• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

B. Kerangka Teoritik

2. Bank Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

Menurut Kasmir (2000) dalam Gazali (2010: 134) dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang, atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

Menurut Taswan (2010: 6) bank adalah suatu lembaga yang beraktivitas sebagai penghimpun dana berupa giro, diposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian menyalurkan kembali kepada

masyarakat yang membutuhkan dana (deficit spending unit)

melalui jasa penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Adapun jenis bank sendiri ada dua yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Sistem yang digunakan oleh bank ada dua yaitu sistem yang berdasarkan bunga dan sistem non bunga atau syariah. Bank

konvensional adalah bank yang dasar operasionalnya

dengan bank syariah. Bank syariah yang menurut Muhammad (2002: 13) adalah bank yang dalam kegiatan operasionalnya tidak mengandalkan bunga. Karena Islam menilai bahwa bunga bank adalah riba yang mana riba diharamkan oleh Islam.

Menurut Kasmir (2004: 12) kegiatan bank meliputi tiga kegiatan utama, yaitu:

1) Menghimpun Dana

2) Menyalurkan Dana

3) Memberi jasa Bank lainnya

Kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana adalah kegiatan pokok bank. Sedangkan pemberian jasa bank hanyalah

merupakan pendukung dari kegiatan menghimpun dan

menyalurkan dana.

Tabel 2.2

Perbandingan Antara Bank Syariah dan Bank konvensional

BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL

1. Melakukan Investasi – investasi yang halal saja.

2. Berdasarkan prinsip bagi hasil,

jual beli atau sewa. 3. Profit dan oriented.

4. Hubungan dengan nasabah

1. Investasi yag halal dan haram

2. Memakai perangkat bunga

3. Profit oriented

4. Hubungan dengan nasabah

dalam bentuk hubungan debitor.

dalam bentuk hubungan kemitraan.

5. Penghimpunan dan penyaluran

dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah.

Sumber : Antonio 2001 : 34

b. Prinsip Prinsip Bank Syariah

Menurut Muhammad (2002: 85) Bank syariah memiliki 5 konsep utama yang menjadi dasar operasional, yaitu :

1) Prinsip Simpanan Murni ( al-wadi’ah )

Prinsip al wadiah sering juga disebut titipan merupakn prinsip yang hanya digunakan bank untuk produk simpanan.

Simpanan al wadiah tidak mendapatkan keuntungan bagi hasil

ataupun margin, al wadiah hanya menerapkan bonus dari Bank.

2) Kerjasama ( Syirkah )

Konsep ini meliputi tata cara pembagian hasil usaha

antara shahibul maal (penyedia dana) dengan mudharib

(pengelola dana). Nisbah bagi hasil ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpanan dana, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Prinsip ini memiliki bentuk produk

yaitu Mudharabah dan Musyarakah. Lebih jauh prinsip

mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk

pembiayaan, sedangkan musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan.

3) Prinsip Jual Beli (at-Tijarah)

Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menjelaskan bagaimana penerapan konsep jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin).

4) Prinsip Sewa ( al-Ijarah )

Prinsip ini terbagi menjadi dua jenis : (1) Ijarah, sewa murni, seperti halnya penyewaan traktor dan alat-alat produk

lainnya (operating lease). Dalam teknis perbankan, bank dapat

membeli peralatan (equipment) yang dibutuhkan nasabah

kemudian menyewakan dalam waktu yang telah disepakati kepada nasabah. (2) Ba’I al takjiri atau Ijarah Al Muntahiya bit Tamlik merupakan penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa (financial lease).

5) Prinsip jasa/fee (al-Ajr walumullah)

Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain Bank Garansi, Kliring, Inkaso, Jasa Transfer, dll.

Secara syari’ah prinsip ini didasarkan pada konsep-konsep al Ajr walumullah.

c. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah

1) Sejarah Singkat Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah

Salah Satu Bank Umun Syariah Di Indonesia adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah. Awal mula berdirinya Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah atau yang sering kita sebut dengan BRIS adalah Berawal dari akuisisi Bank Jasa Arta oleh Bank Rakyat Indonesia pada tanggal 19 Desember 2007 dan kemudian diikuti dengan perolehan izin dari Bank Indonesia untuk mengubah kegiatan usaha Bank Jasa Arta dari bank umum konvesional menjadi bank umum yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah pada tanggal 16 Oktober 2008, maka lahirlah Bank umum syariah yang diberi nama PT Bank Syariah BRI (yang kemudian disebut dengan nama BRISyariah) pada tanggal 17 November 2008. Nama BRISyariah dipilih untuk menggambarkan secara langsung hubungan Bank dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, selanjutnya disebut Bank Rakyat Indonesia,

yang merupakan salah satu Bank terbesar di Indonesia. BRI Syariah merupakan anak perusahaan dari Bank Rakyat Indonesia yang akan melayani kebutuhan perbankan masyarakat Indonesia dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah. Pada tanggal 19 Desember 2008, telah

ditandatangani akta pemisahan unit usaha syariah.

Penandatanganan akta pemisahan telah dilakukan oleh Bp. Sofyan Basir selaku Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia dan Bp. Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama BRISyariah, sebagaimana akta pemisahan No. 27 tanggal 19 Desember 2008 dibuat di hadapan notaris Fathiah Helmi SH di Jakarta. Peleburan unit usaha syariah Bank Rakyat Indonesia ke dalam BRISyariah ini berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Setelah peleburan, total aset BRISyariah mencapai Rp 1.466.664.279.742,-.

2) Jenis Produk

Jenis-Jenis produk yang ada di BRIS antara lain:

a) Produk Penghimpunan Dana,

(1) Tabungan BRI Syariah iB

Produk tabungan BRIS Syariah memberikan

kemudahan bagi nasabahnya dalam melakukan

transaksi perbankan. Tabungan ini ditujukan bagi nasabah perorangan dengan menerapkan prinsip titipan.

(2) Tabungnan Haji BRI Syariah iB

Layanan ini ditujukan bagi masyarakat yang ingin meningkatkan ibadah dan menunaikannya di tanah suci. Dengan meluncurkan produk tabungan haji ini, diharapkan masyarakat yang ingin menunaikan ibadah haji akan lebih mudah dalam menyimpan dananya.

(3) Tabungan Impian Syariah iB

Tabungan ini merupakan salah satu layanan dari BRI Syariah untuk mewujudkan impian nasabahnya dengan terencana Prinsip Tabungan Impian Syariah adalah bagi hasil.

(4) Giro BRI Syariah iB

Produk ini merupakan layanan untuk memudahkan pengelolaan usaha atau bisnis dengan prinsip wadi’ah

yad dhamanah, dimana penarikan dapat dilakukan kapan saja menggunakan Cek/Bilyet Giro. Dengan produk ini, nasabah mendapatkan fasilitas transaksi online real time, diseluruh kantor BRI Syariah. Selalin itu, nasabah juga mendapatkan laporan rutin setiap bulan dalam bentuk rekening Koran.

(5) Deposito BRI Syariah iB

Produk ini merupakan layanan kepada nasabah yang akan melakukan investasi berjangka dalam bentuk mata uang tertentu. Dana simpanan dari deposan akan dikelola menggunakan prinsip-prinsip syariah. Deposan

akan mendapatkan fasilitas berupa Automatic Roll Over

dan Bilyet Deposito.

b) Produk Pembiayaan:

(1) Pembiayaan Pengurusan Ibadah Haji BRI Syariah iB

Produk ini merupakan layanan kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman (qardh) untuk memperoleh nomor porsi pelaksanaan ibadah haji. Pengembalian pinjaman ini sangat ringan, begitu pula dengan jasa pengurusan dan jangka waktu pengembalian pinjaman yang cukup fleksibel. Dengan fasilitas ini, diharapkan nasabah dapat lebih leluasa dalam menjalankan ibadah haji.

(2) Gadai BRI Syariah iB

Produk ini merupakan pilihan yang tepat serta penuh dengan manfaat bagi masyarakat. Dengan layanan produk gadai ini, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan uang tunai yang mendesak sehingga dapat

memberikan solusi dengan cepat. Prisip pengelolaan gadai juga dilakukan dengan prinsip-prinsip syariah.

(3) KKB BRIS Syariah iB

Fasilitas kredit ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kendaraan bermotor. Skema pembiayaan dilakukan dengan prinsip jual beli

(Murabahah), dengan keuantungan berdasarkan

kesepakatan antara pihak bank dan nasabah, second,

maupun pengalihan pembiayaan dari lembaga lain (take

over).

(4) KPR BRI Syariah iB

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan rumah tinggal yang dilakukan dengan prinsip jual beli

(Murabahah). Dengan fasilitas ini, diharapkan

masyarakat sudah tidak lagi kesulitan dalam

memperoleh rumah tinggal.

Dokumen terkait