• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2 Pengaruh dari Kategori – Kategori Sosial .1 Bahasa Bali

4.2.2 Bahasa Sasak

30 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa Sasak dalam kehidupan masyarakat Lombok secara umum sebagai berikut.

4.2.2.1 Status sosial

Selain gelar kebangsawanan yang sangat berpengaruh dalam penggunaan bahasa Sasak, kedudukan dalam pekerjaan dan status keluarga memiliki pangaruh yang kuat dalam penggunaan code switching sasak dan Indonesia. Di antara penutur yang memiliki status yang jauh berbeda, maka penutur yang memiliki status lebih rendah akan meggunakan bahasa campuran sasak halus dan Indonesia sementara penutur yang memiliki kedudukan lebih tinggi akan menggunakan banyak bahasa campuran sasak jamak dan Indonesia. Sementara penutur yang memiliki status yang sama akan menggunakan bahasa campuran sasak jamak dan Indonesia.

Selain itu, terdapat situasi di mana penutur yang memiliki perbedaan status sosial tetapi menggunakan campuran bahasa sasak biasa dan Indonesia dalam percakapan, hal ini dapat disebabkan karena hubungan pertemanan yang cukup baik.

Dalam keluarga, baik yang berasal dari keluarga menak dan nonmenak, ditentukan dengan pemilihan penggunaan code switching dalam percakapan bahasa Sasak. Code switching antara bahasa sasak alus dan Indonesia akan dipilih ketika penutur berbicara dengan lawan tutur yang berasal dari keluarga menak. Penutur menak dapat mencampur bahasa mereka antara sasak alus dan Indonesia maupun sasak jamak dan Indonesia tergantung pada tingkat keakraban antara penutur. Jika lawan tutur berasal dari masyarakat yang lebih rendah, maka mereka akan menggunakan bahasa sasak jamak dan Indonesia, sementara mereka akan menggunakan bahasa sasak alus dan Indonesia pada masyarakat yang memiliki status lebih tinggi.

4.2.2.2 Usia

Usia atau umur merupakan faktor yang sangat penting dalam penggunaan code switching pada penutur bahasa sasak. Ketika seseorang yang memiiki kedudukan lebih tinggi namun usia lebih muda, mereka akan menggunakan bahasa sasak halus dan Indonesia, namun mereka akan menggunakan bahasa sasak biasa (jamaq) dan Indonesia ketika berbicara dengan penutur yang jauh lebih muda. Dengan kata lain, kedudukan sosial yang lebih tinggi tidak menjadikan seorang penutur bahasa sasak untuk meggunakan bahasa sasak halus maupun kasar pada setiap lawan tutur, namun mereka akan mempertimbangkan usia pada saat berbicara untuk menunjukkan rasa menghargai.

31 4.2.3 Bahasa Sumbawa

Beberapa contoh tingkat tutur yang terjadi dalam masyarakat Sumbawa jika ditinjau dalam berbagai ranah dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2 Bahasa Sumbawa Daerah Sumbawa Besar

No Penutur Percakapan Bahasa Indonesia Situasi Ranah 1 Pasangan laki-laki sama usia Helmi : Mori, ya me angkang mu? Mori : Ta kobaledengansengara. Helmi : O ati-atibaemo e. Helmi : Mori, kamu mau kemana?

Mori : Ini, mau ke rumah teman sebentar. Helmi : O ya, hati-hati kalau begitu. Normal tetangga 2 Pasangan laki-laki beda usia

Hinda : Pak Man, keleksialengpakaji. Pak Man : apahajatae? Hinda : No kaji to, tarisia pang bale diri. Pak Man : Aomo, sengarobada anti sengara.

Hinda : Pak Man, anda dipanggil oleh Pak Haji. Pak Man : Aa apa?

Hinda : Saya tidak tahu, anda ditunggu di rumahnya.

Pak Man : Ya, bilang sebentar dulu.

Normal tetangga

32 laki-laki

dan anak

boat mu nan? Titto : No soda.

Pak Sabri : Bola nyeta. Mole kona! Yak kukelek ma mu mudi.

apa yang kamu kerjakan?

Titto : Tidak ada. Pak Sabri : Bohong kamu. Pulang sana! Nanti saya panggil ibu kamu. 4 Pasangan

laki-laki dan

perempuan sama usia

Pembeli : pida harga bawang sekilo bi? Pedagang :dua plima ribu. Sate pida kilo? Pembeli : dua pdua ribu moae. Sate saya beli sekilo.

Pembeli : Berapa harga bawang satu kilo bi? Pedagang : Dua puluh lima ribu. Mau berapa kilo? Pembeli : Dua puluh dua ribu ya. Saya mau beli satu kilo saja.

Normal Pasar

5 Pasangan perempuan sama usia

Pembeli : pida harga nangkan ta sekilo bi? Pedagang : sepulu ribu sekilo, manis deta. Pembeli : Pitu ribu moae.

Pedagang :Buyamo pang lenlamenbau

Pembeli : Berapa harga nangka ini satu kilo bi? Pedagang : Sepuluhg ribu satu kilo, manis ni.

Pembeli : Tujuh ribu saja ya.

33 dapat harga pitu ribu,

nangka balong kemanis ta .

Pedagang: Cari saja di tempat lain kalau bisa dapat harga tujuh ribu, nangka ini bagus dan manis 6 Pasangan

perempuan beda usia

Pembeli : Bu pida sia jual udang ta?

Pedagang : enem pulu ribu sekilo. Ya beli pida kilo gera?

Pembeli : lima plima ribu mo buae, saya beli 2 kilo.

Pedagang : aomo etemogera e.

Pembeli : Bu, berapa anda jual udang ini?

Pedagang : Enam puluh ribu satu kilo. Kamu mau beli berapa kilo cantik?

Pembeli : Lima puluh lima ribu ya Bu, saya beli dua kilo.

Pedagang : Ya sudah ambil aja cantik. Normal Pasar 7 Pasangan laki-laki beda usia (anak dan dewasa)

Rian : Pak, mepang kasia olo kunci kantor?

Bapak : Nan kaku gantong ndeng lawang. Rian : Pak, dimana anda meletakkan kunci motor? Bapak : Itu digantung di dekat pintu. Normal Keluarga

34 8 Pasangan

laki-laki sama usia

Upik : Buhari, tone juki dating kota, ada masalah apa ae? Buhari :Kaku lantar motor tone.

Upik : meluk kabaugina? Kameneng maapke?

Tresapalengnya? Buhari : kamku eneng maaf, tapi yak u ganti rugi si ke bali.

Upik : Buhari, tadi Juki datang kesini, ada masalah apa? Buhari : Tadi saya menabrak motornya.

Upik : Kok bisa, sudah minta maaf? Lalu dia bilang apa? Buhari : Saya sudah minta maaf, tapi saya akan ganti rugi juga. Normal Keluarga 9 Pasangan perempuan dengan laki-laki (perempuan di posisi kakak dan laki-laki di posisi adik) Indra : kakAni, mepang sandal saya? Ani : pang bawa lemari ne di.

Indra : Ani, dimana sandalku? Ani : Di bawah lemari itu dik.

normal Keluarga 10 Pasangan laki-laki sama usia (atasan dan bawahan)

Amir (bawahan) : pak, eneng ijin les sengara. Pak Budi (atasan) : aomo, na le lalo e.

Amir : Pak, minta ijin keluar sebentar ya. Pak Budi : Oh ya,

35 jangan terlalu

lama.

Dari tabel tersebut dapat diamati bahwa tingkat tutur dalam bahasa Sumbawa tidak begitu memiliki variasi yang beragam dan tidak terlalu mencolok dalam berbagai ranah kehidupan sehari-hari. Tingkatan tutur dalam masyarakat Sumbawa hanya terjadi karena dipengaruhi beberapa hal dan kelas sosial atau kasta sosial bukan hal yang mempengaruhi tingkat tutur dalam bahasa Sumbawa.

Dalam tuturan masyarakat Sumbawa ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi tingkat tutur dalam kehidupan mereka sehari-hari. Beberapa hal yang mempengaruhi tingkat tutur tersebut antara lain:

4.2.3.1 Kata

Dalam bahasa Sumbawa tingkatan berbahasa sangat dipengaruhi oleh sebuah kata. Jika dalam kalimat tersebut ada kata-kata tertentu yang bersifat halus, maka kalimat yang dituturkan tersebut dianggap halus. Kata-kata itu seperti “kaji” yang berarti saya dan kata “kelam/sia” yang berarti anda. Contoh tuturan yang terjadi dalam hal ini adalah sebagai berikut:

Rian : Pak, mepang kasia olo kunci kantor? Bapak : Nan kaku gantong ndeng lawing

Dalam percakapan tersebut tuturan yang diutarakan oleh Rian tergolong halus karena menggunakan kata “sia” untuk menyapa orang tua. Penggunaan kata-kata tertentu ini memang hanya dilakukan hanya jika berbicara kepada yang lebih tua.

4.2.3.2 Kalimat

Dalam bahasa Sumbawa penggunaan kalimat yang panjang dan tidak langsung pada inti pembicaraan dianggap sangat halus dibandingkan dengan kalimat yang langsung menuju inti pembicaraan. Hal ini sesuai dengan teori maksim kebijaksanaan yang dikemukakan oleh Leech (1993: 206) yang mengemukakan bahwa semakin panjang tuturan seseorang semakin besar pula keinginan orang itu untuk bersikap sopan kepada lawan bicaranya. Demikian pula tuturan yang diutarakan secara tidak langsung lazimnya lebih sopan dibandingkan dengan tuturan yang diutarakan secara langsung. Gagasan dasar dalam maksim kebijaksanaan dalam prinsip kesantunan adalah bahwa para peserta pertuturan hendaknya berpegang pada prinsip untuk selalu mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan pihak lain

36 dalam kegiatan bertutur. Orang bertutur yang berpegang dan melaksanakan maksim kebijaksanaan akan dapat dikatakan sebagai orang santun.

4.2.3.3 Usia

Usia adalah ranah yang paling mempengaruhi penggunaan tingkatan berbahasa dalam bahasa Sumbawa. Penggunaan bahasa Sumbawa terhadap masyarakat yang lebih tua akan lebih disopankan dan itu ditandai oleh penggunaan kata sapaan “kelam atau sia”dan menyebut diri sendiri dengan sebutan “kaji”. Bahasa yang digunakan juga bahasa yang tidak langsung mengarah ke inti pembicaraan, melainkan harus menggunakan bahasa secara tidak langsung.

4.2.3.4 Ranah Perkantoran

Dalam ranah ini bahasa yang digunakan antar kerabat atau karyawanpun masih biasa bahkan dominan menggunakan bahasa Indonesia. Hanya sesekali saja mereka menggunakan bahasa yang sedikit halus untuk atasan mereka dan itupun tidak setiap saat.

Selain beberapa hal tersebut yang mempengaruhi tingkat tutur pada masyarakat Sumbawa adalah nada berbicara. Tingkat kehalusan dalam berbicara bahasa Sumbawa dikatakan halus jika nada berbicara mereka tidak tinggi dan sebaliknya.

Dokumen terkait