• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

1. Penggunaan Dana

Penggunaan dana pendidikan oleh satuan pendidikan dilaksanakan melalui mekanisme yang diatur dengan anggaran dasar yang diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga satuan pendidikan (PP No 48 tahun 2008 pasal 69 ayat 3).

Dana yang tersediah harus digunakan sesuai dengan mengalokasikan yang tercantum dalam RAPBS. Pengeluaran dana disesuaikan dengan

keperluan dan harus bersifat transparan. Untuk mewujudkan transparansi, maka ada pemisahan antara pemegang keuangan dan bertugas belanja barang. Dalam pembelajaan barang yang dilakukan oleh tim yang ditujukan oleh sekolah. Barang-barang yang sudah dibeli perlu dicetak dan dicatat oleh petugas penerima barang, baik berupa barang modal maupun barang habis pakai (Depdiknas, 2009:131).

Dengan mengunakan dana BOS, harus didasarkan pada kesempatan dan keputusan bersama antara Tim Manejemen BOS sekolah, Dewan Guru, dan Komite Sekolah, Dana BOS bagi sekolah Negeri dianggarkan melalui anggaran belanja langsung dalam bentuk progran kegiatan, yang diuraiannya dialokasikan dalam 3 (tiga) jenis belanja, yaitu belanja pegawai, belanja barang/ jasa dan belanja modal pada SKPD Pendidikan yang ditungkan dalam dokumen RKAS/RAPBS. Dari seluruh dana BOS yang diterima oleh Sekolah wajib mengunakan dana tersebut untuk membeli buku teks pelajaran yang hak ciptaanya telah dibeli oleh pemerintah.

Mengunakan dana BOS di sekolah prioritas untuk mengunakan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), adalah untuk kegiatan operasional sekolah. Maksimum mengunakan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk belanja pegawai bagi Sekolah Negeri sebesar 20%

pembelian barang/ jasa pembelanja tidak melebihi Rp10.000.000.

pengunakan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk trasportasi dan uang lelah guru PNS diperbolehkan hanya dalam rangka

penyelenggaraan suatu kegiatan sekolah diluar kewajiban jam mengajar besaran/satuan biaya untuk trasportasi dan uang lelah guru PNS yang bertugas di luar jam mengajar tersebut, harus mengikuti Standar Biaya Umum (SBU) yang ditetapkan oleh Kementrian Keuangan. (Depdiknas.

2009)

2. Pembukuan

Pembukuan yaitu pencatatan keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran secara tertib berdasarkan macam sumber dan jenis pengeluaran agar dapat diketahui oleh atasan dan pihak yang lain berkepentigan dengan keuangan sekolah (Depdiknas, 2009).

Sekolah diwajibkan menyelenggarakan pembukuan dari dana yang diperoleh sekolah, untuk program BOS, pembukuaan yang digunakan dapat dengan tulis tangan atau mengunakan komputer, buku yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Buku Kas Umum

Buku Kas Umum mempunyai fungsi untuk mencatat seluruh penerimaan dan BOS, pungutan pajak serta jasa giro maupun seluruh pengeluaran, baik yang berbentuk tunai maupun giral.

Buku kas umum ini disusun untuk masing-masing sumber dana secara terpisah, kecuali apabila sekolah hanya mempunyai satu rekening tabungan yang berfungsi untuk menampung seluruh sumber penerima sekolah, maka Umum dibuat sekolah hanya satu.

Pembukuaan dalam buku kas Umum meliputi semua transaksi ekternal, maka buku kas Umu m meliputi semua transaksi ekternal, yaitu yang berhubungan dengan pihak ketiga:

1. Kolom penerima: dari penyaluran dana (BOS atau sumber dana lain), penerimaan dari pemugutan pajak, dan penerima jasa giro dari bank.

2. Kolom pengeluaran: adalah pembelian barang dan jasa, biaya administrasi bank, pajak atas hasil dari hasil dari jas giro dan setoran pajak.

Buku kas Umum harus di isi tiap transaksi (segera setelah transaksi tersebut terjadi dan tidak menunggu terkumpul satu minggu/bulan) dan transaksi yang dicatat di dalam Buku kas Umum juga harus dicatat dalam buku pembantuan pajak) dan format yang telah diisi ditandatangani oleh Bendahara dan Kepala Sekolah. Dokumen ini disimpan disekolah dan diperlihatkan kepada pengawa, Tim Manejem BOS kabupaten ,dan pemeriksaan lainnya apabila diperlukan.

b. Buku Pembantu Kas

Buku pembantu kas (format BOS-K4) mempunyai fungsi untuk mencatat transaksi penerima/pengeluaran yang dilaksanakan khusus melalui bank dengan cara antara lain penerbit cek, penarik cek, penerima pembayaran dengan cek. Buku ini harus dibikukan pertransaksi dan ditandatangani oleh Bendahara dan Kepala Sekolah. Dokumen ini disimpan dalam sekolah dan diperlihatkan kepada pengawas, Tim Manejemen BOS Kabupaten, dan para pemeriksaan lainya apabila diperlukan.

c. Buku Pembantu Bank

Buku pembantu Bank mempunyai fungsi untuk mencatat transaksi penerima/pengeluaran dilaksanakan khusus melalui bank dengan cara antara lain penerbitan cek, penerima cek, penerima pembayaran dengan cek.

Sumber informasi untuk penyusunan buku pembantu bank adalah semua transaksi eksternal baik penerima maupun pengeluaran yang dilakukan melalui bank dan transaksi iternal yang berupa pengambilan uang kas di bank dan transaksi internal yang berupa pengambilan uang kas dibank dan penyetoran uang kas untuk disimpan di bank, Bendahara dan Kepala Sekolah. Dokumen yang disimpan di sekolah dan diperlihatkan kepada pengawas, Tim Manejemen (BOS) kabupaten, dan para pemeriksa lain apabila diperlukan. Format buku pembantu bank dapat dilihat pada format BOS-K5) dibawah ini.

d. Buku Pembantu Pajak

Buku pembantu pajak (format BOS-K6) mempunyai fungsi untuk mencatat semua transaksi yang harus dipungut pajak serta memonitor atas pungutan dan penyetoran pajak yang dipungut selaku wajib pungut pajak.

1. Pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran dapat dilakukan dengan tangan atau menggunakan komputer.

2. Dalam hal pembukuan yang dilakuka dengan komputer, bendahara wajib mencetak BKU dan buku-buku pembantu sekurang-kurangnya sekali dalam satu bulan dan menatausahakan hasil cetakan BKU dalam

buku-buku pembantu bulanan yang telah ditandatangani Kepada Sekolah dan Bendahara Sekolah.

3. Semua transaksi penerima dan pengeluaran di catat dalam buku kas Umum dan buku pembantu yang relefan yang sesuai urutan tanggal kejadianya.

4. Uang tunai yang ada kas tunai tidak lebih dari Rp 10.000.000,00.

5. Apabila bendahara peninggalkan tempat kedudukanya atau berhenti dari jabatanya, Buku Kas Umum dan buku pembantuaanya serta bukti-bukti pengeluaran tidak boleh dibawa dan harus disimpan di kantornya.

Sekolah juga dituntut untuk mengumpulkan bukti pengeluaran dan BOS yang dilakukan.

1) Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti kuintasi yang sah.

2) Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai yang cukup, sesuai dengan ketentuan bea materai.Untuk transaksi dengan nilai sampai Rp 250.000,00. Tidak dikenai bea materai, sedangkan sampai dengan Rp 1.000.000,00. Dikenai bea materai dengan tarif sebesar Rp 3.000,00 dan transaksi nominal lebih besar dari Rp1.000.000,00 dikenai bea materai dengan tarif sebesar Rp 6.000,00-00

3) Uraian pembayaran dalam kuitansi harus jelas dari rincian sesuai dengan Peruntukanya.

4) Uraian tentang jenis barang/jasa yang dibayar dapat dipisahkan dalam bentuk faktur sebagai lampiran kuitansi.

5) Setiap bukti pembayaran harus disetujui oleh kepala sekolah dan lunas dibayar oleh bendahara.

6) Segala jenis bukti pengeluaran harus disimpan oleh sekolah sebagai bahan bukti dan bahan laporan.

3. Laporan

Laporan merupakan pertanggung jawaban atas pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana bantuan operasional sekolah (BOS). Untuk itu, laporan pertanggungjawaban harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut.

a. Setiap kegiatan wajib dibuatkan laporan hasil pelaksanaan kegiatannya.

b. Laporan pengunaan dana BOS dari pertanggujawaban/pengelola dana BOS di tingkat sekolah kepada Tim manejemen BOS kabupaten/kota meliputi laporan realisai pengunaan dana per sumber dana, buku kas umum, buku pembantu kas, buku pembantu bank dan buku pembantu pajak beserta dokumen pendukung bukti pengeluaran dana bos (kuitansi/faktur/nota/bon dari vendor/toko supplier) dan sekolah juga wajib mengarsipkan untuk bahan audit.

c. Seluruh arsip data keuangan, baik yang berupa laporan-laporan keuangan maupun dokumen pendukungnya, disimpan dan ditata dengan rapi dalam urutan nomor dan tanggal kejadianya, serta disimpan dan di suatu tempat yang aman dan mudah ditemukan setiap saat.

d. Laporan penggunaan dana BOS dari Penanggungjawab pengelola dana BOS kepada Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota meliputi laporan realisasi penggunaan dana per sumber dana, Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu Bank, dan Buku Pembantu Pajak beserta dokumen pendukung bukti pengeluaran dana BOS (kuitansi/faktur/nota/bon dari vendor/toko/supplier) dan madrasah juga wajib mengarsipkan untuk bahan audit.

Laporan pertanggujawaban keuangan tersebut disampaikan kepada tim Manejemen BOS Kabupaten/kota serta triwulan paling lambat sepuluh hari kerja sebelum berahirnya triwulan tersebut Sekolah harus menyusun RAPBS (Format BOS K-1) yang dimuat rencana pengunaan uang dari semua sumber dan yang diterima sekolah. RAPBS ditandatangani oleh kepala sekolah, komite Sekolah dan khusus untuk sekolah. Format Sekolah Bos K-1 dibuat setahun sekali pada awal tahun ajaran, namun bisa dilakukan revisi pada semester kedua. Olah karena itu, sekolah dapat membuat BOS K-1 tahunan yang dirinci tiap semester. Format BOS K-1 perlu dilengkapi dengan rencana pengunaan yang lebih rinci, yang dibuat tiga bulanan yaitu format BOS K-1A. Format BOS K-1 perlu dilengkapi dengan rencana penggunaan yang lebih dirinci tiapa semester. Format BOS K-1A. Format ini dibuat setiap sumber dana yang diterima sekolah. Format BOS K-2 adalah format laporan keuangan terintegrasi dan singkat/padat.

Format ini adalah format multi sumber dana, sehinga harus memuat laporan penerima dan pengunaan uang dari semua sumber dana disekolah.

Sekolah memiliki kewajiban mengelola dana BOS secara transparan dan bertanggujawab jawab dengan cara mengumumkan besar dana yang diterima dan dikelola oleh sekolah dan rencana pengunaan dana BOS di awal tahun ajaran, serta laporan bulanan pengeluaran dana BOS dan barang-barang yang dibeli oleh sekolah di papan pengumuman setiap tiga bulan.

E. Bantuan Opersional Sekolah (BOS)