• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Batik

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi

bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.

Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam

membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan

membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik

Cap" yang memungkinkan masuknya laki- laki ke dalam bidang ini. Ada

beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki

garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana

di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun-temurun,

sehingga kadangkala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga

tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang.Bahkan

sampai saat ini, beberapa motif batik tradisional hanya dipakai oleh keluarga

keratonYogyakarta dan Surakarta.

”Indonesian Batik has a rich symbolism related to social status, local community, nature, history and cultural heritage; provides Indonesian people with a sense of identity and continuity as an essential component of their life from birth to death; and continues to evolve without losing its traditional meaning (unesco.org)”.

Seperti uraian yang dijelaskan tersebut di atas menyatakan Batik asal

Indonesia kaya akan simbol status sosial, komunitas lokal, alam, sejarah dan

warisan budaya, menyediakan masyarakat Indonesia dengan rasa identitas dan

sebagai komponen penting yang keberlanjutan dari kehidupan mereka dari

lahir sampai mati, dan terus berkembang tanpa kehilangan arti tradisionalnya.

2. Fungsi Batik

Fungsi karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi

estetis dan fungsi praktis. Fungsi estetis adalah untuk memenuhi kebutuhan

hidup manusia tentang rasa keindahan, misalnya lukisan, patung, dan lainnya.

Fungsi praktis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia akan benda

pakai. Misalnya vas bunga, kursi ukir, dan bingkai foto (Sunaryo, 2009: 4).

Kegunaan batik secara tradisional antara lain sebagain kain panjang, kain

sarung, kain selendang, kain ikat kepala, dan kain kemben. Pada keraton

Surakarta kain batik merupakan busana kebesaran keraton yang digunakan

pada hari biasa maupun upacara- upacara besar dan kecil (Pujiyanto, 2008: 78).

3. Jenis-jenis batik menurut teknik pembuatannya digolongkan menjadi

(wikipedia.org):

a. Batik Tulis

Kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.

b. Batik Cap

Kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan

cap (biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini

membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari

c. Batik Lukis

Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis

pada kain putih

d. Batik Printing

Batik printing adalah batik yang proses pembuatannya dengan cara

sablon. Batik jenis inilah yang saat ini banyak beredar dipasaran.

4. Motif Batik

Dalam penciptaanya motif batik diterapkan sebagai busana, asesoris, dan

kain panjang. Untuk busana, batik diklasifikasikan pada busana wanita dan

busana pria. Pada busana wanita berupa terusan panjang, baju atasan,

selendang dan kain panjang. Pada busana pria berupa atasan lengan panjang

dan lengan pendek. Pada Asesoris batik difungsikan berupa tas dan sandal

sebagai pelengkap busana wanita. Sehingga batik mengalami perkembangan

ditinjau dari nilai fungsinya, apabila dulu batik hanya digunakan oleh para

bangsawan/keluarga istana berupa kain panjang, selendang, dan busana

kebesaran, sekarang batik bebas dipakai oleh kalangan apapun dalam berbagai

bentuk produk selain busana. Hal ini sejalan dengan pendapat Anne Richter

dalam Soedarso (2006: 61), yang mengemukakan bahwa pada jaman modern

akan tetapi batik berkembang dan banyak diciptakan untuk diterapkan sebagai:

kemeja lengan panjang, rok, alas meja, serbet makan, bahkan juga gorden.

Benda-benda teknologis yang dibuat manusia juga dapat dijadikan sebagai

motif hias.Semua benda-benda buatan manusia untuk peralatan dan keperluan

hidup sehari-sehari digolongkan ke dalam benda-benda teknologi (Sunaryo,

2000: 183).

5. Daerah Penghasil Batik

Indonesia sejak abad ke-19 sudah dikenal sebagai negara penghasil

batikmulai mencapai masa keemasannya setelah seorang saudagar Belanda

Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat

berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam. Industri batik di

Indonesia telah menyebar di setiap pulau dan daerah. Setiap daerah yang ada

di Indonesia memiliki corak dan motifnya masing- masing.

Tidak heran kalau Indonesia memiliki sentra industri batik yang sangat

banyak. Di Jawa saja daerah-daerahnya terkenal dengan batiknya

masing-masing.

a. Surakarta

Surakarta merupakan pusat produksi batik yang penting di samping

Yogyakarta dan Pekalongan. Batik yang menjadi ciri khas Kota Solo

adalah sebagai berikut:

1) Sido Mulyo sebagai simbol kebahagiaan dan kaya

2) Sido Dadi sebagai simbol kemakmuran, kebahagiaan dan kaya

4) Tikel Asmorodono sebagai simbol cinta yang diberikan oleh orang

lain.

Kampoeng Batik Laweyan (Batik Desa Laweyan) adalah tempat yang

terkenal sebagai produsen Batik yang terletak di sebuah desa tradisional

penuh bangunan kuno berarsitektur Belanda dengan jalan-jalan sempit,

khas desa di Indonesia. Selain memiliki ruang pamer dan toko, beberapa

produsen menyelenggarakan khursus batik pendek bagi wisatawan.

Pasar tradisional memainkan peran yang sangat penting untuk

transaksi Batik, terutama untuk usaha kecil dan menengah, misalnya di

Solo ada Pasar Klewer yang menjual semua jenis kain, terutama batik.

Kain tradisional lainnya adalah lurik (kain khas jawa dengan motif katun

bergaris) dan tenun. Disana ada ratusan toko-toko batik di sepanjang

lorong- lorong sempit.

b. Yogyakarta

Yogyakarta dikenal sebagai pusat seni dan budaya Jawa klasik dan

Batik adalah produksi utama mereka. Produk penting lainnya dari kota ini

adalah kerajinan termasuk didalamnya batik, garmen, dan barang rumah

tangga seperti produk kayu, kulit, keramik dan tembikar juga perak.

Pola dan motif khas batik Yogyakarta sebagian besar terdiri dari

Parang, Ceplok, Sido-Mukti, Truntum dan Kawung. Kombinasi warna

Batik Yogyakarta adalah sama dengan Solo, didominasi o leh warna

coklat, nila (biru), hitam, putih dan krem. Daerah yang terkenal Produksi

Pasar Tradisional Bringhardjo adalah salah satu tempat penting

bagi para pedagang batik dan itu menjadi titik pertemuan bagi perusahaan

skala kecil dan menengah untuk melakukan bisnis. Selain grosir, ada

banyak took batik yang menawarkan harga ritel untuk wisatawan lokal

dan asing. Pasar ini telah berfungsi sebagai salah daya tarik wisata di

Yogyakarta, karena koleksinya yang lengkap, mulai dari kain batik untuk

pakaian yang terbuat dari bahan katun dan sutra, dengan harga mulai dari

puluhan ribu sampai satu juta.

c. Cirebon

Cirebon merupakan area yang penting untuk produksi Batik di

pantai utara Jawa. Salah satu sentra produksi batik di Cirebon adalah

„Batik Trusmi, sebuah desa kecil yang terdapat 520 industri kecil dan

menengah. Desa ini terletak 7 kilometer dari Kota Cirebon. Pada tahun

2007 disebutkan bahwa lebih dari 70% penduduk atau 5.938 orang

bekerja di bisnis ini, yang terdiri dari perempuan 80% dan pria 20%.

Sama halnya Batik dari wilayahpantai utara Jawa (Batik Pesisir), Batik

Cirebon telah dipengaruhi oleh Eropa, Arab, budaya Cina dan India, yang

memiliki desain penuh warna dengan motif binatang dan bunga. Tentang

motif dan pola, ada dua kategori pola:

1) Motif Kesultanan Kasepuhan, yang dipengaruhi oleh ajaran Islam,

yang melarang menggambar desain hewan di Batik.

2) Motif Kesultanan Kanoman, yang memungkinkan seniman untuk

dari Keprabonan dan Kesultanan Cirebonan). Bahan yang digunakan

adalah dari sutra, katun, katun primisima dan prima. Sekitar 40 persen

dari produksi diserap oleh pasar lokal, 50 persen untuk perdagangan

antar pulau dan 10 persen diekspor ke mancanegara seperti Jepang,

Malaysia, Singapura, Myanmar, Laos, Amerika Serikat, Brunei

Darussalam dan Jerman.

d. Pekalongan

Pekalongan adalah salah satu daerah produksi utama batik dengan

desain utara Jawa pesisir. Sebagian besar batik yang diproduksi dalam

motif warna-warni dipengaruhi oleh Cina Arab dan Belanda. Ada lebih

dari 100 desain Batik yang sudah dikembangkan sejak 1802, dan

beberapa yang populer Batik Pekalongan pola Jlamprang, Hokokai, dan

Pagi-Sore.

Para seniman memiliki ribuan ide- ide dalam mendesain motif batik

tanpa sesuai pakem motif tradisional, misalnya selama pendudukan

Jepang mereka menciptakan Javanese Kokokai yaitu motif batik yang

cocok untuk jaket kimono. Pada tahun enam puluhan mereka

menciptakan Tritura Batik, yaitu setelah politik terkenal dekrit Presiden

Soekarno. Ada beberapa desain baru lainnya seperti Batik Presiden SBY

dan Batik Tsunami yang diciptakan baru-baru ini. Selain Batik tulis, ada

banyak produsen batik cap di Pekalongan dan biasanya digunakan untuk

Pasar Batik besar yang terkenal di Pekalongan adalah “Pasar Grosir Setono” yang merupakanpasar ritel yang dibangun selama krisis ekonomi pada 1990 untuk membantu produsen batik dalam memasarkan produk

mereka. Ada sekitar 7.000 pekerja yang bekerja di 12 wilayah pusat

produksi Batik, batik garmen, dan kerajinan. Mereka kebanyakan bekerja

untuk industri kecil dan menengah.

e. Madura

Salah satu sentra produksi batik yang terkenal di Madura terletak di

Tanjung Bumi, 50 kilometer dari Bangkalan. Karakteristik Batik Madura

adalah dalam warna dan desain. Seperti Batik dari pantai utara dari Jawa,

desain batik Madura memiliki warna cerah dan lebih banyak kebebasan

dalam aplikasi desain. Di Madura, hampir tidak ada yang menghasilkan

Batik cap, para pengrajin sebagian besar menghasilkan Batik tulis. Salah

satu batik terkenal dari Madura adalah Batik Gentongan, yang memiliki

karakteristik tertentu dalam mewarnai, yang dihasilkan dari pengolahan

yang berbeda dibandingkan dengan batik lainnya. Pada tahap pertama

dari proses tersebut, kapas (mori) dicuci dan direndam dalam tong air

yang dicampur dengan minyak khusus dari residu kayu. Pada langkah

terakhir dari pengolahan kain diletakkan kembali ke dalam tong selama

sedikitnya dua bulan untuk membuat efek yang selalu awet dan

perbedaan warna.

Dalam perkembangan terakhir, Batik Madura menjadi sangat

dari orang-orang muda di Tanjung Bumi sekarang bekerja dalam

pembuatan Batik untuk mempercepat produksi dalam memenuhi

permintaan pasar.

f. Bali

Batik Bali Batik karakteristik yang berbeda. Meskipun produksi

Batik Tulis tidak begitu besar, titik menariknya adalah pada kebebasan

dalam merancang motif dan warna yang cerah. Produksi batik cap d i Bali

lebih dominan.

Kain batik selendang yang dihiasi dengan desain bunga modern

banyak diproduksi dalam jumlah besar seperti yang digunakan untuk

pakaian pantai oleh para wisatawan. Kain selendang menjadi ikon

cinderamata khusus dari Bali.

Wilayah lain untuk sentra produksi batik tradisional di Pulau Jawa

adalah:Bandung, Banten, Banyumas, Batang, Blitar, Ciamis, Garut,

Gresik, Indramayu, Jakarta, Jember, Jombang, Klaten, Lasem, Semarang,

Sidoarjo, Sragen, Surabaya, Tasikmalaya, Tuban, Tulungagung,

Wonogiri.

Sedangkan Di luar Pulau Jawa, beberapa daerah penghasil batik

Kalimantan Timur dan tengah (yang memproduksi Batik dengan motif

Dayak): Riau, Jambi, Bengkulu, Nangroe Aceh Darussalam, Padang, dan

Kalimantan Barat memproduksi Batik dengan motif dominan Melayu

yang dan Islam. Wilayah bagian Papua, Kalimantan dan Sulawesi adalah

6. Karakteristik Batik Asal Bayat, Klaten

Batik yang berasal dari Bayat memiliki karakteristik yang serupa denga n

batik asal Surakarta dan Yogyakarta karena letak daerah yang dekat dan

pangsa pasar yang sama. Batik yang berasal dari Bayat biasanya pesanan dari

daerah Surakarta dan Yogyakarta, batik ini memiliki corak warna yang kalem

(tidak terlalu cerah namun juga tidak terlalu mencolok). Warna khasnya

adalah coklat sogan dan tanahannya ukel dan grinsing yang menyatu.

Dokumen terkait