• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.4 Definisi dan Batasan Operasional

3.4.2 Batasan Operasional

1. Daerah penelitian dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara III unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan, Kotamadya Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai.

30

2. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

3. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2021.

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) 4.1.1 Sejarah PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak di bidang usaha perkebunan, pengolahan serta pemasaran hasil perkebunan. Lokasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) berada di Jl. Sei Batang Hari No. 2 Medan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha serta pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet.

Produk utama PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah Minyak Sawit atau CPO (Crude Palm Oil), Inti Sawit atau PKO (Palm Kernel Oil) dan produk hilir karet.

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sebelumnya merupakan perusahaan milik swasta “Hindia Belanda” dengan nama NV. RCMA (Rubber Coliore Matscapy Amsterdam) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan serta pengolahan hasil perkebunan. Perusahaan ini berganti nama beberapa kali pada saat masih dipegang oleh pemerintah Hindia Belanda, yaitu:

a. Handels Vereeniging Amsterdam (HVA) b. Vereenigde Deli Matchappij (VDM)

c. NV. Cultuur Mij’de Oekust (CMO) dan lainnya.

Sejarah perseroan diawali dengan proses pengambilalihan perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958 sesuai dengan PP No. 24/1958 jo, Keputusan Menteri Pertanian No. 229/UM/1957 jo Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958, yang dikenal dengan proses nasionalisasi

32

perusahaan perkebunan asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Pada tahun 1968, PPN direstrukturisasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 55/KPT/OP/1968 menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang kemudian pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT. Perkebunan (Persero) dengan berlandaskan PP. No. 17/1971 dan Surat Menteri Keuangan No. 258/SK/IV/3/1976.

Guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha perusahaan BUMN, Pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan menggabungkan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur organisasi. Diawali dengan penggabungan manajemen tiga BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT. Perkebunan III (Persero), PT. Perkebunan IV (Persero) dan PT. Perkebunan V (Persero) pada tahun 1994, disatukan pengelolaannya ke dalam manajemen PT. Perkebunan Nusantara III (Persero). Kemudian melalui PP. No.

8/1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara.

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH, No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 Tahun 1996 Tambahan Berita Negara No. 8674 Tahun 1996.

4.1.2 Visi, Misi, Tujuan dan Tata Nilai PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Visi, misi, tujuan dan tata nilai PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) ialah sebagai berikut:

Visi:

Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata-kelola bisnis terbaik.

Misi:

1. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan.

2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.

3. Memberlakukan karyawan sebagai asset strategis dan mengembangkan secara optimal.

4. Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan ‘imbal-hasil’ terbaik bagi para investor.

5. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.

6. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas.

7. Melakukan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.

Tujuan:

Menjadikan PTPN III sebagai benchmark terhadap seluruh PTPN se-Indonesia, sesuai target menjadi Perusahaan Kelas Dunia (World Class Company) dengan kinerja prima serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Coorporate Governance), sesuai dengan Visi dan Misi PTPN III.

34

Tata Nilai:

1. Sinergi, menciptakan dan meningkatkan kerjasama dengan mengedepankan kepercayaan untuk memberikan nilai tambah yang optimal

2. Integritas, merupakan prinsip dalam menjalankan tugas dengan menjunjung tinggi kejujuran, konsisten dengan keteladanan

3. Profesional, melakukan tugas sesuai dengan kompetensi, bertanggung jawab dan berupaya dalam melakukan inovasi.

4.2 Gambaran Umum PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan merupakan salah satu pabrik pengolahan kelapa sawit yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero). PKS Rambutan dibangun pada tahun 1983. Terjadi peleburan antara Kebun Rambutan dengan PKS Rambutan pada bulan Oktober 2015 berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor:3.08/SKPTS/55/2015. PKS Rambutan berlokasi di Desa Paya Bagas, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Luas areal PKS Rambutan adalah sebesar 7,5 Ha. Kapasitas olah Tandan Buah Segar di PKS Rambutan adalah 30 ton/jam dengan sumber bahan baku yaitu TBS berasal dari kebun seinduk yang terdiri dari Kebun Rambutan, Kebun Tanah Raja, Kebun Sei Putih, Kebun Sarang Giting, Kebun Silau Dunia, Kebun Gunung Monako, Kebun Gunung Pamela dan Kebun Gunung Para.

Tabel 4.1 Luas Areal Kebun Pemasok TBS Ke Pabrik Kelapa Sawit

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa total luas areal kebun pemasok TBS ke Pabrik Kelapa Sawit Rambutan pada tahun 2021 adalah 15.668,69 Ha. Luas areal Kebun Rambutan sebesar 5.248,74 Ha, luas areal Kebun Tanah Raja sebesar 2.187,74 Ha, luas areal Kebun Sei Putih sebesar 702,25 Ha, luas areal Kebun Sarang Giting sebesar 701,82 Ha, luas areal Kebun Silau Dunia sebesar 2.303,43 Ha, luas areal Kebun Gunung Monako sebesar 1.975,62 Ha, luas areal Kebun Gunung Pamela sebesar 2.020,33 Ha dan luas areal Kebun Gunung Para sebesar 528,76 Ha.

Secara geografis, PKS Rambutan berada ±85 Km arah tenggara Kota Medan, serta terletak pada lintas timur Sumatera. Elevasi pabrik berada pada 3°35 Lintang Utara dan 98°41 Bujur Timur. Elevasi pabrik berada pada 18 meter diatas permukaan laut. Dengan elevasi tersebut, suhu berkisar antara 22°C - 32°C dan suhu rata-rata mencapai 27°C. Curah hujan rata-rata lima tahun terakhir pada PKS Rambutan adalah 147 mm/tahun dengan 86 hari hujan dan beriklim sedang.

Keputusan untuk membangun Pabrik Kelapa Sawit Rambutan sangat strategis, karena didukung oleh lokasinya yang berada di sentra perkebunan kelapa sawit milik PTPN III, infrastruktur yang memadai, dan jaminan keamanan dari

36

masyarakat setempat. Sedangkan tujuan utama pembangunannya adalah untuk mengantisipasi ketersediaan suplai bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) dari Kebun Tanah Raja. Di samping itu juga untuk mengantisipasi suplai TBS dari kebun sekitarnya pada saat terjadinya panen puncak. Dengan demikian jaminan suplai bahan baku TBS yang berasal dari kebun sendiri menjadi terkendali.

Di PKS Rambutan, produk sampingan berupa cangkang dan fiber yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar penggerak turbin untuk menghasilkan tenaga listrik dan uap yang digunakan oleh pabrik serta tandan kosong dipakai sebagai pengganti pupuk untuk tanaman kelapa sawit secara aerobic. Pengolahan yang dilakukan menggunakan prinsip pemisahan antara minyak yang terkandung dalam daging buah dengan intinya.

Beberapa daerah pemasaran produk yang dihasilkan oleh PKS Rambutan ialah diekspor keluar negeri seperti Jerman, Belanda, Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan, Australia dan Malaysia. Sedangkan sebagian produk dipasarkan di dalam negeri seperti Medan, Surabaya dan Jakarta.

PKS Rambutan sukses berperan untuk meningkatkan pendidikan nasional yaitu dengan menerima secara terbuka para mahasiswa baik dari Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta serta pelajar dari Sekolah Menengah Kejuruan untuk melakukan kerja praktek di pabrik, memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang berprestasi serta membangun beberapa sekolah. PKS Rambutan juga mensejahterakan penduduk sekitar lokasi pabrik dengan memberikan lapangan pekerjaan serta membangun dan memperbaiki rumah-rumah ibadah di daerah sekitar PKS Rambutan.

4.2.1 Sumber Daya Manusia

Dalam pengoperasiannya, Pabrik Kelapa Sawit Rambutan mempunyai tenaga kerja sebanyak 144 orang, Uraian tenaga kerja pada PKS Rambutan adalah sebagai berikut :

1. Karyawan Pimpinan

- Manajer = 1 Orang

- Masinis Kepala = 1 Orang - Asisten Pengolahan = 2 Orang - Asisten Tata Usaha = 1 Orang - Asisten Teknik = 1 Orang - Asisten Laboratorium = 1 Orang

Jumlah karyawan pimpinan di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan adalah 7 orang.

2. Karyawan Pelaksana

- Bagian Pengolahan = 71 Orang - Bagian Laboratorium = 19 Orang - Bagian Teknik = 27 Orang - Bagian Tata Usaha = 8 Orang - Personalia/Satpam = 12 Orang

Jumlah karyawan pelaksana di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan adalah 137 orang.

4.2.2 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan yang digunakan Pabrik Kelapa Sawit Rambutan adalah sebagai berikut :

1. Gaji pokok bulanan

2. Premi pengolahan, dihitung berdasarkan sawit yang diolah

38

3. Catu beras tiap bulan

Selain pemberian gaji tetap, PKS Rambutan juga memberikan imbalan kompensasi yang merupakan suatu bentuk balas jasa yang besarnya ditentukan berdasarkan prestasi, serta mempunyai kecenderungan untuk diberikan secara tetap, seperti pemberian berbagai fasilitas kepada karyawan, pemberian tunjangan dan pemberian insentif. Pemberian kompensasi ini merupakan pendorong utama bagi karyawan untuk lebih memotivasi dan semangat dalam bekerja.

Selain pemberian gaji yang disebutkan diatas, PKS Rambutan juga memberikan beberapa tunjangan sebagai berikut :

1. Tunjangan Kesehatan 2. Tunjangan Keluarga 3. Tunjangan Pemakaman 4. Tunjangan Hari Raya 5. Bonus Tahunan

Produktivitas kerja karyawan dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraannya, maka dari itu PKS Rambutan memikirkan hal ini dengan memberikan beberapa fasilitas sebagai berikut :

- Perumahan bagi staff, karyawan beserta keluarga yang berada di lokasi perkebunan sekitar.

- Sarana kesehatan (poliklinik) untuk staff dan karyawan beserta keluarga.

- Membangun sarana olahraga yang tersedia di lokasi perumahan karyawan.

- Sarana air, listrik serta asuransi tenaga kerja (Astek) bagi setiap karyawan.

- Semua tenaga kerja dipertanggungkan dalam jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek).

4.2.3 Implementasi Sistem Manajemen

PKS Rambutan telah mengimplementasikan sistem manajemen sebagai berikut :

1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2015

Sasaran Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 adalah untuk menjamin produksi yang dihasilkan sesuai dengan standar secara konsisten dan memuaskan pelanggan yang telah di audit oleh pihak eksternal pada bulan Mei tahun 2000 (PT. TUV INTERNASIONAL INDONESIA) dan telah mendapat Sertifikat ISO 2002.

2. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 : 2015

Tujuan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 adalah mengembangkan usaha perkebunan dan industri hilir dan berwawasan lingkungan. Telah menjalani TRIAL AUDIT oleh pihak eksternal (PT. Surveyor Indonesia) pada bulan Juni tahun 2000.

3. Sistem Manajemen K3

Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap seluruh staff dan karyawan. Telah menjalani audit oleh pihak eksternal (PT. Sucofindo) pada bulan Oktober 2000. Atas rekomendasi PT. Sucofindo, PKS Rambutan memperoleh “SERTIFIKAT DAN BENDERA EMAS”.

4. RSPO/ISPO

5. Proper dan Green Industry

40

4.2.4 Stasiun Pengolahan

Dalam mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) PKS Rambutan memiliki 6 stasiun kerja sesuai flow process sebagai berikut : 1. Stasiun Penerimaan Buah (Loading Ramp Station)

2. Stasiun perebusan (Sterilizing) 3. Stasiun Penebahan (Thressing)

4. Stasiun Kempa (Digesting and Pressing) 5. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification) 6. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Plant)

4.2.5 Proses Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) Menjadi Crude Palm Oil (CPO)

Hasil panen tandan buah sawit (TBS) dari kebun seinduk diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. Kemudian dilakukan penimbangan dengan menggunakan jembatan timbang. Dengan menghitung selisih antara pada saat masuk (berat truk beserta isinya) dengan pada saat keluar (berat truk dalam keadaan kosong), didapatkan berat bersih TBS yang masuk ke pabrik.

Setelah ditimbang, TBS dibawa ke tempat penimbunan. Dilakukan penyortiran TBS untuk mengetahui kematangan buah. Setelah disortir, TBS kemudian dimasukkan ke dalam loading ramp yang bertujuan untuk memudahkan pengisian ke dalam lori. Penampungan buah (loading ramp) memiliki lantai yang dibuat dari plate baja dan mempunyai beberapa pintu. Pintu-pintu tersebut dibuka secara mekanis yang digerakkan dengan tenaga hidrolik agar TBS dapat masuk ke dalam lori. Satu unit lori berkapasitas sekitar 2-2,5 ton TBS.

Kemudian lori tersebut dikirim ke stasiun perebusan (sterilizing). Perlakuan pada stasiun perebusan merupakan langkah utama yang menentukan mutu/kualitas minyak dan keberhasilan proses selanjutnya. Sterilizer adalah bejana uap untuk merebus TBS dengan menggunakan uap dari BPV (Back Pressure Vessel) yang dapat menampung 10 lori dengan kapasitas 2-2,5 ton atau memiliki kapasitas 20-25 ton TBS. Terdapat 3 stasiun perebusan (sterilizer) di PKS Rambutan. TBS akan dipanaskan dengan tekanan uap 2,8-3 kg/cm2 dan temperatur 120 – 130°C selama 90-110 menit. Perebusan dilakukan untuk merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan FFA, menguraikan kadar air dalam buah, memudahkan pemisahan minyak dengan mengkoagulasikan protein, menghidrolisa zat-zat karbohidrat menjadi glukosa yang dapat larut, menghasilkan tekananosmotis yang membantu memecahkan dinding sel sehingga minyaknya dapat keluar, memperlunak daging buah serta mempermudah proses pembantingan (threshing).

Selanjutnya, TBS beserta lori yang telah direbus dikirim ke stasiun penebahan (thressing) yang diangkut dengan Hosting Crane dan menuangkannya ke automatic feeder untuk melepaskan buah dari janjangan. Prinsip kerja thresher adalah berputar pada sumbu mendatar, TBS ikut berputar dan terangkat hingga jatuh terbanting dan menyebabkan brondolan lepas dari tandannya. Buah yang terlepas jatuh ke fruit conveyor kemudian dibawa ke proses pelumatan (digesting).

Sedangkan janjangan kosong jatuh ke empty bunch conveyor untuk diangkut ke crusher. Janjangan kosong yang jatuh kemudian diangkut ke bunch hopper.

Pada stasiun Kempa (Digesting and Pressing), pelumatan bertujuan untuk melumatkan buah hingga hancur dan terpisah dari biji serta pengepresan bertujuan untuk menekan daging buah yang hancur hingga daging buah tersebut

42

mengeluarkan minyak kasar (crude oil). Proses pelumatan dilakukan dengan cara buah yang masuk ke dalam digester akan dilumatkan oleh pisau-pisau yang berputar dengan putaran berkisar 11-12 rpm. Kemudian setelah dilumatkan akan didorong keluar menuju proses pengepresan. Kemudian pada pengepresan, yang sudah dilumatkan tersebut masuk ke dalam press cylinder dan mengisi worm pada screw press. Minyak kasar akan keluar secara terpisah melalui lubang-lubang press cylinder dan jatuh ke oil gutter dengan hasil minyak kasar dengan kadar 50%

minyak, 42% air dan 8% zat padat.

Selanjutnya pada stasiun pemurnian minyak (clarification), pemurnian minyak dilakukan untuk memperoleh minyak sawit dengan kualitas sebaik mungkin atau sesuai dengan standar mutu. Pemisahan minyak kasar dari pasir dilakukan dengan menggunakan sand trap tank. Minyak kasar akan mengalir pada saluran bagian atas, sedangkan pasir akan jatuh ke saluran bagian bawah. Minyak kasar akan dialirkan ke vibro separator dan pasir akan ditampung di tempat penampungan. Minyak kasar dari vibro separator ditampung dalam tangki minyak kasar (crude oil tank). Dilakukannya pemanasan minyak kasar yang bertujuan agar proses pemisahan di vertical clarifier tank lebih mudah serta mengendapkan kotoran. Minyak dalam Crude Oil Tank selanjutnya dipompakan ke dalam Vertical Clarifier tank dengan menggunakan vacum pump. Pada vertical clarifier tank sludge yang terkandung di dalam minyak kasar diendapkan.

Penampungan minyak murni dilakukan di tangki minyak murni (pure oil tank). Minyak yang ditampung vertical clarifier tank dialirkan ke pure oil tank.

Pemanasan tetap dilakukan dengan injeksi uap hingga temperatur 95-100oC.

Pemurnian minyak dilakukan dengan menggunakan oil purifier dengan tujuan untuk mengurangi kadar air hingga 0,2 – 0,5 % dan kadar kotoran hingga 0,01 – 0,13 %. Oil purifier bekerja dengan gaya sentrifugal sehingga minyak dengan berat jenis lebih kecil akan terdorong keluar sudut-sudut. Sedangkan kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar terdorong ke arah dinding bowl dan dilarutkan dengan pencucian.

Pengeringan minyak dilakukan dengan menggunakan vacum dryer untuk mengurangi kadar air sebesar 0,1-0,15% dan kadar kotoran hingga 0,013 - 0,015 %.

Minyak dari oil purifier di pompa ke dalam tangki umpan (float tank). Bagian dalam atas tabung hampa udara terdapat beberapa spray nozzle yang menyemprotkan minyak pada permukaan pelat deflektor. Selagi minyak berbentuk kabut kandungan air akan mudah menguap dan dihisap keluar oleh pompa hampa udara. Minyak yang telah dikeringkan kemudian jatuh ke dasar tabung pengering dan langsung dihisap dengan oil transfer pump ke oil storage tank (OST) atau sering disebut bulk storage tank (BST).

Kemudian dikirim ke storage tank atau tempat penyimpanan sementara CPO yang dihasilkan sebelum dikirim atau dijual. Terdapat pipa-pipa yang dialiri uap steam di dalam storage tank untuk menjaga agar suhu CPO pada tangka penyimpanan tetap terjaga stabil diantara 45-50o. Bagan proses pengolahan Tandan Buah Segar menjadi Crude Palm Oil adalah sebagai berikut :

44

Air Panas

Gambar 4.1 Bagan Proses Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) Menjadi Crude Palm Oil (CPO)

Tandan Buah Segar

Stasiun Penerimaan TBS

Stasiun Perebusan

Stasiun Kempa Stasiun Penebahan

Tangki Penampung Saringan Getar

Tangki Pengendap

Tangki Pemurnian Minyak Jembatan Timbang

Tangki Penimbun Minyak

Crude Palm Oil

Kondensasi

Tangki Lumpur

Pemisah Lumpur

Limbah Uap

4.2.6 Pengendalian Lingkungan Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

Pabrik Kelapa Sawit Rambutan telah menerapkan sistem zero waste dari hasil pengolahan kelapa sawit, adalah sebagai berikut :

1. Memanfaatkan limbah cair yang sudah dikelola di Instalasi Pengolahan Air Limbah menggunakan sistem land application yaitu dikirim kembali ke kebun seinduk dan dialiri menjadi pupuk yang dapat membantu kesuburan atau menggemburkan tanah.

2. Memanfaatkan limbah padat berupa cangkang sawit dan fiber sawit sebagai bahan bakar penggerak turbin untuk menghasilkan tenaga listrik dan uap yang digunakan untuk peralatan-peralatan pabrik.

3. Tandan kosong di kirim kembali ke kebun seinduk dan dipakai sebagai pupuk mulsa untuk tanaman kelapa sawit.

4.3 Struktur Organisasi Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

Dalam mencapai tujuan dan sasaran, Struktur organisasi yang digunakan oleh Pabrik Kelapa Sawit Rambutan adalah struktur organisasi yang berbentuk lini dan fungsional. Struktur organisasi lini merupakan suatu struktur organisasi yang kekuasaan dan tanggung jawab diturunkan secara garis dari tingkat pimpinan atas kepada bawahannya. Struktur organisasi fungsional merupakan struktur organisasi dimana setiap petugas memiliki tugas dan tanggung jawab yang dibagi menurut fungsi masing-masing serta terspesialisasi seperti produksi, pemasaran, keuangan, personalia dan lain sebagainya. Bagan organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Unit Pabrik Kelapa Sawit Rambutan adalah sebagai berikut :

Keterangan: = Aliran Lini

= Aliran Fungsional

Gambar 4.2 Struktur Organisasi PKS Rambutan Tebing Tinggi MANAGER

Jabatan Karyawan Pimpinan Pabrik Kelapa Sawit Rambutan : Manajer : Isnandar, B.Sc, S.Kom, M.M

Maskep : Aris Sudiar, ST

Asisten Tata Usaha : Darmawan Amri Mart, SE Asisten Teknik : Dommy D. Simatupang, ST Asisten Laboratorium : Bramanta Ginting, ST Asisten Pengolahan : Teguh Bagoes Raharjo, ST

Teuku Aldi Farhan, ST

4.3.1 Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Jabatan Karyawan Pimpinan dan Karyawan Pelaksana Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

Pembagian untuk tugas, tanggung jawab serta wewenang dari setiap jabatan pada struktur organisasi di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan Tebing Tinggi ialah sebagai berikut :

1. Manajer Pabrik Tugas :

a. Melaksanakan kebijakan Direksi dalam pengontrolan seluruh kegiatan operasional di PKS.

b. Mendelegasikan wewenang tugas dan tanggung jawab kepada bawahan yang telah diangkat mampu untuk melaksanakan tugas tersebut.

c. Memonitor dan mengevaluasi biaya pengolahan dan biaya umum sehingga diperoleh harga pokok produksi serendah mungkin.

d. Melaksanakan pengendalian pemakaian sumber daya pada PKS.

48

e. Mengevaluasi atau menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta Rencana Kerja Operasional (RKO) pada PKS yang dipimpinnya.

f. Memonitor atau mengevaluasi dan meningkatkan perolehan rendemen minyak dan inti sawit dengan menekan losses sekecil mungkin.

Tanggung Jawab :

a. Bertanggung jawab kepada Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

Wewenang :

a. Berwewenang terhadap semua pekerjaan yang ada pada pabrik serta terhadap semua pemakaian mesin dan peralatan.

2. Masinis Kepala (Maskep) Tugas :

a. Merencanakan semua peralatan, mesin, instalasi, kendaraan dan bangunan baik pemeliharaan break down.

b. Menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan oleh pelaksanaan teknik sesuai dengan prosedur mutu dan instruksi kerja yang telah didokumentasikan dan diimplementasikan sampai efektif.

c. Mengajukan permintaan bahan-bahan dan alat/mesin untuk kepentingan di bengkel umum, dan bengkel listrik sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

d. Menjamin bahwa semua peralatan/mesin yang digunakan dalam proses telah siap dioperasikan oleh pabrik.

Tanggung Jawab :

a. Menandatangani laporan pemeliharaan rutin dan pemeliharaan break down.

b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kalibrasi alat-alat pemeriksaan pengukuran yang digunakan di pabrik.

c. Mengidentifikasikan kebutuhan terhadap semua personil yang ada pada pengawasannya.

d. Bertanggung jawab terhadap Manajer Pabrik.

Wewenang :

a. Menentukan annual goal (sasaran mutu tahunan) yang berhubungan dengan proses pengolahan.

b. Melakukan stop apabila terjadi trouble shooting peralatan dan mesin.

3. Asisten Pengolahan Tugas :

a. Merencanakan jadwal dan jumlah proses pengolahan.

b. Membantu manajer untuk meningkatkan perolehan minyak dan inti sawit dengan menekan losses sekecil mungkin.

c. Membantu manajer mengkoordinir personil proses pengolahan dan teknik untuk mencapai target produksi dan mutu.

d. Menjamin bahwa kebijakan mutu untuk dimengerti, diterapkan dan dipelihara diseluruh kepala dan semua pekerja di proses pengolahan.

e. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja yang digunakan pada proses pengolahan sesuai dengan RKAP dan penjabarannya ke RKO.

50

f. Berusaha agar proses pengolahan dilakukan efektif dan efisien, supaya produktivitas dapat tercapai.

g. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang telah diterapkan.

h. Melakukan adjustment sesuai data-data yang telah diberikan oleh asisten laboratorium.

i. Melakukan pengawasan terhadap jumlah bahan baku yang diterima.

j. Mengawasi dan mengevaluasi stock produksi yang ada di storage tank.

k. Mengendalikan catatan mutu termasuk identifikasi, pengarsipan, pemeliharaan, apakah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

l. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan.

Tanggung Jawab :

a. Bertanggung jawab terhadap kebersihan seluruh lingkungan pengolahan.

b. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi sesuai dengan bahan baku yang diterima.

c. Membuat laporan manajemen pengolahan.

d. Bertanggung jawab terhadap Masinis Kepala.

4. Asisten Laboratorium Tugas :

a. Mengawasi operasi pabrik dalam hal kendali mutu dengan menggunakan semua sarana yang telah disediakan untuk mencapai

kualitas dan kuantitas produksi (minyak dan inti sawit) yang telah ditentukan.

b. Melaksanakan pemeriksaan besarnya losses minyak dan inti yang

b. Melaksanakan pemeriksaan besarnya losses minyak dan inti yang

Dokumen terkait