• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalahnya adalah pada penerapan strategi Inkuiri terhadap konsep kesadaran diri siswa kelas VII pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP 2 Sungai Tarab.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah konsep kesadaran diri siswa dengan penerapan strategi Inkuiri menjadi lebih baik dari pada strategi konvensional ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah konsep kesadaran diri siswa dengan menggunakan strategi Inkuiri menjadi lebih baik dari pada strategi konvensional.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberikan kontribusi kepada semua pihak antara lain:

1. Lembaga

Sebagai sumbangan pemikiran dan rujukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

2. Guru

Sebagai informasi penting dan tambahan wawasan bagi para guru PAI tentang strategi untuk mengembangkan pembelajaran PAI. Selain itu bisa juga sebagai bahan masukan dalam mengaplikasikannya dalam pembelajaran.

3. Peneliti

Memberi wawasan dalam bidang penelitian, sebagai masukan untuk menganalisis masalah-masalah yang ada secara teratur dan sistematis berdasarkan teori-teori yang telah diperoleh, dapat dijadikan pedoman sebagai calon sarjana yanag dituntut untuk siap terjun dalam dunia pendidikan, serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian serupa di masa mendatang dan untuk dikembangkan lebih lanjut.

G. Definisi Operasional

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang penelitian ini, maka perlu kiranya penulis menjelaskan pengertian yang terkandung dalam judul, yaitu:

1. Strategi Inkuiri

Inkuiri pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang dialami.

Strategi ini sering juga dinamanan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.

Strategi pembelajaran Inkuiri ini menekankan pada proses mencari dan menemukan. Materi pembelajaran tidak diberikan secara langsung.

Peran peserta didik dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan

8

sendiri materi pembelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik untuk belajar (Mulyono, 2011, p. 71).

Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2008) mengatakan strategi pembelajaran Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan kepada proses berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi inkuiri adalah sebuah strategi yang berpusat pada siswa yang menuntut tingkat pemikiran yang tinggi, karena harus dapat memecahkan masalah yang telah dihadapi sehingga dapat menimbulkan suatu penemuan-penemuan baru. Strategi Ikuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan kesadaran diri siswa dalam belajar.

2. Konsep Kesadaran Diri

Goleman (2001:513) mengatakan bahwa kesadaran diri yaitu mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. Adapun karakteristik dari kesadaran diri adalah kemampuan mendalami dirinya sendiri, memilik kepercayaan diri yang tinggi, memahami emosi dalam dirinya dengan baik dan kemampuan keras kerhadap cita-cita.

Achmanto Mendatu (dalam Wibowo dkk, 2012:148) mengatakan kesadaran diri itu adalah keadaan dimana kita bisa memahami diri kita sendiri dengan setepat-tepatnya. Disebut memiliki kesadaran diri jika mampu memahami emosi dan mood yang sedang dirasakan, kritis terhadap informasi mengenai diri sendiri, dan sadar tentang diri sendiri yang nyata. Pendek kata kesadaran diri berarti sadar mengenai pikiran perasaan dan evaluasi diri yang ada dalam diri sendiri.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesadaran diri (self conciousness) adalah suatu kondisi memahami secara menyeluruh tentang diri sendiri dengan setepat-tepatnya tentang apa yang sedang terjadi atau dialami oleh dirinya sendiri.

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Strategi Inkuiri

a. Pengertian Strategi Inkuiri

Strategi inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas, dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Strategi Inkuiri menurut Hanafiah (2009:77) merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.

Menurut A. Tabrani Rusyam dkk dalam buku Fadriati (2014:107) strategi Inkuiri merupakan strategi dimana pendidikan menyajikan bahan tidak dalam bentuk final, tetapi peserta didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri melalui metode pemecahan masalah.

Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2008: 196) mengatakan strategi pembelajaran Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan kepada proses berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi inkuiri adalah sebuah strategi yang berpusat pada siswa yang menuntut tingkat pemikiran yang tinggi, karena harus dapat memecahkan masalah yang telah dihadapi sehingga dapat menimbulkan suatu penemuan-penemuan baru. Strategi Ikuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan

intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan kesadaran diri siswa dalam belajar.

b. Macam- Macam Strategi Inkuiri

Ada beberapa macam Strategi Inkuiri menurut Hanafiah (2009:77), yaitu:

1) Inkuiri terpimpin

Yaitu pelaksanaan inkuiri dilakukan atas petunjuk guru.

Keduanya dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya siswa melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya.

2) Inkuiri bebas

Yaitu peserta didik melakukan penyelidikan bebas sebagaimana seorang ilmuwan. Antara lain masalah dirumuskan sendiri, penyelidikan dilakukan sendiri, dan kesimpulan diperoleh sendiri.

3) Inkuiri bebas yang dimodifikasi

Yaitu masalah diajukan guru didasarkan teori yang sudah dipahami peserta didik. Tujuannya untuk melakukan penyelidikan dalam rangka membuktikan kebenarannya.

c. Fungsi Strategi Inkuiri

Ada beberapa fungsi strategi inkuiri menurut Hanafiah (2009:78), yaitu sebagai berikut:

1) membangun komitmen di kalangan peserta didik untuk belajar, yang diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas terhadap mencari dan menemukan sesuatu dalam proses pembelajaran

12

2) membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

3) dan membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap hasil temuannya.

d. Langkah-langkah Strategi Inkuiri

Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam metode inkuiri menurut Hanafiah (2009:78) adalah:

1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa

2) Seleksi pendahulu terhadap konsep yang akan dipelajari 3) Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari

4) Menentukan peran yang akan dilakukan masing-masing peserta didik

5) Mencek pemahaman peserta didik terhadap masalah yang akan diselidiki dan ditemukan

6) Mempersiapkan setting kelas

7) Mempersiapkan fasilitas yang diperlukan

8) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penyelidikan dan penemuan

9) Menganalisis sendiri atas data temuan

10) Merangsang terjadinya dialog interaktif antar peserta didik 11) Memberi penguatan kepada peserta didik untuk giat dalam

melakukan penemuan,

12) Dan memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan prinsip-prinsip dari generalisasi atas hasil temuannya.

e. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Inkuiri 1) Kelebihan Strategi Inkuiri

Beberapa kelebihan strategi inkuiri menurut Hanafiah (2009:78) adalah sebagai berikut:

a) membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif

b) peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya

c) dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi

d) memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing

e) dan memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas.

2) Kekurangan Strategi Inkuiri

Kekurangan dari strategi inkuiri menurut Hanafiah (2009:79) antara lain:

a) siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik

b) keadaan kelas kenyataannya gemuk jumlah siswanya, maka metode ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan c) guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan proses

belajar mengajar gaya lama, maka metode inkuiri ini akan mengecewakan

d) dan ada kritik, bahwa proses dalam metode inkuiri terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan sikap dan ketrampilan bagi siswa.

14

2. Konsep Kesadaran Diri a. Pengertian Kesadaran Diri

Kesadaran diri merupakan dasar kecerdasan emosional.

Kemampuan untuk memantau emosi dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri. Seseorang yang mempunyai kecerdasan emosi akan berusaha menyadari emosinya ketika emosi itu menguasai dirinya. Namun kesadaran diri ini tidak berarti bahwa seseorang itu hanyut terbawa dalam arus emosinya tersebut sehingga suasana hati itu menguasai dirinya sepenuhnya.

Sebaliknya kesadaran diri adalah keadaan ketika seseorang dapat menyadari emosi yang sedang menghinggapi pikirannya akibat permasalahan-permasalahan yang dihadapi untuk selanjutnya ia dapat menguasainya. Orang yang mempunyai keyakinan lebih tentang emosinya diibaratkan pilot yang handal bagi kehidupannya. Karena ia mempunyai kepekaan yang lebih tinggi akan emosi mereka yang sesungguhnya. Orang yang kesadaran dirinya bagus maka ia mampu untuk mengenal dan memilih-milah perasaan, memahami hal yang sedang dirasakan dan mengapa hal itu dirasakan dan mengetahui penyebab munculnya perasaan tersebut (Daniel Goleman, 1996,p. 58).

Kesadaran diri merupakan pondasi hampir semua unsur kecerdasan emosional, langkah awal yang penting untuk memahami diri sendiri dan untuk berubah. Sudah jelas bahwa seseorang tidak mungkin bisa mengendalikan sesuatu yang tidak ia kenal.

Para ahli mempunyai pendapat yang beragam tentang kesadaran diri. Diantaranya menurut Mayer seorang ahli psikologi dari University of new Hampshire yang menjadi koformulator teori kecerdasan, berpendapat bahwa kesadaran-diri berarti waspada baik terhadap suasana hati maupun pikiran seseorang tentang

suasana hati. Goleman menjelaskan kesadaran diri yaitu perhatian terus menerus terhadap keadaan batin seseorang. Dalam keadaan refleksi diri ini, pikiran mengamati dan menggali pengalaman, termasuk emosi (Daniel Goleman,2001 p. 63-64).

May seorang psikiater yang mempelopori pendekatan eksistensial yang dikutip oleh Koesworo menjelaskan bahwa kesadaran-diri adalah sebagai kapasitas yang memungkinkan manusia mampu mengamati dirinya sendiri maupun membedakan dirinya dari dunia (orang lain), serta kapasitas yang memungkinkan manusia mampu menempatkan diri di dalam waktu (masa kini, masa lampau, dan masa depan).

Menurut Chaplin (2002: 450) kesadaran diri adalah kesadaran mengenai proses-proses mental sendiri atau mengenai eksistensi sebagai individu yang unik.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kesadaran diri (self conciousness) adalah suatu kondisi memahami secara menyeluruh tentang diri sendiri secara dengan setepat-tepatnya tentang apa yang sedang terjadi atau dialami oleh dirinya sendiri.

b. Aspek- aspek kesadaran diri

Solso (2008) mengungkapkan aspek- aspek utama dalam kesadaran diri meliputi attention, wakefulness, arctecture, recall of knowledge, dan emotive. Aspek- aspek tersebut merupakan upaya untuk mengurangi variansi dalam pendefinisian pengalaman subjektif yang kita sebut dengan kesadaran. Dari kelima aspek tersebut, ada satu aspek yakni arsitektur yang terlibat dalam proses fisiologis. Aspek- aspek lainnya terlibat dalam proses- proses psikologis, semua aspek- aspek ini saling berhubungan satu sama lain dalam menggambarkan kesadaran diri.

16

1) Attention (Atensi; Perhatian)

Kesadaran diri individu yang diarahkan dengan memusatkan perhatian terhadap kejadian- kejadian yang terjadi pada dirinya sendiri maupun orang disekitarnya. Individu juga dapat mengalihkan perhatian kedalam diri dan merenungkan pikiran- pikiran pribadi, memori-memori, dan cita- cita visual saat sadar dengan keadaan yang sedang dialaminya. Misalnya, pada saat ini anda bisa saja menghadirkan bayangan seorang tokoh ternama dalam benak nda. Hal ini merupakan kemampuan untuk menghadirkan pikiran- pikiran sadar dan memori- memori dari masa lalu anda, yang merupakansuatu sistem kerja yang bekerja besama- sama dengan proses recall pengetahuan.

2) Wakefulness (Kesiagaan; keterjagaan)

Kesadaran individu yang siaga dengan kejadian- kejadian yang dialaminya dengan terpengaruh oleh perhatiannya kepada suatu kejadian tersebut. Kesiagaan ini merupakan suatu kondisi mental yang dialami seseorang sepanjang hidupnya dalam tiap hari.

3) Architecture (Arsitektur)

Kesadaran memiliki sejumlah struktur fisiologis (suatu struktur arsitektural) diasumsikan bahwa kesadaran berpusat di otak dan dapat di definisikan melalui penyelidikan terhadap korelasi naural kesadaran di otak dan dapat di identifikasikan melalui penyelidikan terhadap korelasi neural kesadaran.

4) Recall of knowledge (Mengingat Pengetahuan)

Proses pengambilan informasi tentang pribadi yang bersangkutan dan dunia disekelilingnya. kesadaran diri ini memiliki dua komponen antara lain :

a) Pengetahuan diri (self knowledge)

Pengetahuan diri adalah pemahaman tentang informasi jati diri pribadi seseorang, individu akan sadar dengan dirinya sendiri bahwa individu memiliki kekurangan dan kelebihan, serta dalam kesehariannya individu sadar hal tersebut adalah dirinya.

b) Pengetahuan tentang dunia (world knowledge)

Pengetahuan tentang dunia adalah individu mengingat sejumlah fakta dari memori jangka panjang. Apa yang sudah individu lihat, baca, maupun dengar akan selalu muncul serta spontan saat ia berhadapan dengan situasi yang berhubungan dengan hal- hal yang sudah diketahui sebelumnya. Dan juga kesadaran akan tanggung jawab dapat terbentuk dengan mengingat peristiwa- peristiwa diluar dirinya.

5) Emotive (Emosi)

Suatu kodisi sadar, yang biasa dianggap sebagai suatu bentuk perasaan atau emosi (berbeda dengan pikiran atau presepsi). Emosi ditimbulkan oleh kondisi- kondisi internal saat merespon peristiwa- peristiwa eksternal.

a) Kebaruan (novelty)

Kecenderungan kesadaran untuk mengambil suatu keputusan yang kreatif dan inovatif, dalam mengahadapi kejadian- kejadian dalam hidup tanpa mengurangi pengetahuannya yang sudah ada.

b) Kemunculan (emerency)

Kesadaran yang berkaitan dengan pemikiran- pemikiran pribadi dan internal, proses mengelola informasi yang terdapat dalam diri sendiri dan mampu merefleksikan informasi yang ditangkap. Proses ini menimbulkan

18

setidaknya impresi fenomenologis bahwa kesadaran muncul dari aktifitas otak.

c) Selektivitas (selectivity) dan Subjektivitas (subjectivity) Kesadaran individu secara konstan akan memilih sangat sedikit pikiran pada setiap waktu, namun pikiran- pikiran itu akan berubah secara cepat.

c. Kecakapan Dalam Kesadaran Diri

Goleman, menyebutkan ada tiga kecakapan utama dalam kesadaran diri, yaitu:

1) Mengenali emosi; mengenali emosi diri dan pengaruhnya.

Orang dengan kecakapan ini akan:

a) Mengetahui emosi makna yang sedang mereka rasakan dan mengapa terjadi.

b) Menyadari keterkaitan antara perasaan mereka dengan yang mereka pikirkan.

c) Mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi kinerja.

d) Mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-nilai dan sasaran-sasaran mereka.

2) Pengakuan diri yang akurat; mengetahui sumber daya batiniah, kemampuan dan keterbatasan ini. Orang dengan kecakapan ini akan :

a) Sadar tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.

b) Menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari pengalaman, terbuka bagi umpan balik yang tulus, perspektif baru, mau terus belajar dan mengembangkan diri.

c) Mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang diri sendiri dengan perspektif yang luas.

3) Kepercayaan diri; kesadaran yang kuat tentang harga diri dan kemampuan diri sendiri. Orang dengan kemampuan ini akan:

a) Berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan

“keberadaannya”.

b) Berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia berkorban demi kebenaran.

c) Tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti (Daniel Goleman, 2001, p. 42).

Kesadaran diri dalam kecerdasan emosi yakni mampu mengenal dan memilah-milah perasaan, menyadari kehadiran eksistensi emosi, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri.

Sehingga dengan mengetahui seseorang bisa mendayagunakan, mengekspresikan, mengendalikan dan juga mengkomunikasikan dengan pihak lain.

Dari berbagai ketrampilan kecerdasan emosional yang paling mendasar adalah penyadaran diri. Karena tanpa menyadari apa yang seseorang rasakan, seseorang tidak akan mampu bertindak dan berpikir tepat sesuai dengan situasi yang ada. Penyadaran diri adalah langkah mendasar menuju kematangan emosi. Tanpanya manusia sulit untuk mengembangkan emosi secara dewasa.

Berbicara soal pentingnya penyadaran emosi, sebenarnya tidak terbatas dalam konteks EQ saja. Dalam kehidupan sehari-hari pun kematangan emosi dapat dimulai dengan menyadari apa yang terjadi di sekelilingnya (Anthony Dio Martin, 2003,p. 190-191).

Kesadaran diri ini juga terkait dengan kemampuan manusia untuk tahan menghadapi cobaan, kemampuan untuk tetap tenang dan berkonsentrasi, tahan menghadapi kejadian yang gawat dan tetap tegar menghadapi konflik Istilah pengendalian diri sama juga dengan sabar, jika sabar telah tumbuh dalam diri seseorang muslim, maka ia dapat dijadikan sebagai sarana untuk mencapai keridhaan Allah. Firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 153:

20

“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. al-Baqarah: 153).

Berbicara mengenai pentingnya kesadaran diri. Banyak orang yang sulit merasakan perasaannya sendiri. Dan itulah yang mengakibatkan orang ini menjadi sulit pula merasakan perasaan orang lain. Logikanya jika untuk perasaannya sendiri saja ia sulit untuk merasakan tentunya lebih sulit bagiannya untuk merasakan apa yang terjadi pad diri orang lain (Anthony Dio Martin, 2003,p.

190-191).

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa penyadaran diri termasuk penyadaran diri adalah kemampuan manusia menjadi pengendalian kehidupan yang dijalani. Intinya, jangan sampai seseorang terperangkap dalam aktivitas yang tidak mampu dipahami.

d. Faktor-faktor Pembentuk Kesadaran Diri

Menurut Soemarno Soedarsono (2000: 96-97) adapun faktor- faktor pembentuk kesadaran diri adalah sebagai berikut : 1. Sistem Nilai (value system)

Prinsip awal yang dibangun adalah manusia itu berfokus pada faktor-faktor non-material dan hanya bersifat normatif semata.

Artinya dalam prinsip pertama ini, unsur pembentukan kesadaran diri lebih mengarah kepada unsur kejiwaan (ruhani).

Sistem nilai terdapat 3 komponen yaitu : a. Refleks hati nurani

Dalam psikologi identik dengan intropeksi diri atau evaluasi diri yatu menganalisis dan menilai diri lewat

data-data dan sumber-sumber yang diperoleh dari dalam diri maupun dari lingkunngan sekitar pribadi, sehingga didapatkan gambaran pribadi. Antonius Atosoi Gera, memaparkan mekanisme refleksi hati nurani (intropeksi diri) melakukan beberapa metode, diantaranya:

1) Merefleksikan diri pada saat-saat tertentu.

2) Mengikuti tafakur, muhasabah, rekoleksi, retret, camping ruhani, semadi, maupun kegiatan lain yang sejenis.

3) Meminta bantuan orang lain untuk memberikan gambaran diri.

4) Belajar dari pengalaman

b. Harga Diri

Mengutip definisi yang disebutkan dalam kamus ilmiah popular, kata harga diri dimaknai sebagai martabat, derajat, pangkat, prestise, gengsi yang dimiliki seorang pribadi dan diakui oleh orang lain (masyarakat) terhadap status dan kedudukan seseorang yang diwujudkan dalam bentuk penghargaan diri dan penghormatan. Teori kepribadian humanistic, pelopornya Abraham H. Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia itu tersusun secara hierarki (bertingkat) dan diperinci kedalam lima tingkat kebutuhan

1) Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis.

2) Kebutuhan akan rasa aman.

3) Kebutuhan akan cinta dan memiliki.

4) Kebutuhan rasa harga diri.

5) Kebutuhan akan aktualisasi diri.

22

c. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan jalan ruhani yang ditempuh manusia untuk mencapai kesadaran terhadap diri. Menurut M. Iqbal, takwa terhadap Tuhan diartikan dengan taat kepada hukum yang dibawah oleh Nabi Muhammad Saw, artinya, pribadi bersifat hidmat (bijaksana dalam bertindak), nikmat (kerja keras), istiqbal (kuat dan terpadu) dan sabar (menjalankan printah-Nya, menjauhib larangan-Nya dalam menghadapi cobaan yang ada.

Dari sistem nilai yang tergabung, pribadi akan menentukan sebuah kepercayaan diri yang kuat dalam berkehendak dan berbuat, sehingga manusia, sebagai kesatuan jiwa-badan, mampu menangkap seluruh realitas, materi dan non-materi, karena didalam sistem nilai terdapat potensi epistemologis berupa serapan pancaindra, kekuatan akal dan intiusi yang akan melahirkan kesadaran diri pada diri manusia.

2. Cara Pandang (attitude)

Attitude menjadi salah satu unsur pembentuk kesadaran diri. Didalamnya terdapat dua komponen pembentuk berupa : kebersamaan dan kecerdasan.

a. Kebersamaan

Sebagai makhluk sosial, unsur kebersamaan dan bermasyarakat harus ada dan tertanam pada setiap individu.

Dalam upaya pembentukan kesadaran diri, unsur kebersamaan dengan membangun relasi yang baik dengan diri sendiri.

Didalam kebersamaan yang dilakukan oleh pribadi, didapatkan dua buah unsur pembentu kesadaran diri berupa

: penilaian orang lain terhadap diri (kelebihan dan kekurangan diri) dan keteladanan dari orang lain. Unsur intteraksi sosial yang terjalin di masyarakat dan penilaian orang lain terhadap diri sangat mempengaruhi pembentukan kesadaran diri pada manusia.

b. Kecerdasan

Dalam upaya pembentukan pribadi yang berkualitas, terdapat landasan diri yang harus dilalui oleh manusia untuk mencapai esensi ketahanan pribadi atau karakter yangkuat yaitu kecerdasan hidup. Indikasi adanya kecerdasan hidup pada diri manusia itu berupa : rasa percaya diri dalam memegang prinsip hidup yang diiringi dengan kemandirian yang kuat dan mempunyai visi untuk lebih mengedepankan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

Unsur kebersamaan dan kecerdasan yang terdapat dalam faktor cara pandang (anittude) menumbuhkan sebuah gambaran diri yang baik dalam tatanan sosial (kemasyarakatan). Dari sikap pandang baik yang terdapat dalam diri manusia maka masyarakat akan melihat diri sebagai sosok pribadi yang dapat menjalankan fungsi sebenarnya dari hakikat penciptaan manusia di bumi, yaitu makhluk sosial yang memiliki akal budi, naluri dan intuisi yang khas.

3. Perilaku (behavior)

a. Keramahan yang Tulus dan Santun adalah penghormatan dan penghargaan terhadap orang lain. Artinya, orang lain mendapat tempat di hati kita yang termasuk kategori pribadi yang sadar terhadap diri pribadi adalah jika individu

24

bersikap baik (ramah) terhadap orang lain. Dengan keramahan yang tulus dan santun, ulet dan tangguh , kreatifitas dan kelincahan dalam bertindak, ditambah dengan kepemilikan jwa yang pantang menyerah.

bersikap baik (ramah) terhadap orang lain. Dengan keramahan yang tulus dan santun, ulet dan tangguh , kreatifitas dan kelincahan dalam bertindak, ditambah dengan kepemilikan jwa yang pantang menyerah.

Dokumen terkait