• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA NARKOBA

A. Pengertian dan Dasar Hukum Narkoba

2. Bahaya Narkoba bagi Kesehatan

Bahaya dan akibat penyalahgunaan narkotika dapat bersifat bahaya bagi si pemakai dan dan dapat pula berupa bahaya sosial terhadap masyarakat atau lingungan. Narkotika dan obat-obatan berbahaya, merupakan zat adiktif atau psikotropika yang dapat memberi efek candu/ketagihan pada orang yang mengkonsumsinya serta menimbulkan dampak buruk pada kesehatan tubuh dalam dosis yang banyak.

Dampak langsung bahaya penyalahgunaan narkoba bagi jasmani adalah adanya gangguan pada jantung, otak, tulang, pembuluh darah, kulit system syaraf, paru-paru dan gangguan pada sistem pencernaan (dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV/AIDS, hepatitis herpes, TBC, dll).

Adapun akibat penyalahgunaan narkotika akan mempengaruhi sifat seseorang dan menimbulkan bermacam-macam bahaya antara lain:

30

Dadang Hawari, Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif, (Jakarta: FKUI, 2000), h. 52

39

1. Terhadap diri sendiri

a. Mampu merubah kepribadiannya b. Menimbulkan sifat masa bodo c. Suka berhubungan seks

d. Tidak segan-segan menyiksa dirinya e. Menjadi seorang pemalas

2. Terhadap keluarga

a. Suka mencuri barang yang ada di rumahnya sendiri b. Mencemarkan nama baik keluarga

c. Melawan kepada orang tua 3. Terhadap masyarakat

a. Melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat b. Melakukan tindak kriminal

c. Menggangu ketertiban umum

Bagi mereka yang sudah mengkonsumsi narkoba secara berlebihan akan berisiko sebagai berikut:

1. Narkotika dapat menyebabkan kematian karena zat-zat yang terkandung di dalamnya mengganggu sistem kekebalan tubuh sehingga dalam waktu yang relatif singkat bisa merenggut jiwa si pemakai.

2. Pengguna narkotika dapat bertindak nekat/bunuh diri karena pemakai cenderung memiliki sifat acuh tak acuh terhadap lingkungannya. Ia menganggap tidak berguna bagi lingkungannya ini yang memacunya untuk bertindak nekat.

3. Setelah mengkonsumsi narkoba,si pemakai dapat hilang kontrol, karena zat-zat yang terkandung di dalamnya langsung menyerang syaraf otak yang cenderung menjadikan orang tidak sabar dan hilang kontrol.

4. Narkotika menimbulkan penyakit bagi pemakainya. Karena di dalam narkotika mengandung zat yang mempunyai efek samping yang menimbulkan penyakit baru.

C. Sanksi Tindak Pidana Narkoba C.1. Menurut Hukum Positif

Peraturan hukum tentang penyalahgunaan narkoba yang ditentukan dalam Undang-Undang Narkotika No. 35 Tahun 2009 dan Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dibentuk bukan saja untuk menggantikan Undang-Undang No. 22 Tahun 2002 dan Undang-Undang No. 9 Tahun 1976 tentang Narkotika akan tetapi usaha untuk menanggulangi masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Pemerintah telah meratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika Tahun 1988 (Convention Againts Illict Traffic in Narcotic Drugs and Psychotropic Subtance 1971) dengan mengeluarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1997 tentang Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1996 tentang Pengesahan Konvensi Psikotropika. Namun Undang-undang ini tidak dapat dipertahankan lagi keberadaannya, karena adanya

41

perkembangan kualitas kejahatan narkotika yang sudah menjadi ancaman serius bagi kehidupan umat manusia.31

Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika adalah salah satu upaya bangsa Indonesia untuk menekan kriminalitas yang diakibatkan oleh obat-obatan. Berdasarkan kedua peraturan itu tindak pidana diancam dengan pidana yang tinggi dan berat dengan dimungkinkannya terdakwa divonis maksimal yakni pidana mati selain pidana penjara dan denda. Mengingat tindak pidana narkoba dan psikotopika termasuk dalam jenis tindak pidana khusus.

Dari tujuan yang diinginkan dan diatur di dalam undang-undang yang berkenaan dengan narkotika dan psikotropika peredaran gelap narkoba adalah salah satu yang harus diberantas, sehingga hukuman maksimal yang diberikan undang-undang kepada pengedar narkoba. Adapun hukuman maksimal yang diberikan dalam undang-undang narkotika yang berlaku saat ini kepada pengedar narkotika adalah hukuman mati.

Berdasarkan Undang-undang Undang-undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Bab XV ketentuan pidana, maka perbuatan-perbuatan yang dilarang yang berhubungan dengan narkotika dapat menjerat pengguna maupun pengedar barang-barang terlarang, mereka dapat dikenai pasal-pasal tentang narkotika adalah :

a. Penyalahguna

Pasal 127 : 1. Setiap Penyalahguna :

31

Dikdik M. Arief Mansur, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan Antara Norma dan Realita, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), h. 101

a. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun.

b. Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 tahun.

c. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidna dengan pidana penjara paling lama 10 tahun.

2. Dalam memutus perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hakim wajib memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 116

3. Dalam hal penyalahguna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibuktikan atau terbukti sebagai korban penyalahguna narkotika, penyalahguna tersebut wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

Yang dimaksud dengan lembaga rehabilitasi sosial adalah lembaga rehabilitasi sosial yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.32 Rehabilitasi sosial merupakan suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, baik fisik, mental maupun sosial, agar bekas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.33 Ketentuan mengenai rehabilitasi bagi penyalahgunaan narkotika dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 diatur dari pasal 54 sampai dengan 59.

b. Pengedar

32

Dikdik M. Arief Mansur, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan Antara Norma dan Realita, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), h. 102-103

33

43

Pasal 112 : Setiap orang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman beratnya melebihi 5 gram, dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara minimal 5 tahun dan maksimal 20 tahun + denda Rp. 800 juta – Rp. 8 Miliar.

Pasal 117 : Setiap orang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan II bukan tanaman beratnya melebihi 5 gram, dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun + denda Rp. 600 juta – Rp. 5 Miliar.

Pasal 122 : Setiap orang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan III bukan tanaman beratnya melebihi 5 gram, dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara minimal 3 tahun dan maksimal 10 tahun + denda Rp. 400 juta – Rp. 3 Miliar.

c. Produsen

Pasal 113 : Setiap orang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor atau menyalurkan Narkotika Golongan I, dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 kilogram atau melebihi 5 batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya melebihi 5 gram, pelaku dipidana dengan pidana mati, penjara seumur hidup atau pidana penjara minimal 5 tahun dan maksimal 20 tahun + denda Rp. 1 – 10 Miliar.

Pasal 118 : Setiap orang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor atau menyalurkan Narkotika Golongan II, beratnya melebihi 5 gram, dipidana dengan pidana mati, pidana seumur hidup atau pidana penjara minimal 5 tahun dan maksimal 20 tahun + denda Rp. 800 juta – Rp. 800 Miliar.

Pasal 123 : Setiap orang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor atau menyalurkan Narkotika Golongan III, beratnya melebihi 5 gram, dipidana dengan pidana mati, pidana seumur hidup atau pidana penjara minimal 5 tahun dan maksimal 10 tahun + denda Rp. 600 juta – Rp. 5 Miliar

Sama halnya dengan undang-undang narkotika, Undang-Undang Psikotropika No. 5 Tahun 1997 juga memberikan sanksi yang sangat berat bagi pelanggar ketentuan-ketentuan yang telah diatur didalamnya. Dalam pasal 59 sampai dengan pasal 66 yang mana seluruhnya merupakan kejahatan. Ancaman hukuman untuk penyalahgunaan psikotpoka maksimal pidana mati atau penjara seumur hidup dan pidana denda berkisar antara Rp. 60 jua – Rp. 5 Miliar.

a. Sebagai Pengguna : dikenakan ketentuan pidana berdasarkan pasal 59 dan 62, dengan ancaman hukuman penjara minimal 4 tahun dan maksimal 15 tahun + denda.

b. Sebagai Pengedar : dikenakan ketentuan pidana berdasarkan pasal 59 dan 60, dengan ancaman hukuman penjara 15 tahun + denda

45

c. Sebagai Produsen : dikenakan ketentuan pidana berdasarkan pasal 59 dan 60, dengan a Memproduksi, mengedarkan, mengimpor, mengekspor, memiliki, menyimpan dan membawa, pidana penjara min 4 tahun max 15 tahun + denda min Rp. 150 juta max Rp. 750 juta34.

d. Jika dilakukan secara terorganisir, pidana mati atau seumur hidup atau pidana selama 20 tahun + denda Rp. 750 juta.35

Dari uraian ketentuan pidana di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa narkotika dan psikotropika terdiri dari golongan I, II dan III. Masing-masing golongan tersebut mempunyai tingkatan bahaya yang berbeda dan sanksinya pun berbeda masing-masing golongan tersebut.

Dokumen terkait