• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Organisasi Operasional

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 31-44)

BAB 3. TINJAUAN KHUSUS PT ASTRAZENECA - CIKARANG SITE

3.3. Struktur Organisasi Operasional

PT. AstraZeneca Indonesia - Cikarang Site dipimpin oleh seorang Direktur (Site Director) yang bertanggung jawab kepada RCP supply wilayah Asia Pasifik dan Jepang. Site Director membawahi tiga manager dan satu orang akuntan, yaitu: a. Quality Assurance and Safety,Health, Enviroment (QA & SHE) Manager b. Supply Chain Manager

d. Plant Accountant

QA & SHE Manager selain bertanggung jawab pada site director PT. AZI – Cikarang Site juga bertanggung jawab langsung pada Region Quality Director dan membawahi QC Supervisor serta QA & SHE Supervisor. Sementara itu, Supply Chain Manager membawahi dua bagian yakni Warehouse Supervisor dan Supply Chain Supervisor. Plant Manager membawahi empat sub-departemen yakni Engineering Assc Manager, Production Supervisor, Assc Purchasing Manager dan General Affair & Personnel (GA & P) Supervisor. Bagan struktur organisasi PT. AZI- Cikarang Site secara lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.3.1 Departemen Pemastian Mutu (QA & SHE Departement)

Departemen pemastian mutu atau Quality Assurance & Safety, Health, Environment Departement (QA & SHE Departement) bertanggung jawab terhadap aktivitas pemastian dan pengawasan mutu untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan, GMP dan syarat dari AstraZeneca internal. Departemen QA & SHE bertanggung jawab langsung kepada Site Director PT. AZI- Cikarang Site dan memiliki hubungan tidak langsung degan Global Quality Operation. Struktur organisasi sistem QA & SHE dipaparkan lebih jelas pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Struktur organisasi sistem QA & SHE di PT. AZI – Cikarang

Site

[Sumber: Astuti, 2012]

Departemen QA & SHE dipimpin oleh seorang manager yang membawahi satu orang supervisor QA & SHE dan satu orang supervisor Quality Control (QC)

seperti yang dipaparkan dalam Gambar 3.2 di atas, dimana ketiganya merupakan seorang apoteker. Manager QA & SHE memiliki tanggung jawab sebagai berikut:

a. Menyediakan dan mensuplai produk kualitas tinggi secara konsisten

b. Merencanakan, mengimplementasikan dan meninjau ulang Quality Management System yang mengacu pada standar AstraZeneca dan regualasi lokal

c. Menjalankan dan mengimplementasikan program dan strategi Global and Regional Quality pada level lokal

d. Merencanakan, mengimplementasikan, monitoring dan meninjau kembali SHE Management System yang mengacu pada standar AstraZeneca dan regulasi lokal untuk mencapai objektif lokal dan global SHE

e. Mengelola pihak kontraktor untuk mendukung bisnis AstraZeneca berdasarkan perspektif kualitas

f. Bertanggung jawab terhadap pelatihan GMP dan SHE di PT. AZI – Cikarang Site

g. Mengimplementasikan dan mengatur External Supplier Management Processes untuk kontraktor lokal (dapat pula bertanggung jawab mendukung di negara Asia Pasifik lainnya)

h. Berpartisipasi aktif dalam Regional External Supply Network

3.3.1.1 Sub-Departemen QA & SHE

Sub-Departemen QA & SHE dipimpin oleh seorang supervisor yang membawahi satu orang staff. Bagian ini memiliki tanggung jawab sebagai berikut:

a. Menyediakan dan mensuplai barang berkualitas tinggi secara konsisten b. Mengimplementasikan, memonitoring dan memperbarui Quality

Management System yang mengacu pada standar AstraZeneca dan regulasi lokal

c. Mengimplementasikan, memonitoring dan memperbarui SHE Management System yang mengacu pada standar AstraZeneca dan regulasi lokal untuk mencapai tujuan perusahaan

d. Memimpin pelatihan GMP dan SHE

f. Meninjau ulang AstraZeneca Quality Manual secara teratur

g. Mengeluarkan surat izin kerja dan mengimplementasikan sistem keamanan dalam bekerja

h. Berperan menyediakan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja i. Bertindak sebagai sekretaris SHE dalam kepanitiaan SHE

j. Mendukung aktifitas kualifikasi

k. Menyiapkan protokol dan laporan validasi

l. Mengatur dan mengontrol prosedur Change Control, deviasi dan OOS m. Menangani keluhan

n. Menyiapkan kualifikasi personil untuk pekerja

o. Meninjau ulang batch record dan laporan quality conformity sebelum disetujui oleh pihak yang terkualifikasi

p. Memonitoring dan menginvestigasi Corrective Action and Preventive Action (CAPA) untuk audit eksternal

q. Menyiapkan dan melakukan audit internal

r. Menyiapkan Validation Master Plan dan Validation Master report s. Menyiapkan Product Review bersama Supervisor QC

t. Menyiapkan laporan SHE

u. Mengesahkan material yang datang dan produk jadi bila tidak ada deviasi v. Memberi nomor batch dan tanggal kadaluarsa produk jadi sesuai PON w. Mengatur distribusi SOP kepada departemen yang relevan

x. Menyiapkan sertifikat analisis produk jadi

y. Memonitoring dan mengevaluasi efektivitas pelatihan z. Menyimpan database pelatihan pekerja

3.3.1.2 Sub-Departemen Pengawasan Mutu (Quality Control)

Sub-Departemen Quality Control (QC) merupakan bagian dari Departemen QA & SHE yang terdiri dari satu orang supervisor dan tiga orang analis. Secara garis besar, QC bertanggung jawab terhadap pengujian kimia, fisika serta mikrobiologi komponen pengemasan dan produk untuk menjamin bahwa semua komponen tersebut sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Supervisor bagian ini memilki tanggung jawab sebagai berikut:

a. Menyediakan dan mensuplai produk dengan kualitas tinggi secara konsisten

b. Memimpin aktivitas QC di laboratorium QC termasuk inspeksi kualitas c. Memastikan terdapat sistem untuksampling yang sesuai, penanganan dan

penyimpanan sampel standar (reference sample)

d. Memastikan terdapat sistem yang diterapkan pada laboratorium QC termasuk instruksi pengoperasian alat

e. Memimpin sistem dokumentasi berdasarkan prosedur yang valid

f. Menyiapkan spesifikasi bahan pengemas, produk ruahan, dan produk jadi g. Menyiapkan lembar analisis untuk seluruh material yang diuji dan

memastikan bahwa analisis dilakukan sesuai prosedur

h. Meninjau ulang semua hasil analisis yang sebelumnya telah disahkan oleh QA

i. Melaporkan semua deviasi dan OOS yang terjadi serta menginvestigasi penyebabnya

j. Membuat proposal Change Control untuk setiap perubahan yang berkaitan dengan aktivitas QC

k. Memelihara stok dan reagen yang ada, media mikrobiologi, dan reference standard

l. Menyiapkan jadwal untuk analis QC

m. Mengecek semua log book yang terkait dengan aktivitas QC secara rutin n. Mengelola sampel pertinggal berdasarkan prosedur yang telah disetujui o. Memastikan monitoring sistem potable water dan udara bertekanan

dikakukan sesuai jadwal dan prosedur p. Mendukung validasi/kualifikasi proses

q. Memastikan terdapat prosedur untuk menganalisis material yang tidak diinventaris, misalnya minyak, dll.

Analis QC memiliki tanggung jawab yang dilimpahkan dalam rangka membantu memenuhi tanggung jawab Supervisor QC. Tanggung jawab analis QC diantaranya adalah melakukan sampling sesuai prosedur, melakukan inspeksi kualitas dari barang datang dan selama proses produksi, melakukan uji fungsi

terhadap peralatan QC sesuai jadwal dan prosedur masing-masing alat, melakukan validasi/verifikasi metode, melaporkan hasil deviasi atau OOS yang terjadi selama aktivitas, mengisi dokumen analisis berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, menempelkan status material (release/reject) pada wadah material dan melakukan inspeksi pada produk jadi selama proses produksi.

Hasil pengujian yang tidak memenuhi persyaratan disebut sebagai Out of Specification (OOS) atau Hasil di luar Spesifikasi. Apabila terjadi OOS, analis wajib melaporkan hal tersebut untuk dilakukan investigasi, dilakukan perbaikan, dan didokumentasikan. OOS terbagi menjadi beberapa kategori, diantaranya disebabkan oleh kesalahan pada laboratorium, presisi metode yang buruk, kesalahan operator saat proses produksi, dan proses atau kemampuan produksi yang buruk.

3.3.2 Departemen Supply Chain

Dapartemen ini dikepalai seorang manager yang membawahi dua bagian, yaitu warehouse (gudang) dan supply chain. Kepala departemen ini bertanggung jawab memastikan suplai produk ke Pasar Indonesia dan Internasional berjalan dengan baik, yaitu dengan minimum inventaris dan maksimum efisiensi serta menyanggupi permintaan pasar. Kepala departemen supply chain juga bertanggung jawab mengembangkan kapasitas, kinerja, produktivitas gudang serta memastikan semua peralatan, fasilitas dan sistem gudang memenuhi persyaratan GMP, SHE dan persyaratan lain termasuk mengimplementasikan CAPA (Corrective and Preventive Action).

3.3.2.1 Sub-Departemen Gudang (Warehouse)

Gudang dikepalai oleh seorang supervisor dan dua orang operator. Supervisor bagian ini bertanggung jawab menerima seluruh bahan baku dan bahan pengemas, mendistribusikan material ke ruang produksi serta produk jadi ke distributor, menerapkan standar GMP pada sistem gudang, mengontrol dan menginventaris bahan baku, bahan pengemas, bulk dan produk jadi. Warehouse juga bertanggung jawab mengimplementasikan SHE AstraZeneca dan persyaratan Upaya Kesehatan Kerja (UKK) dari DEPNAKER.

Operator gudang bertanggung jawab untuk mengoperasikan aktivitas pergudangan dasar, seperti menerima barang datang dengan baik, mengeluarkan barang dari gudang dengan baik, menyimpan barang dalam gudang dengan baik, melakukan aktivitas gudang lainnya sesuai SOP AZI Cikarang. Operator gudang juga bertanggung jawab melakukan administrasi stok gudang, yaitu meng-input semua stok dan transaksi non-stok yang berkaitan dengan gudang dalam SAP untuk AZI Cikarang dan gudang di Pulogadung.

3.3.2.2 Sub-Departemen Supply Chain

Supevisor bagian ini bertanggung jawab melakukan kontak lokal untuk proyek transfer produk, merencanakan inventaris produksi dan material, mengembangkan kapasitas, kinerja dan produktivitas dalam mencapai permintaan produksi secara efektif dan efisien. Sub-Departemen Supply Chain juga bertanggung jawab menjaga kinerja supply chain and logistic mencapai atau diatas target yang diberikan serta mengimplementasikan SHE AstraZeneca dan persyaratan Upaya Kesehatan Kerja (UKK) dari DEPNAKER

3.3.3 Departemen Plant

Departemen Plant dikepalai oleh seorang Plant Manager yang bertanggung jawab mengembangkan kapasitas, kinerja dan produktivitas kegiatan produksi yang efektif dan efisien dalam memenuhi permintaan produksi serta memastikan peralatan dan fasilitas produksi memenuhi persyaratan GMP dan mengimplementasikan CAPA. Bebeapa tanggung jawab lain diantaranya adalah memelihara kebersihan ruang dan peralatan produksi, melakukan pelatihan SHE di ruang produksi serta memastikan semua GMP yang berkaitan dengan peralatan telah terkualifikasi dan terkalibrasi secara rutin sesuai prosedur yang ditetapkan.

Plant manager membawahi empat sub-departemen, yaitu Sub-Departemen Produksi, Teknik (Engineering), General Affair & Personnel (GA&P) serta Sub-Departemen Pembelian (Purchasing).

Sub-Departemen Produksi dikepalai oleh seorang supervisor yang memimpin satu orang koordinator pengemasan (packing coordinator) secara langsung. Packing coordinator akan membawahi dua orang operator dan lima orang packer. Sub-Departemen Produksi bertanggug jawab terhadap pengemasan produk obat, menyelesaikan proses produksi tepat waktu, validasi proses pengemasan, produk dan peralatan, memenuhi persyaratan GMP, mengimplementasikan SHE dan UKK dari DEPNAKER serta membuat laporan terkait produksi yang diserahkan kepada DepKes RI. Untuk memenuhi tanggung jawab tersebut, para packer diberi beberapa tanggung jawab yang terdiri dari:

a. Mengimplementasikan pedoman-pedoman CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik).

b. Membantu melakukan persiapan yang perlu bagi pengemasan obat sesuai jalur dimana dia ditugaskan, antara lain: pembersihan, pelabelan, melakukan pemeriksaan kebenaran bahan-bahan komponen yang dikemas. c. Melakukan pekerjaan pengemasan di jalur yang telah diterapkan dan

melakukan pencatatan dengan benar dan lengkap serta dokumen pengemasan bets yang bersangkutan serta dokumen lain yang di atur dalam prosedur tetap.

d. Secara bersinambungan meningkatkan kemampuan diri dalam penguasaan mesin yang menjadi tanggung jawabnya.

e. Memperhatikan dan melapor atau member usulan terhadap segala kejadian yang memerlukan perbaikan saran kerja, mesin dan peralatan.

f. Melakukan pengemasan sesuai dengan prosedur pengemasan primer maupun sekunder dan mendokumentasikannya.

g. Melaksanakan In Process Control (IPC) untuk menjamin proses pengemasan tetap memenuhi standar yang ditetapkan selama pengemasan h. Membantu QC, dalam melakukan pengambilan sampel jika terjadi defect

pada penampilan fisik tablet.

Proses produksi yang dilakukan di PT. AZI – Cikarang Site saat ini hanya mencakup pengemasan primer dan sekunder sediaan solid oral non-steril (tablet). Hal tersebut sesuai dengan rancangan yang dibuat bahwa tahap awal produksi

yang dilakukan PT. AZI – Cikarang Site hanya meliputi proses pengemasan obat saja atau yang dikenal sebagai fase I. Namun demikian, beberapa ruangan di ruang produksi telah disiapkan untuk beranjak ke fase II, yaitu pembuatan obat dari mulai formulasi hingga pengemasan obat.

Pengemasan obat yang dilakukan dibagi menjadi tiga jenis. Pengemasan jenis pertama yaitu pengemasan primer dan sekunder obat yang diimpor dari Site AstraZeneca di negara lain. Pengemasan jenis ini hanya dilakukan untuk obat Inderal (propranolol hidroklorida). Pengemasan jenis kedua adalah repacking atau pengemasan ulang produk yang diimpor dari beberapa negara ke dalam kemasan baru yang berbeda dari kemasan sebelumnya, dimana pada kemasan baru ini telah didesain sedemikian rupa sehingga memenuhi spesifikasi dan standar lokal pada negara yang dituju tempat nantinya produk tersebut akan dijual. Pada kemasan yang baru ini juga dicantumkan batch number, expired date dan HET dari masing-masing produk. Pengemasan jenis terakhir adalah pengemasan sekunder obat yang diperoleh dari PT. Boehringer Ingelham Indonesia berdasarkan kontrak kerjasama (toll manufacturing) untuk didistribusikan di pasar lokal Indonesia. Daftar produk AstraZeneca secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.

3.3.3.2 Sub-Departemen Teknik (Engineering)

Sub-Departemen Teknik dikepalai oleh Engineering Asc. Manager dan membawahi seorang engineering administrator, pemimpin teknisi dan seorang anggota teknisi. Engineering asc. Manager bertanggung jawab memastikan jadwal perawatan engineering berjalan tepat waktu, menyediakan peralatan teknisi guna meminimalisir risiko rusaknya peralatan, memastikan bangunan, fasilitas dan peralatan telah memenuhi persyaratan GMP, memelihara fasilitas dan peralatan produksi, memastikan semua peralatan terkait GMP telah terkualifikasi dan terkalibrasi secara rutin sesuai prosedur

Engineering administrator memiliki tanggung jawab sebagai berikut: a. Melakukan administrasi dan kontrol dokumen di dalam area teknik b. Memperbarui status Work Order (WO) dan menyelesaikan laporan WO c. Memperbarui status Preventive Maintenance dan menyiapkan jadwal

d. Memperbarui status, menyiapkan jadwal dan memonitoring kemajuan proses kalibrasi

e. Melakukan administrasi pembelian untuk Engineering termasuk dalam sistem SAP

f. Mendukung proyek kualifikasi

g. Mengimplementasikan sistem pengelolaan dokumen dalam aktivitas sehari-hari

h. Mengimplementasikan sistem pengelolaan QA & SHE dalam aktivitas sehari-hari

i. Berpartisipasi dalam pelatihan GMP dan SHE j. Menjaga kebersihan ruang kontrol

Engineering Leader memiliki tanggung jawab sebagai berikut:

a. Melakukan, mengontrol dan mengevaluasi hasil preventive maintenance, kalibrasi dan status Job Order (JO).

b. Membuat rencana minggu proyek yang berkaitan dengan preventive maintenance, kalibrasi dan JO.

c. Memonitor proyek yang berkaitan dengan tugas dari vendor.

d. Melakukan pemeliharaan dan menjamin ketersediaan Consumable Part. e. Melakukan Follow-up CAPA yang terkait dengan dugaan risiko, audit

internal/eksternal, dll.

f. Mengimplementasikan sistem pengelolaan dokumen dalam aktivitas sehari-hari.

g. Mengimplementasikan sistem pengelolaan QA & SHE dalam aktivitas sehari-hari.

h. Berpartisipasi dalam training GMP dan SHE. i. Menjaga kebersihan ruang kontrol.

Sementara itu, tanggung jawab anggota teknisi meliputi: a. Melakukan monitoring pada sistem BAS

b. Melakukan monitoring tekanan, suhu yang dihasilkan dari filter-filter AHU dan ruang sampling

c. Melakukan program Preventive Maintenance sesuai jadwal

d. Melakukan pemeliharaan terhadap level klorin pada pompa air domestik (domestic water pump)/memonitor sistem air

e. Melakukan Job Order sesuai jadwal f. Melakukan kalibrasi sesuai persyaratan g. Mendukung proyek kualifikasi

h. Mengimplementasikan sistem pengelolaan dokumen dalam aktivitas sehari-hari

i. Mengimplementasikan sistem pengelolaan QA & SHE dalam aktivitas sehari-hari

j. Berpartisipasi dalam pelatihan GMP dan SHE k. Menjaga kebersihan ruang kontrol

Secara keseluruhan, bagian engineering bertanggung jawab dalam pengoperasian dan perawatan alat-alat penunjang fasilitas produksi, seperti AHU (Air Handling Unit), pendingin (chiller), kompresor (compressor), keran untuk kebakaran (fire hydrant) dan juga genset. AHU digunakan untuk mengatur dan menjaga tekanan, suhu dan kelembapan yang dibutuhkan di ruang produksi dan berbagai area lain dalam pabrik. Chiller berfungsi sebagai sumber air dingin yang nantinya akan diolah oleh AHU menjadi udara dingin. Udara bertekanan pada pabrik dihasilkan oleh kompresor bebas minyak. Sementara itu, Fire hydrant disediakan dalam setiap ruangan sebagai atisipasi apabila terjadi kebakaran. Fasilitas penunjang terakhir adalah genset yang berfungsi untuk menghasilkan arus listrik saat listrik mati sehingga diharapkan kebutuhan pabrik akan listrik dapat selalu tersedia.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Sub-Departemen Teknik juga bertanggung jawab terhadap perawatan fasilitas penunjang. Perawatan tersebut meliputi breakdown maintenance dan preventive maintenance. Breakdown maintenance dilakukan ketika mesin/peralatan dalam kondisi rusak sementara preventive maintenance dilakukan sebagai tindakan pencegahan agar mesin/peralatan tidak rusak. Preventive maintenance biasanya dilakukan satu kali dalam sebulan atau sesuai jadwal yang ditentukan. Beberapa peralatan juga ada

yang dilakukan kalibrasi sesuai jadwal kalibrasi yag telah ditetapkan sedangkan kualifikasi dilakukan pada saat mesin pertama kali akan dioperasikan. Kualifikasi dilanjutkan dengan rekualifikasi setiap 3 tahun sekali.

Breakdown maintenance dilakukan berdasarkan Work Order (WO). Lembaran WO dapat diambil dan diisi oleh semua personil dari departemen manapun di dinding koridor lantai 2 apabila terdapat mesin/peralatan yang rusak atau tidak berfungsi dengan baik. Selanjutnya WO diserahkan ke bagian Teknik untuk selanjutnya dilakukan perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi.

3.3.3.3 Sub-Departemen General Affair & Personnel (GA&P)

Bagian ini dikepalai oleh seorang supervisor yang membawahi satu orang karyawan GA & P yang bertanggung jawab melakukan perjanjian terhadap hal-hal yang berhubungan dengan tiket, akomodasi, logistik, vendor, pembayaran, perizinan, penyediaan makan (catering), serta mengurus faktur (invoice), inventaris dan barang non inventaris.

Bagian ini juga berhubungan langsung dengan kantor pusat di Jakarta. Secara umum, Sub-Departemen GA&P bertanggung jawab menyediakan pelayanan umum pada managemen fasilitas dan administrasi personil sesuai dengan standar PT.AZI – Cikarang Site. Pelayanan umum pada managemen fasilitas termasuk bertanggung jawab terhadap kebersihan PT.AZI – Cikarang Site. Oleh karena itu, supervisor GA&A juga membawahi tujuh personil dari PT. ISS Indonesia. Keenam orang dari personil tersebut bertanggung jawab terhadap kebersihan pabrik sementara satu personil bertanggung jawab terhadap pengendalian hama dan binatang pengerat pada PT.AZI – Cikarang Site. Personil-personil dari pihak PT.ISS tersebut bertanggung jawab pada Supervisor GA&A serta pimpinannya di PT.ISS Indonesia. Selain itu Sub-Departemen GA & P juga membawahi bagian security yang bertugas menjaga keamanan pabrik selama 24 jam.

3.3.3.4 Sub-Departemen Pembelian (Purchasing)

Sub-Departemen Pembelian dipimpin oleh seorang Asc.Purchasing Manager yang secara umum memiliki tanggung jawab menyusun dan mengelola

sistem procurement di PT. AZI – Cikarang Site. Sistem procurement merupakan sebuah sistem pembelian barang yang memiliki alur tersendiri dari mulai penawaran barang dari vendor hingga pembayaran tagihan barang yang dibeli oleh PT. AZI – Cikarang Site. Alur tersebut dimulai dari proses Quotation yaitu penawaran harga dari beberapa vendor. Kemudian User (kepala bagian departemen) akan menyiapkan Purchasing Requestation (permintaan internal) berdasarkan kebutuhan masing-masing bagian user yang diserahkan kepada Sub-Departemen Pembelian. Bagian Pembelian akan menyiapkan Purchase Order (PO) atau permintaan eksternal yang selanjutnya akan diserahkan kepada vendor. Vendor akan mengirimkan barang sesuai dengan PO dan menyerahkan Good Receive Note beserta Invoice (tagihan), surat jalan dan salinan PO. Sub-Departemen Pembelian akan melakukan validasi dokumen tersebut. Selanjutnya, apabila dokumen yang dicek sesuai dengan jumlah barang yang diterima, Sub-Departemen Pembelian akan menyerahkan dokumen-dokumen tervalidasi tersebut kepada bagian finance agar segera melakukan pembayaran pada vendor terkait.

Selain itu, tanggung jawab lain kepala bagian pembelian adalah melakukan penghematan biaya rumah tangga perusahaan sesuai target tahunan yang direncanakan, melakukan bidding (perbandingan minimal tiga penawaran dari tiga vendor) untuk menentukan vendor mana yang memiliki risiko terkecil terhadap kualitas produk dengan harga seminimum mungkin serta berperan dalam registrasi vendor ke dalam sistem komputasi perusahaan.

3.3.4 Plant Accountant

Plant Accountant berperan dalam pengadaan kerja sama dengan area bisnis yang relevan untuk memastikan ketepatan waktu dalam pengiriman; memastikan laporan manajemen dan anggaran sesuai dengan pedoman dan kebutuhan manajemen; bekerjasama dengan plant management, bagian produksi, QA, GA&P untuk menyokong anggaran dan analisis laporan bulanan, mengelola kerjasama kontrak antara Indonesia dan UK; serta terlibat dalam kontrol pembangunan, proses, pelaporan manajemen yang sedang berlangsung, transaksi keuangan dan masalah pajak.

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 31-44)

Dokumen terkait