• Tidak ada hasil yang ditemukan

paham tidak posisinya Œ bak sebagai orang

Karena kan aku memang selama Almarhum hidup, itu memang udah tinggal bareng sama mertua.

Ha ah tiga tahunan.

Aku tuh sama VN itu hubungannya jadi karena aku punya pikiran bahwa umurku nggak panjang gitu.

Punya pikiran bahwa

sebentar lagi aku mau meninggal, gitu. Jadi aku banyak-banyak bikin foto, gitu. Jadi harapannya nanti kalau aku meninggal itu udah

ada kenangan-kenangan

sama dia.

Tapi ada kalanya mungkin karena aku juga tingkat st

 Žss -nya sangat tinggi, gitu,

jadi, kalau VN bikin kesalahan sedikit, aku bisa langsung emosi. Cepet emosian.

D memang selama

almarhum hidup, sudah tinggal besama mertua. Waktu itu, VN tiga tahunan. D punya pikiran bahwa umurnya tidak panjang,

sebentar lagi mau

meninggal. D banyak foto dengan harapan kalau dia meninggal, ada kenang- kenangan dengan VN.

Tapi ada kalanya, karena

tingkat st Žss D sangat

tinggi, D langsung emosi

ketika VN membuat

kesalahan.

D tinggal bersama mertua

sejak almarhum masih

hidup.

D berpikir sebentar lagi akan meninggal, sehingga banyak foto untuk kenang- kenangan dengan VN.

Terkadang D langsung emosi saat VN bersalah

karena tingkat st Žss D tinggi. Tinggal bersama mertua sejak almarhum masih hidup.

Saat itu usia VN 3 tahun.

Banyak foto untuk kenang-kenangan VN karena berpikir akan segera meninggal. Terkadang langsung emosi saat VN bersalah karena tingkat st  Žss tinggi.

177 1395 1396 1397 1398 1399 1400 1401 1402 1403 1404 1405 1406 1407 1408 1409 1410 1411 1412 1413 1414 1415 1416 1417 1418 1419 1420 1421 1422 1423 1424 1425 ‘ ’“”“•– •—•˜™ š›

Tau. Dan itu butuh proses, waktu itu. Jadi kan, ee aku dulu mikirnya adalah aku akan membuka statusku di saat VN SMP. Karena kalau udah SMP kan dia udah udah, udah remaja, gitu. Tapi ternyata waktu kelas 1 SD, dia udah tanya karena anakku memang kritis anaknya. Kelas 1 SD itu dia udah nanya, Bunda, Bunda minum obat apa? Kenapa . Aku bilang, Ee Bunda minum obat sakit perut. . Kenapa kalau sakit kenapa kalau sakit perut, nggak sembuh-sembuh, udah diobatin? . Terus aku bilang, Nggak kok nggak, ini bukan obat sakit perut, ini vitamin. . Bunda kalau minum obat terus nanti Bunda bisa overdosis loh, kayak Michael Jackson nanti bisa meninggal loh. . Waktu itu kelas 1 SD, waktu itu. Kayak gitu. Kemudian udah kan, kemudian antara kelas 4 atau kelas 5 SD, itu ee aku lagi sama dia di kamar, gitu, hari Minggu. Ee kan dia dia itu memang dari kelas 2 SD itu udah pegang HP,

Tau. Dan itu butuh proses, waktu itu.

Jadi kan aku dulu mikirnya adalah aku akan membuka statusku di saat VN SMP. Karena kalau udah SMP kan dia udah remaja, gitu.

Tapi ternyata waktu kelas 1 SD, dia udah tanya karena

anakku memang kritis

anaknya. Kelas 1 SD itu dia udah nanya, Bunda, Bunda

minum obat apa?

Kenapa . Aku bilang, Ee Bunda minum obat sakit perut. . Kenapa kalau sakit kenapa kalau sakit

perut, nggak sembuh-

sembuh, udah diobatin? . Terus aku bilang, Nggak kok nggak, ini bukan obat sakit perut, ini vitamin. . Bunda kalau minum obat terus nanti Bunda bisa overdosis loh, kayak Michael Jackson nanti bisa meninggal loh. . Waktu itu kelas 1 SD, waktu itu.

Kemudian antara kelas 4 atau

VN Tahu bahwa D seorang ODHA, dan itu butuh proses.

D dulu berpikir akan membuka status di saat VN SMP karena saat SMP, VN sudah remaja.

Ternyata VN kritis. Saat kelas 1 SD, VN sudah bertanya tentang obat apa yang D minum dan mengingatkan D kalau minum obat terus bisa overdosis.

Antara kelas 4 atau 5 SD,

D berencana membuka status saat VN remaja. Ternyata VN kritis, sudah bertanya mengenai obat yang D minum dan

mengingatkan bahaya

overdosis saat kelas 1 SD.

Butuh proses bagi VN untuk tahu D seorang ODHA. Berencana membuka status saat VN remaja. Kelas 1 SD, VN sudah bertanya mengenai obat yang diminum D dan mengingatkan bahaya overdosis. VN mencari di

178 1426 1427 1428 1429 1430 1431 1432 1433 1434 1435 1436 1437 1438 1439 1440 1441 1442 1443 1444 1445 1446 1447 1448 1449 1450 1451 1452 1453 1454 1455 1456

kemudian pegang kayak gitu.

Kemudian dia itu sœž Ÿ ¡ ¢£ ,

¤œ ž Ÿ ¡¢£ di internet, dan aku buka VN lagi buka apa? .

Ini . Terus aku lihat, dia

bukanya detikhealth ee

Nevirapine Obat HIV .

Kelas 4 atau kelas 5 SD

¥¦ § V¨ itu baca label obatnya ©bak§ª«a bagaimana¬

Nah, aku sendiri memang tidak pernah menyembunyikan obatku. Jadi obatku tuh ya tak geletakin, gitu. Karena aku memang aku

memang nggak mau

menyembunyikan, gitu. Nah, dia ¤œ ž Ÿ ¡¢£ di di detikhealth . Kaget lah aku. Waduh, berarti kalau aku ngomong kalau SMP aku udah sangat terlambat, gitu. Karena dia antara kelas 4 atau kelas 5 SD, dia udah kepo, gitu. Karena sebelum dia ¤œ ž Ÿ ¡¢£ internet pun, dia selalu nanya, Bunda sekarang CD4-nya berapa? Ee Bunda udah minum obat belum? . Jadi dia malah Berarti V¨ sebenarnya sudah

kelas 5 SD, itu aku lagi sama dia di kamar, hari Minggu. Dia itu memang dari kelas 2 SD itu udah pegang HP. Kemudian dia itu ¤œž Ÿ ¡ ¢£ di internet. Terus aku lihat, dia bukanya

detikhealth Nevirapine Obat HIV .

Nah, aku sendiri memang

tidak pernah

menyembunyikan obatku.

Jadi obatku tuh ya tak

geletakin. Karena aku

memang nggak mau

menyembunyikan.

Nah, dia sœ ž Ÿ ¡¢£ di di

detikhealth . Kaget lah aku. Waduh, berarti kalau aku ngomong kalau SMP aku udah sangat terlambat, gitu. Karena dia antara kelas 4 atau kelas 5 SD, dia udah

kepo. Sebelum dia ¤œ ž Ÿ ¡¢£

internet pun, dia selalu

nanya, Bunda sekarang

CD4-nya berapa? Bunda udah minum obat belum? .

VN mencari mengenai Nevirapine, obat HIV, di internet.

D memang tidak pernah menyembunyikan obatnya.

D berpikir kalau D membuka status saat VN

SMP, sudah sangat

terlambat. Kelas 4 atau 5 SD, VN sudah ingin tahu.

Sebelum mencari di

internet, VN juga sudah bertanya mengenai CD4 dan apakah D sudah minum obat.

D tidak menyembunyikan obatnya.

D merasa sudah sangat terlambat apabila membuka status saat VN SMP, karena kelas 4 atau 5 SD, VN sudah tahu tentang CD4 dll.

internet mengenai obat HIV. Tidak menyembunyikan obat. Merasa sangat terlambat bila membuka status saat VN SMP, karena VN sudah tahu tentang CD4 dll sejak kelas 4 atau 5 SD.

179 1457 1458 1459 1460 1461 1462 1463 1464 1465 1466 1467 1468 1469 1470 1471 1472 1473 1474 1475 1476 1477 1478 1479 1480 1481 1482 1483 1484 1485 1486 1487 t ­®u ¯­°bak±

He eh. Dia udah yang sering ngingetin, kayak gitu. Begitu dia apa namanya ee ² ³´µ ¶·¸¹º, ee , Buka apa? ,

detikhealth gitu, terus habis itu aku ngomong ke VN, gitu. Jadi waktu itu bayanganku adalah, setelah aku buka status, karena anakku kan suka nonton film Korea. Aku tuh mikirnya, setelah aku buka status, nanti kita akan menangis, gitu, peluk- pelukan gitu, ala-ala film Korea, gitu. Ternyata waktu aku buka status, VN, Bunda ee Bunda minum obat, obat untuk virus HIV. , dia jawabnya malah,

Oke. Baiklah. . He eh, gitu Habis itu dia buka HP lagi, mainan HP lagi, ini gimana sih. Karena mungkin dia

» ¼u dia antara kelas ½ S¾ gitu ya±

Aku lupa ya, antara kelas 4 atau kelas 5 SD. Masih SD. Nah, dari situ, ya se kemudian itu

sih kayaknya membangun

karakter karakter dia, gitu. Karena sekarang dia itu pengen

He eh. Dia udah yang sering ngingetin.

Begitu dia ² ³´µ ¶ ·¸¹º

detikhealth , habis itu aku ngomong ke VN. Jadi waktu itu bayanganku adalah, setelah aku buka status, karena anakku kan suka nonton film Korea. Aku tuh mikirnya, setelah aku buka status, nanti kita akan

menangis, gitu, peluk-

pelukan gitu, ala-ala film Korea, gitu. Ternyata waktu aku buka status, VN, Bunda ee Bunda minum obat, obat untuk virus HIV. , dia

jawabnya malah, Oke.

Baiklah. . He eh, gitu Habis itu dia buka HP lagi, mainan HP lagi, ini gimana sih.

Aku lupa ya, antara kelas 4 atau kelas 5 SD. Masih SD. Nah, dari situ kayaknya membangun karakter dia, gitu. Karena sekarang dia itu pengen banget, keukeuh

VN tahu mengenai status D. Begitu VN mencari di internet, D membuka status ke VN.

Ternyata waktu D membuka status, VN menjawab, Oke,

baiklah dan kembali

memainkan HPnya.

Kejadian D membuka status

kayaknya membangun

karakter VN. Sekarang VN bersikeras ingin menjadi dokter.

Waktu D membuka status, tanggapan VN adalah, Oke, baiklah dan kembali bermain HP. VN tahu status D. D membuka status saat VN mencari di internet. Waktu D membuka status, tanggapan VN adalah, Oke, baiklah dan kembali bermain HP. Peristiwa D membuka status membuat VN bersikeras ingin menjadi dokter.

180 1488 1489 1490 1491 1492 1493 1494 1495 1496 1497 1498 1499 1500 1501 1502 1503 1504 1505 1506 1507 1508 1509 1510 1511 1512 1513 1514 1515 1516 1517 1518

banget, keukeuh banget, dia pengen jadi dokter. Aku pengen jadi dokter. , kayak gitu-gitu. Terus, apa ya Kemarin, waktu dia presentasi di sekolahnya, gitu, dia angkat tema HIV, kayak gitu- gitu. Aku cukup kaget sih. Ya aku bangga, gitu loh. Anakku dia nggak malu, gitu loh. Jadi, dia angkat tema HIV di depan teman- temannya, kayak gitu-gitu.

¿À ÁÂÃ ÄÂÂÅ Æbak aku mau nanya. Berarti VÇ itu tidak tertular kan yaÈ

Nggak. Jadi, aku dulu menyusui 20 bulan, kemudian melahirkan normal, gitu. Jadi sebenarnya ee beresiko. Tapi, mungkin dulu jumlah virus di dalam tubuhku itu tidak cukup untuk menularkan. Mungkin. Dan sebenarnya kan kalau dari proses ee apa proses dari ibu HIV positif ke anak itu, kalau tanpa program resiko penularannya sekitar 35 sampai 40 persen. Itu yang tanpa program. Berarti kan sebenarnya masih ada 60 persen tidak menularkan, termasuk VN. Apalagi yang dengan program, resikonya bisa dicegah, kurang

banget, dia pengen jadi dokter.

Kemarin, waktu dia

presentasi di sekolahnya, gitu, dia angkat tema HIV. Aku cukup kaget sih. Ya aku bangga. Anakku nggak malu. Jadi, dia angkat tema HIV di depan teman-temannya.

Nggak.

Jadi, aku dulu menyusui 20 bulan, kemudian melahirkan normal. Jadi sebenarnya beresiko. Tapi, mungkin dulu jumlah virus di dalam tubuhku itu tidak cukup untuk menularkan. Dan sebenarnya kan kalau dari proses dari ibu HIV positif ke anak itu, kalau tanpa program resiko penularannya sekitar 35 sampai 40 persen.. Berarti kan sebenarnya masih ada 60 persen tidak menularkan, termasuk VN.

Apalagi yang dengan

Waktu presentasi di

sekolah, VN mengangkat tema HIV.

D kaget dan bangga karena VN tidak malu mengangkat tema HIV di depan teman- temannya.

VN tidak tertular HIV. D melahirkan normal dan

menyusui 20 bulan.

Sebenarnya beresiko, tapi mungkin jumlah virus dalam tubuh D tidak cukup untuk menularkan.

Proses dari ibu HIV positif ke anak, jika tanpa program, resiko penularannya 35% hingga 40%. Ada 60%

kemungkinan tidak

menularkan. Termasuk VN. Dengan program, resiko penularan ditekan hingga kurang dari 2%.

VN mengangkat tema HIV saat presentasi di sekolah. D merasa kaget dan bangga karena VN tidak malu.

Resiko penularan dari ibu HIV positif pada anak sebesar 35% hingga 40% jika tanpa program, sementara resiko penularan kurang dari 2% dengan program.

Kaget dan bangga karena VN tidak malu, mengangkat tema HIV saat

presentasi di sekolah. VN bebas HIV. VN beresiko tertular karena D melahirkan normal dan menyusui 20 bulan. Menurut D, jumlah virus dalam

tubuhnya tidak

cukup menginfeksi VN.

181 1519 1520 1521 1522 1523 1524 1525 1526 1527 1528 1529 1530 1531 1532 1533 1534 1535 1536 1537 1538 1539 1540 1541 1542 1543 1544 1545 1546 1547 1548 1549

dari dua persen.

ÉbakÊaku sebenarnya bingung loh sampai sekaranËÊ kok kita

melahirkan bisa menulari sihÌ Ían itu nggak ada pertukaran gitu

Ì

Kan soalnya Jadi kan proses penularan dari ibu ke anak itu kan ada tiga tahap. Jadi waktu proses mengandung, proses melahirkan, dan proses menyusui. Kalau proses mengandung, itu kan kalau misalnya si ibu kena penyakit Malaria. Itu resiko banget ee apa namanya ari-ari si anak terjadi perlukaan. Kemudian waktu proses melahirkan, itu kan ada apa namanya darah darah darah si ibu. Ya kan melewati liang vagina, itu kan darah, gitu. Si bayi kena langsung darah darah si ibu. Kemudian waktu proses menyusui kan, kalau pas putingnya lecet

ÎeruÏÊ tadi kan Ébak bilang kalau akhirnya kan ÉbakÊ ya

udahÊ udah nerima tuh lohÊ sama apa yang terjadi. ÐahÊ sekarang perasaannya Ébak

program, resikonya bisa dicegah, kurang dari dua persen.

182 1550 1551 1552 1553 1554 1555 1556 1557 1558 1559 1560 1561 1562 1563 1564 1565 1566 1567 1568 1569 1570 1571 1572 1573 1574 1575 1576 1577 1578 1579 1580 t ÑÒÓ ÔÕ ÔÖ ×ØÙÔÒÓuÙ ÚuÔ ÙÛÜ ÝÔ Þbak bagaimanaß Þungkin perasaanà mungkin pikiranà atau apa saja terhadap ×lmarhuß m

Aku nggak pernah benci ya sama Almarhum. Aku sayang sama dia. Toh, seandainya pun waktu bisa diputar kembali, aku pengen e dia masih hidup, gitu loh. Kalau waktu bisa diputar kembali. Tapi kan, waktu itu tidak bisa diputar, gitu. Jadi yang ada adalah, ee aku menerima semua yang aku alami itu adalah bagian dari takdir Tuhan. Ketemu Almarhum, aku punya anak, segala macem. Jadi ya ya itu proses kehidupan yang harus aku jalani, dan kalau sayang, aku sayang gitu sama Almarhum. Kalau cinta, aku cinta, gitu, sama Almarhum. Perasaan benci, itu hanya sesaat, waktu awal-awal dia setelah meninggal saja. Karena mungkin aku juga dalam keadaan merasa kesepian mengalami kesedihan, gitu. Tapi saat ini ya apa ya aku membangun hubunganku sama VN pun juga aku mem

membangun á âãä å suamiku itu

Aku nggak pernah benci ya

sama Almarhum. Aku

sayang sama dia. Toh, seandainya pun waktu bisa diputar kembali, aku pengen dia masih hidup. Tapi kan, waktu itu tidak bisa diputar. Jadi yang ada adalah aku menerima semua yang aku alami itu adalah bagian dari

takdir Tuhan. Ketemu

Almarhum, aku punya anak, segala macem. Jadi ya ya itu proses kehidupan yang harus aku jalani, dan kalau sayang, aku sayang gitu sama Almarhum. Kalau cinta, aku cinta, gitu, sama Almarhum. Perasaan benci, itu hanya sesaat, waktu awal- awal dia setelah meninggal saja. Karena mungkin aku juga dalam keadaan merasa

kesepian mengalami

kesedihan, gitu.

Tapi saat ini ya aku

D tidak pernah benci sama

almarhum. D sayang

almarhum. Seandainya

waktu bisa diputar, D ingin almarhum masih hidup. D menerima semua yang dialaminya sebagai bagian dari takdir Tuhan.

Itu proses kehidupan yang harus D jalani.

D sayang almarhum, cinta almarhum.

Perasaan benci hanya sesaat, awal-awal almarhum meninggal saja. Karena mungkin D dalam keadaan kesepian, sedih.

D membangun citra

D tidak pernah membenci

almarhum dan ingin

almarhum masih hidup.

D menerima semua yang dialaminya sebagai takdir

Tuhan dan proses

kehidupan.

D sayang dan cinta pada almarhum.

Perasaan benci hanya sesaat karena D kesepian dan sedih.

D membangun citra

Tidak pernah benci almarhum, ingin almarhum masih hidup. Menerima semua yang dialami sebagai takdir

Tuhan dan proses kehidupan.

Sayang dan cinta almarhum. Perasaan benci hanya sesaat karena kesepian dan sedih. Membangun citra

Dokumen terkait