• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bangunan dan Fasilitas serta Sarana Penunjang

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 45-65)

BAB 3. TINJAUAN KHUSUS PT ASTRAZENECA - CIKARANG SITE

3.5. Bangunan dan Fasilitas serta Sarana Penunjang

Pabrik di AZI menerapkan principle of minimum distance, yaitu prinsip penempatan ruangan untuk proses yang berurutan didesain secara berdekatan sehingga efisiensi dalam proses produksi dapat tercapai. Bangunan dan fasilitas serta sarana penunjang yang ada didesain sedemikian rupa untuk dapat menjamin kualitas produk dan memenuhi spesifikasi CPOB.

3.5.1 Desain Pabrik

Secara struktural, pabrik PT. AZI – Cikarang Site dibangun menggunakan beberapa lapisan pondasi untuk meminimalisir terjadinya perrgeseran struktur dan tiang internal pada bangunan. Arsitektur dari bagian luar pabrik di didesain untuk merefleksikan citra dari aktivitas di dalam pabrik sebagai pabrik farmasi yang bersih, terawat dan modern. Prioritas utama dari bangunan ini adalah pemenuhan persyaratan GMP serta higiene pabrik.

Gambar 3.3 PT. AZI – Cikarang Site

Permukaan dinding dan lantai untuk area pabrik dilapisi dengan cat epoksi. Hal ini bertujuan untuk memperoleh permukaan yang rata dan tidak berpori, tahan terhadap bahan kimia, mudah dibersihkan, dan mudah dibilas dengan air. Pertemuan antara dinding dengan lantai dibuat sedemikian rupa sehingga menghindari adanya sudut. Kemungkinan terdapatnya celah antara rangka jendela dengan kaca, celah pada pemasangan lampu serta pipa harus dihindari untuk mengurangi kontaminasi. Salah satu caranya dengan menggunakan sealant atau dengan mendesain pemasangannya sedemikian rupa.

Area-area yang memerlukan perhatian khusus terhadap sistem aliran udara seperti area produksi, sampling room dan laboratorium mikrobiologi dilengkapi dengan suatu magnehelic di dinding pembatas ruangan tersebut dengan ruangan luar. Magnehelic berfungsi untuk menunjukkan perbedaan tekanan antara ruang-ruang yang dibatasi oleh magnehelic, dimana spesifikasi perbedaan tekanan yaitu sekitar 5-20 kPa.

Area-area yang memerlukan perhatian khusus terhadap suhu dan kelembapan seperti area produksi, sampling room, laboratorium, gudang, ruang sampel pertinggal dan dokumen QA dilengkapi dengan termometer digital yang dapat mencatat suhu dan kelembapan di masing-masing ruangan tersebut.

3.5.1.1 Produksi

Lantai pada area pengemasan dilapisi dengan cat epoksi untuk memperoleh permukaan yang rata dan tidak berpori sehingga tahan terhadap

bahan kimia, mudah dibersihkan, dan mudah dibilas dengan air. Sebagian besar dinding dibangun menggunakan fire rated insulated metal yang dilapisi dengan suatu bubuk yang dapat menahan zat kimia pembersih untuk pemeliharaan dan perawatan higienis dan dilengkapi dengan aksesoris listrik untuk mengakomodasi standar GMP dan mudah dibersihkan. Pertemuan antara dinding dengan lantai dibuat sedemikian rupa sehingga menghindari adanya sudut. Konstruksi beton dilengkapi dengan penghalang kelembaban sehingga diharapkan area produksi tetap berada dalam kelembaban yang relatif rendah.

Celah antara rangka jendela dengan kaca, celah pada pemasangan lampu serta pipa harus dihindari untuk mengurangi kontaminasi. Salah satu caranya dengan menggunakan sealant atau dengan mendesain pemasangannya sedemikian rupa. Semua pintu terbuat dari stainless steel sesuai GMP dan juga digunakan untuk mempermudah pemeliharaan. Langit-langit di area produksi dibangun dengan menggunakan panel sandwich yang mendukung berat tambahan untuk memungkinkan akses personil sehingga dapat berjalan di atasnya untuk GMP dan tujuan pemeliharaan.

Seperti dijelaskan sebelumnya, area produksi terbagi lagi menjadi area kelas E, area kelas F dan area kelas G.

A. Area Kelas E

Di kelas E terdapat ruangan primary packaging, dispensing, granulation, milling final blending, tablet press, washing room, janitor, intermediate product storage, IPC dan ruang bulk staging yang terpisah satu sama lain. Namun, belum semua ruangan beroperasi karena saat ini PT.AZI hanya melakukan produksi pada tahap pengemasan obat saja. Pada ruang primary packaging terdapat beberapa peralatan untuk mengemas produk ruahan yang diperoleh dari site AstraZeneca di negara lain, yaitu:

1) Bottle Line

Bottle line merupakan suatu rangkaian alat pengemas otomatis dari ruang pengemasan primer hingga sekunder. Rangkaian bottle line pada ruang pengemasan primer tersusun atas bottle unscrambler untuk memasok botol,

tablet/capsule counter untuk mengisi botol dengan tablet yang akan dikemas dengan jumlah yang tepat serta rotary capper untuk memberi tutup pada botol dalam kondisi tersegel. Ketiga alat tersebut saling terhubung dengan line conveyor yang dilengkapi dengan sensor.Selanjutnya produk ruahan yang telah selesai melewati tahap pengemasan primer akan menuju ke ruang pengemasan sekunder melalui line conveyor ke area pengemasan sekunder. Di sepanjang bottle line terdapat sensor-sensor yang bertugas memberikan rangsangan terhadap bagian-bagian di bottle line untuk beroperasi. Apabila terdapat hal-hal yang dapat menyebabkan sensor tidak dapat mendeteksi dengan baik, maka secara otomatis sebagian atau keseluruhan mesin di bottle line dapat mati.

2) Torque tester

Torque tester digunakan untuk mengukur nilai energi/tenaga putar (torque) dari suatu tutup botol yang tepasang pada botol produk. Pengujian ini merupakan bagian dari IPC Nilai torque yang tertera pada alat dapat mencerminkan kemudahan tutup botol dibuka atau ditutup.

3) Timbangan

Timbangan berada di dalam ruangan dispensing yang dilengkapi dengan termometer digital serta magnahelic. Timbangan ini digunakan untuk membaca hasil penimbangan dari kemasan botol dan tutup yang digunakan untuk pengemasan primer, termometer digital untuk mengukur suhu dan magnehelic untuk memantau perbedaan tekanan di dalam ruangan primary packaging dengan tekanan di koridor.

B. Area Kelas F

Area Kelas F pada area produksi di PT.AZI – Cikarang Site adalah ruang secondary packaging yang digunakan untuk melakukan aktivitas pengemasan sekunder, baik untuk repacking product maupun produk yang telah melalui proses pengemasan primer. Pada ruang secondary packaging terdapat labeler machine, line conveyor, komputer, hand lift secondary packaging, vacuum cleaner, termometer digital, magnahelic, serta timbangan.

Alat ini terhubung dengan bottle line yang bertujuan memberikan label/penandaan pada produk yang telah dikemas dalam kemasan primer. Selanjutnya, di ujung line akan terdapat beberapa orang packer yang siap untuk mengemas produk ke dalam boks dan karton kemasan sekundernya.

2) Timbangan

Timbangan ini digunakan untuk membaca hasil penimbangan dari produk jadi yang telah dikemas dalam karton dan siap untuk diekspor.

3.5.1.2 Quality Control (QC)

Quality control memiliki tiga area, yaitu laboratorium, ruang sampel pertinggal dan ruang sampling. Laboratorium QC dibagi menjadi empat jenis, yaitu laboratorium bahan pengemas (packaging material laboratory), laboratorium preparasi (preparation laboratory), laboratorium mikrobiologi (microbiology laboratory), dan laboratorium kimia & fisika (chemical & physical laboratory).

A. Laboratorium Bahan Pengemas

Laboratorium ini digunakan untuk menguji kemasan yang digunakan untuk mengemas produk AstraZeneca baik berupa dimensi dan kebenaran bahan pengemas yang digunakan terhadap spesifikasinya. Selain itu di laboratorium ini juga digunakan sebagai ruang kerja untuk supervisor dan staff QC karena tidak ada persyaratan ruangan tertentu yang harus dikondisikan.Alat-alat yang terdapat dalam laboratorium bahan pengemas yang digunakan untuk pengujian, antara lain:

1) Millipore Air Tester

Alat ini digunakan untuk melakukan pengujian jumlah mikroorganisme di udara pada ruangan tempat Millipore diletakan. Mekanisme kerja dari Millipore yaitu alat yang telah dipasangkan dengan cawan petri yang telah berisi media ini akan menghisap udara pada titik dimana ia diletakan selama waktu tertentu (30 menit). Selanjutnya, cawan petri yang terpasang diangkat dan diinkubasi ke dalam inkubator dengan suhu tertentu selama waktu yang sesuai. Setelah proses inkubasi selesai, amati ada tidaknya pertumbuhan mikroorganisme di dalam cawan petri.

Jika terdapat mikroorganisme, maka hitung jumlah koloninya menggunakan colony counter.

2) Mikrometer dan Penggaris

Mikrometer digunakan untuk melakukan pengujian terhadap dimensi kemasan yang diterima oleh pemasok. Biasanya dimensi yang diukur dengan mikrometer adalah ketebalan dari kemasan. Sedangkan panjang dan lebar kemasan dapat diukur menggunakan penggaris. Dimensi dari kemasan perlu diuji secara berkala agar mencegah terjadinya pemalsuan.

3) FTIR

FTIR merupakan salah satu jenis spektrofotometer inframerah yang digunakan untuk mengidentifikasi material termasuk polimer organik. Spektrofotometer inframerah mencatat jumlah relatif energi sebagai fungsi dari panjang gelombang/frekuensi dari radiasi inframerah ketika melewati sampel. Oleh karena itu, struktur kimia dari sampel yang berbeda akan ditunjukkan oleh perbedaan spektrum serapan IR nya yang memungkinkan untuk identifikasi sampel. Dibandingkan spektrofotometer dispersif, FTIR mampu menghasilkan rasio signal-to-noise yang lebih baik, resolusi tinggi dan batas panjang gelombang pendek (Labcompare, 2012). FTIR di laboratorium bahan pengemas digunakan untuk mengidentifikasi bahan pengemas yang digunakan sebagai kemasan primer, yaitu botol (bottle) dan tutup (cap). Botol yang digunakan sebagai bahan pengemas terbuat dari high-density polyethylene (HDPE), sedangkan tutup terbuat dari polypropylene (PP). Nantinya, bahan pengemas akan diambil sebagian kecil untuk diuji dengan FTIR sehingga menghasilkan spektrum yang akan dibandingkan dengan standar. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pemalsuan.

B. Laboratorium Preparasi

Laboratorium ini terletak di sebelah laboratorim mikrobiologi. Laboratorium ini digunakan untuk melakukan preparasi media dan sampel sebagai persiapan untuk melakukan pengujian di laboratorium mikrobiologi. Di dalam ruangan ini terdapat pass box yang merupakan tempat antara yang berupa airlock

system untuk transfer material dan media yang diperlukan dalam pengujian di laboratorium mikrobiologi.

Laboratorium ini juga mempunyai tempat pencucian, yang biasa digunakan untuk mencuci alat-alat gelas, dan timbangan yang digunakan untuk menimbang bahan-bahan yang digunakan untuk pengujian.

Di samping itu, laboratorium preparasi juga memiliki beberapa alat, seperti:

1) Oven

Oven digunakan untuk melakukan sterilisasi alat-alat yang akan digunakan untuk pengujian mikrobiologi. Sterilisasi dengan oven merupakan jenis sterilisasi panas-kering, dimana suhu oven dijaga konstan sekitar 170oC selama proses sterilisasi.

2) Autoklaf

Autoklaf digunakan untuk melakukan sterilisasi alat-alat gelas yang akan digunakan untuk pengujian mikrobiologi dan juga untuk mensterilisasi pakaian yang telah terkontaminasi oleh mikroorganisme. Sterilisasi dengan autoklaf merupakan jenis sterilisasi dengan panas-lembab, dimana suhu pada autoklaf dijaga konstan sekitar 121oC selama proses sterilisasi berlangsung. Material yang akan disterilisasi dengan autoklaf hendaknya dibungkus dengan aluminium foil atau pembungkus yang sesuai untuk mencegah terjadinya kontak degan uap panas secara langsung. Secara berkala, pada autoklaf dilakukan uji efektivitas sterilisasi menggunakan bioindikator untuk memastikan kemampuan autoklaf dalam dekontaminasi mikroorganisme.

C. Laboratorium Mikrobiologi

Laboratorium ini memiliki persyaratan yang sama dengan ruang produksi kelas E. Lantai pada area ini terbuat dari papan beton yang dilapisi dengan cat epoksi. Pertemuan antara lantai dengan dinding dibuat tidak bersudut sehingga mudah dibersihkan. Pintu dan jendela laboratorium mikrobiologi terbuat dari aluminium yang dikombinasikan dengan kaca. Pada laboratorium persiapan bahan terdapat autoklaf + printer, timbangan (precision balance) yang dilengkapi dengan printer, oven sterilizer, desktop PC yang dilengkapi dengan printer, water bath,

pengaduk magnetik, termometer digital dan kulkas. Sementara itu, pada laboratorium mikrobiologi terdapat hot incubator + printer + desktop PC, cool Incubator + printer, kulkas, biosafety cabinet (BSC), sterilizer, colony counter, air sampler, termometer maksimum-minimum, termometer digital dan particle counter digital.

D. Laboratorium Kimia dan Fisika

Laboratorium kimia dan fisika merupakan ruang kelas G. Seperti hal nya laboratorium mikrobiologi, laboratorium kimia dan fisika juga memiliki konstruksi bangunan sedemikian rupa untuk memudahkan dalam proses pembersihan. Laboratorium ini digunakan untuk melakukan pengujian air, dan melakukan pencampuran bahan-bahan kimia dalam lemari asam (fume hood) namun untuk saat ini laboratorium kimia dan fisika ini masih belum terlalu sering digunakan sesuai fungsinya. Di samping kiri dan kanan lemari asam terdapat eye washer dan water shower yang dapat mengeluarkan air secara praktis sebagai antisipasi jika bagian tubuh personil terkena bahan kimia.

Selain alat-alat yang tadi telah disebutkan, di dalam laboratorium ini juga terdapat beberapa alat lain yang dapat mendukung pengujian yang dilakukan oleh analis QC, seperti:

1) pH meter

pH meter digunakan sebagai alat uji untuk mengukur pH suatu larutan. Biasanya larutan yang diuji dengan pH meter ini adalah purified water yang diperoleh dari pemasok untuk memastikan bahwa pH yang terkandung di dalamnya sesuai dengan spesifikasi.

2) Conductivity meter

Conductivity meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur konduktivitas suatu larutan. Biasanya larutan yang diuji dengan conductivity meter ini adalah purified water yang diperoleh dari pemasok untuk memastikan bahwa konduktivitas yang terkandung di dalamnya sesuai dengan spesifikasi.

3) Hot plate

Alat ini digunakan untuk melarutkan suatu zat atau campuran zat dalam larutan yang diinginkan. Proses pelarutan tersebut dapat dibantu dengan

menggunakan pemanasan dan pengadukan melalui stirrer yang difasilitasi oleh alat.

E. Ruang Sampel Pertinggal dan Dokumen QA

Ruang ini dikenal sebagai retain sample and QA document room karena ruangan ini juga digunakan untuk menyimpan dokumen QA selain sebagai ruang sampel pertinggal. Dokumen QA yang disimpan di ruangan ini diantaranya adalah dokumen kualifikasi, validasi, batch record, analysis result, dokumen-dokumen obsolete, dan sebagainya.

Ruang sampel pertinggal dan dokumen QA terdiri dari lemari tempat penyimpanan sampel pertinggal dan dokumen-dokumen QA serta termo-higrometer digital untuk memantau suhu serta kelembaban ruangan.

F. Ruang Sampling

Ruangan terakhir QC adalah ruang sampling yang juga dilengkapi dengan termo-higrometer untuk memantau suhu serta kelembaban ruangan serta sebuah magnahelic untuk memantau perbedaan tekanan di dalam ruang sampling dengan koridor luar. Ruang sampling berada di dekat ambient warehouse untuk memudahkan pemindahan sampel dari gudang ke ruang sampling. Saat ini, kegiatan sampling mencakup pengujian terhadap bahan pengemas yang akan digunakan serta sampling produk ruahan secara organolepis.

3.5.1.3 Gudang (Warehouse)

Area pada gudang dibagi menjadi dua ruangan, yaitu cool warehouse dengan temperatur dibawah 25oC dan ambient warehouse. Cool warehouse digunakan untuk menyimpan produk ruahan dan produk jadi sementara ambient warehouse digunakan untuk menyimpan bahan pengemas sesuai spesifikasi penyimpanan. Dinding pada gudang dilapisi dengan cat halus sementara lantai pada cool warehouse dirancang sedemikian rupa sehingga mampu menahan beban dengan muatan hingga 3 ton/m2.

Cool warehouse dilengkapi dengan rak-rak penyimpanan produk ruahan dan produk jadi, serta termometer maksimum-minimum. Ruangan ini juga

terhubung dengan pintu air lock material yang digunakan sebagai tempat serah terima barang dari dan ke area produksi kelas F. Koridor penghubung antara cool warehouse dan ambient warehouse digunakan sebagai tempat penyimpanan stacker dan forklift yang berguna sebagai alat untuk memindahkan barang. Koridor ini juga terhubung dengan pintu luar sebagai tempat penerimaan barang ke dalam pabrik atau pendistribusian barang ke luar pabrik serta terdapat pintu air lock material yang digunakan sebagai tempat serah terima barang dari dan ke area produksi kelas E.

Ambient warehouse digunakan untuk meletakkan bahan pengemas dan peralatan lain selain produk ruahan dan produk jadi. Namun, karena saat ini area cool warehouse masih memiliki ruang penyimpanan yang tidak terpakai dalam kapasitas besar, barang-barang tersebut diletakkan juga pada area cool warehouse. Pada ambient warehouse, terdapat timbangan untuk mengukur bobot bahan pengemas, produk ruahan ataupun produk jadi. Selain itu juga terdapat ruang kerja operator gudang, vacuum cleaner dan alat pelindung diri (APD) berupa helm untuk memasuki area gudang. Saat ini, di ambient warehouse sedang dibangun ruang office untuk karyawan gudang, chain manager beserta anggotanya untuk memudahkan koordinasi kedua bagian tersebut. Beberapa ruangan yang terletak bersebelahan dengan ambient warehouse adalah ruang sampling (sampling room) yang digunakan sebagai tempat pengambilan contoh bahan pengemas yang diterima, rejected area dan hazardous waste area yang digunakan sebagai tempat persinggahan sementara limbah B3 untuk kemudian dikelola oleh pihak ketiga.

3.5.1.4 Office

Lantai pada area office yang terletak di lantai dua terbuat dari cinil dan keramik sementara dinding terbuat dari gipsum yang diisi dengan meterial isolator dan kaca untuk memberi kesan modern dan terlihat luas. Area office saat ini digunakan untuk area kerja supervisor produksi, GA&P, gudang, purchasing manager, staff GA&P dan staff supply chain yang dibatasi dengan meja bersekat. Ruangan khusus pada office terdiri dari ruang supply chain manager dan plant manager. Sementara itu, ruangan kerja Quality Unit, yaitu QA&SHE dan QC serta ruangan Site Director juga berada di lantai dua namun terpisah dari ruang

office. Ruangan office dilengkapi dengan komputer, printer, mesin fotocopy dan berbagai peralatan perkantoran beserta lemari kerja.

3.5.1.5 Area Teknik (Technical Area)

Pintu masuk area teknik terdapat di lantai 2 yang berada tepat di sebelah ruang sampel pertinggal dan dokumen QA. Area teknik ini terbentang sampai ke langit-langit area produksi dan gudang. Area teknik dipantau secara berkala oleh seorang teknisi. Kebersihan area teknik juga harus dijaga dan dilakukan pengendalian hama dan binatang pengerat yang dapat masuk ke area ini.

Area teknik berisi berbagai peralatan penunjang kinerja pabrik AZI-Cikarang Site, seperti sistem HVAC, ruang panel, maupun electric water heater yang berfungsi untuk memanaskan air di dalam tangki yang memiliki elemen sistem pemanas listrik. Sistem HVAC merupakan integrasi dari komponen pemanas, sirkulasi udara dan pendingin yang dikontrol oleh sistem komputerisasi untuk mengkondisikan ruangan dengan suhu dan kelembaban tertentu. Sistem HVAC terdiri dari beberapa perangkat alat diantaranya Air Handling Unit (AHU), Fan Coolling Unit (FCU), Dehumidifier, dan Air Distribution and Return Unit (Ducting).

AHU merupakan rangkaian mesin pengkondisi udara yang terdiri dari beberapa filter, cooling coil, heater dan fan untuk menghasilkan udara dengan spesifikasi suhu dan kelembaban yang diharapkan. FCU adalah unit pendingin udara yang menggunakan refrigerant sebagai media pendinginnya untuk mendinginkan ruangan atau bidang tertentu dengan suhu yang telah ditentukan oleh sistem BAS. Dehumidifier adalah peralatan yang berfungsi sebagai pengering udara atau menghilangkan lembab yang terinstalasi dalam sistem HVAC. Ducting merupakan sebuah instalasi saluran yang terbuat dari susunan plat berbentuk kotak atau silinder yang digunakan untuk mendistribusikan udara dari mesin pendingin udara AHU/FCU dan fan ke ruangan/area yang akan disupply/dikondisikan, dan menarik/membuang udara yang ada di ruangan/area tersebut.

A. Server Room

Server room merupakan ruangan yang berisi panel- panel listrik yang berhubungan dengan bagian-bagian di area pabrik.

B. Bangunan Utilitas (Utility Building)

Utility building terletak terpisah dari bangunan utama pabrik. Letak gedung ini terdapat di bagian paling belakang pabrik. Bangunan penunjang ini terdiri dari dua lantai. Pada lantai dasar terdapat pump room, fuel tank room, spare room dan LV/MDV room. Sedangkan pada lantai atas terdapat chiller area dan compressor room.

1) Pump room

Dalam ruangan ini terdapat beberapa peralatan yang menggunakan pompa sebagai komponen utamanya, seperti fire pump, pompa hydrant, pompa air domestik dan mesin diesel yang digunakan sebagai energi untuk pompa yang terdapat dalam ruangan tersebut. Fire pump bekerja secara otomatis ketika tekanan sistem turun hingga 40 Psi yang disebabkan karena hydrant valve dibuka.

2) Fuel tank room

Dalam ruangan fuel tank room terdapat bahan bakar solar (solar tank) yang digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, bahan-bahan kimia untuk pengolahan air (seperti klorin), bahan dan peralatan untuk pembasmian hama dan binatang pengerat, serta genset. Listrik di pabrik AZI-Cikarang Site ini berasal dari Bekasi Power. Apabila terjadi mati lampu selama lebih dari 30 detik, maka genset akan bekerja mensuplai listrik secara otomatis ke area pabrik.

3) Spare room

Spare room merupakan suatu ruangan yang berisi spare part untuk fasilitas pabrik. Setiap spare part tersebut diberikan penomoran yang berbeda-beda sebagai identitasnya.

4) LV/MDV room

Di dalam LV/MDV (Low Voltage/ Medium Voltage) terdapat panel arrester yang menerima listrik dari Bekasi Power. Sejumlah 20000 Volt listrik yang diterima tersebut diturunkan tegangannya menggunakan trafo menjadi 380 dan 220 Volt untuk selanjutnya dibagi-bagi ke panel yang terdapat di area pabrik

untuk menyupply listrik. Selain itu di dalam ruangan ini juga terdapat terminal capacitor bank yang berfungsi untuk memurnikan tegangan dan Feeder berisi MCB yang terhubung ke semua tempat di area pabrik.

5) Chiller area

Pada chiller area terdapat air cooled chiller yang merupakan alat refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air dan strainer adalah komponen yang berfungsi sebagai penyaring kotoran yang terdapat dalam sistem pemipaan. Selain itu dalam chiller area juga terdapat tangki klorin yang digunakan untuk menambahkan klorin pada air yang diterima dari Jababeka Water Treatment Plant (Jababeka WTP), dan brine tank yang digunakan untuk menambahkan garam kepada air tersebut agar tidak jenuh.

Air yang diperoleh dari Jababeka Water Treatment Plant (Jababeka WTP) akan masuk ke dalam tangki penyimpanan yang terdapat di lantai dasar, melalui pipa-pipa, air tersebut akan mengalir menuju tangki klorin untuk diberikan penambahan klorin sesuai dosis yang telah ditetapkan, dan dialirkan kembali untuk dilakukan penyaringan dengan carbon filter yang terdapat di bagian belakan utility building. Air yang sudah diolah kembali tersebut akan dialirkan menuju

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 45-65)

Dokumen terkait