• Tidak ada hasil yang ditemukan

TREND PERKEMBANGAN SENTRA BATIK DI DESA JARUM, BAYAT, KLATEN DITINJAU DARI UPAH, OMSET PENJUALAN, LUAS PASAR, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN LABA USAHA TAHUN 2009-2013 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TREND PERKEMBANGAN SENTRA BATIK DI DESA JARUM, BAYAT, KLATEN DITINJAU DARI UPAH, OMSET PENJUALAN, LUAS PASAR, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN LABA USAHA TAHUN 2009-2013 SKRIPSI"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

i

TREND

PERKEMBANGAN SENTRA BATIK DI DESA

JARUM, BAYAT, KLATEN DITINJAU DARI UPAH, OMSET

PENJUALAN, LUAS PASAR, JUMLAH TENAGA KERJA,

DAN LABA USAHA

TAHUN 2009-2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mempe roleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khus us Pendidikan Ekonomi

Disusun oleh:

Andreas Frengki Wijayanto

09 1324 016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Bapak, Ibuk, dan saudara-saudariku tercinta,

Keluarga besarku yang hebat,

(5)

v

MOTTO

Saat menulis janganlah memperhitungkan

Situasi Kaotik (

Chaos

)

sebagai situasi yang merugikan/mengkhawatirkan, tetapi sikapilah itu

sebagai hal yang menguntungkan. Berbagai kemungkinan yang

terdapat dalam situasi tersebut akan memperkaya tulisan yang tengah

kita buat (Peter Elbow)

Belajar... berdoa... belajar...

Berdoa... belajar... berdoa...

Bekerja... berhasil... berderma.Amin.

Jangan pernah sepelekan perkara-perkara kecil, karena itu akan

menjadi besar kalau tidak disiasati dengan tepat (NN)

Saya sadar tidak lagi bocah, tetapi sayapun sadar bahwa umur

membawa kebijaksanaan (Rowan Atkinson)

Hidupku seperti musik

Musik yang hadir setiap kali kaki ini melangkah

Mengalunkan nada di tengah gelombangkehidupan

Harmoni, ritme, irama, birama, tempo, dinamika

Berpadu dalam satu orkestra, orkes sang petualang

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Andreas Frengki Wijayanto

Nomor Mahasiswa : 091324016

Demi pengembangan Ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

TREND PERKEMBANGAN SENTRA BATIK DI DESA JARUM, BAYAT,

KLATEN DITINJAU DARI UPAH, OMSET PENJUALAN, LUAS PASAR, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN LABA USAHA TAHUN 2009-2013

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

(8)

viii

ABSTRAK

TREND

PERKEMBANGAN SENTRA BATIK DI DESA

JARUM, BAYAT, KLATEN DITINJAU DARI UPAH, OMSET

PENJUALAN, LUAS PASAR, JUMLAH TENAGA KERJA,

DAN LABA USAHA

TAHUN 2009-2013

Andreas Frengki Wijayanto

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend perkembangan sentra batik di Desa Jarum, Bayat, Klaten ditinjau dari upah, omset penjualan, luas pasar, jumlah tenaga kerja, dan laba usaha tahun 2009-2013.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer hasil wawancara, dengan teknik sampel jenuh. Jumlah populasi ada 28 usaha batik, sampel yang digunakan ada 23 usaha batik. Analisis data menggunakan analisis trend kuadrat terkecil.

Hasil penelitian ini adalah: (1) Upah yang diterima tenaga kerja di Sentra Batik Desa Jarum, Bayat, Klaten tahun 2009-2013 mengalami peningkatan sebesar 4,56%, (2) Omset penjualan yang diterima Sentra Batik Desa Jarum, Bayat, Klaten mengalami peningkatan sebesar 2,92%, (3) Jumlah Tenaga Kerja yang bekerja di Sentra Batik Desa Jarum, Bayat, Klaten tahun 2009-2013 mengalami peningkatan sebesar 7%, (4) Area pemasaran oleh Sentra Batik Desa Jarum, Bayat, Klaten mencapai DIY, Solo, Semarang, Klaten sendiri, Pekalongan, Kalimantan, Sumatra, Bali, dan juga ke pasar internasional seperti Malaysia, Thailand, India, Jepang, Australia, Prancis, dan Amerika, (5) Laba yang diperoleh Sentra Batik Desa Jarum, Bayat, Klaten tahun 2009-2013 mengalami peningkatan sebesar 3,54%.

(9)

ix

ABSTRACT

TREND DEVELOPMENT OF BATIK CENTRE VILLAGE IN

JARUM, BAYAT, KLATEN PERCEIVED FROM WAGES,

TURNOVER, MARKET AREA, THE FORCE WORKER, AND

OPERATING PROFIT FROM 2009 TO 2013

Andreas Frengki Wijayanto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

This research aims to determine trend development of Batik Centre Village in Jarum, Bayat, Klaten in terms of wages, turnover, market area, the force worker, and operating profit from 2009 to 2013.

This research is a descriptive quantitative research. The data were primary data interviews with saturated sample technique. There were 28 batik businesses as the population, and there were 23 batik business used as samples. Analysis of the data was squares trend analysis.

The results of this study are: (1) Wages received by Labor of Batik Centre in Jarum, Bayat, Klaten from 2009 to 2013 has increased to 4,56%, (2) The turnover has increased to 2,92%, (3) Numbers of Labor who work at Batik Centrein Jarum, Bayat, Klaten from 2009 to 2013 has increased to 7%, (4) Marketing area reached to DIY, Solo, Semarang, Klaten, Pekalongan, Kalimantan, Sumatra, Bali, and also to the international markets such as Malaysia, Thailand, India, Japan, Australia, France, and America, (5) Operating profit from 2009 to 2013 has increased to 3,54%.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Segalanya, yang telah

melimpahkan berkat dan karunia kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul ”Trend Perkembangan Batik di Desa Jarum, Bayat, Klaten Ditinjau dari Upah, Omset Penjualan, Luas Pasar,

Jumlah Tenaga Kerja, dan Laba Usaha Tahun 2009-2013” sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi.

Selama penulisan skripsi ini, penulis telah mendapat bantuan, masukan dan

dorongan dari banyak pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan terimakasih

kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

penyusunan skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan

Sosial Universitas Sanata Dharma dan selaku Dosen Pembimbing kedua yang

dengan sabar, dan penuh perhatian telah memberikan masukan dan saran

dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc selaku Dosen Pembimbing pertama

yang telah meluangkan waktu, sabar, dan penuh perhatian memberikan

(11)

xi

4. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo yang bersedia menjadi dosen penguji pada saat

ujian penggodogan sehingga penulis dapat memperoleh banyak masukan dan

saran untuk penyempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S selaku Dosen yang telah banyak

mengarahkan mindset penulis untuk selalu berkembang, belajar, membaca literatur, melihat realita, memahami sejarah dunia dengan berbagai sudut

pandang.

6. Para Dosen: Bapak Indra, Bapak Mudayen, Bapak Harsoyo, Bapak Teguh,

Ibu Nia, Ibu Supriyati, Opa Marianus, Bapak Heri, Bapak Subakti, Bapak

Joko W., Bapak Rubi, Ibu Rita, Ibu Cornel, dan semua dosen yang telah

mendidik penulis. Terima kasih atas jasa-jasa yang telah bapak- ibu berikan

pada penulis sehingga penulis terbentuk sebagai pribadi yang seperti ini.

7. Mbak Titin dan seluruh tenaga administrasi Program Studi Pendidikan

Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Staf dan Karyawan UPT Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma.

8. Kepada Kantor Kesbangpol DIY, Badan Penanaman Modal Daerah Jawa

Tengah, Badan Kesbanglinmas Jawa Tengah, Kantor Bappeda Klaten, Dinas

Pariwisata Klaten, dan Kantor Kecamatan Bayat yang te lah memberikan ijin

untuk melakukan penelitian di lokasi yang dipilih oleh penulis.

9. Kepada Para Pengusaha Batik di Jarum, Bayat, Klaten yang telah

memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di lokasi industri

(12)

xii

10. Kedua orangtuaku Bapak FG Samiyanto dan Ibuk Elisabeth Surip, terima

kasih untuk pengorbanan, kasih sayang, dukungan (moril dan materiil) dan

doa yang telah diberikan.

11. Kakak-kakakku (Mbak Etik, Mbak Ita, Mbak Heni, Mas Dedi, Mas Bhakti,

Mas Yos, Mas Hari, Mbak Maria, dan Adikku Ian, keponakanku Vincent,

Karel, terima kasih atas dukungan (moril dan materiil), saran, keceriaan, dan

doa yang telah diberikan.

12. Thanks to Sembadra for all and everything, you are my sunshine.

13. Teman-teman PE‟09 (rasah tak sebutke wae-pokoke sahabat-sahabat Butik Jos) yang telah berjuang bersama-sama, terima kasih atas kebersamaannya selama ini, kalian luar biasa.

14. Teman-teman hebat yang menemukanku di kampus ini seperti Joseph, Pipit,

Arip, Niko, Adit, Agnes, Siwo, Okta, Siska, Melan, Anis, Sr. Yus, Paul,

Ceper, Vitul, Christy, Joehan, Cendol, Sunyi, Asri, Nia, Brian, Antok, dan

Fani ratu drink. Terima kasih kalian telah memberi warna dalam goresan-goresan lukisan di hidupku. Kisah-kisah ceroboh, aneh, lucu, mengharukan,

menggembirakan, menyedihkan, kocak, dramatis, fun, heboh semua lengkap dan akan abadi dalam bingkai waktu.

15. Thanks to Mas Bejo yang telah membantu dalam pemahaman penulis tentang diagram alir dan bimbingannya, itu sangat membantu jalannya penelitian

(13)

xiii

16. Thanks to Mas Agus Munadi yang telah membantu memberi bimbingan pada penulis pada saat penulis merasa sangat malas mengerjakan tulisan ini, terima

kasih atas dorongan semangat yang sangat luar biasa.

17. Thanks to rekan-rekan Seniman musik, dan brothers-sisters yang sering disebut Mudika/OMK yang sebenarnya tidak terlalu membantu dalam

penulisan skripsi ini, namun keceriaan saudara/i dalam kebersamaan telah

menciptakan suasana yang menyegarkan sehingga ketika penulis merasa

Mumet eNdahe” kita tetap bisa ngekek dan ngakak bareng. Ahaha salam ojo kendho.

18.Almamaterku yang Agung, terima kasih telah menerima penulis untuk belajar

dengan fun.

19. Semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis yang tidak

dan tak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak

kesalahan di sana-sini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan

(14)

xiv

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Lembar Persetujuan Dosen ... ii

Halaman Lembar Pengesahan ……….. iii

Halaman Persembahan ... iv

Motto ... v

Pernyataan Keaslian Karya ... vi

Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi ... vii

Abstrak ... viii

Abstract ... ix

Kata Pengantar ………. x

Halaman Daftar Isi ... xiv

Halaman Daftar Tabel ... xix

Halaman Daftar Grafik ... xx

Halaman Daftar Diagram ... xxi

BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Definisi Operasional ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

(15)

xv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengusaha/Industri Kecil

1. Pengertian Usaha Kecil ... 11

2. Asas dan Tujuan Usaha Kecil ... 12

3. Tujuan Pembangunan Usaha Kecil/Menengah ... 12

B. Batik 1. Pengertian Batik ... 13

2. Fungsi Batik ... 14

3. Jenis-Jenis Batik ... 14

4. Motif Batik ... 15

5. Daerah Penghasil Batik ... 16

6. Karakteristik Batik Bayat ... 22

C. Upah 1. Pengertian Upah ... 22

a. Sistem Upah ... 23

b. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Upah ... 25

c. Keadilan dan Kelayakan Pengupahan ... 26

d. Landasaan Kebijakan Pengupahan ... 27

D. Omset Penjualan ………... 28

E. Luas Pasar 1. Pengertian Pasar ... 30

(16)

xvi

F. Tenaga Kerja

1. Pengertian Tenaga Kerja ... 33

2. Klasifikasi Tenaga Kerja ... 34

3. Permasalahan Ketenagakerjaan ... 36

4. Dampak Sentra Batik terhadap Tenaga Kerja ……… 38

5. Dampak Tenaga Kerja Terhadap Sentra Batik ……….. 38

G. Laba Usaha ………... 38

H. Hasil Penelitian yang Relevan ... 40

BAB IIIMETODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 43

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ... 44

2. Waktu Penelitian ... 44

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian ... 44

2. Objek Penelitian ... 44

D. Definisi Operasional dan Sumber Data 1. Definisi Operasional ... 45

2. Sumber Data ... 46

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi ... 46

2. Sampel ... 46

(17)

xvii

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Langsung ... 47

2. Wawancara ... 48

3. Dokumentasi ... 48

G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Trend ...... 49

2. Klasifikasi dari Gerakan Trend ... 50

H. Prosedur dan Tahap-tahap Penelitian 1. Diagram Alir ... 53

2. Langkah-Langkah Penelitian ... 53

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Aspek Geografis ……… 57

1. Letak Geografis ………... 57

2. Keadaan Wilayah ………. 57

3. Luas Penggunaan Lahan ………... 58

B. Gambaran Umum Industri Batik di Jarum, Bayat, Klaten 1. Sejarah Batik Jarum, Bayat ………... 69

2. Proses Pembuatan Batik ………...………… 61

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisis Trend Upah………..……….. 64

2. Analisis Trend Omset Penjualan ……….. 68

(18)

xviii

4. Analisis Trend Luas Pasar ……… 78

5. Analisis Trend Laba Usaha ………... 81

B. Pembahasan 1. Pembahasan Trend Upah ……….. 86

2. Pembahasan Trend Omset Penjualan ……… 97

3. Pembahasan Trend Tenaga Kerja ……….……. 101

4. Pembahasan Trend Luas Pasar………..…. 105

5. Pembahasan Trend Laba Usaha ……….… 110

6. Hubungan Peningkatan Upah dengan Tenaga Kerja ……… 112

7. Prospek Sentra Batik Ke Depan, Harapan Pengusaha …………... 112

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ………..………..……. 114

B. Saran ……… 115

C. Keterbatasan Penelitian ……….. 116

Daftar Pustaka ... 118

(19)

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Usaha Batik di desa Jarum, Bayat, Klaten ………. 60

Tabel 5.1 Data Upah Tenaga Kerja ……… 64

Tabel 5.1.1 Perhitungan Upah Tenaga Kerja ……… 65

Tabel 5.1.2 Nilai Trend Upah Tenaga Kerja ………. 67

Tabel 5.2 Data Omset Penjualan ……… 68

Tabel 5.2.1 Perhitungan Omset Penjualan ……… 69

Tabel 5.2.2 Nilai Trend Omset Penjualan ………. 71

Tabel 5.3 Data Jumlah Tenaga Kerja ………. 73

Tabel 5.3.1 Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja ………. 74

Tabel 5.3.2 Nilai Trend Jumlah Tenaga Kerja ……….. 77

Tabel 5.4 Luas Pemasaran ……….. 79

Tabel 5.5 Data Laba Usaha ….……… 81

Tabel 5.5.1 Perhitungan Laba Usaha ………. 82

Tabel 5.5.2 Nilai Trend Laba Usaha ………. 85

Tabel 5.6 Pertumbuhan Upah ……… 88

Tabel 5.7 Upah Rata-Rata Tenaga Kerja ……… 93

Tabel 5.7.1 Perhitungan Upah Rata-Rata ………. 94

Tabel 5.7.2 Trend Upah Rata-Rata ……… 96

Tabel 5.8 Pertumbuhan Omset Penjualan ………..… 101

Tabel 5.9 Pertumbuhan Tenaga Kerja ……… 104

(20)

xx

DAFTAR GRAFIK

Grafik 5.1.2 Grafik Upah Tenaga Kerja ……….….……….. 67

Grafik 5.2.2 Grafik Omset Penjualan ………,……… 73

Grafik 5.3.2 Grafik Tenaga Kerja ……….………. 77

Grafik 5.5.2 Grafik Laba Usaha ………. 86

(21)

xxi

DAFTAR DIAGRAM

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batik merupakan salah satu warisan leluhur yang sangat luar biasa. Batik

menjadi suatu ikon dalam tradisi masyarakat Indonesia. Dalam ensiklopedia

bahasaIndonesia menjelaskan bahwa batik melambangkan dimensi sosial dalam

kehidupan sehari- hari. Batik sendiri merupakan seni menggambar yang ekspresif

dan penuh imajinasi. Batik yang ada di Bayat tak pernah lepas dari peran

pengusaha itu sendiri dan juga dari karyawan yang bekerja di perusahan itu

sendiri. Batik telah menjadi simbol yang khas di masya rakat. Letak kekhasan batik tulis adalah cara pembuatan secara manual oleh pembatik dengan

menggoreskan alat berupa canting ke lembaran kain atau kayu untuk digambar

sesuai pola yang sudah disesuaikan.

Menurut UNESCO, Batik asal Indonesia kaya akan simbol status sosial,

komunitas lokal, alam, sejarah dan warisan budaya, menyediakan masyarakat

Indonesiadenganrasa identitas dan sebagai komponen penting yang keberlanjutan

dari kehidupan mereka dari lahir sampai mati, dan terus berkembang tanpa

kehilangan arti tradisionalnya.

Tembayat atau yang sekarang lebih dikenal dengan Bayat, Kabupaten

Klaten, merupakan daerah penghasil batik, yang sudah terkenal sejak abad ke-17.

Batik Bayat terkenal karena kehalusan dan proses pewarnaannya yang sempurna.

(23)

Wedi, dan Kecamatan Juwiring.Namun kecamatan yang memiliki jumlah sentra

usaha batik terbanyak adalah Kecamatan Bayat yang memiliki 10 sentra industri

batik. UMKM batik ini memberikan kontribusi yang cukup besar untuk

perekonomian Kabupaten Klaten.

Beberapa sentra produksi di Kecamatan Bayat, antara lain Batik Cap di

Desa Beluk, Batik Tulis di Desa Jarum dan Desa Kebon, dan Batik Tenun Lurik

di Desa Tegalrejo. Untuk proses pembuatan batik dari penggambaran motif batik,

pembatikan, pencelupan, pengeringan, pengemasan sampai produk batik siap

dipasarkan terdapat di Kabupaten Klaten itu sendiri. Sehingga tenaga kerja

sebagian besar berasal dari Kecamatan Bayat yang telah menekuni usaha batik

karena membatik dilakukan secara turun-temurun.

Sumber bahan baku kain mori berasal dari Surakarta, Surabaya, dan

Yogyakarta. Kain mori merupakan kain tenun berwarna putih yang terbuat dari

kapas dan dipakai sebagai bahan untuk membuat kain batik.Batik-batik yang ada

di Kecamatan Bayat ini pemasarannya bukan hanya di Kabupaten Klaten saja,

melainkan hingga ke luar kota seperti Surakarta, Yogyakarta, Semarang, Jakarta

hingga ke luar negeri seperti Malaysia, Thailand, dan India, namun sebagian hasil

batik ini dikirim ke Surakarta. Sejak berdirinya Keraton Surakarta melalui

perjanjian Giyanti (1755), banyak batik-batik yang digunakan oleh kerabat

Keraton Surakarta dibuat di Bayat Klaten, dengan demikian keterkaitan batik

Klaten dengan batik Solo merupakan keterkaitan yang sudah terjadi sejak masa

lampau. Corak khas batik Bayat terdapat pada coklat sogan dan tanahannya ukel

(24)

klasik batik Solo (sido, semen, dsb). Kolaborasi corak-corak tersebut muncul

akibat interaksi yang sudah cukup lama antara Klaten dengan Surakarta

(fitinline.com).

Sumber modal usaha batik Bayat ada yang berasal dari modal sendiri,

kredit, sistem simpan pinjam, dll. Selain itu, ada juga yang mendapat bantuan

modal dari lembaga- lembaga lain seperti batik tulis di Desa Kebon yang mendapat

bantuan modal dari lembaga IOM (International Organization for Migration) dan lembaga donor JRF (Java Reconstruction Fund). Selain itu, terdapat juga pendidikan yang mendukung adanya perkembangan UKM Batik Bayat ini. Salah

satunya adalah SMKN 1 Rota di Kecamatan Bayat. Sekolah kejuruan ini

membekali siswa dengan keterampilan teknik dan pengetahuan seni tekstil

berfokuskan pada seni batik, mencetak siswa yang mampu menopang industri

tekstil daerah dan nasional. Sehingga dengan adanya pendidikan SMK ini

membantu untuk mengembangkan industri Batik Bayat sehingga Batik Bayat

mampu bersaing di pasar internasional (studiosetunggal.wordpress.com).

Sampai saat ini perkembangan batik dengan cara printing sudah menjamur dimana- mana dan perkembangannya jauh lebih pesat dibanding dengan

perkembangan yang terjadi pada batik tulis. Batik printing yang lebih dikenal dengan batik sablon menjadi sangat popoler karena proses produksinya yang

relatif lebih cepat, mudah, dan dengan biaya yang lebih murah menyebabkan batik

ini cepat populer di masyarakat. Lihat saja beberapa bulan yang lalu muncul batik

sablon dengan motif klub sepak bola yang dengan segera mendapat hati di

(25)

Perkembangan teknologi telah mengubah cara produksi batik yang pada

mulanya dengan menggunakan teknik tulis sekarang sudah menjamur batik-batik

dengan cara cap. Itu juga tak lepas dari peran karyawan yang selalu dituntut untuk

terus berkreasi dan berinovasi dengan karya batik yang selalu berkembang.

Teknologi telah memengaruhi cara kerja yang dilakukan saat ini. Meski demikian

karyawan yang ada di perusahaan sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan

usaha yang dijalankan, dalam hal ini sangat berpengaruh terhadap eksistensi

Industri batik yang ada di Bayat.Karena karyawanlah sebenarnya yang menjadi

penopang jalannya operasi Industri batik. Oleh karena itu pengusaha perlu

memperhitungkan keberadaan karyawannya dengan baik.

Perlu diketahui bahwa peran karyawan sangatlah penting dalam jalannya

operasi usaha.Berita-berita di televisi yang memperlihatkan aksi mogok yang

dilakukan para buruh membuat jalannya perekonomian industri menjadi

kacau.Beberapa tahun silamburuh di Daerah Cianjur dan kota-kota lain

melakukan aksi mogok, kerja perusahaan sudah mengalami stagnasi. Itu menggambarkan kuatnya pengaruh karyawan dalam perusahaan yang bergerak

dalam bidang apapun.

Industri batik sebagai salah salah satu industri kreatif yang mencerminkan

corak bangsa sangat perlu memperhatika n kesejahteraan karyawan apabila ingin

operasi usahanya berjalan dengan lancar, dilihat dari upah yang diberikan oleh

pemilik usaha. Alasan penulis meneliti usaha batik di Klaten adalah sebagai

(26)

1. Industri Batik yang ada di Bayat, Klaten sangat banyak memiliki ciri dan

corak yang khas sesuai dengan daerah.

2. Saat ini untuk daerah Klaten, Industri Batik tulis dan batik modern (cap,

sablon) yang berkembang baik adalah di Bayat yaitu di Desa Jarum, Bayat.

Sehingga lokasi ini yang paling tepat untuk lokasi penelitian.

3. Industri batik sebagai salah satu usaha yang khas dari usaha lain perlu

memperhatikan kesejahteraan karyawan, sehingga dengan adanya penelitian

ini diharapkan karyawan yang bekerja di usaha batik dapat hidup sejahtera

sesuai upah yang pantas dan layak menjadi keharusan yang wajib diberikan

oleh pemilik usaha.

4. Batik telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya bangsa Indonesia

yang asli, memiliki nilai- nilai luhur bangsa Indonesia. Batik kaya akan simbol

status sosial, komunitas lokal, alam, sejarah, dan warisan budaya,

menyediakan masyarakat Indonesia dengan rasa identitas dan sebagai

komponen penting yang keberlanjutan dari kehidupan mereka dari lahir

sampai mati, dan terus berkembang tanpa kehilangan arti tradisionalnya.

5. Masyarakat semakin gemar memakai baju batik. Sekolah-sekolah sering

didapati para guru dan murid memakai baju batik di hari-hari tertentu. Juga

beberapa tahun silam muncul ide kreatif dari pengusaha batik yang

menciptakan batik dengan motif baru. Produsen yang jeli melihat pasar yang

baik situasi ini dan merespon dengan menciptakan kreasi baru “batik bola”.

Produsen membuat motif demikian karena melihat kesempatan dan peluang

(27)

B. Identifikasi Masalah

Dengan bermunculnya banyak industri batik cap yang ada saat ini akan

mengikis citra batik tulis (asli) dan bila tidak segera disiasati maka batik tulis akan

menjadi langka sehingga berdampak pada harga yang melambung (baca: harganya

menjadi sangat mahal).

Masalah perkembangan batik penulis rasa sangat penting dan menarik

karena batik merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang perlu

dilestarikan sampai kapanpun. Oleh karenanya, hal itu menjadi dasar penulis

merasa perlu meneliti perkembangan batik sampai saat ini. Khususnya

perkembangan batik di Bayat Klaten ditinjau dari tingkat upah, omset penjualan,

tenaga kerja, luas pasar, dan laba usaha di Sentra Batik Bayat. Saat ini industri

batik yang berkembang pesat berpusat di Bayat, diharapkan daerah lain yang ada

di Klaten bisa mendirikan industri batik juga karena batik bila tidak diteruskan

oleh generasi yang akandatang lama-kelamaan akan hilang. Seni membatik perlu

dilestarikan oleh anak-anak muda saat ini.

C. Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang yang sudah diuraikan tersebut maka penulis merumuskan

masalah yang akan menjadi pokok bahasan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana trend perkembanganSentra Batik di Jarum, Bayat, Klaten tahun 2009-2013 ditinjau dari Upah?

(28)

3. Bagaimana perkembangan Sentra Batik di Jarum, Bayat, Klaten tahun

2009-2013 ditinjau dari Luas Pasar?

4. Bagaimana trend perkembangan Sentra Batik di Jarum, Bayat, Klaten tahun 2009-2013 ditinjau dari Jumlah Tenaga Kerja?

5. Bagaimana trend perkembangan Sentra Batik di Jarum, Bayat, Klaten tahun 2009-2013 ditinjau dari Laba Usaha?

D. Definisi Operasional

1. Upah

Upah adalah Penghasilan yang diperoleh tenaga kerja setelah ia

melaksanakan tanggung jawabnya sebagai tenaga kerja di usaha batik dalam

satuan rupiah per tahun.

2. Omset Penjualan

Omset penjualan dimaksudkan sebagai perolehan nilai penjualan sentra batik

dalam satuan mata uangyaitu dalam rupiah. Omset penjualan didefinisikan

sebagai keseluruhan dalam penjualan barang dan atau jasa dalam kurun waktu

tertentu yang dihitung berdasarkan jumlah uang yang diperoleh per tahun.

Omset penjualan diperoleh melalui hasil kali antara harga dengan jumlah

batik yang diproduksi ( ).

3. Luas Pasar

Luas Pasar yang dimaksudkan adalah luas cakupan wilayah pemasaran sentra

(29)

4. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah Tenaga Kerja adalah kuantitas/banyaknya tenaga kerja yang bekerja

di sentra batik yang telah dijalankan oleh pemilik usaha batik per tahun.

5. Laba Usaha

Laba Usaha adalah keuntungan yang diperoleh pemilik usaha batik dalam

satuan rupiah per tahun.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel:

X1 adalah Kesejahteraan Karyawan

X2 adalah Omset Penjualan

X3 adalah Luas Pasar

X4 adalah Jumlah Tenaga Kerja

X5 adalah Laba Usaha

Y adalah Periode Tahun

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan sebelumnya maka penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Mengetahui trend tingkat perkembangan Sentra Batik di Desa Jarum, Bayat, Klaten ditinjau dariupah tahun 2009-2013.

2. Mengetahui trend tingkat perkembangan Sentra Batik di Desa Jarum, Bayat, Klaten ditinjau dariomset penjualan tahun 2009-2013.

3. Mengetahui perkembangan Sentra Batik di Desa Jarum, Bayat, Klaten

(30)

4. Mengetahui trend tingkat perkembangan Sentra Batik di Desa Jarum, Bayat, Klaten ditinjau dari Jumlah tenaga kerja tahun 2009-2013.

5. Mengetahui trend tingkat perkembangan Sentra Batik di Desa Jarum, Bayat, Klaten ditinjau dari Laba Usaha tahun 2009-2013.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran mengenai trend perkembangan Sentra Batik di Desa Jarum, Bayat pada tahun 2009-2013.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bantuan informasi bagi

pengusaha batik di Desa Jarum, Bayat supaya perusahaan bisa memahami

manajemen yang ada di perusahaannya sehingga mampu menganalisis

keadaan ekonomi agar bisa melestarikan budaya batik tulis dan bisa

memberikan hak yang pantas diterima karyawannya sesuai dengan tanggung

jawab yang sudah dilakukan karyawan. Perusahaan juga mampu

mengembangkan usahanya ke arah yang lebih baik. Dalam hal ini adalah

pengupahan yang layak dan juga pemberian fasilitas yang bagus bagi

karyawan.

3. Bagi Karyawan

Supaya karyawan memahami hak- haknya yang pantas ia dapatkan dari

perusahaan setelah melakukan kewajibannya. Karyawan menerima upah yang

(31)

4. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat yang mungkin akan mendirikan usaha apapun itu,

khususnya usaha batik, supaya bisa menyadari pentingnya budaya batik tulis

dan mau melestarikannya ke depan, lebih- lebih mampu memberi pelayanan

(32)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengusaha/ Industri Kecil

1. Pengertian Usaha Kecil

Pengembangan usaha kecil yang ada di Indonesia dapat menyumbang

pendapatan yang cukup besar bagi perekonomian Negara. Pengertian usaha

kecil menurut UU No. 20 pasal 1 tahun 2008 tentang UMKM adalah usaha

ekonomi positif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan

atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari Usaha Menengah/Usaha Besar yang memenuhi

kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini.

Sedangkan menurut Undang-undang yang lama, yaitu UU No 9 (pasal 1)

Tahun 1995 pengertian usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang

berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan

tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang- undang ini.

Kriteria untuk menentukan besar kecilnya usaha antara lain besarnya

modal yang dimiliki dengan kapasitas produksi, banyaknya tenaga kerja yang

dipekerjakan, serta seberapa jauh dominasi perusahaan tersebut pada pasar

(33)

2. Asas dan Tujuan Usaha Kecil

Menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM pasal 2, adalah sebagai

berikut:

a. Kekeluargaan

b. Demokrasi ekonomi

c. Kebersamaan

d. Efisiensi berkeadilan

e. Berkelanjutan

f. Berwawasan lingkungan

g. Kemandirian

h. Keseimbangan kemajuan

3. Tujuan Pembangunan Usaha Kecil/Menengah

a. Memperluas kesempatan kerja

Dengan adanya pertambahan usaha kecil/menengah akan mendorong

terserapnya tenaga kerja untuk bekerja pada usaha yang beroperasi.

b. Meratakan kesempatan berusaha

Dengan adanya pembangunan industri kecil/menengah maka semakin

besar pula kesempatan masyarakat untuk membuka usaha sesuai dengan

keahlian mereka masing- masing.

c. Memanfaatkan SDA dan SDM yang ada

d. Dengan adanya usaha kecil/menenggah yang beroperasi di daerah maka

SDA dan SDM yang ada akan terserap dan memiliki nilai guna, misalnya

(34)

patung, masyarakat yang saat ini belum bekerja akan mendapatkan

pekerjaan di usaha yang berdiri.

B. Batik

1. Pengertian Batik

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi

bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.

Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam

membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan

membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik

Cap" yang memungkinkan masuknya laki- laki ke dalam bidang ini. Ada

beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki

garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana

di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun-temurun,

sehingga kadangkala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga

tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang.Bahkan

sampai saat ini, beberapa motif batik tradisional hanya dipakai oleh keluarga

keratonYogyakarta dan Surakarta.

(35)

Seperti uraian yang dijelaskan tersebut di atas menyatakan Batik asal

Indonesia kaya akan simbol status sosial, komunitas lokal, alam, sejarah dan

warisan budaya, menyediakan masyarakat Indonesia dengan rasa identitas dan

sebagai komponen penting yang keberlanjutan dari kehidupan mereka dari

lahir sampai mati, dan terus berkembang tanpa kehilangan arti tradisionalnya.

2. Fungsi Batik

Fungsi karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi

estetis dan fungsi praktis. Fungsi estetis adalah untuk memenuhi kebutuhan

hidup manusia tentang rasa keindahan, misalnya lukisan, patung, dan lainnya.

Fungsi praktis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia akan benda

pakai. Misalnya vas bunga, kursi ukir, dan bingkai foto (Sunaryo, 2009: 4).

Kegunaan batik secara tradisional antara lain sebagain kain panjang, kain

sarung, kain selendang, kain ikat kepala, dan kain kemben. Pada keraton

Surakarta kain batik merupakan busana kebesaran keraton yang digunakan

pada hari biasa maupun upacara- upacara besar dan kecil (Pujiyanto, 2008: 78).

3. Jenis-jenis batik menurut teknik pembuatannya digolongkan menjadi

(wikipedia.org):

a. Batik Tulis

(36)

b. Batik Cap

Kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan

cap (biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini

membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari

c. Batik Lukis

Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis

pada kain putih

d. Batik Printing

Batik printing adalah batik yang proses pembuatannya dengan cara

sablon. Batik jenis inilah yang saat ini banyak beredar dipasaran.

4. Motif Batik

Dalam penciptaanya motif batik diterapkan sebagai busana, asesoris, dan

kain panjang. Untuk busana, batik diklasifikasikan pada busana wanita dan

busana pria. Pada busana wanita berupa terusan panjang, baju atasan,

selendang dan kain panjang. Pada busana pria berupa atasan lengan panjang

dan lengan pendek. Pada Asesoris batik difungsikan berupa tas dan sandal

sebagai pelengkap busana wanita. Sehingga batik mengalami perkembangan

ditinjau dari nilai fungsinya, apabila dulu batik hanya digunakan oleh para

bangsawan/keluarga istana berupa kain panjang, selendang, dan busana

kebesaran, sekarang batik bebas dipakai oleh kalangan apapun dalam berbagai

bentuk produk selain busana. Hal ini sejalan dengan pendapat Anne Richter

dalam Soedarso (2006: 61), yang mengemukakan bahwa pada jaman modern

(37)

akan tetapi batik berkembang dan banyak diciptakan untuk diterapkan sebagai:

kemeja lengan panjang, rok, alas meja, serbet makan, bahkan juga gorden.

Benda-benda teknologis yang dibuat manusia juga dapat dijadikan sebagai

motif hias.Semua benda-benda buatan manusia untuk peralatan dan keperluan

hidup sehari-sehari digolongkan ke dalam benda-benda teknologi (Sunaryo,

2000: 183).

5. Daerah Penghasil Batik

Indonesia sejak abad ke-19 sudah dikenal sebagai negara penghasil

batikmulai mencapai masa keemasannya setelah seorang saudagar Belanda

Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat

berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam. Industri batik di

Indonesia telah menyebar di setiap pulau dan daerah. Setiap daerah yang ada

di Indonesia memiliki corak dan motifnya masing- masing.

Tidak heran kalau Indonesia memiliki sentra industri batik yang sangat

banyak. Di Jawa saja daerah-daerahnya terkenal dengan batiknya

masing-masing.

a. Surakarta

Surakarta merupakan pusat produksi batik yang penting di samping

Yogyakarta dan Pekalongan. Batik yang menjadi ciri khas Kota Solo

adalah sebagai berikut:

1) Sido Mulyo sebagai simbol kebahagiaan dan kaya

2) Sido Dadi sebagai simbol kemakmuran, kebahagiaan dan kaya

(38)

4) Tikel Asmorodono sebagai simbol cinta yang diberikan oleh orang

lain.

Kampoeng Batik Laweyan (Batik Desa Laweyan) adalah tempat yang

terkenal sebagai produsen Batik yang terletak di sebuah desa tradisional

penuh bangunan kuno berarsitektur Belanda dengan jalan-jalan sempit,

khas desa di Indonesia. Selain memiliki ruang pamer dan toko, beberapa

produsen menyelenggarakan khursus batik pendek bagi wisatawan.

Pasar tradisional memainkan peran yang sangat penting untuk

transaksi Batik, terutama untuk usaha kecil dan menengah, misalnya di

Solo ada Pasar Klewer yang menjual semua jenis kain, terutama batik.

Kain tradisional lainnya adalah lurik (kain khas jawa dengan motif katun

bergaris) dan tenun. Disana ada ratusan toko-toko batik di sepanjang

lorong- lorong sempit.

b. Yogyakarta

Yogyakarta dikenal sebagai pusat seni dan budaya Jawa klasik dan

Batik adalah produksi utama mereka. Produk penting lainnya dari kota ini

adalah kerajinan termasuk didalamnya batik, garmen, dan barang rumah

tangga seperti produk kayu, kulit, keramik dan tembikar juga perak.

Pola dan motif khas batik Yogyakarta sebagian besar terdiri dari

Parang, Ceplok, Sido-Mukti, Truntum dan Kawung. Kombinasi warna

Batik Yogyakarta adalah sama dengan Solo, didominasi o leh warna

coklat, nila (biru), hitam, putih dan krem. Daerah yang terkenal Produksi

(39)

Pasar Tradisional Bringhardjo adalah salah satu tempat penting

bagi para pedagang batik dan itu menjadi titik pertemuan bagi perusahaan

skala kecil dan menengah untuk melakukan bisnis. Selain grosir, ada

banyak took batik yang menawarkan harga ritel untuk wisatawan lokal

dan asing. Pasar ini telah berfungsi sebagai salah daya tarik wisata di

Yogyakarta, karena koleksinya yang lengkap, mulai dari kain batik untuk

pakaian yang terbuat dari bahan katun dan sutra, dengan harga mulai dari

puluhan ribu sampai satu juta.

c. Cirebon

Cirebon merupakan area yang penting untuk produksi Batik di

pantai utara Jawa. Salah satu sentra produksi batik di Cirebon adalah

„Batik Trusmi, sebuah desa kecil yang terdapat 520 industri kecil dan

menengah. Desa ini terletak 7 kilometer dari Kota Cirebon. Pada tahun

2007 disebutkan bahwa lebih dari 70% penduduk atau 5.938 orang

bekerja di bisnis ini, yang terdiri dari perempuan 80% dan pria 20%.

Sama halnya Batik dari wilayahpantai utara Jawa (Batik Pesisir), Batik

Cirebon telah dipengaruhi oleh Eropa, Arab, budaya Cina dan India, yang

memiliki desain penuh warna dengan motif binatang dan bunga. Tentang

motif dan pola, ada dua kategori pola:

1) Motif Kesultanan Kasepuhan, yang dipengaruhi oleh ajaran Islam,

yang melarang menggambar desain hewan di Batik.

2) Motif Kesultanan Kanoman, yang memungkinkan seniman untuk

(40)

dari Keprabonan dan Kesultanan Cirebonan). Bahan yang digunakan

adalah dari sutra, katun, katun primisima dan prima. Sekitar 40 persen

dari produksi diserap oleh pasar lokal, 50 persen untuk perdagangan

antar pulau dan 10 persen diekspor ke mancanegara seperti Jepang,

Malaysia, Singapura, Myanmar, Laos, Amerika Serikat, Brunei

Darussalam dan Jerman.

d. Pekalongan

Pekalongan adalah salah satu daerah produksi utama batik dengan

desain utara Jawa pesisir. Sebagian besar batik yang diproduksi dalam

motif warna-warni dipengaruhi oleh Cina Arab dan Belanda. Ada lebih

dari 100 desain Batik yang sudah dikembangkan sejak 1802, dan

beberapa yang populer Batik Pekalongan pola Jlamprang, Hokokai, dan

Pagi-Sore.

Para seniman memiliki ribuan ide- ide dalam mendesain motif batik

tanpa sesuai pakem motif tradisional, misalnya selama pendudukan

Jepang mereka menciptakan Javanese Kokokai yaitu motif batik yang

cocok untuk jaket kimono. Pada tahun enam puluhan mereka

menciptakan Tritura Batik, yaitu setelah politik terkenal dekrit Presiden

Soekarno. Ada beberapa desain baru lainnya seperti Batik Presiden SBY

dan Batik Tsunami yang diciptakan baru-baru ini. Selain Batik tulis, ada

banyak produsen batik cap di Pekalongan dan biasanya digunakan untuk

(41)

Pasar Batik besar yang terkenal di Pekalongan adalah “Pasar Grosir

Setono” yang merupakanpasar ritel yang dibangun selama krisis ekonomi

pada 1990 untuk membantu produsen batik dalam memasarkan produk

mereka. Ada sekitar 7.000 pekerja yang bekerja di 12 wilayah pusat

produksi Batik, batik garmen, dan kerajinan. Mereka kebanyakan bekerja

untuk industri kecil dan menengah.

e. Madura

Salah satu sentra produksi batik yang terkenal di Madura terletak di

Tanjung Bumi, 50 kilometer dari Bangkalan. Karakteristik Batik Madura

adalah dalam warna dan desain. Seperti Batik dari pantai utara dari Jawa,

desain batik Madura memiliki warna cerah dan lebih banyak kebebasan

dalam aplikasi desain. Di Madura, hampir tidak ada yang menghasilkan

Batik cap, para pengrajin sebagian besar menghasilkan Batik tulis. Salah

satu batik terkenal dari Madura adalah Batik Gentongan, yang memiliki

karakteristik tertentu dalam mewarnai, yang dihasilkan dari pengolahan

yang berbeda dibandingkan dengan batik lainnya. Pada tahap pertama

dari proses tersebut, kapas (mori) dicuci dan direndam dalam tong air

yang dicampur dengan minyak khusus dari residu kayu. Pada langkah

terakhir dari pengolahan kain diletakkan kembali ke dalam tong selama

sedikitnya dua bulan untuk membuat efek yang selalu awet dan

perbedaan warna.

Dalam perkembangan terakhir, Batik Madura menjadi sangat

(42)

dari orang-orang muda di Tanjung Bumi sekarang bekerja dalam

pembuatan Batik untuk mempercepat produksi dalam memenuhi

permintaan pasar.

f. Bali

Batik Bali Batik karakteristik yang berbeda. Meskipun produksi

Batik Tulis tidak begitu besar, titik menariknya adalah pada kebebasan

dalam merancang motif dan warna yang cerah. Produksi batik cap d i Bali

lebih dominan.

Kain batik selendang yang dihiasi dengan desain bunga modern

banyak diproduksi dalam jumlah besar seperti yang digunakan untuk

pakaian pantai oleh para wisatawan. Kain selendang menjadi ikon

cinderamata khusus dari Bali.

Wilayah lain untuk sentra produksi batik tradisional di Pulau Jawa

adalah:Bandung, Banten, Banyumas, Batang, Blitar, Ciamis, Garut,

Gresik, Indramayu, Jakarta, Jember, Jombang, Klaten, Lasem, Semarang,

Sidoarjo, Sragen, Surabaya, Tasikmalaya, Tuban, Tulungagung,

Wonogiri.

Sedangkan Di luar Pulau Jawa, beberapa daerah penghasil batik

Kalimantan Timur dan tengah (yang memproduksi Batik dengan motif

Dayak): Riau, Jambi, Bengkulu, Nangroe Aceh Darussalam, Padang, dan

Kalimantan Barat memproduksi Batik dengan motif dominan Melayu

yang dan Islam. Wilayah bagian Papua, Kalimantan dan Sulawesi adalah

(43)

6. Karakteristik Batik Asal Bayat, Klaten

Batik yang berasal dari Bayat memiliki karakteristik yang serupa denga n

batik asal Surakarta dan Yogyakarta karena letak daerah yang dekat dan

pangsa pasar yang sama. Batik yang berasal dari Bayat biasanya pesanan dari

daerah Surakarta dan Yogyakarta, batik ini memiliki corak warna yang kalem

(tidak terlalu cerah namun juga tidak terlalu mencolok). Warna khasnya

adalah coklat sogan dan tanahannya ukel dan grinsing yang menyatu.

C. Upah

Upah merupakan salah satu rangsangan penting bagi para karyawan dalam

suatu perusahaan. Hal ini tidaklah berarti bahwa tingkat upahlah yang merupakan

pendorong utama, tingkat upah hanya merupakan dorongan utama hingga pada

tarif dimana upah itu belum mencukupi kebutuhan hidup para karyawan

sepantasnya. Upah sesungguhnya merupakan syarat perjanjian kerja yang diatur

oleh pengusaha dan buruh atau karyawan serta pemerintah. “Upah adalah jumlah

keseluruhan yang ditetapkan oleh perusahaan sebagai pengganti jasa yang telah

dikeluarkan oleh karyawan meliputi masa atau syarat-syarat tertentu.”

Dewan Penelitian Pengupahan Nasional memberikan definisi pengupa han

sebagai berikut :

“Upah ialah suatu penerimaan kerja untuk berfungsi sebagai jaminan

kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan produksi dinyatakan

menurut suatu persetujuan undang-undang dan peraturan dan dibayarkan atas

(44)

Dari pengertian diatas, mengenai upah ini dapat diartikan bahwa upah

merupakan penghargaan dari tenaga karyawan atau karyawan yang

dimanifestasikan sebagai hasil produksi yang berwujud uang, atau suat u jasa yang

dianggap sama dengan itu, tanpa suatu jaminan yang pasti dalam tiap-tiap minggu

atau bulan.

Gaji sebenarnya juga upah, tetapi sudah pasti banyaknya dan waktunya.

Artinya banyaknya upah yang diterima itu sudah pasti jumlahnya pada setiap

waktu yang telah ditetapkan. Dalam hal waktu yang lazim digunakan di Indonesia

adalah bulan. Gaji merupakan upah kerja yang dibayar dalam waktu yang

ditetapkan.Sebenarnya bukan saja waktu yang ditetapkan, tetapi secara relatif

banyaknya upah itu pun sudah pasti jumlahnya. Di Indonesia, gaji biasanya untuk

pegawai negeri dan perusahaan-perusahaan besar. Jelasnya di sini bahwa

perbedaan pokok antara gaji dan upah yaitu dalam jaminan ketepatan waktu dan

kepastian banyaknya upah. Namun keduanya merupakan balas jasa yang diterima

oleh para karyawan atau karyawan.

a. Sistem Upah

Ada beberapa sistem yang digunakan untuk mendistribusikan upah,

dirumuskan empat sistem yang secara umum dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

1) Sistem upah menurut banyaknya produksi

2) Sistem upah menurut lamanya bekerja

3) Sistem upah menurut lamanya dinas

(45)

Berikut ini akan dijelaskan keempat macam sistem pengupahan

tersebut:

a) Sistem upah menurut banyaknya produksi

Upah menurut banyaknya produksi diberikan dapat

mendorong karyawan untuk bekerja lebih giat dan berproduksi

lebih banyak. Produksi yang dihasilkan dapat dihargai dengan

perhitungan ongkosnya. Upah sebenarnya dapat dicari dengan

menggunakan standar normal yang membandingkan kebutuhan

pokok dengan hasil produksi. Secara teoritis sistem upah menurut

produksi ini akan diisi oleh tenaga-tenaga yang berbakat dan

sebaliknya orang-orang tua akan merasa tidak kerasan.

b) Sistem upah menurut lamanya dinas

Sistem upah semacam ini akan mendorong untuk lebih setia

dan loyal terhadap perusahaan dan lembaga kerja. Sistem ini sangat

menguntungkan bagi yang lanjut usia dan juga orang-orang muda

yang didorong untuk tetap bekerja pada suatu perusahaan. Hal ini

disebabkan adanya harapan bila sudah tua akan lebih mendapat

perhatian. Jadi upah ini akan memberikan perasaan aman kepada

karyawan, disamping itu sistem upah ini kurang bisa memotivasi

karyawan.

c) Sistem upah menurut lamanya kerja

Upah menurut lamanya bekerja disebut pula upah menurut

(46)

produktivitas kerja itu sama untuk waktu yang kerja yang sama,

alasan-alasan yang lain adalah sistem ini menimbulkan

ketenteraman karena upah sudah dapat dihitung, terlepas dari

kelambatan bahan untuk bekerja, kerusakan alat, sakit dan

sebagainya.

d) Sistem upah menurut kebutuhan

Upah yang diberikan menurut besarnya kebutuhan

karyawan beserta keluarganya disebut upah menurut kebutuhan.

Seandainya semua kebutuhan itu dipenuhi, maka upah itu akan

mempersamakan standar hidup semua orang. Salah satu kelemahan

dari sistem ini adalah kurang mendorong inisiatif kerja, sehingga

sama halnya dengan sistem upah menurut lamanya kerja dan

lamanya dinas. Kebaikan akan memberikan rasa aman karena nasib

karyawan ditanggung oleh perusahaan.

b. Faktor-faktor Yang Memengaruhi Upah

Beberapa faktor penting yang mempengaruhi besarnya upah yang diterima

oleh para karyawan, yaitu :

1. Penawaran dan permintaan karyawan

2. Organisasi buruh

3. Kemampuan untuk membayar

4. Produktivitas

5. Biaya hidup

(47)

c. Keadilan dan Kelayakan Dalam Pengupahan

Di dalam memberikan upah/gaji perlu juga memperhatikan prinsip

keadilan. Keadilan bukan berarti bahwa segala sesuatu mesti dibagi sama

rata. Keadilan harus dihubungkan antara pengorbanan dengan penghasilan.

Semakin tinggi pengorbanan semakin tinggi penghasilan yang

diharapkan.Karena itu pertama yang harus dinilai adalah pengorbanan

yang diperlukan oleh suatu jabatan, pengorbanan dari suatu jabatan

dipertunjukan dari persyaratan-persyaratan (spesifikasi) yang harus

dipenuhi oleh orang yang memangku jabatan tersebut. Semakin tinggi

persyaratan yang diperlukan, semakin tinggi pula penghasilan yang

diharapkan. Penghasilan ini ditunjukan dari upah yang diterima.

Rasa keadilan ini sangat diperhatikan oleh para karyawan, mereka

tidak hanya memperhatikan besarnya uang yang dibawa pulang, tetapi

juga membandingkan dengan rekan yang lain. Di samping masalah

keadilan, maka dalam pengupahan perlu diperhatikan unsur kelayakan.

Kelayakan ini bisa dibandingkan dengan pengupahan pada

perusahaan-perusahaan lain. Atau bisa juga dengan menggunakan peraturan

pemerintah tentang upah minimum atau juga dengan menggunakan

kebutuhan pokok minimum.

Dalam hubungannya dengan ketidak layakan dengan pengupahan

apabila dibandingkan dengan perusahaan lain, ada dua macam

(48)

1. Mengundang skala-skala upah yang lebih rendah dibandingkan dengan

skala upah yang dibayarkan untuk skala pekerjaan yang sama dalam

perusahaan lain.

2. Skala-skala upah dimana suatu pekerjaan tertentu menerima

pembayaran yang kurang dari skala yang layak dibandingkan dengan

skala-skala untuk jenis pekerjaan yang lain dalam perusahaan yang

sama.

d. Landasan Kebijaksanaan Pengupahan

Dalam kebijaksanaan pengupahan tujuan utama yaitu kebijaksanaan yang

mendasarkan upah dari sumbangan tenaga dan pikiran karyawan. Struktur

upah/gaji menunjukan sistem yang formal mengenai skala-skala untuk

tujuan tersebut. Sistem ini membedakan dalam pembayaran-pembayaran

yang dianggap menunjukan perbedaan yang sama dalam bentuk-bentuk

pekerjaan. Tambahan-tambahan produktivitas atau penyesuaian

faktor-faktor perbaikan yang menghubungkan upah/gaji dengan dibuat menurut

rata-rata kemajuan perusahaan.Kebijaksanaan pengupahan umumnya

dibuat untuk:

1. Adanya pembayaran upah/gaji yang cukup untuk menjamin hidup

berkeluarga dalam keadaan normal.

2. Mengadakan diferensiasi penghargaan pengupahan/penggajian dalam

(49)

3. Mengadakan suatu pembinaan pengupahan/penggajian sesuai dengan

peningkatan karya atau efisiensi kerja yang diberikan untuk

mempertinggi daya hidup karyawan.

4. Mengadakan suatu pembinaan pengupahan/penggajian menurut

stabilitas keuangan perusahaan.

D. Omset Penjualan

Usaha apa saja yang dijalankan oleh perorangan atau perusahaan pastilah

mengharapkan keuntungan atau laba yang sesuai dengan pengorbanan yang telah

ia lakukan dan ini sejalan dengan pandangan para ahli. Menurut “commite on cost concepts and standars of the america accounting association” yang disadurkan oleh Abas Karetadinata (1985), pengertian biaya adalah pengorbanan yang diukur

dengan satuan uang yang dilakukan atau harus dilakukan untuk mencapai suatu

tujuan tertentu atau pengorbanan yang dilakukan untuk mempero leh suatu

manfaat. Selanjutnya Menurut Mulyadi (1993), biaya tenaga kerja adalah harga

yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut.

Omset berarti jumlah, sedangkan penjualan adalah kegiatan menjual

barang/jasa yang bertujuan untuk memperoleh laba. Jadi omset penjualan adalah

jumlah laba yang diperoleh dari proses menjual barang/jasa. Menurut Sutamto

(1977), penjualan adalah usaha yang dilkaukan manusia untuk menyampaikan

barang dan jasa kebutuhan yang telah dihasilkannya kepada mereka yang

membutuhkan dengan imbalan uang menurut harga yang telah ditentukan

(50)

Menurut swasta (1993), omset penjualan adalah akumulasi dari pe njualan

seluruh produk barang dan jasa yang dihitung secara keseluruhan selama kurun

waktu tertentu secara terus- menerus atau dalam suatu proses akuntansi.

Winardi (1991), menyatakan penjualan sebagai proses dimana penjual atau

produsen memastikan, mengaktifkan, dan memuaskan kebutuhan atau keinginan

pembeli/konsumen agar dicapai mufakat dan manfaat baik bagi penjual dan

pembeli secara berkelanjutan dan saling menguntungkan.

Rustam (2002), omset penjualan merupakan nilai maksimum yang dapat

dikonsumsi oleh seseorang dalam suaatu periode dengan mengharapkan keadaan

yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Dengan kata lain omset

adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang

diperoleh selaama satu periode, dan bukan hanya yang dikonsumsi juga tidak ada

kaitannya dengan perubahan modal dan hutang.

Omset diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan dalam

memanfaatkan faktor- faktor produksi untuk mempertahankan diri dan

pertumbuhan.Seluruh kegiatan/operasi perusahaan menciptakan omset secara

keseluruhan menimbulkan pengaruh positif (omset) dan keuntungan, juga

pengaruh negatif (baca: pengorbanan) seperti biaya. Selisih dari keduanya

nantinya akan menjadi laba atau rugi.

Fakta di lapangan menunjukkan adanya faktor-faktor yang memengaruhi

omset penjualan. Menurut Swasta (1999:121), faktor- faktor yang memengaruhi

(51)

1. Faktor internal, yaitu faktor- faktor yang dikendalikan oleh perusahan, pada

umumnya faktor- faktor internal adalah sebagai berikut:

a) Kemampuan perusahaan untuk mengelola produk yang akan dipasarkan

b) Kebijaksanaan harga dan promosi yang digariskan perusahaan

c) Kebijaksanaan untuk memilih perantara yang digunakan

2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak-pihak

perusahaan, pada umumnya faktor eksternal adalah sebagai berikut:

a) Perkembangan ekonomi dan perdagangan baik nasional maupun

internasional, perdagangan dan moneter.

b) Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi, perdagangan, dan moneter.

c) Suasana persaingan pasar.

E. Luas Pasar

1. Pengertian pasar

Luas secara harafiah adalah satuan untuk mendefinisikan besarnya

wilayah, sedang pasar adalah tempat terjadinya jual beli barang dan atau jasa.

Pasar dapat digolongkan dalam dua golongan yaitu pasar konkrit dan pasar

abstrak.

Pasar konkrit merupakan tempat dimana para peminta dan penawar barang

berkumpul dan bertemu. Ciri pasar konkrit yaitu peserta pasar (penjual dan

pembeli) dan barang yang diperdagangkan terdapat pada pasar tersebut,

sedang pasar abstrak adalah pasar yang lokasinya tidak dapat dilihat dengan

(52)

dapat melalui internet, pemesanan telepon dan lain- lain. Barang yang

diperjualbelikan tidak dapat dilihat dengan kasat mata, tapi pada umumnya

melalui brosur, rekomendasi dan lain- lain.Kita juga tidak dapat melihat

konsumen dan produsen bersamaan, atau bisa dikatakan sulit membedakan

produsen dan konsumen sekaligus (Hanafiah, 1983).

Pasar juga dapat diartikan sebagai sasaran atau target yang akan dicapai

oleh perusahaan sebagai pemasaran barang produksinya. Pasar yang dimaksud

di sini adalah pasar sebagai sasaran penjualan. Sehingga luas pasar adalah

luasnya wilayah yang menjadi sasaran penjualan dari target yang sudah

ditetapkan oleh perusahaan. Dalam memasarkan barang perlu dipikirkan

strategi yang baik untuk peningkatan jangkauan pasar yang dihadapi oleh

perusahaan.Strategi pemasaran menurut Kotler (1997), adalah sejumlah

tindakan terintegrasi yang diarahkan untuk mencapai keuntungan kompetitif

yang berkelanjutan. Inti pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah

pokok, yaitu segmentasi, penentuan pasar sasaran, dan penetapan posisi.

Ketiga langkah ini sering disebut STP (segmenting, targetting, positioning) (Kotler dan Amstrong, 2004). Langkah pertama adalah segmentasi pasar,

yakni mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli yang

terpisah-pisah yang membutuhkan produk dan/atau bauran pemasaran

tersendiri.Langkah kedua adalah penentuan pasar sasaran, yaitu tindakan

memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki maupun dilayani.

(53)

mengkomunikasikan manfaat produk yang istimewa dari produk di dalam

pasar.

Pasar (dalam arti luas) merupakan tempat perjumpaan antara pembeli dan

penjual, di mana barang/jasa atau produk dipertukarkan antara pembeli dan

penjual. Ukuran kerelaan dalam pertukaran tersebut biasanya akan muncul

suatu tingkat harga atas barang dan jasa yang dipertukarkan tersebut

(Ehrenberg dan Smith, 2003). Pasar terbentuk dari proses pertemuan sampai

terjadinya kesepakatan. Pasar tersebut tidak mempedulikan tempat dan jenis

barang.Jadi pasar tidak terbatas pada suatu lokasi saja (Rasyaf, 1996).

2. Peranan Pasar

a. Peranan pasar bagi produsen

1) Sebagai tempat untuk mempromosikan barang

2) Sebagai tempat untuk menjual hasil produksi

3) Sebagai tempat untuk memperoleh bahan produksi

b. Peranan pasar bagi konsumen

1) Mempermudah konsumen untuk mendapatkan barang

2) Sebagai tempat bagi lonsumen untuk menawarkan sumber daya yang

dimiliki

c. Peranan pasar bagi pemerintah

1) Sebagai penunjang kelancaran pembangunan

(54)

F. Tenaga Kerja

1. Pengertian Tenaga Kerja

Menurut UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan bab I pasal 1 ayat

2 disebutkan tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maupun masyarakat.

Menurut Kasnawi (2006), mengemukakan bahwa produktivitas tenaga

kerja adalah pencerminan dari mutu tenaga kerja jika hal- hal lain dianggap

tetap sama. Menurutnya perubahan (peningkatan) produktivitas tenaga kerja

dapat terjadi karena pengaruh beberapa hal yaitu:

a. Sumber daya modal fisik tersedia dalam jumlah yang banyak

b. Sebagai sumber daya yang tersedia dalam jumlah yang besar

c. Mutu modal manusia itu sendiri yang meningkat

d. Kondisi dan lingkungan kerja yang lebih baik

Ini menjelaskan berbagai pertanyaan yang ada dalam dunia ekonomi

selama ini yang mempertanyakan mengapa ada banyak negara kaya akan

sumber daya alam namun negara itu tetap miskin sedang banyak negara yang

memiliki sedikit sumber daya alam namun menjelma menjadi negara kaya di

dunia. Sebagai gambaran negara kecil seperti Jepang saat ini menjadi negara

dengan pendapatan nasional tertinggi di Asia yang sebenarnya negara itu

memiliki sedikit sumber daya alam, namun mereka berani menyatakan unggul

(55)

Kasnawi(2006), mengemukakan gagasannya bahwa produktivitas tenaga kerja

dipengaruhi oleh:

1) Perkembangan barang modal per pekerja

2) Perbaikan tingkat keterampilan, pendidikan, dan kesehatan kerja

3) Meningkatkan skala usaha

4) Perpindahan pekerja antar jenis kegiatan

5) Perubahan komposisi output dari tiap sektor atau sub sektor 6) Perubahan teknik produksi

2. Klasifikasi tenaga kerja

a. Berdasarkan Penduduknya

1)Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat

bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut

undang-undang ketenagakerjaan mereka yang dikelompokkan sebagai

tenaga kerja adalah yang berusia 15-64 tahun

2)Bukan Tenaga Kerja

Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan

tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut UU

tenaga kerja No.13 tahun 2003, mereka yang berusia di luar usia kerja.

yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64

(56)

e. Berdasarkan Batas Kerja

1)Angkatan Kerja, mereka adalah penduduk usia produktif yang berusia

15-64 tahun yang saat ini tidak atau belum bekerja dan sedang mencari

pekerjaan.

2)Bukan Angkatan Kerja, mereka adalah penduduk yang berumur 10

tahun ke atas yang kegiatannya bersekolah, mengurus rumah tangga dan

sebagainya. Kelompok ini adalah anak-anak sekolah, ibu rumah tangga,

dan pengangguran.

f. Berdasarkan Kualitasnya

1)Tenaga Kerja Terdidik

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian

dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau menjalani pendidikan

formal dan non formal, tenaga kerja ini ini contohnya adalah guru,

dosen.

2)Tenaga Kerja Terlatih

Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian

dalam bidang tertentu melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja ini

memerlukan latihan secara berulang- ulang sehingga mampu menguasai

pekerjaan tersebut. Contohnya adalah pembuat patung, teknisi mesin,

(57)

3)Tenaga Kerja Tidak Terdidik

Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja yang biasanya

hanya mengandalkan tenaga fisik saja. Contoh dari tenaga kerja ini

adalah kuli bangunan, kenek.

3. Permasalahan Ketenagakerjaan

Negara Indonesia terkenal dengan penduduk yang sangat banyak dan

sebagian besar penduduk Indonesia bekerja sebagai tenaga kerja yang bekerja

di dalam negeri maupun di luar negeri. Tenaga kerja dari Indonesia umumnya

berbekal pendidikan yang minim.

Hal itu menimbulkan persoalan-persoalan pelik yang harus dihadapi oleh

pemerintah ini. Berikut permasalahan umum yang ada di Indonesia tentang

ketenagakerjaan:

a. Rendahnya Kualitas Tenaga Kerja

Pendidikan bisa dijadikan patokan kualitas sumber daya manusia di

suatu negara, proses yang sepertinya sepele ini tidak boleh diacuhkan

sebab banyak juga yang gagal dalam proses pendidikan. Dikaji lebih jauh

lagi pendidikan di Indonesia masih sangat rendah bila dibanding dengan

pendidikan di negara lain seperti di Jepang. Pengetahuan dan teknologi

menjadi sangat rendah. Minimnya pengusaan ilmu pengetahuan dan

(58)

b. Jumlah Angkatan Kerja yang terus bertambah tidak sebanding dengan

lapangan pekerjaan yang ada

Angkatan kerja yang ada di Indonesia sampai saat ini sangat

banyak sedang perluasan lapangan pekerjaan tidak dan atau belum

terealisasikan. Lapangan pekerjaan di Indonesia masih sangat minim

menyebabkan pemerintah harus mengeluarkan biaya lebih banyak untuk

menopang semua itu.

c. Persebaran Tenaga Kerja yang Tidak Merata

Sampai saat ini tenaga kerja sebagian besar berada di pulau Jawa.

Sedang di daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk

sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Di Jawa saat ini sudah

sangat padat dan banyak penganggur, namun di daerah lain seperti

Kalimantan, Papua, Sumatra masih kaya sumber daya alam dan sangat

butuh sumber daya manusia.

d. Pengangguran

Pengangguran di Indonesia sampai saat ini sangat banyak, saking banyaknya lapangan pekerjaan yang ada tak mencukupi untuk menampung

pencari kerja. Lapangan pekerjaan yang ada saat ini tidak sebanding

dengan luapan penganggur yang ada di negara ini. Apabila lapangan

pekerjaan tidak segera ditambah oleh pemerintah, lama-kelamaan

Gambar

Grafik 5.1.2 Grafik Upah Tenaga Kerja …………………………….….……….. 67
Tabel 4.1 Daftar Usaha Batik di Desa Jarum, Bayat
Tabel 5.1 Upah Total Tenaga Kerja tahun 2009-2013
Tabel 5.1.1
+7

Referensi

Dokumen terkait