. Kadar sinamaldehid 69,3% 48,2% 72,2% 12. Kadar eugenol 15% 83% 26%

13. Bentuk produk Kulit Kulit dan minyak Cinadan

Vietnam minyak

Dari tiga jenis kayu manis diatas Cinnamomum burmanii adalah tanaman kayu manis yang banyak ditanam di Provinsi Sumatera. Berdasarkan laporan Direktorat Jendral Perkebunan 1983, luas pertanaman Cinnamomum burmanii di seluruh Indonesia tercatat 74.344 ha dengan produksi 17.041 ton. Dari jumlah luas areal tersebut terdapat 21.222 ha di provinsi Sumatera Barat dan 39.760 ha di Provinsi Jambi.36 Beberapa bahan yang terkandung dalam kayu manis (Cinnamomum burmanii) adalah minyak atsiri, eugenol, sinamaldehid, safrol, tannin, kalsium oksalat, damar dan zat penyamak. Penelitian menunjukkan bahwa zat aktif yang paling berperan sebagai anti mikroba dari kayu manis adalah sinamaldehid dan eugenol. Selain itu diperkirakan bahwa bahan-bahan dari kayu manis (Cinnamomum

burmanii) tersebut dapat menghambat aktifitas dan pertumbuhan jamur, diantaranya Candida albicans.14,19

2.6.3 Kandungan dan Kegunaan Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) Kayu manis (Cinnamomum burmanii) memiliki kandungan kimia yang terdiri dari minyak atsiri, safrole, sinamaldehid, eugenol, tanin, damar, kalsium oksalat, dan zat penyamak.15 Kandungan kimia yang terdapat dalam kayu manis memiliki presentasi yang berbeda, meskipun jenis tumbuhan kayu manis yang diekstrak sama. Faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut adalah bagian kayu manis yang diekstrak, lokasi kayu manis tersebut tumbuh, perbedaan iklim dan lingkungan alam.14 Hal ini sama dengan penelitian terhadap kandungan minyak atsiri kayu manis (Cinamomum burmanii) dari 3 lokasi tumbuh yang berbeda, disimpulkan bahwa minyak atsiri kayu manis dengan jenis Cinnamomum burmanii memiliki kandungan kimia yang berbeda. Dari hasil identifikasi pada kayu manis menunjukkan bahwa trans-cinnamaldehyde merupakan kandungan utama dari minyak atsiri kayu manis (Cinnamomum burmanii).16

Kandungan terbesar lain yang dimiliki oleh kayu manis selain sinamaldehid adalah eugenol. Kegunaan kayu manis selain digunakan sebagai bumbu masak, minyak atsirinya sudah lama digunakan sebagai antiseptik. Hal ini disebabkan karena minyak atsiri memiliki daya bunuh terhadap mikroorganisme. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa minyak kayu manis dapat membunuh baksil tipus hanya dalam 12 menit, berbeda dengan minyak cengkeh yang waktunya mencapai 25 menit.37

2.6.4 Mekanisme Pengaruh Ekstrak Kayu Manis terhadap Pertumbuhan Candida albicans

Kandungan kimia yang ada pada kayu manis memiliki sifat antibakteri dan antijamur. Kandungan kimia yang terdapat dalam kayu manis adalah minyak atsiri, safrole, sinamaldehid, eugenol, tanin, damar, kalsium oksalat, dan zat penyamak.15 Kandungan terbesar dalam kayu manis adalah sinamaldehid. Sinamaldehid termasuk golongan aldehid aromatik yang memiliki rumus kimia C9H8O. Kemampuan

sinamaldehid dalam menghambat pertumbuhan koloni Candida albicans disebabkan oleh gugus bebas 3-phenyl yang dapat mengikat enzim yang ada pada dinding sel Candida albicans dan juga mengikat oksigen yang dibutuhkan Candida albicans untuk metabolisme sel. Dengan adanya ikatan tersebut maka sinamaldehid dapat menghambat proses metabolisme Candida albicans sehingga pada akhirnya Candida albicans tersebut mati. Selain itu, sinamaldehid juga mempunyai kemampuan mengadakan denaturasi protein dan menurunkan tegangan permukaan sehingga permeabilitas sel bakteri dan jamur meningkat. Mekanisme kerjanya yaitu awalnya reaksi dengan protein sel, yaitu proses penghambatan atau pembunuhan dengan cara merusak sistem koloid dengan mengadakan koagulasi dan presipitasi protein. Koagulasi protein sel mikroba akan menyebabkan gangguan metabolisme sehingga merubah permeabilitas sel membran sehingga terjadi penurunan tegangan permukaan yang mengakibatkan kematian mikroba. 19 Sinamldehid juga termasuk dalam flavanoid. Flavanoid mempunyai kemampuan dalam menghambat pertumbuhan jamur yaitu dengan cara mengganggu proses difusi makanan ke dalam sel sehingga pertumbuhan jamur terhambat atau sampai jamur tersebut mati.14

Kandungan kimia lain yang terdapat pada kayu manis adalah minyak atsiri. Minyak atsiri yang terdapat dalam kayu manis mengandung trans-cinnamaldehyde. Trans-cinnamaldehyde merupakan bentuk natural dari sinamaldehid.21 Struktur penyusun utama dari dinding sel jamur adalah kitin dan β-glucan. Penelitian oleh Bang, dkk (2000) menyimpulkan bahwa, trans-cinnamaldehyde yang ada pada minyak atsiri kayu manis merupakan inhibitor chitin synthase genes isoenzym yang dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans. Selain itu, trans-cinnamaldehyde juga merupakan inhibitor non-kompetitif dari β-glucan, sehingga pembentukan biofilm terhambat dan kegagalan dalam berkolonisasi yang mengakibatkan pertumbuhan Candida albicans terhambat.17

Komponen aktif lainnya pada kayu manis adalah eugenol. Eugenol merupakan golongan fenol dengan rumus kimia C10H12O2. Satu gugus OH fenolik bebas pada lingkar aromatiknya dan satu gugus OH termetilasi berperan penting dalam aktifitas eugenol dalam menghambat koloni Candida albicans.14 Aktifitas antijamur oleh

golongan fenol juga tergantung pada besar gugusan alkil yang ditambahkan, yaitu semakin besar gugusan alkil, maka aktifitas antijamur menghambat kolonisasi Candida albicans semakin besar. Disamping itu, sistem kerja dari eugenol dalam agen antijamur adalah menghambat kolonisasi Candida albicans dalam proses pembelahan sel.14

Kandungan kimia dalam kayu manis yang lainnya adalah tanin. Tanin adalah suatu senyawapolifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam amino dan alkaloid.38 Tanin mempunyai kemampuan dalam menurunkan kemampuan merekat dari sel eukariot, sehingga dapat menghambat pembetukan germ tube dan menstimulasi terjadinya fagositosis. Hal ini akan mempengaruhi integritas dinding sel dari Candida albicans dan akhirnya menghambat metabolisme Candida albicans yang mengakibatkan Candida albicans mati.39

Afandi (2012) melakukan penelitian tentang potensi antijamur ekstrak kayu manis terhadap Candida albicans secara in vitro. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa dengan konsentrasi ekstrak kayu manis 10% sudah dapat membentuk zona hambat sebesar 7,17mm dan zona hambat terus meningkat sampai percobaan pada konsentrasi ekstrak kayu manis 100% yaitu sebesar 21,5mm.21 Christian D (2013) melakukan perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak kayu manis 20%, 30%, 40%, dan 50% selama 8 jam. Hasilnya nilai rerata dari jumlah blastopora Candida albicans pada konsentrasi 20% yaitu 385,76x102 CFU/ml, pada konsentrasi 30% yaitu 259,73x102 CFU/ml, pada konsentrasi 40% yaitu 77,4x102 CFU/ml, dan pada konsentrasi 50% yaitu 13,5x102 CFU/ml. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa konsentrasi ekstrak kayu manis 50% dapat digunakan sebagai bahan alternatif pembersih gigitiruan.14

2.7 Landasan Teori

Dokumen terkait