Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintahan yang pada dasarya adalah untuk menyediakan pendanaan biaya operasi non personalia bagi semua pendidikan dasar sebagai pelaksanaan program wajib belajar selama 9 tahun (Depdiknas:2009).
2. Tujuan Bantuan Opersinal Sekolah
Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiyaan pendidikan dalam rangka belajar 9 tahun yang bermutu. Secara khusus program BOS (Depdiknas: 2009) bertujuan untuk:
a. Membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SMP Negeri terhadap biaya operasi sekolah, kecuali pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI);
b. Membebaskan pungutan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan dari dalam bentuk apapun, baik disekolah negeri maupun swasta:
c. Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi disekolah suasta .
Selain tujuan program BOS tersebut, harapan dari adanya program Bantuan Operasional Sekolah, (Depdiknas :2009) antara lain:
a) BOS harus menjadi sarana penting untuk percepat penuntasan Wajar Diknas 9 Tahun.
b) Melalui BOS, tidak boleh siswa miskin putus sekolah karena tidak mampu membayar iuran/pungutan yang dilakukan sekolah.
c) Anak lulus SD/MI/SDLB, harus dijamin kelangsugan pendidikannya ke tingkat SMPT/MTs/SMPPLB.
d) Kepala sekolah diharapkan mencari dan mengajak siswa SD/MI/SDLB yang akan lulus dan berpontesi tidak melanjutkan sekolah untuk ditampung di SMPT/MTs/ SMPPLB.
e) Pemerintahan daerah harus mengalokasikan dana tambahan (bersama-sama BOS) untuk menutaskanWajar Diknas 9 tahun secepatnya.
3. Sasaran Program Bantuan Operasional Sekolah
Menurut buku petunjuk teknik pengunaan dana BOS, yang menjadi sasaran program BOS adalah sebuah SD dan SMP, termasuk Sekolah Menegah Terbuka (SMPT) dan Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) yang diselanggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia. Program kejar Paket A dan Paket B tidak termasuk sasaran dari program BOS ini (Depdiknas,2009).
4. Besar dana Bantuan Operasional Sekolah
Besar biaya satuan Bantuan Opersional Sekolah (BOS), yang diterima oleh sekolah termasuk untuk BOS Buku, dihitung berdasarkan jumlah siswa
323 orang, SMP Negeri 1 di kecamatan pasimaranu kepulauan selayar, dengan ketentuan: SMP/SMPLB/SMPT/SATAP= 304 x Rp 710.000,-/tahun=215.840.000,-/tahun
5. Sekolah Pemerintah Bantuan Operasional Sekolah
Menurut buku petunjuk teknis penggunaan dana BOS, ketentuan sekolah penerima dana BOS (Depdiknas, 2009:3) antara lain:
a. Semua sekolah SD/SDLB/SMP/SMPLB/SMPT Negeri wajib menerima dana BOS, bila sekolah tersebut menolak BOS, maka sekolah dilarang memungut biaya dari peserta didik, orang tua atau wali peserta didik.
b. Semua sekolah swasta yang telah memiliki izin operasi dan tidak dikembangkan menjadi bertaraf internasioanl wajib menerima dana BOS.
c. Bagi sekolah yang menolak BOS harus melalui persetujuan orang tua siswa melalui komite sekolah dan tetap menjamin kelangsungan pendidikan siswa miskin di sekolah tersebut.
d. Seluruh sekolah yang menerima BOS harus mengikuti pedoman BOS yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintahan daerah.
e. Sekolah negeri kategori RSBI dan SBI diperbolehkan memungut dana dari orang tua siswa yang mampu dengan persetujuan komite sekolah.
Pemda harus ikut mengawasi pungutan yang dilakukan oleh sekolah agar tercipta prinsip pengelolaan dana secara trasparan dan akuntabel.
f. Sekolah negeri yang sebagian kelasnya sudah menerapkan siswa sekolah bertaraf RSBI tetap diperbolehkan memungut dana dari orang tua siswa
yang mampu dengan persatuan komite sekolah, kecuali terhadap siswa miskin.
g. Organisasi Pelaksanaan Tingkat Sekolah
Dalam rangka pelaksanaan program BOS, organisasi pelaksanaan tingkat sekolah, (Depdiknas, 2009:8) meliputi:
a. Pertanggungjawaban: Kepada Sekolah (sekaligus sebagai Pembantuan Bendahara Pengeluaran Pembantu (PBPP)
b. Anggota: Bendahara BOS sekolah dan satu orang dari unsur orang tua siswa di luar komite sekolah.
6. Tugas dan Tanggungjawab Sekolah, (Depdiknas, 2009:8) meliputi:
a. Mengisi dan menyerahkan LKIS kedinas pendidikan kabupaten dan kota
b. Melaporkan perubahan data jumlah siswa setiap triwulan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota
c. Memverifikasi jumlah dan yang diterima dengan data siswa yang ada d. Mengelolah dana BOS secara bertanggungjawab dan trasparan
e. Mengumumkan daftar komponen yang boleh dan yang tidak boleh dibiayai oleh dana BOS dipapan pengumuman sekolah
f. Mengumumkan besar dana yang diterima dan dikelolah oleh sekolah dan rancana pembangunan dana BOS (RAPBS) di papan pengumuman sekolah Memuat laporan triwulan pengunaan dana BOS dan barang /jasa yang yang ditandatangani oleh kepala sekolah, bendahara dan
ketua komite sekolah dibelih oleh sekolah yang ditandatagani oleh kepala sekolah, Bendahara dan Ketua Komite Sekolah
g. Bertangung jawab terhadap penyimpangan pengunaan dana di sekolah h. Memberikan pelayanan dan penangan pengaduan masyarakat
i. Menyampaikan pengunaan dana BOS kepada Tim Manejemen BOS Kabupaten/kota
j. Memasang spanduk di sekolah terkait kebijakan pendidikan bebas pungutan.
Tata tertib Pengelolaan Dana BOS di sekolah, (Depdiknas,2009:8) meliputi:
a) Tidak diperkenangkan melakukan manipulasi data jumlah siswa;
b) Mengelolah dana BOS secara trasparan dan bertanggungjawab;
c) Mengumumkan hasil pembelian barang dan harga yang dilakukan oleh sekolah dipapan pengumuman sekolah yang harus ditandatangani oleh Komite Sekolah:
d) Mengiformasikan secara tertullis rekapitulasi penerimaan dan penggunaan dana BOS kepada orang tua siswa setiap semester bersama dengan pertemuan orang tua siswa dan sekolah pada saat penerimaan rapor;
e) Bersedia diaudit oleh lembaga yang berwenang terhadap seluruh dana yang dikelolah oleh
f) Sekolah, baik yang berasal dari dana BOS maupun dari sumbernya lain:
g) Dilarang bertindak menjadi distributor atau mengecer buku kepada peserta didik di sekolah yang bersangkutan
7. Penyaluran Dana BOS
Penyaluran dana dilakukan setiap periode 3 bulanan, yaitu periode Januari-Maret, April-Juni, Juli-September dan Oktober-Desember. Pada tahun anggaran 2014 tahun anggaran 2014, dana BOS akan diberikan selama 12 bulan untuk periode Januari sampai dengan Desember 2014 dan Triwulan I dan II tahun anggaran 2014 tahun ajaran 2014/2015 dan Triwulan III dan IV tahun anggaran 2013 tahun ajaran 2014/2015.
Bagi wilayah yang sangat sulit secara geografis (wilayah terpencil) sehingga proses pengambilan dana BOS oleh sekolah mengalami hambatan atau memerlukan biaya pengambilan yang mahal, penyaluran dana BOS oleh sekolah dilakukan setiap semester, yaitu pada awal semester. Penetuan wilayah terpencil ditetapkan dengan ketantuan sebagai berikut:
a. Unit wilayah terpencil adalah kecamatan;
b. Tim Manejemen BOS Kabupaten Kota mengusulkan nama-nama kecamatan terpencil pada Tim BOS Tim Manejemen Provinsi, selanjutnya Tim Manejemen BOS Pusat;
c. kementrian keuangan menetapkan daftar alokasi dana BOS wilayah terpencil berdasarkan usulan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.