• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS OLAH DATA SPSS 22.0

C. Batasan Masalah 1. Lingkup Pembahasan

Agar penelitian lebih fokus dan mendalam, maka variabel yang

digunakan penelitian pun juga dibatasi. Oleh sebab itu, dibatasi hanya

dengan membahas yang berkaitan dengan pengaruh “Strategi

Branding terhadap Loyalitas Konsumen Klinik Kopi di

Yogyakarta” 2. Lingkup Demografis

Kurang lebih 80% anak muda khususnya di D.I Yogyakarta memiliki

daya beli kopi yang tinggi. Maka dari itu banyaknya Café di Jogja yang

berkonsep membuat target sasaran terbuai untuk menikmati secangkir

kopi bukan hanya karena rasa, hobi, dan kesukaan melainkan dari

branding yang diciptakan oleh produsen.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi branding

terhadap loyalitas konsumen di Klinik Kopi.

E. Manfaat Peneltian

Penelitian ini ditujukan untuk

1. Untuk Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

membantu perusahaan untuk mengetahui sejauh mana strategi branding

2. Untuk Penulis

Hasil penelitian ini merupakan untuk menambah pengetahuan dan

wawasan penulis dalam kejelasan penerapan ilmu, terutama bidang

pemasaran khususnya mengenain strategi branding terhadap loyalitas

pelanggan.

3. Untuk Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan acuan atau referensi bagi

peneliti lain yang sejenis di waktu yang akan datang.

4. Untuk Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi

sebagai bahan penelitian lanjutan yang lebih mendalam pada masa yang

9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemasaran a. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan

oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk

mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut

disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan

perusahaan, di mana secara langsung berhubungan dengan konsumen.

Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia

yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Kotler (2001)

mengemukakan definisi pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran

untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud

memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat

dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan

dari suatu perusahaan.

Definisi pemasaran menurut William J. Stanton (dalam Swastha

dan Handoko, 2000:4) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari

kegiatan-kegiatan usaha yang ditunjukan untuk merencanakan,

jasa yng dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada

maupun pembeli potensial.

Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000:19) pemasaran adalah

proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok

mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,

menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lain.

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran

mempunyai arti yang lebih luas daripada penjualan, pemasaran

mencakup usaha perusahaan yang ditandai dengan mengidentifikasi

kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan harga produk

yang sesuai, menentukan cara promosi dan penjualan produk tersebut.

Jadi, pemasaran juga merupakan kegiatan saling berhubungan sebagai

suatu sistem untuk menghasilkan laba.

Pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan

suatu perusahaan. Terdapat falsafah dalam pemasaran yang disebut

sebagai konsep pemasaran. Swastha dan Handoko (2000:6)

mendefinisikan konsep pemasaran sebagai berikut: “Konsep pemasaran

adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan

kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan social bagu kelangsungan hidup perusahaan”.

Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari konsep

pemasaran adalah memberikan kepuasan terhadap keinginan dan

usaha mengenal dan merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumen.

Perushaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan kosumen harus

menyusun kebijaksanaan produk, harga, promosi dan distribusi yang

tepat sesuai dengan keadaan konsumen sasarannya.

b. Definisi Manajemen Pemasaran

Seluruh perusahaan menginginkan bahwa seluruh kegiatan

yang dijalankan berjalan dengan baik, berkembang dan

mendapatkan laba yang maksimal. Langkah untuk mencapai hal

tersebut diperlukan pengelolaan yang baik dalam melaksanakan

seluruh kegiatan pemasaran, pengelolaan dalam rangka

melaksanakan kegiatan tersebut yang dikenal dengan istilah

manajemen pemasaran, Kotler (dalam Swastha 2000:4)

mendefinisikan manajemen pemasaran adalah penganalisaan,

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang

ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan maksud untuk

mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat tergantung pada

penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan

pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan pelayanan dan

distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong serta

melayani pasar.

Definisi ini menjelaskan bahwa manajemen pemasaran

pelaksanaan serta pengawasan program-program yang ditujukan

untuk melayani pasar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar.

c. Tujuan Pemasaran

Drucker (dikutip Kotler dan Keller, 2009:6) selaku ahli teori

manajemen menyebutkan bahwa selalu ada nada kebutuhan akan

penjualan. Namun tujuan dari pemasaran adalah mengetahui dan

memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa bias

sesuai dengan kebutuhannya sehingga terjual sendiri. Idealnya,

pemasaran harus menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk

membeli. Dengan demikian dibutuhkan hanya memastikan produk

dan jasa yang tersedia.

2. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar

atau segmen pasar yang di jadikan target oleh perusahaan. Definisi

strategi pemasaran adalah sebagai berikut: logika pemasaran yang

digunakan oleh perusahaan dengan harapan agar unit bisnis dapat

mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 2001:76).

Merancang strategi pemasaran yang kompetitif dimulai

dengan melakukan analisis terhadap pesaing. Perusahaan

membandingkan nilai dan kepuasan pelanggan dengan nilai yang

diberikan oleh produk, harga, promosi dan distribusi (marketing mix)

Menurut Radiosunu (2001:27) strategi pemasaran didasarkan

atas lima konsep strategi berikut:

a. Segmentasi pasar. Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli

yang mempunyai kebutuhan, kebiasaan membeli dan reaksi yang

berbeda-beda. Perusahaan tak mungkin dapat memenuhi kebutuhan

semua pembeli. Karena itu perusahaan harus mengkelompok

kelompokkan pasar yang bersifat heterogen ke dalam satuan–satuan

pasar yang bersifat homogen.

b. Market positioning. Perusahaan tak mungkin dapat menguasai pasar

keseluruhan. Maka prinsip strategi pemasaran kedua adalah memilih

pola spesifik pemusatan pasar yang akan memberikan kesempatan

maksimum kepada perusahaan untuk mendapatkan kedudukan yang

kuat. Dengan kata lain perusahaan harus memilih segmen pasar yang

dapat menghasilkan penjualan dan laba yang paling besar.

c. Targeting adalah strategi memasuki segmen pasar yang dijadikan

sasaran penjualan.

d. Marketing mix strategy. Kumpulan variabel-variabel yang dapat

digunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen.

Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pembeli adalah

variabelvariabel yang berhubungan dengan product, place,

promotion dan price (4P).

e. Timing strategy. Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan

perusahaan melihat adanya kesempatan baik. Terlebih dulu harus

dilakukan persiapan baik produksi.

3. Bauran Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:75) “Marketing mix is

the set of tactical marketing tools that the firm blends to produce the response it wants in the target market”. Bauran pemasaran merupakan

seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahan untuk terus

menerus mencapai tujuan perusahaannya di pasar sasaran.

Menurut Stanston (2006:30) “Marketing mix is the term that

is used to described the combination of the four inputs that constitute the core of an organization’s marketing system. These four elements are the product offering, the price structure, the promotion activities, and the distribution system”. Bauran pemasaran adalah istilah yang

digunakan untuk menggambarkan kombinasi dari empat input yang

merupakan inti dari sistem pemasaran organisasi. Keempat elemen

tersebut adalah penawaran produk, struktur harga, kegiatan promosi dan

sistem distribusi. Bauran pemasaran didefinisikan sebagai elemen

sebuah organisasi kontrol yang dapat digunakan untuk memenuhi atau

berkomunikasi dengan pelanggan. Unsur-unsur ini muncul sebagai

keputusan inti variabel dalam teks pemasaran atau marketing plan.

Konsep bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller

Place (tempat), dan promotion (promosi). Adapun pengertian dari

masing-masing bauran pemasaran adalah sebagi berikut:

a. Produk (Product) suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk

mendapatkan perhatian, agar produk yang dijual mau dibeli,

digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan

atau kebutuhan dari konsumen.

b. Harga (Price) sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan

manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang

nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar

menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama

terhadap semua pembeli.

c. Tempat (Place) tempat diasosiasikan sebagai saluran distribusi yang

ditujukan untuk mencapai target konsumen. Sistem distribusi ini

mencakup lokasi, transportasi, pergudangan, dan sebagainya.

d. Promosi (promotion) promosi berarti aktivitas yang menyampaikan

Gambar: 2.1 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Sumber: Kotler dan Keller (2012:25)

4. Perilaku Konsumen

a. Definisi Perilaku Konsumen

Konsumen memiliki keragaman yang menarik untuk

dipelajari karena ia meliputi seluruh individu dari berbagai usia,

latar belakang budaya, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi

lainnya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mempelajari

bagaimana konsumen berperilaku dan faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi perilaku tersebut. Kotler dan Keller (2008:214)

mendefinisikan perilaku konsumen sebagai suatu studi bagaimana

menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman

untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.

Dharmmesta dan Handoko (2000:10) mendefinisikan

perilaku konsumen sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara

langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan

barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan

keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tertentu.

Schiffman dan Kanuk (2008:6) menggambarkan perilaku konsumen

sebagai cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan

sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna

membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.

Berdasarkan beberapa definisi perilaku konsumen yang

telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku

konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis

yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli,

ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa

setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.

Mempelajari atau menganalisis perilaku konsumen merupakan

sesuatu yang sangat kompleks, terutama karena banyaknya variabel

yang mempengaruhinya dan kecenderungannya untuk saling

berinteraksi. Oleh sebab itu untuk mempermudah, digunakan model

b. Model Perilaku Konsumen

Titik tolak untuk memahami perilaku konsumen adalah

model rangsangan dan tanggapan yang ditunjukkan oleh seseorang,

dimana rangsangan tersebut telah memasuki kesadaran untuk

meresponnya. Secara sederhana model perilaku konsumen

diperlihatkan dalam gambar 2.2 berikut:

FEEDBACK TO CONSUMER: Postpurchase Evaluation

FEEDBACK TO ENVIRONMENT: Development of Marking Strategis

Sumber: Assael (2001)

Gambar 2.2

Model Perilaku Konsumen Menurut Assael

Sesuai dengan model konsumen di atas, Assael (2001)

mendefinisikan pengambilan keputusan konsumen adalah proses

merasa dan mengevaluasi informasi merek, mempertimbangkan

bagaimana alternative merek memenuhi kebutuhan konsumen dan

memutuskan pada suatu merek. Menurut Assael (2001) ada dua

pengaruh luas yang menentukan pilihan konsumen. Pengaruh

pertama yaitu konsumen individu yang mana kebutuhan, persepsi

THE INDIVIDUAL CONSUMER CONSUMER DECISION MAKING ENVIRONMENTAL INFLUENCES CONSUMER RESPONSE

merek karakteristik, dan sikap ke arah alternatif yang mempengaruhi

pilihan merek. Pengaruh kedua dari pengambilan keputusan

konsumen adalah lingkungan. Lingkungan pembelian konsumen

digambarkan dengan budaya (norma dan nilai masyarakat), dengan

sub-budaya (bagian dari masyarakat dengan norma-norma berbeda

dan nilai dalam kehormatan tertentu) dan dengan kelompok bertatap

muka (teman, anggota keluarga dan kelompok referensi).

Ketika konsumen telah membuat suatu keputusan maka

evaluasi pasca pembelian, digambarkan sebagai umpan balik untuk

konsumen individu, akan berlangsung. Selama dalam proses

evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan mungkin akan

merubah pola dalam memperoleh informasi, mengevalusi merek dan

memilih suatu merek. Keputusan konsumen untuk melakukan

pembelian dengan merek yang sama akan dipengaruhi oleh

pengalaman mengkonsumsi dari konsumen itu sendiri.

Pandangan terhadap perilaku konsumen dapat dilihat dari

dua sisi, yaitu sisi manajemen dan sisi konsumen (Assael, 2001).

Dari sisi manajemen, perilaku konsumen merupakan bahan yang

sangat penting untuk dipahami berkaitan dengan aktivitasnya

terhadap suatu produk dan menjadi indicator seberapa jauh produk

tersebut sukses di pasaran dengan melihat respon yang ditunjukkan

Pemahaman terhadap perilaku konsumen bukanlah suatu

hal yang mudah untuk dilakukan, karena terdapat banyak faktor

yang berpengaruh dan saling interaksi satu sama lainnya, sehingga

pendekatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan harus

benar-benar dirancang sebaik mungkin dengan memperhatikan

faktor-faktor tersebut. Selain itu, para pemasar harus mampu

memahami konsumen, dan berusaha mempelajari bagaimana

mereka berperilaku, bertindak dan berpikir. Walaupun konsumen

memiliki berbagai macam perbedaan namun mereka juga memiliki

banyak kesamaan.

Para pemasar wajib memahami keragaman dan kesamaan

konsumen atau perilaku konsumen agar mereka mampu

memasarkan produknya dengan baik. Para pemasar harus

memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil

keputusan konsumsi, sehingga pemasar dapat merancang strategi

pemasaran dengan lebih baik. Pemasar yang mengerti perilaku

konsumen akan mampu memperkirakan bagaimana kecenderungan

konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya,

sehingga pemasar dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai.

Tidak dapat diragukan lagi bahwa pemasar yang memahami

konsumen akan memiliki kemampuan bersaing yang lebih baik.

Kotler dan Keller (2008:226) menggambarkan model perilaku

Sumber: Kotler dan Keller (2008:226) Tabel 2.1

Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Keller c. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh keadaan dan

situasi lapisan masyarakat dimana ia dilahirkan dan berkembang. Ini

berarti konsumen berasal dari lapisan masyarakat atau lingkungan

yang berbeda akan mempunyai penilaian, kebutuhan, pendapat,

sikap, dan selera yang berbeda-beda, sehingga pengambilan

keputusan dalam tahap pembelian akan dipengaruhi oleh beberapa

faktor-faktor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

menurut Kotler dan Keller (2008) terdiri dari:

1) Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap

perilaku konsumen. Faktor kebudayaan terdiri dari:

a) Budaya

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang

paling mendasar. Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai,

Rangsangan Pemasaran Rangsangan Lain Produk Harga Saluran pemasaran Promosi Ekonomi Teknologi Politik Budaya Ciri-Ciri Pembeli Proses Keputusan Pembelian Budaya Social Pribadi psikologi Pemahaman masalah Pencarian informasi Pemilihan alternatif Keputusan pembelian Perilaku pasca pembelian Keputusan Pembeli Pembelian produk Pemilihan merek Pemilihan saluran pembelian Penentuan waktu pembelian Jumlah Pembelian

persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarganya serta

lembaga-lembaga penting lain.

b) Sub-budaya

Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih

kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi

khusus bagi anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri dari

kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.

c) Kelompok sosial

Pada dasarnya masyarakat memiliki strata sosial. Stratifikasi

tersebut kadang-kadang berbentuk sistem kasta di mana

anggota kasta yang berbeda dibesarkan dengan peran

tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta

mereka/stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk

kelas sosial.

2) Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi

oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta

a) Kelompok Acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok

yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak

langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok

yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang

dinamakan kelompok keanggotaan.

Beberapa kelompok keanggotaan adalah kelompok primer,

seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja, yang

berinteraksi dengan seseorang serta terus menerus dan

informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder,

seperti kelompok keagamaan, professional, dan asosiasi

perdagangan, yang cenderung lebih formal dan

membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.

b) Keluarga

Keluarga (family) adalah kelompok yang terdiri dari dua atau

lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan,

atau adopsi dan tinggal bersama. Keluarga inti (nuclear

family) adalah kelompok langsung yang terdiri dari ayah,

ibu, dan anak yang tinggal bersama. Keluarga besar

(extended family) mencakupi keluarga inti, ditambah kerabat

lain, seperti kakek dan nenek, paman dan bibi, sepupu, dan

kerabat karena perkawinan. Keluarga dimana seseorang

sementara keluarga yang ditegakkan melalui perkawinan

adalah keluarga prokreasi (family of procreation).

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang

paling penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek

penelitian yang luas. Anggota keluarga merupakan

kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Kita dapat

membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli.

Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara

kandung seseorang. Dari orang tua, seseorang mendapatkan

orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi

pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan jika pembeli tidak lagi

berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya,

pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli dapat tetap

signifikan. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku

pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi- yaitu,

pasangan (suami atau istri) dan anak-anak.

c) Status Sosial

Seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok

sepanjang hidupnya seperti keluarga, klub, organisasi.

Kedudukan orang itu di masing-masing kelompok dapat

ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi

kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang.

yang dimilikinya di masyarakat, dapat dipastikan ia akan

mempengaruhi pola atau sikap orang lain dalam hal

berperilaku terutama dalah hal perilaku pembelian.

3) Faktor Pribadi

a) Usia dan Tahap Siklus Hidup

Orang membeli suatu barang dan jasa yang berubah-ubah

selama hidupnya. Mereka makan makanan bayi pada waktu

tahuntahun awal kehidupannya, memerlukan makanan

paling banyak pada waktu meningkat besar dan menjadi

dewasa, dan memerlukan diet khusus pada waktu menginjak

usia lanjut. Selera orang pun dalam pakaian, perabot dan

rekreasi berhubungan dengan usianya.

b) Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi

Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh

pekerjaannya. Seorang pekerja kasar akan membeli pakaian

kerja, sepatu kerja, kotak makanan, dan rekreasi permainan

bowling. Seorang presiden perusahaan akan membeli

pakaian wool yang mahal, bepergian dengan pesawat

terbang, menjadi anggota perkumpulan, dan membeli kapal

layar yang besar.

c) Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang dalam

kegiatan, minat dan pendapat (opini) yang bersangkutan. Gaya hidup melukiskan “keseluruhan pribadi” yang

berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup

mencerminkan sesuatu yang lebih dari kelas sosial di satu

pihak dan kepribadian di pihak lain.

d) Kepribadian dan Konsep Diri

Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda yang

akan mempengaruhi perilaku membeli. Kepribadian adalah

ciri-ciri psikologis yang membedakan seseorang, yang

menyebabkan terjadinya jawaban yang secara relatif tetap

dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Sedangkan

konsep diri (atau citra diri) dibagi dua yaitu konsep diri ideal

(bagaimana dia ingin memandang dirinya sendiri) dan

konsep diri menurut orang lain (bagaimana pendapatnya

tentang orang lain memandang dia).

4) Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor

psikologi utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta

keyakinan dan pendirian.

a) Motivasi

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang

mendorong keinginan individu untuk melakukan

secara definitif dapat dikatakan bahwa motivasi adalah suatu

dorongan kebutuhan dan keinginan individu diarahkan pada

tujuan untuk memperoleh kepuasan.

b) Presepsi

Seseorang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana

seseorang yang termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh

persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi adalah proses

yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih,

mengorganisasi, dan mengintepretasi masukan-masukan

informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki

arti. Persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik

tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan

lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.

c) Pembelajaran

Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan-perubahan

perilaku yang terjadi sebagai hasil dari akibat adanya

pengalaman. Perubahan-perubahan perilaku tersebut bersifat

tetap (permanen) dan bersifat lebih fleksibel. Hasil belajar

ini akan memberikan tanggapan tertentu yang cocok dengan

rangsangan-rangsangan dan yang mempunyai tujuan

d) Keyakinan dan Sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapat keyakinan

dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi pembelian

mereka. Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut

seseorang tentang suatu hal. Keyakinan mungkin

berdasarkan pengetahuan, pendapat, atau kepercayaan.

Kesemuanya itu mungkin atau tidak mungkin mengandung

faktor emosional. Sikap adalah evaluasi, perasaan

emosional, dan kecenderungan tindakan yang

menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan

lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan.

Selain empat faktor tersebut, perilaku konsumen juga dapat

dipengaruhi dari stimuli pemasaran berupa bauran

pemasaran yang meliputi (Kotler, 2000:34).

a) Produk

Kebijakan produk meliputi perencanaan dan pengembangan

produk. Kegiatan ini penting terutama dalam lingkungan

yang berubah-ubah. Oleh karenanya perusahaan dituntut

untuk menghasilkan dan menawarkan produk yang bernilai

dan sesuai dengan selera konsumen.

b) Harga

Harga suatu produk dapat dikatakan sebagai alat pemasaran

pemasaran lainnya. Hal ini disebabkan misalnya karena

perubahan harga suatu produk akan mengakibatkan

perubahan kebijakan saluran distribusi, dan promosi.

Meskipun disangkal bahwa suatu tingkat harga harus dapat

menutup biaya bauran pemasaran.

c) Promosi

Usaha untuk mendorong peningkatan volume penjualan

yang tampak paling agresif adalah dengan cara promosi.

Dasar pengembangan promosi adalah komunikasi.

Dokumen terkait