• Tidak ada hasil yang ditemukan

Batasan Beban yang Boleh Diangkat

Dalam dokumen MODUL Biomekanika (Halaman 45-49)

2.10 Perbaikan Ergonomi

2.10.3 Batasan Beban yang Boleh Diangkat

Terdapat 4 batasan dari beban yang boleh diangkat, yaitu: 2.10.3.1 Batasan Legal (Legal Limitation)

Batasan angkat ini dipakai sebagai batasan angkat secara internasional. Adapun variabelnya adalah sebagai berikut:

1. Pria di bawah usia 16 tahun, maksimum angkat adalah 14 kg. 2. Pria usia di antara 16-18 tahun, maksimum angkat adalah 18 kg. 3. Pria usia lebih dari 18 tahun, tidak ada batasan angkat.

4. Wanita di antara usia 16-18 tahun tahun, maksimum angkat adalah 11 kg. 5. Pria di bawah usia 16 tahun, maksimum angkat adalah 16 kg.

Batasan angkat ini dapat membantu untuk mengurangi rasa nyeri, ngilu pada tulang belakan bagi para wanita. Batasan angkat ini akan mengurangi ketidaknyamanan kerja pada tulang belakang, terutama bagi operator untuk pekerjaan berat.

Terdapat rekomendasi lain yang telah dibuat oleh Komisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (the Health and Safety Commission) di Inggris tahun 1982.

Selanjutnya pada bulan Desember 1986, the National Occupational Health and Safety Commision (Worksafe Australia) mengeluarkanlembaran kerja (a Discussion Paper and Draft Code of Practice) untuk pemindahan material yang aman.

Kemudian pada bulan Agustus 1988, Departemen Buruh di Negara bagian Victoria (Australia) mengeluarkan peraturan dan lembar kerja untuk metodologi Pemindahan Material. Lembar kerja ini benar-benar bermanfaat untuk meningkatkan keselamatan pada Pemindahan Material Secara Manual.

Didalamnya terdapat tiga bagian, yaitu : 1. Identifikasi Resiko

2. Metodologi Evaluasi Resiko 3. Pengendalian Resiko

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

90

Adapun pada bagian Evaluasi Resiko berisikan beberapa petunjuk antara lain:

1. Aktivitas kerja dengan posisi duduk, tidak direkomendasikan untuk mengangkat atau membawa suatu objek yang melebihi dari 4,5 Kg.

2. Jika objek yang diangkat lebih dari batas 16 – 20 kilogram maka diharuskan lebih berhati-hati dalam evaluasi resikonya. Selain itu, juga dibutuhkan sistem pengendalian atau pengukuran yang sesuai.

3. Pekerja yang sudah angkat lanjut tidak boleh membawa atau mengangkat, menurunkan atau menaikkan beban yang lebih dari 55 kilogram tanpa bantuan peralatan apapun. Hal

ini dapat dipermudah dengan cara mengadakan pelatihan (training) untuk penerapan metodelogi cara angkut yang benar.

4. Resiko beratnya beban yang dipindahkan jika dihubungkan dengan faktor resiko pada soal jongkok. Ketinggian objek pada awal dari aktivitas angkat, jarak ketinggian objek (vertikal), jarak horizontal antara beban dan operator serta frekuensi angkat (jumlah aktivitas angkat). Hal-hal tersebut diatas dapat dievaluasi dengan menggunakan prosedur perhitungan yang telah dikodekan.

Prosedur ini memberikan nilai ekuivalen yang disebut dengan “Action Limit” (batasan tindakan) yang dikeluarkan oleh NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health) Amerika Serikat yaitu institusi nasional untuk keselamatan dan kesehatan kerja. Jika beban yang harus diangkat melebihi batas ini maka pengembalian resiko harus segera diimplementasikan.

2.10.3.2 Batasan Biomekanika

Nilai dari analisa Biomekanika adalah rentang postur atau posisi aktivitas kerja, ukuran beban dan manusia yang dievaluasi. Sedangkan kriteria keselamatan adalah berdasar pada beban tekan

(compression load) pada intervebral disk antara lumbar nomor lima dan sacrum nomor satu (L5/S1).

Kebanyakan penyakit-penyakit tulang belakang adalah hernia pada intervertebral disk, yaitu keluarnya inti intervertebral (pulpy nucleus) yang disebabkan oleh rusaknya lapisan pembungkus intervertebral disk.

Adams and Hulton (1981) juga telah menguji tekan pada tulang belakang (spines) dengan berbagai variabel gerak fleksi (flexion).

Mereka dalam penelitiannya menemukan bahwa :

1. Hernia dapat terjadi jika tulang belakang berada pada posisi hiperfleksi (hyperflexion).

2. Gerakan fleksi yang sedikit dapat meningkatkan kekuatan, akan tetapi sebaliknya hiperfleksi akan menurunkan kekuatannya.

Batasan gaya angkat maksimum yang diijinkan (the maximum permissible limit) yang direkomendasikan oleh NIOSH (1981) adalah berdasarkan gaya tekan sebesar 6500 newton pada

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

91

L5/S1. Namun hanya 25% pria dan 1% wanita yang diperkirakan mampu melewati batasan gaya angkat ini. Batasan gaya angkat normal (the action limit) yang direkomendasikan ole NIOSH dan berdasarkan gaya tekan sebesar 3500 newton pada L5/S1. Ada 99% pria dan 75% wanita yang mampu mengangkat beban batas ini. Batasan ini amatlah bervariasi dan bergantung pada berat badan dan jarak horizontal antara beban dan pekerja.

2.10.3.3 Batasan Fisiologi

Metode pendekatan ini dengan mempertimbangkan rata-rata beban metabolisme dari aktivitas angkat yang berulang (repetitive lifting). Sebagaimana juga dapat ditentukan dari jumlah konsumsi oksigen. Hal ini haruslah benar-benar diperhatikan terutama dalam rangka untuk menentukan batasan angkat. Kelelahan kerja yang terjadi akibat dari aktivitas yang berulang-ulang (repetitive lifting) akan meningkatkan resiko rasa nyeri pada tulang belakang (back injuries).

Repetitive lifting dapat menyebabkan Cumulative Trauma Injuries atau Repetitive Strain Injuries

(Stevenson, 1987).

Ada beberapa bukti bahwa semakin banyak jumlah material yang diangkat dalam sehari oleh seseorang, akan lebih cepat mengurangi ketebalan intervertebral disc (elemen di antara segmen tulang belakang). Fenomena ini menggambarkan bahwa pengukuran yang akurat terhadap tinggi tenaga kerja dapat digunakan untuk mengevaluasi beban kerja (Corlett,1987).

Metode lain secara fisiologi adalah dengan cara pengukuran langsung terhadap tekanan yang ada di dalam perut atau IAP (Intra Abdominal Pressure) selama aktivitas angkat. Dari sini pula dikeluarkan beberapa batasan gaya terhadap kerja manual yang mengakibatkan factor jarak beban relative terhadap operatornya.

Teknik Pill-Tekanan (Pressure Pill) dapat digunakan pula sebagai pembanding antara beberapa metode angkat. Sebuah contoh disini adalah pada perbandingan antara dua metode untuk mengangkat pasien dirumah sakit, yaitu:

1. Metode Angkat Orthodox

2. Metode Angkat Bahu (Shoulder lift)

Pada kenyataannya, metode yang kedua telah dipakai secara internasional selama bertahun-tahun. Metodanya ditunjukkan pada gambar 2. Yaitu perbedaan besarnya tekanan sebagai fungsi waktu. Pada gambar tersebut dibedakan antara Angkat Orthodox dan Angkat Bahu, yang mana metoda angkat bahu menghasilkan tekanan dalam perut atau IAP yang

lebih rendah. Hal itu didapat karena pada metode orthodox, tenaga para medis menggunakan dua tangan sekaligus dalam mengangkat pasien. Sedangkan pada metoda angkat bahu hanya menggunakan satu tangan, dan tangan yang lain ditumpukkan terhadap tempat tidur pasien.

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

92

2.10.3.4 Batasan Psiko-Fisik

Metode ini berdasarkan pada sejumlah eksperimen yang berupaya untuk mendapatkan berat pada berbagai keadaan dan ketinggian bebean yang berbeda-beda.

Ada 3 macam kategori posisi angkat yang didapatkan :

1. Dari permukaan lantai ke ketinggian genggaman tangn (knuckle height).

2. Dari ketinggian genggaman tangan (knuckle height) ke ketinggian bahu (shoukder height). 3. Dari ketinggian bahu (shoulder height) ke maksimum jangkauan tangan vertikal (vertical arm

LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA

93

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

Dalam dokumen MODUL Biomekanika (Halaman 45-49)

Dokumen terkait