• Tidak ada hasil yang ditemukan

Baku Mutu = 0.001 ppm

4.6. Batas Aman Konsums

Kerang darah merupakan salah satu biota laut yang sering dikonsumsi. Adapun batas aman konsumsi kerang darah yang terkontaminasi logam berat di perairan Teluk Lada selama pengamatan ditunjukkan pada Tabel 26 dan 27.

Tabel 26. Batas aman konsumsi kerang darah (Anadara granosa) ukuran besar dan kecil (g/kg berat badan/minggu)

Logam berat Besar (g/kgbb/minggu) Kecil (g/kgbb/minggu) PTWI * (μg/kg bb) Hg 23.94 42.33 1.6 Cd 8.59 17.12 7 Pb 8.17 16.67 25 *PTWI (Provisional tolerable weekly intake) JECFA (2003)

Berdasarkan Tabel 26 dapat diketahui bahwa terdapat batas aman dalam mengkonsumsi kerang darah baik ukuran besar maupun kecil. Pada kerang darah ukuran besar batas aman konsumsi kerang yang mengandung logam berat Hg, Cd, dan Pb masing-masing bernilai 23.94 g/kg berat badan/minggu, 8.59 g/kg berat badan/minggu, dan 8.17 g/kg berat badan/minggu. Pada kerang darah ukuran kecil batas aman konsumsi kerang untuk ketiga logam tersebut masing-masing berenilai

42.33 g/kg berat badan/minggu, 17.12 g/kg berat badan/minggu, dan 16.67 g/kg berat badan/minggu.

Tabel 27. Batas aman konsumsi kerang darah (Anadara granosa) ukuran besar dan kecil (ekor/kg berat badan/minggu)

Tabel 27 menunjukkan bahwa batas aman konsumsi kerang darah di perairan Teluk Lada terhadap logam berat Hg, Cd, dan Pb untuk ukuran kecil dengan satuan ekor/kg berat badab/minggu adalah 42, 17, dan 17. Pada kerang darah ukuran besar batas aman konsumsi untuk ketiga logam berat (Hg, Cd, dan Pb) masing-masing bernilai 24, 9, dan 8. Nilai ini didasarkan pada kandungan logam berat pada perairan, bobot rata-rata kerang, dan logam berat yang diperbolehkan masuk ke tubuh dalam satuan minggu. Kadar logam berat yang dapat ditolerir masuk ke dalam tubuh berbeda-beda tergantung pada jenis logamnya. Logam Hg memiliki nilai batasan masuk ke dalam tubuh sebesar 1.6 μg/kg berat badan/minggu, Cd sebesar 7

μg/kg berat badan/minggu, dan Pb sebesar 25 μg/kg berat badan/minggu (JECFA 2003).

Berdasarkan analisa logam berat Hg, Cd, dan Pb pada kerang darah (A. granosa) baik ukuran kecil maupun ukuran besar masih berada di bawah nilai ambang batas yang diperbolehkan sehingga masih layak untuk dikonsumsi. Adapun batas aman ini dibuat sebagai bentuk kehati-hatian dalam mengkonsumsi biota kerang yang mengandung logam berat.

Akumulasi logam berat (Hg, Cd, dan Pb) pada tubuh manusia dapat menggangu dan membahayakan kesehatan. Tingkat toksisitas logam Hg lebih bersifat toksik dari logam lainnya dan bila terakumulasi dalam tubuh manusia dapat mengakibatkan keracunan akut maupun kronis (Darmono 1995). Akumulasi dalam tubuh manusia terutama pada hati, ginjal dan otak (Tsubaki & Irukayama 1977 in Murtini & Ariyani 2005). Berdasarkan penelitian Eto (1999) in Sudarmaji et al. (2006) menyatakan bahwa efek keracunan Hg tergantung dari kepekaan individu

Ukuran Rataan bobot kerang (gram/ekor) Logam berat Hg (ekor/kgbb/minggu) Cd (ekor/kgbb/minggu) Pb (ekor/kgbb/minggu) Besar 2.97 24 9 8 Kecil 1.89 42 17 17

dan faktor genetik. Individu yang peka terhadap keracunan Hg adalah anak dalam kandungan, bayi, anak-anak, dan orang tua. Gejala yang timbul akibat keracunan Hg dapat merupakan gangguan psikologik berupa rasa cemas dan kadang timbul sifat agresif. Gejala klinis yang timbul tergantung pada banyaknya Hg yang masuk ke dalam tubuh, mulai dari gejala yang paling ringan yaitu parastesia sampai gejala yang lebih berat yaitu ataxia, dysarthria bahkan dapat menyebabkan kematian. Selain itu, akumulasi logam Hg pada tubuh dapat merusak fungsi ginjal baik akut maupun kronis (Sudarmaji et al. 2006).

Kadmium bersifat kumulatif dan sangat toksik bagi manusia karena dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi ginjal dan paru-paru, meningkatkan tekanan darah, dan kemandulan pada pria dewasa serta kerapuhan pada tulang (Darmono 1995). Waktu paruh dari logam ini adalah 10-30 tahun. Sifat racun dari kadmium ini dapat berupa akut dan kronis. Gejala kronis mulai dari nafas pendek, gigi terasa ngilu samp;ai kemampuan mencium menurun.Gejala akut mulai dari mual, muntah, diare, anemia, hingga kematian. Selain itu, kadmium memiliki sifat afinitas yang kuat dengan subhidril yang dapat menyebabkan inaktivasi enzim yang mengandung subhidril sehingga mengakibatkan terganggunya fungsi normal tubuh (Sari & keman 2005; Alfian 2005).

Seperti halnya pada logam Hg dan Cd, akumulasi logam Pb pada tubuh manusia dapat menggangu kesehatan. Gangguan tersebut dapat berupa gangguan neurologi (ataxia, koma, kejang tubuh), gangguan ginjal, sistem reproduksi (keguguran, kematian janin, cacat kromosom) dan penurunkan IQ (Darmono 1995: Sudarmaji 2006; G-HELP 2008).

5.1. Kesimpulan

1. Kandungan logam berat (Hg, Cd, dan Pb) di perairan Teluk Lada baik secara temporal maupun horizontal sudah melebihi nilai baku mutu yang telah ditetapkan kecuali merkuri (Hg).

2. Kandungan logam berat (Hg, Cd, dan Pb) pada sedimen di perairan Teluk Lada baik secara temporal maupun horizontal masih di bawah baku mutu yang ditentukan (level target).

3. Kandungan logam berat (Hg, Cd, dan Pb) pada kerang darah (Anadara granosa) baik pada ukuran besar maupun kecil masih berada di bawah nilai ambang batas yang diperbolehkan dan masih layak untuk dikonsumsi.

4. Tingkat akumulasi pada kerang darah (Anadara granosa) selama pengamtan baik ukuran besar (>2.5 cm) maupun kecil (<2.5 cm) tergolong pada sifat akumulasi rendah (IFK<100).

5. Batas aman konsumsi kerang darah ukuran kecil yang mengandung logam berat Hg, Cd, Pb adalah 42 ekor kg berat badan/minggu, 17 ekor kg berat badan/minggu, dan 17 ekor kg berat badan/minggu. Pada kerang darah ukuran besar batas aman konsumsi terkait dengan keberadaan logam berat Hg, Cd, dan Pb masing-masing adalah 24 ekor/kg berat badan/minggu, 9 ekor/kg berat badan/minggu, dan 8 ekor/kg berat badan/minggu.

5.2. Saran

Saran yang diajukan dalam penelitian pada lokasi ini adalah sebaiknya dilakukan kajian mengenai pola arus air laut, sumber pencemaran logam berat lebih lanjut, monitoring kualitas air, dan analisis logam berat Hg, Cd, dan Pb pada spesies yang berbeda, yaitu kerang bulu (Anadara antiquata). Selain itu, dapat juga dilakukan kajian mengenai logam lain yang biasa berada di perairan contohnya seng (Zn) dan tembaga (Cu).

Abel PD. 1989. Water Pollution Biology. Ellis Horwood Limited. Cichester, England. 223 hlm.

Alfian Z. 2005. Analisis Kadar Logam Kadmium (Cd2+) dari Kerang yang Diperoleh dari Daerah Belawan Secara Spektrofotometer Serapan Atom. [Jurnal]. Kimia, FMIPA. Universitas Sumatera Utara. Jurnal Sains Kimia. Vol. 9 No. 2. Hal 73-76.

Bilad MR. 2010. Dampak Lingkungan Penggunaan Batubara Sebagai Bahan Bakar Pengomporan Tembakau Virginia. [terhubung berkala].

http://www.roilbilad.wordpress.com//. (12 Juli 2010).

Broom MJ. 1985. The Biology and Culture of Marine Bivalve Molluscs of the Genus Anadara. International Center for Living Aquatic Resources Management. Manila, Philipines. vi + 34 p.

Budiono A. 2003. Pengaruh Pencemaran Air Terhadap Biota Air. Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS702). [disertasi]. Program Pasca Sarjana, Institu Pertanian Bogor. 11 hlm.

Connell DW & GJ Miller. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Penerjemah; Yanti Koestoer; pendamping, Sahati. UI-Press. Jakarta.

Dance SP. 1974. The Collector’s Encyclopedia of Shells. Australia & New Zealand Company. Sydney.

Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Universitas Indonesia Press (UI-Press). Jakarta. x-136 hlm.

Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.

Etim L, Akpan ER & Muller P. 1991. Temporal trends in Heavy Metal Concentration in The Clam Egeria radiata (Bivalvia: Tellinacea: Donacidae) from The Cross River, Nigeria. [Jurnal]. Res. Hydrobiol.trop. 24 (4). Hal 327-333.

G-HELP (Gender, Health and Environmental Linkages Program). 2008. Dampak Paparan Logam Berat Pertambangan terhadap Kesehatan Reproduksi Perempuan. [terhubung berkala]. http:// journal.unair.ac.id//(20 Juli 2010). Goksu MZL, Mustafa A, Fatma Cevik & Ozlem Findik. 2005. Bioaccumulation of

Some Heavy Metals (Cd, Fe, Zn, Cu) in Two Bivalvia Species.[Jurnal]. Faculty of Fisheries, Cukurova University. Turkey. Hal 89-93.

Hutabarat S & Stewart ME. Pengantar Oseanografi Umum. Universitas Indonesia Press (UI-Press). Jakarta. ix-158 hlm.

IADC/CDEA. 1997. Environmental Aspects of Dredging - Conventions, Codes and Conditions.[terhubung berkala]. http://www.dredging.org/.(30 Maret 2009) Jumariyah. 2001. Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd), Timbal (Pb), dan

Tembaga (Cu) pada Kerang Hijau (Perna viridis L.) di Teluk Banten. [skripsi]. Departeman Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA). 2003. Toxicological Recommendations and Information on Specifications. [Jurnal]. Rome.

Laws EA. 1993. Aquatic Pollution an Introductory Text. 2nd Edition. An Interscience Publication John Willey and Sons, Inc. New York. USA.

Lestari & Edward. 2004. Dampak Pencemaran Logam Berat Terhadap Kualitas air Laut dan Sumberdaya Perikanan (Studi Kasus Kematian Massal Ikan-Ikan di Teluk Jakarta). [Jurnal]. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Indonesia. Makara, Sains. Vol. 8 No. 2. Hal 52-58.

Lu FC. 1995. Toksikologi Dasar: Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Risiko. Penerjemah : Edi Nugroho. Edisi kedua. UI-Press. Jakarta.xv + 419 hal. Mattjik AA & IM Sumertajaya. 2000. Perancangan Percobaan. IPB Press. Bogor. ix

+ 275 hlm.

Marganof. 2003. Potesi Limbah Udang Sebagai Penyerap Logam Berat (Timbal, Kadmium, Dan Tembaga) Di Perairan. [disertasi]. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Moriber G. 1974. Enviromental Science. Allym and Bacon. Inc. United States of America.

Murtini JT & Farida A. 2005. Kandungan Logam Berat Kerang Darah (Anadara granosa) dan Kualitas Perairan di Tanjung Pasir, Jawa Barat. [Jurnal]. Jurnal Perikanan Perikanan Indonesia Vol 11 No. 8.

Murtini JT, Yusma Y, & Rosmawati. 2003. Kandungan Logam Berat pad Kerang Drah, Air Laut, dan sedimen di Perairan Tanjung Balai dan Bagan Siap-api. [Jurnal]. Jurnal Perikanan Perikanan Indonesia Vol 9 No. 5.

Novotny V & Olem H. 1994. Water Quality; Prevention, Identification, and Management of Diffuse Pollution. Van Nostrand reinhold. New York.

Odum EP.1996. Dasar-Dasar Ekologi. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Prawuri DV. 2005. Studi Morfometrik Kerang Anadara Spp. Di Perairan Blanakan

Kabupaten Subang, Jawa Barat. [skripsi]. Departeman Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sanusi HS. 2006. Kimia Laut Proses Fisika Kimia dan Interaksinya dengan Lingkungan. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sari FI & Soedjajadi K. 2005. Efektivitas Larutan asam Cuka Untuk Menurunkan Kandungan Logam Berat Cadmium dalam Daging Kerang Bulu. [Jurnal]. FKM, Universitas Airlangga. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol. 1 No. 2. Hal 120-129.

Siaka IM. 2008. Korelasi Antara Kedalaman Sedimen Di Pelabuhan Benoa Dan Konsentrasi Logam Berat Pb dan Cu. [Jurnal]. Kimia. FMIPA, Universitas Udayana. Bukit Jimbaran. Jurnal Kimia 2 (2) Hal 61-62. [31 Oktober 2008] Sorensen EM. 1948. Metal Poisoning In Fish. CRC Press, Inc. United State. ix + 361

hal.

Suprapti NH. 2008. Kandungan Chromium pada Perairan, Sedimen dan Kerang Darah (Anadara granosa) di Wilayah Pantai Sekitar Muara Sungai Sayung, Desa Morosari Kabupaten Demak, Jawa Tengah. [Jurnal]. Laboratorium Ekologi dan Biosistematik, Biologi. FMIPA. Unversitas Dipenogoro, Semarang. Vol. 10, No. 2. Hal 53-56.[17 Juli 2010].

Sudarmaji, J Mukono & Corie I. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. [Jurnal]. Bagian Kesehatan Lingkungan. FKM, Universitas Airlangga. Jurnal Kesehatan Lingkungan 2 (2) Hal 129 - 142 [17 Juli 2010]

Tetelepta CHA. 1990. Hubungan Antara Kandungan Logam Berat Zn, Pb, Cd, dan Hg dalam Habitat serta Jaringan Tubuh Terhadap Kemungkinan Terjadinya Anomali Ova Kerang Darah (Anadara granosa Linneaus) di Muara Mati dan Muara Manuk. [disertasi]. Fakultas Pasca sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Umar MT, Meagaung WM, & Fachruddin L. 2001. Kandungan Logam Berat Tembaga (Cu), Pada Air, Sedimen dan Kerang Marcia sp. Di Teluk Parepare, Sulawesi Selatan. [Jurnal]. Fakultas Pertanian. Universitas Hasanudin, Makassar. Vol 2 No.2.Hal 36. (31 Oktober 2008).

Umbara H & Heny Suseno. 2006. Faktor Bioakumulasi 210Pb Oleh Kerang Darah

Wahyono MM. 1993. Kajian Tentang Kualitas Lingkungan Perairan Dan Kandungan Logam Berat Pada Kerang Bulu (Anadara indica Gmelin) Di Estuaria Muara kamal, Teluk Jakarta). [disertasi]. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Lampiran 1. Lokasi penelitian perairan Teluk Lada, Banten

• Stasiun 1 (1000 m dari garis pantai)

• Stasiun 2 (1500 m dari garis pantai)

Lampiran 2. Prosedur analisis logam berat Metode :

a. Preparasi

• Panaskan daging kerang dan sedimen pada oven bersuhu (103-105ºC) selama 24 jam

• Dinginkan dan gerus dengan mortar

• Timbang contoh bahan sebanyak 0.5 gram

• Tambahkan 5 ml asam sulfat (95%) dan 5 ml asam nitrat (100%)

• Biarkan selama 1 jam

• Panaskan pada hot plate (250-300ºC) selama 0.5 jam. turunkan dan tambahkan 1 ml asam nitrat. panaskan kembali 1-2 jam sampai contoh bening

• Jika tidak bening. tambahkan 1 ml perklorat

• Dinginkan dan tambahkan 1 ml HCl (37%).

• Tambahkan aquabides sekitar 50 ml dan ditera hingga 100 ml di dalam labu takar

b. Ekstraksi

• 10 ml contoh dimasukkan ke dalam corong pemisah

• Tambahkan 1 ml NaOH (10%) dan 2 ml Kalium Natrium Tartarat. serta 10 ml larutan ditizhon

• Kocok contoh selama 30 detik sambil buka katunya untuk menghilangkan gas. diamkan sampai terbentuk 2 lapisan

• Buka katupnya dan masukan ke dalam tabung reaksi

• Tambahkan 10 ml NaOH (2%) ke dalam corong pemisah. kocok

• Buka katup. masukan lapisan bawahnya ke dalam tabung reaksi c. Injeksi

• Ukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm

Lampiran 3. Data logam berat pada daging kerang (Anadara granosa) di perairan Teluk Lada. Banten

a. Temporal b. Spasial Lokasi dari garis pantai (m) Waktu Parameter Hg (ppm) Cd (ppm) Pb (ppm)

besar kecil besar kecil besar kecil 1000 Mei 0.02 0.02 0.2125 0.178 0.24 0.35 Juli 0.02 0.02 0.425 0.3 0.375 0.225 1500 Mei 0.02 0.02 0.2125 0.178 0.24 0.1775 Juli 0.02 0.02 0.4 0.3 0.35 0.225 2000 Mei 0.02 0.02 0.125 0.125 0.125 0.125 Juli 0.02 0.02 0.35 0.25 0.35 0.3 Waktu Pengamatan Parameter Hg (ppm) Cd (ppm) Pb (ppm) Besar Kecil Besar Kecil Besar Kecil

Desember 0.03 <0.02 0.2 0.183 0.205 0.18 0.03 <0.02 0.225 0.173 0.275 0.175 April <0.02 <0.02 0.2 0.17 0.255 0.125 <0.02 <0.02 0.25 0.195 0.300 0.25 Mei <0.02 <0.02 0.2 0.18 0.275 0.2 <0.02 <0.02 0.2 0.18 0.275 0.2 Juli <0.02 <0.02 0.4 0.35 0.350 0.3 <0.02 <0.02 0.45 0.25 0.350 0.225

Lampiran 4. Hubungan korelasi kandungan logam berat pada air. sedimen. dan kerang darah (Anadara granosa) di perairan Teluk Lada. Banten. 1. Temporal.

• Merkuri (Hg)

Air Sedimen kerang kecil Kerang Besar Air 1

Sedimen 0.54 1

kerang kecil 0 0 1

Kerang Besar 0.30 0.95 0 1

• Kadmium (Cd)

air Sedimen Kerang kecil Kerang Besar air 1

Sedimen 0.47 1.00 Kerang kecil -0.12 -0.56 1

Kerang Besar -0.21 -0.57 1 1

• Timbal (Pb)

air sedimen kerang besar kerang kecil air 1 sedimen -0.85 1 kerang besar -0.51 -0.02 1 kerang kecil -0.69 0.20 0.97 1 2. Spasial • Merkuri (Hg)

Air Sedimen Kerang Kecil Kerang Besar Air 1

Sedimen 0 1

Kerang Kecil 0 0 1

Kerang Besar 0 0 0 1

• Kadmium (Cd)

Air Sedimen Kerang Kecil Kerang Besar Air 1

Sedimen 0 1 Kerang Kecil 0.94 0 1

Kerang Besar 0.94 0 0.99 1

• Timbal (Pb)

Air Sedimen Kerang Kecil Kerang Besar Air 1

Sedimen -0.84 1

Kerang Kecil -0.27 0.75 1

Lampiran 5. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian

A. Global Positioning System B. Ekman grab C. Van Dorn water sampler

D. Garok E. Refraktometer F. Kertas pH indikator

G. termometer H. Botol BOD I. Oven

Lampiran 5. (lanjutan)

Lampiran 6. Contoh perhitungan rasio logam berat, IFK (indeks faktor konsentrasi) dan batas aman konsumsi

1. Rasio logam berat

Kadar logam berat kadmium dalam sedimen : 0.125 ppm

Kadar logam berat kadmium dalam daging kerang : 0.3125 ppm Rasio logam berat =

sedimen dalam kadmium berat logam Kadar kerang daging dalam berat logam Kadar = ppm 0.125 ppm 0.3125 = 2.08 2. IFK (indeks faktor konsentrasi) Kadar kadmium dalam air : 0.005

Kadar kadmium dalam daging kerang : 0.2125

= 005 . 0 2125 . 0 = 42.5

3. Batas aman konsumsi

PTWI Hg : 1.6 µg/kg berat badan/minggu

Kadar Hg dalam daging kerang : 0.0225 ppm (g/kg) Bobot kerang besar : 2.97 g

Batas aman konsumsi =

PTWI kerang daging dalam logam Kadar = minggu badan/ berat µg/kg 6 . 1 / 0225 . 0 g kg = 71.11 g/kg berat badan/minggu Dalam satuan ekor =

kerang Bobot minggu) badan/ berat (g/kg konsumsi aman Batas = g 2.97 minggu badan/ berat g/kg 71.11 = 23.94 ekor

Dokumen terkait