Cara membuat ie bu peudah ini adalah, mula-mula beras dicuci dan ditiriskan. Setelah kering, beras tersebut lalu digongseng dan ditumbuk. Campurkan bumbu kedalam beras yang sudah ditumbuk
tadi dan tambahkan
sira
(garam) secukupnya. Didihkan air dan masukan beras yang sudah dicampur bumbu tadi,
lalu masukkan
sie
(daging),udeung
(udang ), pisang,jagung, kacang dan ketela. Setelah semua bahan empuk (lunak) masukkan santan kentan (inti santan) dan daun daunan yang diiris, aduk per lahan-lahan. Setelah san tan mendidih lalu angkat. Sajikan Ensiklopedia Makanan Tradisional Indonesia 131
dalam cawan (mangkuk) atau
pingan (piring) dan diberi ta buran bawang goreng. b.le bu peudah dengan bahan
terdiri dari 1 muk breueh (be ras), 3 buah pisang abee (pi sang kapok) muda, 1 batang
ubu kayee (singkong), 2 buah
ketela (ubi rambat), 1 ons ka cang tanah, 1 ons kacang pan jang, 2 buah terong ungu, 2 buah kentang, 2 buah wortel, 1 buah kelapa, 1 ons bawang merah, on buas-buas, onjeruk purut, yang masih muda on temurui (semua daun dirajang halus), udang, setengah ons ikan asin kakap.
Cara membuat ie bu peudah ini adalah pertama kali ren dam beras selama kurang le bih satu setengah jam, ke mudian masukan kunyet dan
bak ruke (serai) yang sudah digiling. Beras tadi lalu dima sak dengan air. Semua bah an dipotong dadu kecuali kacang panjang, dan kacang tanah yang dipotong kecil-kecil serta daun-daunan yang diiris ha lus. Kesemua itu lalu masuk kan ke dalam bumbu beras. Kemudian masukkan ikan
asin yang telah disuir dan udang. Setelah itu masukkan pula kelapa yang sudah digi ling dan santan. Terakhir ma sukkan /ada (merica). Masak beras dengan air dan cam puran bahan hingga mendidih dan bumbu tercampur rata. Setelah masak hidangkan da lam cawan (mangkuk) atau
pingan (piring).
Bahan yang digunakan da lam pembuatan ie bu peudah ini dapat diambil dari hasil kebun bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan. Bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan bisa mendapatkan bahan ini dengan membelinya pad a nyak sayur di pasar tradisional.
Peralatan yang umumnya digunakan dalam pembuatan ie bu peudah adalah belangong ya ng terbuat dari besi atau tanah. Selain itu juga dapat mengguna kan panci yang terbuat dari alu minium, aweuk (sendok sayur) yang terbuat dari tempurung de ngan gagang yang terbuat dari bamboo atau kayu. Sebagai alat pemanas tungku yang diguna kan umumnya adalah tungku yang terbuat dari susunan batu
namun sekarang ini telah sebagainya. Kalau tidak ada i banyak menggunakan kompor. kan gadang dalam acara per helatan dirasa ada yang kurang dan hidangan terasa kurang ramai.
IKAN GADANG I PANGEK SUMATERA BARAT
lkan gadang Disebut ikan gadang ka rena makanan ini terbuat dari ikan yang tampil secara utuh (tanpa dipotong). Selain itu di sebut pangek karena kuahnya dimasak sampai kering. lkan ga dang merupakan makanan upa cara, sebagai kapalo jamba.
Makanan ini tersedia pada setiap upacara perhelatan se perti perhelatan pernikahan, turun mandi, batagak gala dan
lkan gadang merupakan makanan khas pada beberapa kelompok di daerah Sumatera Barat. Pada daerah tertentu, seperti di Nagari Kapau Kecamatan Tilatang Kamang, makanan ini men jadi makanan adat pada acara turun mandi anak.
Bahan yang digunakan adalah ikan dan kelapa. lkan diperoleh de-ngan cara membeli atau diambil dari kolam sendiri. Jenis ikan yang dipilih adalah ikan gurami. lkan tersebut di anggap mempunyai daging pa dat sehingga apabila dimasak ti dak cepat hancur. Dagingnya bersih dan tidak berduri lembut sehingga anak kecil pun dapat makan. Bumbu yang diperlukan terdiri atas cabe giling halus, bawang merah, bawang putih, kunyit, lengkuas/laos, jahe, sereh,
daun jeruk, daun ruku ruku, asam kandis.
Bah a n - ba h a n i t u umumnya dibeli,
kecuali beberapa di- .
antaranya yang bisa di ambil dari halaman rumah seperti sereh,
kunyit, ruku-ruku dan
jahe.
Cara pengolahan: ikan dibersihkan, bum bu digiling halus ke cuali daun-daunan,
ke-. lapa diambil santannya,
lalu dimasak dengan semua bumbu. Setelah mendidih, masukkan ikan dan masak sampai matang. Lalu ikan dike luarkan, sementara santan dan bumbu te rus dimasak sampai kental. Setelah kental disiramkan kembali ke ikan.
Makan Bajamba dalam satu pinggan
Peralatan yang digunakan: panci, wajan, sendok. Peralatan ini tidak jauh berbeda antara dulu dan sekarang.Yang terlibat dalam proses pembuatan ikan gadang adalah kaum perem puan. Dalam perhelatan makan
an ini dibuat oleh si pangka
(kaum kerabat yang punya a/ek).
Proses pembuatan ini sudah ber langsung sehari sebelum acara. Tidak ada pantangan dalam proses pembuatan ikan gadang ini.
Dalam acara perhelatan ikan gadangdihidang bersama sama dengan hidangan lain.
Umumnya ikan gadang tampil sebagai kapalo jamba (kepala hidangan) di atas seprah makan (untuk makan secara adat/du duk di lantai). Sebagai kapalo jamba, makanan ini tidak diam
bil oleh tamu. Kecuali para tamu yang makan bajamba, yakni ma kan secara bersama-sama se banyak 4 - 5 orang dari satu
pinggan (piring).
Tidak diketahui makna dari ikan gadang. Sedangkan fung sinya adalah sebagai hidangan upacara (kapalo jamba). lkan ga dang, sesuai dengan fungsinya sebagai kapalo jamba hanya di temui pada acara-acara per helatan.
Sumber:
Nur Anas, Zaidan, dkk, 1991, Makanan: Wujud, variasi dan fungsi s erta cara penyajian di daerah Sumatera Barat. Depd ikbud. Aswil, Rony, dkk. 2001, Aneka Ragam
Makanan Tradisional Minangkabau, Museum Negeri Propi n s i Sumatera Barat "Adyawarman".
Safwan, Mardanas, D rs, dkk, 1989, Dapur dan Peralatan Memasak Daerah Sumatera Barat.
INTI
SUMATERA BARAT
Inti adalah nama jenis ma kanan upacara yang ada pada masyarakat Bukittinggi dan Ag am, sedangkan di Sungayang
Kabupaten Tanah Datar jenis makanan ini-oleh rn�syarakat setempatdisebut buah kubang. Memurut lnyiak ambek (cadiak
pandai Nagari kapau) dulu orang menyebut makanan ini " inti mudo", sehingga kalau orang per gi baralek disebut "pai makan inti mudo''. Sekarang disebut "inti" saja. Dinamakan inti ka rena pada bagian tengah dari makanan ini ada intinya (ada isinya). Makanan ini hadir pada setiap jenis perhelatan baik per nikahan, turun mandi dan upa cara adat lainnya.
Bahan yang diperlukan, untuk kulit: tapuang sipuluik
(tepung ketan) putih, air kelapa, gula pasir. Sedangkan untuk isi : kelapa parut, gula (boleh gula merah atau gula pasir), daun pan
dan, dan garam.
Tepung ketan yang diguna kan adalah sipuluik Padang
Panjang, yang diperoleh dengan cara membeli. Dulu bisa pakai sipuluik apa saja (hasil sawah sendiri), namun sekarang tidak lagi karena jenis R2 kalau dipa kai untuk membuat inti, jadinya keras. Oleh karena makanan ini untuk upacara , maka orang tidak mau ambil resiko (takut intinya tidak jadi) sehingga untuk pastinya selalu dipakai sipuluik Padang Panjang. Sipu luik ini tidak dicampur sehingga hasilnya bisa dijamin. Cara yang lazim dilakukan: sipuluik (beras ketan) dibeli lalu dibawa ke tempat penggilingan (pakai mesin). Orang dipenggilingan yang memproses (mulai
meren-dam beras ke tan), hingga yang punya taunya sipulu ik diantar, lalu dibawa pulang dalam keada an berbentuk tepung. Bah a n bahan lain se perti kelapa dan gula juga diperoleh de ngan cara membeli. Pada masa sekarang sering diganti dengan tape uli, yang fungsinya sama untuk pengembang adonan.
Pengolahannya, tepung ketan diuleni dengan air kelapa dan sedikit air gula sampai men jadi adonan yang bisa dibentuk. Diamkan selama kurang lebih
5 jam. Untuk membuat isi (oleh masyarakat kapau disebut sari kayo) : kelapa parut yang agak mud a dimasak dengan gula. Jika ingin isi ini berwarna merah, ma ka digunakan gula saka (aren), sebaliknya jika ingin isinya ber warna putih maka digunakan gula pasir. Ke dalam adonan ini ditambahkan daun pandan yang
diris-iris, garam dan vanili. Kemudian dimasak di a tas api (dalam kuali besi) sambil terus diaduk sampai adonan ba kalintin (mengental). Dinginkan sampai benar-benar ding in, bi asanya memakan waktu 2 - 3
jam. Kalau belum benar-benar ding in sudah dimasukan ke da lam kulitnya maka inti bisa pecah ketika digoreng.
Proses selanjutnya : bulat bulatkan tepung ketan (adonan kulit tadi) kira-kira sebesar telur ayam, masukkan isi (sarikayo) kedalamnya dan tutup kembali. Kemudian digoreng dalam mi nyak panas. Bentuk inti ada dua macam, bulat seperti bola dan bulat lonjong.
Yang terlibat dalam proses pembuatan penganan ini adalah kaum perempuan dari kerabat yang punya alek, serta dibantu oleh tetangga dekat. Karena inti yang dibuat sangat banyak (selain untuk hidangan pada saat minum kawa juga untuk isi
kampia) maka dibutuhkan ba
nyak orang untuk membuat penganan ini. Dalam perhelatan, baik pernikahan maupun turun mandi di Nagari Kapau,
dibeda-kan antara alek laki-laki dan alek perempuan. Alek laki-laki mak sudnya, tamu yang datang laki laki, sedangkan alek perem puan, tamu yang datang kaum perempuan.
Pada acara perhelatan tu
run mandi, maka dapat dikemu
kakan rangkaian kegiatannya sebagai berikut: pukul 9.00 wib, dimulai alek laki-laki. Pada alek ini acara dilakukan dengan meng ikuti tata cara tertentu, mulai dari
pasambahan (pidato) dan tata
cara lainnya. Oleh karenanya a/ek laki-laki hanya bisa dimulai setelah tamu-tamu hadir, ter utama orang-orang yang memi liki peran di masyarakat seperti datuak dan sebagainya. Apabila mereka belum datang maka hadirin menunggu dulu sejenak. Setelah yang hadir dirasa leng kap baru acara dimulai, diawali dengan pasambahan baik dari tuan rumah maupun wakil tamu yang datang. Setelah pasam
bahan selesai, baru hidangan
disajikan. Pad a alek laki-laki, jamuan dimulai dengan minum
kawa (memakan penganan se
perti inti dan lainnya dengan teh) yang menghidangkan penganan
ini adalah laki-laki (ada
3
orang) dari kaum kerabat yang meng adakan perhelatan.Cara menghidang: laki-laki tersebut membawa satu persatu talam besar yang pada setiap talam terdapat
9
buah piring, masing-masing berisi :1)
inti bulat,2)
inti panjang,3)
wajik,4)
pinyaram,
5)
kambang loyang, 6) kue sapik,7)
lapek bugih,8)
bolu dan
9)
pisang. Talam itu diletakkan di depan para tamu dengan jarak antara satu talam dengan talam yang lainnya sekitar75
em, tergantung ba nyaknya tamu dan seberapa ra pat mereka duduk. Yang penting posisi talam diusahakan mudah dijangkau oleh para tamu. Se telah pasambahan yang menyi lahkan tamu mencicipi hidangan, para tamu mengambil penganan yang diinginkannya dari talam. Penganan diambil dari piring yang ada di talam dengan ta ngan dan langsung dimasukan ke mulut (tidak pakai piring lagi). Setelah selesai minum ka wa (setelah talam diangkat dari had a pan tamu) acara dilanjutkan dengan makan nasi. Masih para penghidang yang sama, kali inimereka membawa talam yang berisi lauk pauk (hidangan ternan nasi). Dilanjutkan dengan mem bawa talam yang berisi piring piring berisi nasi.
Berbeda dengan a /ek laki laki, a/ek perempuan tidak dilaku kan secara serentak, melain kan silih berganti tergantung tamu yang datang. Selain itu, alek perempuan dimulai dengan makan nasi terlebih dahulu baru kemudian minum kawa. Yang menghidang pada alek perem puan adalah para perempuan dari kaum kerabat yang meng adakan perhelatan.
Minum kawa pada alek perempuan ini dilakukan secara baradaik (makan beradat) se bagaimana makan nasi juga de mikian. Tata cara makan ber adat ini : satu talam dikelilingi oleh
4- 5
orang, salah satunya wakil dari yang punya a/ek (wakil tuan rumah) yang akan memim pin makan baradaik tersebut. Di atas talam yang berisi9
piring (seperti disebutkan di atas) pe mimpin (wakil dari tuan rumah tadi) meletakan satu piring ko song, yang kemudian ke dalam piring tersebut ia masukkanluruh jenis penganan yang ada di dalam kecuali pisang.
Diawali dengan wajik, inti (bulat dan lonjong), kue sapik, kambang loyang, bolu, lapek bugih (dibuka dari bungkusnya) dan pinyaram pada posisi paling atas. Setelah semua tersedia dalam satu piring itu, maka pe mimpin tadi mempersilahkan
para tamu (anggotanya yang 4
-5 orang tadi) untuk memakan
hidangan tersebut. Biasanya para tamu mengurangi isi piring sebatas kemampuan mereka memakan penganan, (karena mereka baru selesai makan nasi). Yang terutama dikeluarkan dari piring adalah pinyaram dengan mengatakan "hari ndak hujan do ....... ").
Tata cara makan baradaik
mi-num kawa ini adalah sebagai berikut: para perempuan yang mengelilingi talam
(4- 5
orang itu) mengambil makanan "se jumput-sejumput dari piring ya ng sudah lengkap semua jenis makanan tadi. Sebagai contoh, si A mengambil "sejumput" inti kemudian ia masukkan ke mu lutnya ("sejumput" artinya, se cuil makanan yang langsungmasuk ke mulut dalam satu kali jalan). Setelah yang di mulutnya habis, ia ambil "sejumput" lagi baik dari inti sisa yang ia ambil tadi maupun jenis makanan lain seperti lapek bugih misalnya. Walau satu buah inti akhirnya habis oleh si A, tetapi proses nya tidak boleh ia mengambil sebuah inti itu dari piring lang sung utuh satu buah, harus "se jumput-sejumput sampai habis satu buah. Apabila ia mengambil langsung satu buah inti dari pi ring maka akan disabuik urang
sebagai urang ndak baradaik
(orang-orang akan menyebutnya sebagai orang yang tidak tahu adat). Ketika akan pulang, para tamu perempuan diberi bung kusan berisi penganan yang telah dipersiapkan oleh yang punya alek. Penganan itu di bungkus daun pisang dan diikat dengan tali (masyarakat setem pat menyebutnya isi kampia). lsi kampia terdiri dari :
4
buah inti panjang, 4 buah inti bulat, I buahwajik, 2 buah pinyaram yang
disusun dengan mengikuti atu ran: wajik, dikelilingi 8 buah inti kemudian di atasnya ditutup de ngan pinyaram. lsi kampia ini