• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data tentang kesadaran diri siswa diukur dengan menggunakan skala likert. Jawaban pada setiap item skala likert mempunyai gradasi yaitu bentuk positif ataupun bentuk negatif. Penulis memilih skala likert dalam penelitian ini karena penulis ingin melihat kesadaran diri siswa dalam belajar, jawaban dari skala likert ini memiliki alternatif jawaban berupa “Selalu (SL), Sering (SR), Kadang- kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP)”.

Tabel 6

Kisi- Kisi Skala Kesadaran Diri Siswa No Aspek-

aspek

Indikator No Item Jumlah 1 Mengenali

b. Menyadari keterkaitan antara perasaan mereka dengan yang mereka pikirkan

c. Mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi kinerja d. Mempunyai kesadaran

yang menjadi pedoman untuk nilai-nilai dan sasaran-sasaran mereka

a. Sadar tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.

b. Menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari pengalaman, terbuka bagi umpan balik yang tulus,

memandang diri sendiri dengan perspektif yang luas

3 Kepercayaa n diri

a. Berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan

“keberadaannya”

b. Berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia

berkorban demi

kebenaran

c. Tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti.

Skala likert digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini, karena skala likert merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur sikap. Menurut Sugiyono (2019 : 93) “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Skala likert dapat digunakan dalam penelitin ini karena kesadaran diri dalam belajar merupakan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas tertentu.

G. Teknik Analisis Data

Menganalisis data merupakan langkah yang sangat penting dalam sebuah penelitian, sebab data yang telah terkumpul tidak akan berarti jika tidak dilakukan penganalisisan. Analisis data dilakukan untuk memberi arti, makna dan nilai yang terkandung di dalam data. Tujuan utama dari analisis data ialah untuk meringkas data dalam bentuk yang mudah dipahami dan mudah ditafsirkan sehingga hubungan antara masalah penelitian dapat diuji dan dipahami. Analisis data adalah:

Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

48

melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri dan orang lain (Sugiyono, 2013, p. 244).

Sebelum data diolah maka masing- masing item jawaban dari skala diberi bobot atau skor terlebih dahulu, baik berupa untuk pernyataan positif maupun negatif.

Proses pengolahan data selanjutnya dengan melakukan pengklasifikasikan jawaban berdasarkan kategori kesadaran diri siswa.

Rentang yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rentang dari skor 1-5 dengan alternatif jawaban Selalu, Sering, Kadang- kadang, Jarang, dan Tidak Pernah. Jumlah item skala kesadaran diri siswa secara keseluruhan sebanyak 24 item, sehingga interval kriteria tersebut dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:

a. Skor maksimum: 5 x 24 = 120

Keterangan: skor maksimum diperoleh dari jumlah instrumen keseluruhan yang berjumlah 24 item dikalikan dengan nilai tertinggi yaitu 5, dan hasilnya 120.

b. Skor minimum: 1 x 24 = 24

Keterangan: skor minimum diperoleh dari jumlah instrumen keseluruhan yang berjumlah 24 item dikalikan dengan nilai tertinggi yaitu 1, dan hasilnya 24.

c. Rentang skor ideal: 120- 24 = 96

Keterangan: rentang diperoleh dari jumlah skor maksimum dikurangi dengan jumlah item instrumen.

d. Banyak kriteria adalah 5 tingkatan.

e. Panjang kelas interval 96: 5 = 19,2

Keterangan: panjang kelas interval diperoleh dari hasil rentang dibagi banyaknya kriteria.

Adapun skor kesadaran diri siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 7

Rentang Skor Kesadaran Diri Siswa

No Rentang Skor Kategori

1 100- 120 Sangat Tinggi

2 81- 99 Tinggi

3 62- 80 Sedang

4 43- 61 Rendah

5 24- 42 Sangat Rendah

Bentuk analisis data yang dipakai pada penelitian ini adalah dengan memakai metode statistik. Analisis data dalam penelitian eksperimen pada umumnya memakai metode statistik, hanya saja penggunaan statistik tergantung kepada jenis penelitian eksperimen yang dipakai. Pada penelitian ini penulis menggunakan model eksperimen pre-exspriment, dimana penulis melakukan pengukuran sebanyak dua kali yakni sebelum dan sesudah perlakuan. Data yang terkumpul berupa nilai tes pertama dan nilai tes kedua. Tujuan peneliti adalah membandingkan dua nilai dengan mengajukan pertanyaan apakah ada perbedaan kedua nilai tersebut secara signifikan. Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap rata- rata kedua nilai saja, dan untuk melakukan ini digunakan teknik yang disebut uji-t (t-tes). Untuk melakukan uji-t maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, kedua kelompok data sebagai berikut:

1. Uji normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal.

Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 =datal berdistribusi normal H1 = data tidak berdistribusi normal

50

Uji normalitas ini dapat dilakukan dengan uji liliefors yang dikemukakan oleh Sudjana dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Data X1,X2,…Xn yang diperoleh dari data yang terkecil hingga

d. Dengan menggunakan proporsi yang lebih kecil atau sama dengan Z1, jika proporsi ini dinyatakan dengan S(Zi) maka:

n

e. Menghitung selisih F(Zi)-S(Zi) yang kemudian ditentukan harga mutlaknya

f. Diambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut yang disebut dengan Lo

Membandingkan nilai Lo dengan LTabel dengan taraf nyata α = 0,05 jika Lo < LTabel maka data berdistribusi normal, dapat dilihat pada lampiran II (Sudjana, 2005, h. 466).

Tabel 12.

Hasil Uji Normalitas Populasi Kelas VIII SMP N 2 Sungai Tarab

No Kelas L0 Ltabel Hasil Keterangan

1 VIII.a 0,162 0,173 L0< Ltabel Berdistribusi normal 2 VIII.b 0,065 0,164 L0< Ltabel Berdistribusi normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat kedua kelompok data mempunyai variansi homogen atau tidak. Uji ini dilakukan dengan uji dua variansi yang dikenal dengan uji kesamaan dua variansi atau uji f, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Tulis H0dan H1 yang diajukan

berarti datanya homogen.

ditolak homogen. (Ronald, 1995, P. 314-315)

52

Berdasarkan uji homogenitas yang telah dilakukan dengan menggunakan uji bartlett, dari kedua kelas populasi diperoleh hasil analisis bahwa b0,999dan bk 0,929. Oleh karena bbk

  

;n , maka hipotesis nolnya diterima jadi, populasi bersifat homogen.

kemudian teknik analisis data yang dilakukan dengan cara membandingkn hasil rerata pretest dan posttest kelompok eksperimen dengan memakai metode statistik uji-t, seperti berikut:

a. Mencari rerata nilai tes awal (01)/ pretest b. Mencari rerata nilai tes akhir (02)/ posttest

c. Menghitung perbedaan rerata dengan uji-t dengan rumus sebagai berikut :

to =

1) Mencari Mean dari Difference

2) Mencari deviasi standar dari Difference

3) Mencari Standar Error Dari Mean of Difference

4) df = N- 1

Keterangan:

MD : Mean Of Diference nilai rata- rata hitung dari beda/ selisih antara skor variabel I dan skor variabel II

∑D : Jumlah beda/ selisih antara skor variabel I (variabel X) dan skor variabel II (variabel Y)

N : Number of cases = jumlah subjek yang diteliti

SEMD :Standar error (standar kesesatan) dari mean of diferennce SDD : deviasi standar dari perbedaan antara skor variabel I dan

skor variabel II

Selanjutnya, harga t hitung dibandingkan dengan harga kritik t pada tabel taraf signifikan. Apabila t hitung (to) besar nilainya dari t tabel (tt), maka hipotesis nihil (h0) ditolak, dan alternatif (ha) diterima. Artinya, penerapan strategi Inkuiri berpengaruh signifikan terhadap konsep kesadaran diri siswa. Tetapi apabila t hitung (to) kecil nilainya dari t tabel (tt), maka hipotesis nihil (h0) diterima, dan alternatif (ha) ditolak. Artinya, penerapan strategi Inkuiri tidak berpengaruh signifikan terhadap konsep kesadaran diri siswa.

54 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Deskripsi data adalah gambaran mengenai data yang diperoleh dari instrumen penelitian yaitu angket. Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, penulis menentukan materi pelajaran dan mempersiapkan instrumen penelitian. Materi yang dipilih adalah materi Makanan Minuman yang Halal dan Haram. Alasan penulis memilih materi ini adalah karena materi tersebut tepat untuk diterapkan pada strategi inkuiri.

Penelitian ini merupakan penelitian pre-exsperiment yang pada prinsipnya hanya menggunakan satu kelompok, ini berarti dalam tipe penelitian ini hanya ada kelompok eksperimen tidak ada kelompok kontrol.

Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas eksperimen adalah dengan menerapkan strategi inkuiri.

Kegiatan diawali dengan memberikan pre-test pada kelas eksperimen kemudian memberikan treatment (perlakuan) dengan menerapakan strategi inkuiri pada kelas eksperimen setelah itu baru memberikan post-test untuk dapat melihat apakah ada peningkatan kesadaran diri siswa dari penerapan strategi inkuiri tersebut kegiatan penelitian ini mulai dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2018 sampai tanggal 26 Januari 2018.

Adapun jadwal pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 8

Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Ekperimen

Kegiatan Kelas Ekperimen

Pertemuan 1 (Pre-test) 15 Januari 2019

Pertemuan 2 19 Januari 2019

Pertemuan 3 22 Januari 2019

Pertemuan 4 (Post-Test) 26 Januari 2019

Pada penelitian eksperimen ini dengan rancangan penelitian one group pretest-posttest design, peneliti melakukan dua kali pengukuran kesadaran diri siswa, yaitu sebelum (pretest) dan sesudah eksperimen (posttest). Untuk lebih jelas akan diungkapkan pada tabel berikut:

Tabel 9

Hasil Pre-Test dan Posttest Kesadaran Diri Siswa

N x X maks Xmin

Pretest 25 59,92 75 44

Posttest 25 83,8 100 72

Dari tabel di atas terlihat bahwa adanya perbedaan nilai rata-rata hasil pretest dan posttest siswa, nilai tertinggi dan nilai terendah antara pretest dan posttest. Rata-rata yang diperoleh pada pretest 59,92 sedangkan, pada posttest 83,8 dengan selisih 23,88 dimana, rata-rata posttest lebih tinggi dari pada pretest. Adapun nilai tertinggi pada posttest adalah 100 dan pada pretest adaah 75. Sedangkan, nilai terendah pada posttest 72, dan pada pretest 44. Dari hal tersebut terlihat bahwa Xmaks posttest lebih tinggi dari pada pada Xmaks pretest,dan Xmin posttest lebih tinggi dari pada Xmin pretest. Ini berarti adanya perbedaan kesadaran diri yang signifikan antara pretest dan posttest siswa.

Tabel 10

Hasil Pretest dan Posttest

Tentang Kecakapan Dalam Kesadaran Diri Siswa Kecakapan Dalam

Kesadaran Diri

Pretest Posttest

N x N x

Mengenali Emosi 25 26,44 25 30,32

Pengakuan Diri yang Akurat 25 18,56 25 25,12

Kepercayaan Diri 25 14,92 25 21, 08

Berdasarkan uraian di atas, dari beberapa kecakapan yang sudah dijabarkan dapat dipahami bahwa adanya perbedaan nilai rata-rata dari kecakapan dalam kesadaran diri, dimana rata-rata posttest kecakapan dalam

56

kesadaran diri siswa lebih tinggi dari pada rata-rata pretest kecakapan dalam kesadaran diri siswa.

B. Analisis Data

Setelah hasil strategi didapatkan, maka langkah selanjutnya ialah menganalisis data hasil penerapan tersebut, dengan cara melakukan uji statistik (uji-t) untuk melihat apakah ada peningkatan dari penerapan strategi inkuiri terhadap kesadaran diri siswa. Sebelum melakukan uji statistik (uji-t), terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan uji liliefors. Uji liliefors dilakukan bertujuan untuk melihat sampel berdistribusi normal atau tidak. Adapun langkah-langkah dalam melakukan uji liliefors pada kelas sampel adalah sama dengan melakukan uji liliefors pada kelas populasi.

Setelah dilakukan uji normalitas pada kelas sampel sesuai dengan langkah-langkah sebagaimana pada kelas populasi maka diperoleh data sebagai berikut :

a. Uji Posttest

Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh L0 = 0,157 dan berdasarkan tabel Nilai Kritik L untuk uji lilliefors pada taraf nyata

= 0,05 dengan jumlah siswa 25 orang diperoleh Ltabel = 0,164. Karena L0 < Ltabel (0,157< 0,164), maka dapat dikemukakan bahwa uji posttest berdistribusi normal.

b. Uji Preetest

Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh L0 = 0,091 dan berdasarkan tabel Nilai Kritik L untuk uji lilliefors pada taraf nyata 

= 0,05 dengan jumlah siswa 25 orang diperoleh Ltabel = 0,161. Karena L0 < Ltabel (0,091 < 0,161), maka dapat dikemukakan bahwa uji preetest berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pada uji preetest dan uji posttest dapat dilihat pada tabel.

Tabel 18.

Hasil Uji Normalitas Data

Uji N L0 Ltabel Distribusi

Posttest 0,05 29 0,157 0,164 Normal Preetest 0,05 30 0,091 0,161 Normal

Dari tabel 2 di atas terlihat bahwa uji postest mempunyai nilai L0 = 0,157 < Ltabel = 0,164 dan uji preetest mempunyai nilai L0 = 0,091

< Ltabel = 0,161. Oleh karena L0 < Ltabel pada uji posttest dan uji preetest, maka konsep kesadaran diri siswa dari uji posttest dan uji preetest adalah berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dianalisis dengan uji f. Uji homogenitas bertujuan untuk melihat posttest dan preetest mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Langkah-langkah untuk uji homogen ini adalah yang pertama menentukan nilai sebaran F dengan v1n11, dan v2n2 1 Maka

58

Setelah dilakukan uji homogenitas dengan uji f sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan maka diperoleh hasil sebagaimana yang terdapat pada tabel .

Tabel 19.

Setelah diketahui hasil postest secara keseluruhan dari kelompok sampel, maka selanjutnya dilakukan dengan analisis statistik. Langkah-langkah dalam menganalisis data sebagai berikut:

a. Menyiapkan tabel perhitungannya

Tabel 11

Analisis Perhitungan Data dengan Statistik Uji-t

No. Y1 Y2 D D2

7 46 78 32 1024

8 53 72 19 361

9 44 73 29 841

10 46 81 35 1225

11 55 78 23 529

12 71 77 6 36

13 47 84 37 1369

14 59 87 28 784

15 74 87 13 169

16 71 86 15 225

17 47 78 31 961

18 75 93 18 324

19 74 100 26 676

20 62 80 18 324

21 47 82 35 1225

22 52 92 40 1600

23 75 81 6 36

24 70 86 16 256

25 55 89 34 1156

∑ 1498 2095 597 17965

Rata-rata 59,92 83,8 23,88 718,6

b. Mencari mean dari difference

MD= :

c. Mencari deviasi standar dari difference

=

d. Mencari standar eror dari mean of difference e. Mencari harga t0 dengan rumus sebagai berikut

60

f. Mencari nilai df

Berdasarkan hasil analisis data statistik di atas maka dapat diketahui bahwa harga “t” hitung sebesar 9,6 dengan df atau db 24. Maka apabila kita lihat tabel nilai t, taraf 1% diperoleh harga titik ttabel sebesar 2,49 dan harga thitung sebesar 9,6 (9,6 > 2,49). Dengan demikian dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan penerapan Strategi Inkuiri terhadap kesadaran diri siswa di SMP N 2 Sungai Tarab. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dengan penerapan Strategi Inkuiri terhadap kesadaran diri siswa ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan penerapan Strategi Inkuiri terhadap kesadaran diri siswa diterima.

C. Pembahasan

Strategi pembelajaran adalah komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan mencapai tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini, bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan.(Wina Sanjaya, 2008,p. 60).

Menurut A. Tabrani Rusyam dkk dalam buku Fadriati (2014:107) strategi Inkuiri merupakan strategi dimana pendidikan menyajikan bahan tidak dalam bentuk final, tetapi peserta didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri melalui metode pemecahan masalah.

Selanjutnya Wina Sanjaya (2008: 196) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri:

“Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari

sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya”.

Kelebihan Strategi Inkuiri menurut Hanafiah (2009:78) adalah sebagai berikut :

f) Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif

g) Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya

h) Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi

i) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing

j) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas.

Kesadaran diri menurut Goleman (2001:513) yaitu mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. Adapun karakteristik dari kesadaran diri adalah kemampuan mendalami dirinya sendiri, memilik kepercayaan diri yang tinggi, memahami emosi dalam dirinya dengan baik dan kemampuan keras kerhadap cita-cita.

Dari beberapa kutipan diatas jelas terlihat adanya hungungan antara strategi inkuiri dengan kesadaran diri, dimana strategi inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan dan seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri, sedangkan kesadaran diri

62

menekankan kemampuan mendalami dirinya sendiri, memilik kepercayaan diri yang tinggi, memahami emosi dalam dirinya dengan baik dan kemampuan keras kerhadap cita-cita

Orang yang memiliki kemampuan ini berarti dapat mengenali emosi dirinya. Orang ini mampu mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi.

Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya akan menyebabkan seseorang berada dalam kekuasaan perasaan. Orang yang memiliki keyakinan lebih tentang perasaannya adalah pilot yang andal bagi kehidupannya karena mempunyai kepekaan lebih tinggi akan perasaan yang sesungguhnya.

Indikator dari kesadaran diri tersebut yaitu mengetahui apa yang kita rasakan, mampu mengambil keputusan sendiri, tolak ukur realistis, dan kepercayaan diri yang kuat.

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, didapatkan hasil bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak. Hal dapat dilihat dari besarnya “t” yang penulis peroleh (t0= 9,6)dan besarnya “t” yang tercantum pada tt yaitu 2,49 ini berarti bahwa penerapan strategi inkuiri berpengaruh signifikan terhadap kesadaran diri siswa di SMP N 2 Sungai Tarab pada taraf signifikan 1%.

Jika dilihat dari perhitungan data statistik di atas, dapat dipahami bahwa dari hasil pretest didapat jumlah skor 1498 dengan rincian 25 orang siswa kelompok eksperimen memiliki kesadaran diri yang tidak baik. Kemudian dari hasil post-test menunjukkan bahwa setelah treatment terjadi peningkatan dengan jumlah skor 2095. Selisih peningkatan skor kesadaran diri siswa setelah dilakukan treatment berjumlah 597.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihi (ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dengan penerapan Strategi Inkuiri terhadap kesadaran diri siswa ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan penerapan Strategi Inkuiri terhadap

kesadaran diri siswa diterima. Artinya strategi inkuiri efektif diterapkan untuk meningkatkan kesadaran diri siswa kelas VIIIa di SMP N 2 Sungai Tarab pada taraf 1% dengan to (9,6) > tt (2,76) pada df= 24.

Selaras dengan Penelitian yang dilakukan oleh Nyoman Oka Mudana,Ketut Dharsana, dan Kadek Suranata yang berjudul “Penerapan konseling gestalt dengan teknik reframing untuk meningkatkan kesadaran diri dalam belajar siswa kelas VIII a1 SMP negeri 4 singaraja Tahun ajaran 2013/2014”. Hasil dari penelitian tersebut adalah adanya peningkatan kesadaran diri dalam belajar pada siswa dari skor data awal dengan rata-rata 58,93% (kesadaran diri dalam belajar rendah) menjadi 81,73% (kesadaran diri dalam belajar tinggi) pada siklus I, dan peningkatan dari 81,73% (kesadaran diri dalam belajar tinggi) menjadi 88,33% (kesadaran diri dalam belajar tinggi) pada siklus II. Berdasarkan pada hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan konseling gestalt dengan teknik reframing dapat meningkatkan kesadaran diri dalam belajar siswa kelas VIII A1 SMP Negeri 4 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014. .

Penelitian yang dilakukan oleh Tri Hastuti Wibowo, Ratu Betta Rudibyani, Tasviri Efkar yang berjudul “Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Efikasi Diri Dan Penguasaan Konsep Siswa”. Hasil dari penelitian tersebut adalah efektivitas model Inkuiri Terbimbing memiliki kriteria “tinggi” dan memiliki ukuran pengaruh yang “kecil” terhadap efikasi diri dan ukuran pengaruh yang “besar” terhadap penguasaan konsep.Hal ini terlihat dari skor yang diberikan observer rata-rata ketercapaiansebesar 46%.Siswa masih mengalami kendala dalam membuat hipotesis, menganalisis data serta suasana kelas kurang kondusif yang membuat pemahaman materi sedikit terhambat. Pada pertemuan kedua ketercapaian kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran mencapai rata-rata 70,57%, terdapat peningkatandari pertemuan sebelumnya.

64

D. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Penelitian

Meskipun dapat dikatakan bahwa penerapan strategi inkuiri ini telah berhasil, tentu ada beberapa kendala yang penulis temukan diantaranya sebagai berikut :

1. Pada awal penelitian, penulis mengalami kesulitan dalam mengatur atau mengorganisasikan siswa karena siswa belum terbiasa melaksanakan pembelajaran dengan strategi yang penulis terapkan namun, penulis tetap berusaha mengenal karakter siswa dalam pembelajaran, yang pada akhirnya masalah tersebut dapat teratasi.

2. Secara umum, dari segi pelaksanaan strategi inkuiri ini terhadap kesadaran diri siswa memerlukan waktu yang cukup panjang agar materi yang diajarkan dapat terselesaikan dengan sempurna.

65 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian di SMP N 2 Sungai Tarab tentang Penerapan Strategi Inkuiri Terhadap Kesadaran Diri Siswa Kelas VIII menunjukkan bahwa strategi inkuiri efektif diterapkan untuk meningkatkat konsep kesadaran diri siswa, karena t0 lebih besar dari tt, artinya strategi inkuiri dapat meningkatkan kesadaran dir siswa. Dengan demikian dapat diartikan bahwa strategi inkuiri efektif diterapkan untuk meningkatkat kesadaran diri siswa di SMP N 2 Sungai Tarab.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis ingin memberikan saran kepada:

1. Guru PAI di SMP N 2 Sungai Tarab untuk bisa menerapkan strategi yang bervariatif agar kesadaran diri siswa dalam belajar menjadi terpacu dan kodisi pembelajaranpun menjadi kondusif.

2. Personil sekolah SMP N 2 Sungai Tarab, hendaknya bisa mendukung dengan menerapkan strategi yang bervariatif juga ketika melaksanakan proses pembelajaran pada mata pelajaran lain sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.

3. Sebaiknya para siswa mampu meningkatkan kesadaran dirinya dengan baik agar dapat meningkatkan kemampuannya dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony Dio Martin. (2003). Emotional Quality Management, Refleksi, Revisi dan Revitalisasi Hidup melalui Kekuatan Emosi, Penerbit Arga, Jakarta.

Goleman, Daniel. (1996). Emotional Intelligence Why it Can Matter More Than IQ, Bantam Books, New York.

Goleman, D. (2001). Emotional Intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

J.P. Chaplin. (2002) Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Majid, Abdul dan Dian Andayani. (2004). Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Roskarya.

Nata, Abudin. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Nata, Abudin. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Dokumen terkait