• Tidak ada hasil yang ditemukan

bak cerita sedikit 0 seperti apa perubahan yang

dengan V É sehari Ë hari Ya aku ngobrol sama anakku

Bisa 2 bak cerita sedikit 0 seperti apa perubahan yang

tejadi pada diri 1lmarhum4

Jadi, Almarhum itu tahun pertama menikah dia kan masih sangat

wangi, dan aku di rumah cuma ngasuh anak kayak gitu Kayaknya tuh ee apa namanya, nggak adil banget gitu. Dan aku kan, karena aku udah dah tau kalau dia itu punya pacar, cewek gitu, aku bilang ke Almarhum, Dad, hamilin aja sekalian. Nanti kalau kalau udah, biar aku bisa ee minta cerai dari kamu. . Aku pernah ngancam kayak gitu. Dan sepertinya itu cukup ampuh ya. Jadi dia kayak mikir gitu loh. Kayak Jadi aku pernah ngancam gitu. Jadi tahap sabar udah, tahap berdoa udah

Dia cuma diam aja sih. Dia dia diam aja, tapi

setelah itu ada567869ss yang

baik gitu loh.

Jadi, Almarhum itu tahun pertama menikah dia kan

Ada perkembangan yang baik.

Tahun pertama pernikahan, almarhum masih adiksi dan

Ada perkembangan baik.

Tahun pertama pernikahan, almarhum masih adiksi dan

Ada

perkembangan.

Tahun pertama

146 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464

adiksi ya, tahun pertama menikah.

Kemudian tahun pertama

menikah dia juga masih suka ee main cewek juga kan, di tahun pertama. Perubahan itu di mulai di tahun kedua.Tahun kedua itu dia sudah mulai ee ya antara tahun pertama sama tahun kedua itu dia sudah tahun pertama masih, tahun kedua itu sudah mulai yang dia udah mulai mengurangi frekuensi dia untuk pergi, kayak gitu, tapi masih Kayaknya :;<= ;>ss -nya adalah di tahun ketiga. Di tahun ketiga dia udah nggak pernah malem itu udah nggak pernah pergi kalau malem itu leb perginya ee kalau pergi ya dia ngajakin aku Dia juga sudah mulai ee mengurangi kecanduannya itu. Dia udah mulai apa ya udah me lama-lama kelihatan dari

dia terus mulai bisa ?@> AB, nggak

pake.

masih sangat adiksi ya, tahun pertama menikah. Kemudian tahun pertama menikah dia juga masih suka ee main cewek juga kan, di tahun pertama.

Perubahan itu di mulai di tahun kedua.Tahun kedua itu dia sudah mulai ee ya antara tahun pertama sama tahun kedua itu dia sudah tahun pertama masih, tahun kedua itu sudah mulai yang dia udah mulai mengurangi frekuensi dia untuk pergi, kayak gitu, tapi masih

Kayaknya :;<= ; >ss -nya

adalah di tahun ketiga. Di tahun ketiga dia udah nggak pernah malem itu udah nggak pernah pergi kalau malem itu leb perginya ee kalau pergi ya dia ngajakin aku Dia juga

sudah mulai ee

mengurangi kecanduannya itu. Dia udah mulai apa ya udah me lama-lama kelihatan dari dia terus mulai bisa?@ > AB, nggak pake.

berselingkuh.

Tahun kedua, almarhum mulai mengurangi frekuensi untuk pergi.

Di tahun ketiga, almarhum sudah tidak pernah pergi malam, kecuali dengan mengajak D. Almarhum juga mulai mengurangi adiksi hingga bersih.

berselingkuh.

Almarhum mengurangi

frekuensi pergi di tahun kedua.

Almarhum berhenti pergi dan adiksi pada tahun ketiga. almarhum masih adiksi dan berselingkuh. Tahun kedua, frekuensi pergi almarhum berkurang. Tahun ketiga, almarhum berhenti pergi dan adiksi.

147 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495

CD EFG Hbak I tadi sempat menyinggung tentang budaya patriarki di dalam rumah tangga. Bagaimana tanggapan Hbak I ter hadap hal tersebutJ Sebenarnya itu nggak bagus juga

ya buat seorang istri ya karena bagaimana pun seorang suami istri itu harus saling melengkapi. Suami juga harus menjadi orang yang mengayomi, suami harus bertanggungjawab terhadap anak istri, melindungi, memberi kasih sayang, gitu. Tapi kalau yang aku alami kan nggak. Suami, dia sibuk dengan urusannya dia sibuk dengan

kecanduannya dia dia sibuk

dengan perilaku dia yang masih suka sama cewek. Dan aku, karena di budaya Jawa, dan di kul di agamaku, di agama Islam itu kan bener-bener

perempuan harus nurut

perempuan itu harus tunduk,

kayak gitu-gitu. Jadi nggak

nggak ada kesetaraan di situ loh. Dan akhirnya, ya perempuan itu hanya diam, diam, dan diam, gitu.

Sebenarnya itu nggak bagus juga ya buat seorang istri ya karena bagaimana pun seorang suami istri itu harus saling melengkapi. Suami juga harus menjadi orang yang mengayomi, suami

harus bertanggungjawab

terhadap anak istri,

melindungi, memberi kasih sayang, gitu.

Tapi kalau yang aku alami kan nggak. Suami, dia sibuk dengan urusannya dia sibuk dengan kecanduannya

dia dia sibuk dengan

perilaku dia yang masih suka sama cewek.

Dan aku, karena di budaya Jawa, dan di kul di agamaku, di agama Islam itu kan bener-bener perempuan harus nurut perempuan itu harus tunduk, kayak gitu-

gitu. Jadi nggak nggak

ada kesetaraan di situ loh.

Tidak baik untuk seorang istri. Suami istri harus saling melengkapi. Suami harus

menjadi orang yang

mengayomi, bertanggungjawab,

melindungi, dan memberi kasih sayang pada anak istri. Almarhum sibuk dengan urusannya, kecanduannya, perilaku berselingkuh.

Menurut D, dalam budaya dan agamanya, tidak ada

kesetaraan, perempuan

harus tunduk. Akhirnya perempuan hanya bisa diam.

D tidak setuju dengan

budaya patriarki.

Menurutnya, seharusnya

suami istri saling

melengkapi dan suami mengayomi, melindungi, dan memberi kasih sayang pada anak istri.

Almarhum tidak berperilaku sesuai harapan D. Tidak setuju dengan budaya patriarki. Perilaku almarhum tidak sesuai harapan.

148 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 KLMu LN LOL P QRbak S lakukan waktu ituT

Ya apa ya aku lebih banyak ke sabar sih, menurut aku. Aku lebih banyak bersabar, aku lebih banyak berdoa walaupun memang pernah sampai ke tahap yang mengancam. Karena itu kan sudah nggak kuat ya, gitu. Sampe pernah aku tahap yang aku mencoba pulang ke rumah, ke rumah orangtuaku sekitar 3 hari, gitu aku pulang ke rumah. UeruV Wdi awal percakapan juga Rbak S sempat mengatakan bahwa Rbak merasa Xlmarhum adalah takdir Rbak. YahW Rbak bisa jelasin nggak itu maksudnya seperti apaT

Dulu, ee saya itu apa ya marah gitu. Marah ke Tuhan, gitu. Saya bilang, Kenapa sih, Tuhan,

kenapa sih aku harus

dipertemukan sama Almarhum? Kalau aku nggak dipertemukan sama Almarhum, aku kan nggak

Dan akhirnya, ya perempuan itu hanya diam, diam, dan diam, gitu.

Aku lebih banyak ke sabar sih, menurut aku. Aku lebih banyak bersabar, aku lebih banyak berdoa walaupun memang pernah sampai ke tahap yang mengancam. Karena itu kan sudah nggak kuat ya, gitu. Sampe pernah aku tahap yang aku mencoba pulang ke rumah, ke rumah orangtuaku sekitar 3 hari, gitu aku pulang ke rumah.

Dulu, ee saya itu apa ya marah gitu. Marah ke Tuhan, gitu. Saya bilang, Kenapa sih, Tuhan, kenapa sih aku harus dipertemukan sama Almarhum? Kalau aku nggak dipertemukan sama

D bersabar dan berdoa, walaupun pernah sampai tahap mengancam karena sudah tidak kuat. D juga pernah pulang ke rumah orangtuanya.

D marah pada Tuhan. Kalau tidak dipertemukan dengan almarhum, tidak akan tertular HIV.

D bersabar dan berdoa, tetapi pernah mengancam dan pulang ke rumah orangtua karena tidak kuat.

D marah pada Tuhan karena terkena HIV.

Bersabar dan

berdoa, tapi pernah mengancam dan pulang ke rumah orangtua karena tidak kuat.

Marah pada Tuhan

karena terkena

149 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 551 552 553 554 555 556 557

mungkin akan tertular virus HIV dari dia. . Cuma setelah merenung setelah apa ya ee setelah kita itu dalam

kondisi yang pasrah,

menyerahkan diri ke Tuhan gitu, itu baru benar-benar yang kalau di Islam itu, ada yang namanya kita harus percaya rukun Islam keenam. Itu qodar percaya akan qodar dan qadhanya. Qodarnya itu ya percaya akan takdir, semua kehidupan itu kehidupan ini tuh semua sebenernya sudah di atur ya, sudah diskenario sama Tuhan. Ya dari situ ya saya merasa bahwa ya... mungkin ini jalanku, gitu. Aku menikah dengan

Almarhum gitu, karena

Alhamdulilahnya sih, puji

Tuhannya adalah setelah kita menikah, kemudian kita punya anak gitu, Almarhum ee bisa bersih dari narkoba. Dia bener- bener bisa nggak pake narkoba. Ya kemudian ya istilahnya dia sudah bisa bertobatlah, kayak gitu, karena waktu meninggalnya pun ee dia sudah dalam keadaan yang kembali ke Tuhan jadi dia sudah apa ya

Almarhum, aku kan nggak mungkin akan tertular virus HIV dari dia. .

Cuma setelah merenung setelah apa ya ee setelah kita itu dalam kondisi yang pasrah, menyerahkan diri ke Tuhan gitu, itu baru benar- benar yang kalau di Islam itu, ada yang namanya kita harus percaya rukun Islam keenam. Itu qodar percaya akan qodar dan qadhanya. Qodarnya itu ya percaya

akan takdir, semua

kehidupan itu kehidupan ini tuh semua sebenernya sudah di atur ya, sudah diskenario sama Tuhan. Ya dari situ ya saya merasa bahwa ya... mungkin ini jalanku, gitu.

Aku menikah dengan

Almarhum gitu, karena Alhamdulilahnya sih, puji Tuhannya adalah setelah kita menikah, kemudian kita punya anak gitu, Almarhum ee bisa bersih dari narkoba. Dia bener-bener bisa nggak pake narkoba. Ya

Setelah berserah pada Tuhan, D merasa bahwa ini memang jalannya.

Alhamdulilah, setelah

menikah, punya anak, almarhum bisa bertobat, meninggal dalam keadaan kembali ke Tuhan dan

menjalankan kewajiban

sebagai seorang Muslim.

D menerima

pengalamannya sebagai

takdir.

D bersyukur bahwa setelah

menikah, almarhum

meninggal dalam keadaan bertobat. Menerima pengalaman sebagai takdir. Bersyukur almarhum meninggal dalam keadaan bertobat.

150 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588

inget inget apa menjalankan perintah-Nya, gitu. Jadi perintah

apa kewajiban-kewajiban

sebagai seorang Muslim itu dia sudah lakukan gitu. Sholat 5 waktu dengan sedekah, kayak gitu-gitu. Jadi, ya aku ngerasa ya mungkin aku ditakdirkan ditakdirkan untuk ketemu dia, ya ini sudah jalan.

Z[ \]^ _bak^ berarti V` lahir tahun berapa yaa

Lahir 2003.

_ungkin _bak b bisa cerita awalnya tahu bahwa _bak tertular itu bagaimanaa Jadi di tahun dua di bulan Desember 2006 ee Almarhum itu cdefg h. idefg h di Rumah Sakit selama 10 hari. Begitu. Nah, aku sih waktu itu tahunya dia kena TBC ya. Tuberkulosis taunya, karena waktu itu sempat pengobatan TBC di Puskesmas itu dua bulan. Aku taunya hanya TBC. Nah, tapi anehnya adalah setiap dokter, dan setiap

kemudian ya istilahnya dia sudah bisa bertobatlah, kayak

gitu, karena waktu

meninggalnya pun ee dia sudah dalam keadaan yang kembali ke Tuhan jadi dia sudah apa ya inget inget apa menjalankan perintah- Nya, gitu. Jadi perintah apa kewajiban-kewajiban sebagai seorang Muslim itu dia sudah lakukan gitu. Sholat 5 waktu dengan sedekah, kayak gitu-gitu.

Jadi di tahun dua di bulan

Desember 2006 ee

Almarhum itu cdefg h.

idefg h di Rumah Sakit selama 10 hari. Begitu. Nah, aku sih waktu itu tahunya dia kena TBC ya. Tuberkulosis taunya, karena waktu itu sempat pengobatan TBC di Puskesmas itu dua bulan. Aku taunya hanya

Pada Desember 2006,

almarhum cdefgh selama

10 hari. D mengira bahwa almarhum sakit TBC karena pernah pengobatan TBC di Puskesmas.

Saat almarhum sakit, D

151 589 590 591 592 593 594 595 596 597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619

konselor masuk ke ruangan Almarhum, itu aku selalu disuruh keluar. Jadi sempet a sempet ada pertanyaan

jkklm yang menyuruh keluar itu nlmarhumo

Nggak. Jadi dokter sama konselornya menyuruh keluar. Jadi aku kayak ada ada ada apa ya ee pertanyaan dalam diri aku sendiri, Ini sakit apa sih? Kayaknya penyakit yang lain pasien berhak oh keluarga berhak tau gitu. Tapi kok ini kayak ada sesuatu yang disembunyikan? . Nah, dalam kondisi waktu itu aku lagi di di kamar mandi karena kebetulan kan ruangan Almarhum itu kamar mandi dalem ya. Nah, ada dokter sama konselor waktu itu datang, pas pq rq s, itu bil aku di kamar mandi, jadi aku bisa nguping, gitu. Kemudian dokter bilang, Mas, udah ngomong ke keluarga belum? . Belum dok. , kayak gitu. Nah di situ itu aku mulai setelah dokter sama konselor

TBC.

Nah, tapi anehnya adalah setiap dokter, dan setiap konselor masuk ke ruangan Almarhum, itu aku selalu disuruh keluar. Jadi sempet a sempet ada pertanyaan Nggak. Jadi dokter sama

konselornya menyuruh

keluar. Jadi ada pertanyaan dalam diri aku sendiri, Ini sakit apa sih? Kayaknya penyakit yang lain pasien berhak oh keluarga berhak tau gitu. Tapi kok ini kayak

ada sesuatu yang

disembunyikan? .

Nah, dalam kondisi waktu itu aku lagi di di kamar mandi karena kebetulan kan ruangan Almarhum itu kamar mandi dalem ya. Nah, ada dokter sama konselor waktu itu datang, pas pq rq s, itu bil aku di kamar mandi, jadi aku bisa nguping, gitu. Kemudian dokter bilang, Mas, udah ngomong ke keluarga belum? . Belum

D merasa aneh karena setiap dokter dan konselor masuk ke ruangan almarhum, D diminta keluar.

D diminta keluar oleh dokter dan konselor. D bertanya-tanya tentang sakit yang diderita almarhum.

D mendengar pembicaraan dokter dan almarhum dari dalam kamar mandi.

D curiga karena ia disuruh keluar saat dokter hadir.

D bertanya-tanya tentang sakit almarhum.

D mendengar pembicaraan dokter dan almarhum.

Curiga karena

disuruh keluar saat dokter hadir. Bertanya-tanya tentang sakit almarhum. Mendengar pembicaraan dokter dan almarhum.

152 620 621 622 623 624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639 640 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650

keluar, aku bertanya ke

Almarhum, Kamu sakit apa? Apa yang harus ee di beritahu ke keluarga? . Kemudian Almarhum bilang, Nggak, nggak papa nggak papa. . Aku ngancem, Kamu kalau nggak mau ngomong ke aku, aku pulang. Aku nggak mau ngurusin kamu di Rumah Sakit. , seperti itu. Terus ya Almarhum bilang, Nggak, kamu nanti syok. . Nggak, nggak papa, ngomong aja. . Ee aku kena AIDS. , begitu. Terus, yang terlintas ke aku sih waktu itu adalah aku harus segera tes. Jadi aku kemudian bilang ke Almarhum, Ee aku mau tes tolong bilangin ke pihak Rumah Sakit aku mau tes. . Tapi baru bisa tes 1 hari setelah itu. Jadi.. Almarhum bilang di hari Rabu kalau dia positif HIV, hari Kamis aku tes, hari Jumat siang hasilku keluar, positif hari Jumat sore almarhum meninggal.

dok. , kayak gitu.

Nah di situ itu aku mulai setelah dokter sama konselor keluar, aku bertanya ke Almarhum, Kamu sakit apa? Apa yang harus ee di beritahu ke keluarga? .

Kemudian Almarhum

bilang, Nggak, nggak

papa nggak papa. . Aku

ngancem, Kamu kalau

nggak mau ngomong ke aku, aku pulang. Aku nggak mau ngurusin kamu di Rumah Sakit. , seperti itu. Terus ya Almarhum bilang, Nggak, kamu nanti syok. . Nggak, nggak papa, ngomong aja. . Ee aku kena AIDS. , begitu.

Terus, yang terlintas ke aku sih waktu itu adalah aku harus segera tes. Jadi aku

kemudian bilang ke

Almarhum, Ee aku mau

tes tolong bilangin ke

pihak Rumah Sakit aku mau tes. . Tapi baru bisa tes 1 hari setelah itu. Jadi.. Almarhum bilang di hari Rabu kalau dia positif HIV,

D bertanya kepada

almarhum tentang sakitnya. D mengetahui almarhum terkena AIDS.

D berpikir bahwa dirinya harus segera tes HIV. Keesokan harinya, D tes HIV dan esoknya lagi D mengetahui bahwa dirinya positif HIV, sebelum sore

harinya almarhum

meninggal.

D mengetahui almarhum terkena AIDS.

D berpikir bahwa ia harus

tes HIV, dan D

melakukannya.

Mengetahui almarhum AIDS.

Berpikir harus tes

HIV, lalu

153 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661 662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672 673 674 675 676 677 678 679 680 681

tu Waktu itu apa yang vbak w rasakanx ypa yang

vbak pikirkan setelah vbak tahu informasi tersebutx Kalau Almarhum itu positif? Atau aku?

ylmarhum danvbak w.

Yang pasti ee waktu tahu Almarhum positif HIV, aku pasrah. Aku menerima semua takdir Tuhan, gitu, bahwa ya sudah. Bahwa memang itu resiko yang harus dialami, karena Almarhum memang seorang pecandu narkoba, gitu. Tapi, aku sendiri nggak berpikir bahwa aku juga bisa positif HIV, kayak gitu. Karena sebenarnya dua

tahun sebelum almarhum

meninggal, itu kan setiap 1 Desember itu kan pasti gencar kan di TV iklan-iklan HIV gitu. Aku secara nggak sadar aku bilang ke Almarhum, Dad, mbok coba kamu tes HIV. Kamu kan beresiko, kamu kan katanya dulu suka z {|}~ € jarum suntik. , aku

hari Kamis aku tes, hari Jumat siang hasilku keluar, positif hari Jumat sore almarhum meninggal.

Waktu tahu Almarhum positif HIV, aku pasrah. Aku menerima semua takdir Tuhan, gitu, bahwa ya sudah. Bahwa memang itu resiko yang harus dialami, karena Almarhum memang seorang pecandu narkoba, gitu. Tapi, aku sendiri nggak berpikir bahwa aku juga bisa positif HIV, kayak gitu. Karena sebenarnya dua tahun sebelum almarhum meninggal, itu kan setiap 1 Desember itu kan pasti gencar kan di TV iklan-iklan HIV gitu. Aku secara nggak sadar aku bilang ke

Almarhum, Dad, mbok

coba kamu tes HIV. Kamu

D pasrah ketika mengetahui almarhum positif HIV. D menerima hal tersebut sebagai takdir dan resiko dari perilaku almarhum. D tidak menyadari bahwa almarhum dan dirinya bisa positif HIV.

D pasrah mengetahui status almarhum dan menerima itu sebagai takdir dan resiko perilaku almarhum.

D tidak menyadari resiko almarhum dan dirinya.

Pasrah mengetahui status almarhum

dan menerima

sebagai takdir dan

resiko perilaku

almarhum.

Tidak menyadari resiko ia dan almarhum.

154 682 683 684 685 686 687 688 689 690 691 692 693 694 695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710 711 712

bilang kayak gitu. Tapi aku nggak sadar dengan ucapanku itu bahwa dia juga bisa positif HIV dan aku juga bisa positif HIV, gitu. Nah ternyata, satu tahun sebelum dia meninggal, dia tes HIV diam- diam di Rumah Sakit dan hasilnya positif HIV tapi dia tidak mau kembali ke layanan, begitu. Nah, waktu di Rumah Sakit itu aku sempat tanya dan dia kan akhirnya cerita, Aku satu tahun yang lalu udah pernah tes HIV tapi aku nggak mau kembali ke layanan, aku nggak mau kembali ke dokter. . Kemudian aku tanya, Kenapa kamu nggak mau kembali ke dokter? Kalau kamu ke dokter kan ada obat. Kamu nggak nggak bakal kamu sampai ambruk seperti ini. Karena kan kondisinya tuh Almarhum kena udah stadium 4, dia udah nggak bisa untuk jalan aja udah nggak kuat. Jadi posisinya dia kalau apa namanya ee bangunin aku itu pakai tongkat. Gitu. Jadi dia tidur di atas, aku tidur di bawah, dia bangunin aku pakai tongkat. Jadi aku bilang, kenapa sih kamu nggak langsung

kan beresiko, kamu kan

katanya dulu suka  ‚ƒ „ … †‡

jarum suntik. , aku bilang kayak gitu. Tapi aku nggak sadar dengan ucapanku itu bahwa dia juga bisa positif HIV dan aku juga bisa positif HIV, gitu.

Nah ternyata, satu tahun sebelum dia meninggal, dia tes HIV diam-diam di Rumah Sakit dan hasilnya positif HIV tapi dia tidak mau kembali ke layanan, begitu. Nah, waktu di Rumah Sakit itu aku sempat tanya dan dia kan akhirnya cerita, Aku satu tahun yang lalu udah pernah tes HIV tapi aku nggak mau kembali ke layanan, aku nggak mau

kembali ke dokter. .

Kemudian aku tanya,

Kenapa kamu nggak mau kembali ke dokter? Kalau kamu ke dokter kan ada obat. Nggak bakal kamu sampai ambruk seperti ini. Karena

kan kondisinya tuh

Almarhum udah stadium 4, untuk jalan aja udah nggak

Satu tahun sebelum

almarhum meninggal,

almarhum sudah pernah tes HIV, tetapi tidak mau kembali ke dokter.

Almarhum sudah stadium 4, tidak kuat berjalan lagi.

Almarhum sudah tahu status HIVnya, tapi tidak kembali ke dokter.

Almarhum tahu

statusnya, tapi

tidak kembali ke dokter.

155 713 714 715 716 717 718 719 720 721 722 723 724 725 726 727 728 729 730 731 732 733 734 735 736 737 738 739 740 741 742 743

kemarin, nggak langsung ke dokter, minum obat segala macem. Dia jawabannya ada dua. Yang pertama adalah ee Almarhum takut mendapatkan stigma dan diskriminasi dari keluarganya. Dan yang kedua adalah Almarhum takut ee aku ninggalin dia, gitu. Jadi dia takut seorang istrinya meninggalkan dia. Jadi ketakutan itu yang akhirnya membuat Almarhum tidak mau kembali ke dokter untuk pengobatan dan tidak mau menceritakan ke keluarga.

ˆ‰Štu ‹bak tahu Œlmarhum terkena  Ž  ‹bak langsung

percaya tidak sam a informasi tersebut‘

Percaya.

kuat. Jadi posisinya dia kalau bangunin aku itu pakai tongkat. Jadi dia tidur di atas, aku tidur di bawah, dia bangunin aku pakai tongkat. Jadi aku bilang, kenapa sih

kamu nggak langsung

kemarin, nggak langsung ke dokter, minum obat segala macem. Dia jawabannya ada dua. Yang pertama adalah

Almarhum takut

mendapatkan stigma dan

diskriminasi dari

keluarganya. Dan yang kedua adalah Almarhum takut aku ninggalin dia, gitu.

Dokumen terkait