• Tidak ada hasil yang ditemukan

harus lengkap, apabila ada yang kurang misalnya pinyaram ha

nya satu buah, maka akan

disa­ buik

urang (menjadi gunjingan).

Tidak diketahui makna dari

ini.Sedangkan fungsinya adalah

sebagai penganan untuk upa­

cara (ternan minum teh atau

kopi). Penganan ini merupakan

makanan upacara. Akhir-akhir

ini sudah ada dijual sebagai

jajanan, namun tidak banyak.

Sumber:

Aswil, Rony, dkk. 2001. Aneka Ragam M a kanan Tradi sional Minangkabau, Museum Negeri Propinsi Sumatera Barat "Adityawarman".

---2001. Kamus Umum Bahasa Minangkabau - Indonesia.

Museum Negeri Propinsi Sumatera Barat "Adityawarman".

Nur Anas Zaidan, dkk. 1991. Makanan :

Wujud, variasi dan fungsi serta cara penyajian di daerah Sumatera Barat. Depdikbud. Safwan, Mardanas, Drs. dkk. 1989.

140

Dapur dan Peralatan Memasak Tradi sional Daerah Sumatera Barat. Depdikbud.

KARl

SUMATERA SELATAN

Kari

bang yang menghidangkan kari dalam upacara-upacara ter­ sebut berasal dari lapisan sosial

masyarakat me­

nengah ke atas. Hal itu kemungkinan di­ sebabkan oleh harga daging yang cukup mahal sehingga ti­ dak terjangkau oleh masyarakat kalangan bawah. Biasanya, ma­ syarakat Palembang

kalangan bawah

mengganti masakan dari daging dengan ayam atau telor yang harganya relatif lebih murah. Berbagai upa­ cara keagamaan yang selalu menghidangkan kari sebagai lauk pauk adalah upacara sede­ kah ruah, upacara Maulid Nabi Muhamad SAW, upacara se­ lamatan berangkat Haji serta upacara tahlilan orang mening­ gal sejak tiga hari hingga empat puluh hari. Dalam rangkaian tata cara perkawinan, kari dihidang­ kan pada pelaksanaan upacara mungga.

Kari adalah makanan jenis lauk-pauk, yang terbuat dari da­ ging (daging sapi, daging kam­ bing atau daging kerbau), dan dasar pemilihan daging ditentu­ kan oleh selera masing-masing. Biasanya, kari dihidangkan sebagai pelengkap nasi, baik nasi putih maupun nasi samin. Hidangan tersebut pada urnum­ nya disajikan dalam rangka pelaksanaan suatu upacara ke­ agamaan, upacara perkawinan, sunatan, pemberian nama/pen­ cukuran rambut bayi, dan lain­

lainnya. yang taat, orang Palembang se­Sebagai penganut Islam Biasanya, orang Palem- nantiasa melaksanakan

cara-upacara yang berkaitan dengan ajaran agamanya.

Salah satu acara yang dilakukan dalam rangka upa­ cara keagamaan itu adalah se­ dekah ruah. Upacara sedekah ruah dilaksanakan malam hari sesudah maghrib. Upacara ini di­ lakukan berkenaan dengan da­ tangnya bulan Syakban dan menyambut kehadiran bulan Ramadhan atau bulan puasa. Pada acara ini makanan yang dihidangkan adalah nasi beser­ ta lauk pauk dan sayurnya. Variasi hidangan pada upacara sedekah ruah dapat berupa nasi putih atau nasi samin yang di­ hidangkan bersebelahan. Lauk pauknya terdiri dari opor ayam, malbi dan kari (dapat sapi, kam­ bing atau kerbau), sedangkan sayurnya sambal goreng dan acar (buah atau sayur). Untuk menambah selera makan biasa­ nya disediakan pula sambal dan buah-buahan sebagai pencuci mulut.

Cara menyantap hidangan pada acara sedekah ruah adalah dengan duduk di atas tikar, me­ ngelilingi hidangan yang disedia­ kan. Adapun cara makannya

menggunakan tangan. Biasanya satu hidangan diperuntukkan bagi 8 orang tamu.

Pada upacara Maulid Nabi Muhammad SAW, kari juga dihidangkan sebagai pelengkap nasi samin atau nasi minyak. Upacara ini dilangsungkan pada bulan Rajab memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW. Biasanya, yang terlibat dalam upacara adalah orang-orang ya­ ng tempat tinggalnya berdekat­ an dengan mesjid atau langgar, serta anggota lang gar yang ber­ sangkutan. Sebagai pemimpin upacara adalah pemuka agama atau penceramah.

Makanan yang dihidang­ kan dalam upacara Maulid Nabi adalah nasi beserta lauk pauk­ nya. Biasanya terdiri dari nasi samin, opor ayam, malbi, kari kambing, telur, daging, sambal goreng, acar, dan sambal nenas. Hidangan ini berfungsi sebagai makanan atau santapan setelah membaca do' a. Cara makannya dengan duduk di atas tikar me­ ngelilingi makanan/nasi lauk­ pauk yang dihidangkan.

Pada upacara selamatan berangkat haji, pada umumnya

dilakukan pada waktu malam hari sesudah shalat mag rib. Tu­ juan dari pelaksanaan acara ini adalah mendo'akan agar ke­ luarga/orang yang berangkat haji mendapatkan keselamatan dari Tuhan, baik selama masa persiapan, keberangkatan, saat di tanah suci, maupun saat ke­ pulangannya ke tanah air. Mere­ ka yang diundang dalam upacara ini adalah keluarga, tetangga, dan sahabat. Pemimpin upacara adalah kyai yang ditunjuk oleh keluarga yang hendak pergi haji. Makanan yang berupa nasi beserta lauk-pauknya yang dihi­ dangkan dalam upacara ini ber­ fungsi sebagai pengiring do'a selamat. Adapun makanan yang dihidangkan selain kari adalah opor ayam, malbi, daging, sam­

ba I goreng, acar, buah-buahan,

dan the ham bar sebagai minum­ annya. Hidangan ini disantap dengan cara duduk di tikar dan cara makannya menggunakan tangan. Biasanya nasi lebih ba­ nyak dimakan daripada sayur dan lauk-pauknya.

Pada upacara pemberian nama/ pencukuran pertama

ram but bayi,

kari

juga

dihidang-kan sebagai lauk untuk mene­ mani hidangan lainnya. Upacara ini dilangsungkan pagi hari seki­

tar pukul 09.00 WIB atau malam

hari setelah shalat mag rib. Sarna halnya dengan upacara-upacara keagamaan lainnya, dalam upa­ cara ini juga dihadiri oleh sau­ dara, tetangga, dan kerabat de­ kat lainnya. Makanan yang dihi­ dangkan menjadi santapan para tamu sesudah pembacaan kitab berzanji dan pembacaan doa. Selain makan besar dihidangkan pula makanan pinggiran dan ma­ kanan ringan.

Variasi hidangan yang sa­ ma juga disuguhkan pada para tamu di saat berlangsungnya upacara nyunat, yaitu meng­ khitankan anak laki-laki. Ma­ kanan yang dihidangkan ber­ fungsi sebagai pengiring do'a dan jamuan untuk para tamu yang hadir. Selain nasi beserta pelengkapnya dihidangkan pula makanan ringan dan makanan pinggiran. Makanan ringan se­ bagai snack yang berupa kue­ kue. Biasanya makanan pinggir­ an lebih banyak disantap dari­ pada makanan ringannya.

Dalam upacara mungga

yaitu salah satu rangkaian da­ lam upacara perkawinan,

kari

juga tetap dihidangkan oleh masyarakat atau orang Palem­ bang dikalangan menengah atas, namun fungsinya hanya sebagai santapan para tamu/ undangan yang hadir. Variasi hidangan lainnya tergantung pada minat yang merayakan pesta perkawinan. Kadang­ kadang dihidangkan pula ayam kecap, daging rendang, per­ kedel daging, kempelang goreng, gado-gado, sop, acar, dan lain­ lainnya.

Upacara mungga

adalah