BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
2. Bakat dan Minat
Setiap orang memang dilahirkan dengan berbagai bakat yang berbeda-beda. Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang “inherent” dalam diri seseorang, dibawa sejak lahir dan terakait dengan struktur otak. Biasanya kemampuan itu dikaitkan dengan intelegensi.8
Cattel, mengembangkan pengertian intelegensi sebagai “kombinasi sifat-sifat manusia yang mencakup kemampuan untuk pemahaman terhadap hubungan yang kompleks; semua proses yang terlibat dalam berpikir abstrak; kemampuan penyesuaian dalam pemecahan masalah” dan “kemampuan untuk memperoleh
8
Conny Semiawan, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, (Jakarta: PT Gramedia, 1997), hal. 11 Ketua Novita Sari Sekretaris Naada Raachmawati Bendahara
Aulia Anggita Sari
Anggota Ismail Maqqi Anggota Andrie Efendi Anggota Nurul Pratiwi Anggota Ratih Septiyanti Anggota Amanda Yunita Founder
kemampuan baru”. Ini berarti manusia memiliki kemampuan luar biasa untuk meningkatkan diri sendiri, dengan menggunakan kemampuannya seoptimal mungkin dalam struktur yang dimilikinya.9
Bakat merupakan suatu kemampuan khusus yang dimiliki oleh setiap individu yang memerlukan rangsangan atau latihan agar bakat yang dimilikinya dapat berkembang dengan baik. Apabila seseorang sudah dapat diketahui bakat yang dimilikinya maka dengan mudah dapat diamati karena kemampuan bakat yang dimilikinya berkembang dengan pesat seperti kemampuan di bidang seni, olah raga, atau keterampilan. Sebaliknya bakat tidak akan berkembang jika lingkungan tidak memberikan kesempatan, dalam arti tidak ada rangsangan dan latihan yang baik. Dalam hal pengembangan bakat ini, makna pendidikan menjadi sangat penting artinya.
Pada sekolah tingkat dasar bakat belum begitu terlihat dalam tahun-tahun permulaan dibanding tahun-tahun selanjutnya. Barulah pada tingkat sekolah menengah atau perguruan tinggi, program pendidikan perlu memperhatikan dan mengupayakan proses belajar mengajar yang mampu merangsang pengembangan bakat. Karena hasil test inteligensi lebih banyak berhubungan dengan keberhasilan atau kemampuan bidang akademik, perencanaan pendidikan harus lebih memperhatikan kemampuan akademik dari pada kemampuan khusus seseorang.10
Menurut Guilford, “mengemukakan bahwa bakat itu mencakup tiga dimensi psikologis, yaitu dimensi perseptual, dimensi psikomotor, dan dimensi intelektual”.11
Dimensi perseptual meliputi kemampuan persepsi, yang mencakup: kepekaan pengindraan; perhatian; orientasi terhadap waktu;
9
Cattel, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, (Jakarta: PT Gramedia,1971) hal. 11-13
10
Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik), (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), hal. 34.
11
Sumadi S, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik), (Bandung: CV Pustaka Setia, 1991), hal. 169.
luasnya daerah persepsi; kecepatan persepsi, dan sebagainya. Dimensi psikomotor mencakup enam faktor, yaitu: kekuatan; impuls; kecepatan gerak; ketelitian (yang terdiri atas dua macam: kecepatan statis yang menitikberatkan pada posisi dan ketepatan dinamis yang menitikberatkan pada gerakan); koordinasi; dan keluwesan (flexibility).12
Dimensi intelektual meliputi lima faktor berikut:
1) Faktor ingatan, yang mencakup: substansi; relasi; dan sistem.
2) Faktor ingatan, mengenai pengenalan terhadap: keseluruhan informasi; golongan (kelas); hubungan-hubungan; bentuk atau struktur; dan kesimpulan.
3) Faktor evaluatif, yang meliputi: identitas; relasi-relasi; sistem; dan problem yang dihadapi.
4) Faktor berpikir konvergensi, yang meliputi: nama-nama; hubungan-hubungan; sistem-sistem; transformasi; dan implikasi-implikasi yang unik.
5) Faktor berpikir divergen meliputi: menghasilkan unit-unit, seperti: word fluency, ideational fluency; pengalihan kelas-kelas secara spontan; kelancaran dalam menghasilkan hubungan-hubungan; menghasilkan sistem, seperti expressional fluency; transformasi divergen; dan susun bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka.13
Renzulli mengemukakan 3 komponen yang saling berhubungan untuk menentukan keberbakatan seseorang, yakni:14
1) Komponen kemampuan: kemampuan di atas rata-rata (above average ability). Pada komponen ini keberbakatan ditentukan oleh kondisi luar biasa yang dimiliki seseorang dan yang bisa dinilai (diukur) dengan pendekatan psikometri. Misalnya kemampuan
12 Ibid., hal. 71. 13 Ibid., hal. 71. 14
Singgih D.Gunarsa dan Yulia Singgih D. Gunarsa, Psikolog praktis: anak, remaja, dan keluarga, (Jakarta: Gunung Mulia, 1991), hal. 82.
umum (general mental abilities) atau kemampuan khusus (specific abilities). Suatu kondisi yang pada dasarnya diperoleh dan dibawa dari lahir.
2) Komponen “task commitment”. Komponen ini adalah komponen non-intelektif yang menjadi sumber dorongan dan pengarahan untuk memperlihatkan sesuatu. Komponen ini sejalan dengan apa yang telah dikemukakan oleh Thomas A. Edision: “Genius is one percent inspiration and ninety-nine percent perspiration”.
3) Komponen kreativitas. Keberbakatan seseorang ternyata tergantung pula dari unsur kreativitas seperti: keaslian (originalitas), mencari dan mencipta hal-hal yang baru dan kekhususan yang diperlihatkan dan dipergunakan untuk mencapai sesuatu.
Dari deifinisi bakat tersebut maka peneliti dapat menganalisis bahwa bahwa bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Contoh seseorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisannya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat.
b. Pengertian Minat
Suatu “minat” telah diterangkan sebagai “sesuatu dengan apa anak mengidentifikasikan keberadaan pribadinya”. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih.15Mereka memilih sesuai hati nurani yang timbul, sehingga minat yang ada dalam diri seseorang dapat terlaksanakan apabila adanya tindakan dari diri mereka masing-masing.
15
Minat merupakan salah satu faktor psikis yang membantu dan mendorong individu dalam memberi stimulus suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Ditinjau dari segi bahasa, minat adalah “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan”16
Sedangkan minat menurut istilah yang dikemukakan oleh beberapa ahli psikologi adalah sebagai berikut:
Alisuf Sabri menjelaskan bahwa:
“Minat (interst) adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu dapat dikaitakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang yang berminat kepada sesuatu berarti sikapnya senang kepada sesuatu itu”.17
Menurut Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru menerangkan bahwa minat adalah “ kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.18
Menurut H. Djaali dalam buku Psikologi Pendidikan menerangkan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan keterkaitan pada satuhal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besarnya.19
Sementara itu, Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab mengatakan bahwa:
“Minat juga diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau
16
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hal. 957
17
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), hal. 84.
18
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 136.
19
situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung suatu pengertian bahwa di dalam minat ada pemusatan perhatian subjek, ada usaha (untuk mendekati, mengetahui, memiliki, menguasai dan berhubungan) dari subjek yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari objek”.20
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi minat, apabila ditinjau dari pengertian bahwa minat merupakan rasa suka atau senang yang timbul dalam diri setiap individu pada suatu hal atau aktivitas. Minat terhadap suatu hal dapat diperoleh karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat tersebut di antaranya adalah bakat, kemampuan, dan cita-cita.
Dari beberapa pendapat para tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu keinginan seseorang yang erat kaitannya dengan perasaan senang (positif) terhadap sesuatu tindakan yang dianggapnya berharga atau sesuai dengan kebutuhan yang ada pada dirinya sehingga dapat memberi kepuasan kepada dirinya.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bakat
Faktor-faktor yang mempengaruhi bakat dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Faktor internal, faktor ini meliputi kematangan fisik atau kematangan biologis. Kematangan juga terjadi dari segi mentalnya.
2) Faktor eksternal, yang mencakup lingkungan dan pengalaman. Lingkungan yang baik akan memfasilitasi perkembangan bakat yang dimiliki individu yang bersangkutan.21
20
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikolog: Suatu Pengantar, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hal. 263.
21
www.ilmupsikologi.com/2016/03/konsep.bakat.dan.perkembangan.pengukuran.tes.bakat. html?m=1 diakses pada tanggal 18 Agustus 2016 pukul 14.13WIB
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi bakat maka peneliti dapat menganalisis bahwa bakat terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti faktor kematangan biologis serta faktor lingkungan dan pengalaman. Tanpa adanya kedua faktor tersebut maka bakat tidak akan terjadi dengan baik dalam diri seseorang. Maka dari faktor inilah harus terpenuhi agar bakat berkembang dengan baik..
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat menurut Crow and Crow adalah :
1) Faktor pendorong dari dalam (The factor inner urge)
Merupakan rangsangan yang datang dari lingkungan/ ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan/kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat : cenderung terhadap belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan.
2) Faktor motif sosial (The factor of social motif)
Adalah minat seseorang terhadap obyek/suatu hal, disamping hal dipengaruhi oleh faktor dalam diri manusia juga dipengaruhi oleh motif social, misalnya: seseorang berminat pada prestasi tertinggi agar dapat status sosial yang lebih tinggi pula.
3) Faktor emosi (Emosional Factor)
Faktor perasaan dan emosi mempunyai pengaruh terhadap subyek misalnya : perjalanan sukses yang dipakai seseorang dalam sesuatu kegiatan tertentu dapat membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat/ kuatnya minat dalam kegiatan tersebut.22
22
Gunarto, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA PROGRAM STUDI
PJKR DALAM MEMILIH MATAKULIAH OLAHRAGA PILIHAN BOLATANGAN. (Doctoral dissertation, UNY 2007), hal. 7