• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR GAMBAR

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Batimetri Daerah Penelitian

Penelitian hidroakustik meliputi daerah tubir bagian luar (perairan Teluk Tomini), daerah tubir bagian dalam (perairan pulau Una-una) dan daerah perairan tenang (perairan pulau Batu Daka). Batimetri perairan pada ketiga lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.

22 4.1.1. Seleksi Puncak Threshold

4.1.1.1. Perairan Teluk Tomini

Hasil seleksi secara hidroakustik di perairan Teluk Tomini pada kedalaman 0 – 80 m memperlihatkan adanya sebaran puncak volume backscattering strength pada nilai threshold sebesar -90 dB sampai -78 dB dengan nilai frekuensi sebaran puncak tertinggi sebesar 68 pada nilai threshold -81 dB dan nilai frekuensi sebaran puncak terendah sebesar 3 pada nilai threshold -78 dB (Lampiran 5). Pada

kedalaman 80 – 160 m memperlihatkan adanya sebaran puncak volume

backscattering strength pada nilai threshold sebesar -90 dB sampai -69 dB dengan nilai frekuensi sebaran puncak tertinggi sebesar 45 pada nilai threshold -72 dB dan nilai frekuensi sebaran puncak terendah sebesar 3 pada nilai threshold -90 dB

(Lampiran 6). Pada kedalaman 160 – 260 m memperlihatkan adanya sebaran puncak volume backscattering strength pada nilai threshold sebesar -84 dB sampai -57 dB dengan nilai frekuensi sebaran puncak tertinggi sebesar 87 pada nilai threshold -60 dB dan nilai frekuensi sebaran puncak terendah sebesar 1 pada nilai threshold -81 dB dan -78 dB (Lampiran 7).

4.1.1.2. Perairan Disekitar Pulau Una-una

Hasil seleksi secara hidroakustik perairan disekitar pulau Una-una pada kedalaman 0 – 80 m memperlihatkan adanya sebaran puncak volume backscattering strength pada nilai threshold sebesar -90 dB sampai -75 dB dengan nilai frekuensi

23

23

sebaran puncak tertinggi sebesar 90 pada nilai threshold -81 dB dan nilai frekuensi sebaran puncak terendah sebesar 3 pada nilai threshold -90 dB (Lampiran 8).

4.1.1.3. Perairan Disekitar Pulau Batu Daka

Hasil seleksi secara hidroakustik perairan disekitar pulau Batu Daka pada kedalaman 0 – 80 m memperlihatkan adanya sebaran puncak volume backscattering strength pada nilai threshold sebesar -90 dB sampai -69 dB dengan nilai frekuensi sebaran puncak tertinggi sebesar 172 pada nilai threshold -84 dB dan nilai frekuensi sebaran puncak terendah sebesar 3 pada nilai threshold -75 dB (Lampiran 9).

4.1.2. Sebaran Puncak Threshold 4.1.2.1. Perairan Teluk Tomini

Secara keseluruhan visualisasi hasil seleksi nilai puncak volume backscattering strength (SV) perairan Teluk Tomini pada kedalaman strata kedalaman 0 - 80 m memperlihatkan adanya target terdeteksi pada kisaran nilai rata – rata threshold sebesar -82,58 dB dengan standar deviasi sebesar 2,81x10-09. Pada strata kedalaman ini juga memperlihatkan target terdeteksi pada kisaran nilai rata – rata target strength sebesar -74,28 dB dengan densitas rata – rata sebesar 2.900 target/1.000 m3 (Tabel 2a dan Gambar 6a).

Pada kedalaman 80 – 160 m memperlihatkan adanya target terdeteksi dengan kisaran nilai rata – rata volume backscattering strength (Sv) sebesar -73,74 dB dengan standar deviasi sebesar 4,28 x10-09. Pada strata kedalaman ini juga

24

memperlihatkan target terdeteksi pada kisaran nilai rata – rata target strength sebesar -53,8 dB dengan densitas rata – rata sebesar 90 target/1.000 m3 (Tabel 2b dan Gambar 6b).

Pada kedalaman 160 – 260 m memperlihatkan adanya target terdeteksi dengan kisaran nilai rata – rata volume backscattering strength (Sv) sebesar -61,83 dB dengan standar deviasi sebesar 4,14x10-07. Pada strata kedalaman ini juga

memperlihatkan target terdeteksi pada kisaran nilai rata – rata target strength sebesar -42,43 dB dengan densitas rata – rata sebesar 30 target/1.000 m3 (Tabel 2c dan Gambar 6c).

4.1.2.2. Perairan Disekitar Pulau Una-una

Secara keseluruhan visualisasi hasil seleksi nilai puncak volume backscattering strength (SV) perairan disekitar pulau Una-una pada kedalaman 0 – 80 m

memperlihatkan adanya target terdeteksi pada kisaran nilai rata – rata threshold sebesar -80,89 dB dengan standar deviasi sebesar 5,57x10-09. Pada strata kedalaman ini juga memperlihatkan target terdeteksi pada kisaran nilai rata – rata target strength sebesar -74,55 dB dengan densitas rata – rata sebesar 2.900 target/1.000 m3 (Tabel 2a Gambar 7).

4.1.2.3. Perairan Disekitar Pulau Batu Daka

Secara keseluruhan visualisasi hasil seleksi nilai puncak volume backscattering strength (SV) perairan disekitar pulau Batu Daka pada kedalaman 0 – 80 m

25

25

memperlihatkan adanya target terdeteksi pada kisaran nilai rata – rata threshold sebesar -81,33 dB dengan standar deviasi sebesar 1,47x10-08. Pada strata kedalaman ini juga memperlihatkan target terdeteksi pada kisaran nilai rata – rata target strength sebesar -75,28 dB dengan densitas rata – rata sebesar 2.900 target/1.000 m3 (Tabel 2a dan Gambar 8).

Gambar 6a. Sebaran puncak threshold perairan T. Tomini kedalaman 0-80 meter

E

S

D

U

26

Gambar 6b. Sebaran puncak threshold perairan T. Tomini kedalaman 80-160 meter

Gambar 6c. Sebaran puncak threshold perairan T. Tomini kedalaman 160-260 meter

E S D U Sv E S D U Sv

27

27

Gambar 7. Sebaran puncak threshold perairan P. Una-una kedalaman 0-80 meter

Gambar 8. Sebaran puncak threshold perairan P. Batu Daka kedalaman 0-80 meter

E S D U Sv E S D U Sv

28

Sehingga dapat disimpulkan pada strata kedalaman 0 – 80 meter di perairan Teluk Tomini, perairan disekitar pulau Una-una dan pulau Batu Daka memiliki nilai densitas target yang sama. Strata kedalaman ini menunjukan nilai volume

backscattering strength (SV) rata-rata tertinggi terdapat di perairan Pulau Una-una dan nilai SV rata-rata terendah terdapat di perairan Teluk Tomini namun dengan kisaran nilai yang tidak jauh berbeda. Strata kedalaman ini juga menunjukan perairan Teluk Tomini memiliki nilai rata-rata target strength (TS) tertinggi dengan nilai standar devisasi terendah sedangkan nilai rata-rata TS terendah terdapat pada perairan Pulau Batu Daka dengan nilai standar deviasi terbesar jika dibandingkan pada

perairan Teluk Tomini dan Pulau Una-una (Tabel 2a).

Strata kedalaman yang lebih tinggi pada perairan Teluk Tomini menunjukan semakin bertambahnya kedalaman terjadi peningkatan nilai volume backscattering strength (SV), target strength (TS) dan standar deviasi. Hal ini ditunjukan dari perbandingan nilai ketiga parameter tersebut pada lapisan permukaan perairan (0 – 80 meter), lapisan tengah perairan (80 – 160 meter) dan pada lapisan dalam perairan (160 – 260 meter). Perbandingan ini juga dapat dilihat nilai densitas target mengalami penurunan semakin bertambahnya kedalaman.

29

29

Tabel 2a. Kisaran nilai rata – rata volume backscatteringstrength strata kedalaman 0 – 80 meter pada perairan Teluk Tomini, perairan disekitar Pulau Una-una dan P Batu Daka

Kedalaman 0 - 80 meter Lokasi SV rata- rata (dB) Max (dB) Min (dB) Standar Deviasi TS rata- rata (dB) ρ (target/ m3) Perairan T.Tomini -82,58 -82,51 -82,65 2,81x10-09 -74,28 2,90 Pulau Una-una -80,89 -80,86 -80,91 5,57x10-09 -74,55 2,90

Pulau Batu Daka -81,33 -81,12 -81,56 1,47x10-08 -75,28 2,90

Tabel 2b. Kisaran nilai rata – rata volume backscattering strength strata kedalaman 80 – 160 meter pada perairan Teluk Tomini

Kedalaman 80 - 160 meter Lokasi SV rata- rata (dB) Max (dB) Min (dB) Standar Deviasi TS rata- rata (dB) ρ (target/ m3) PerairanT.Tomini -73,74 -73,52 -73,97 4,28x10-08 -53,8 0,09

Tabel 2c. Kisaran nilai rata – rata volume backscattering strength strata kedalaman 160 – 260 meter pada perairan Teluk Tomini

Kedalaman 160 - 260 meter Lokasi SV rata- rata (dB) Max (dB) Min (dB) Standar Deviasi TS rata- rata (dB) ρ (target/ m3) Perairan T.Tomini -61,83 -61,81 -61,86 4,14x10-07 -42,34 0,03

30 4.2. Pembahasan

4.2.1. Perairan Teluk Tomini 4.2.1.1. Kedalaman 0 – 80 meter

Strata kedalaman 0 – 80 m secara keseluruhan menunjukan target terdeteksi dengan pola mengelompok disepanjang lintasan ESDU (Gambar 6a). Deteksi target pada kedalaman ini menunjukan konsentrasi tinggi, hal ini ditunjukan oleh nilai densitas yang sama sebesar 2.900 target/1.000 m3. Hal ini disebabkan karena nilai tersebut bukan merupakan target ikan yang sesungguhnya melainkan jumlah

sampling yang berasal dari alat. Berdasarkan nilai rata- rata target strength sebesar - 74,28 dB dapat diestimasi bahwa target terdeteksi adalah sekumpulan juvenile atau plankton berukuran besar dengan nilai standar deviasi ukuran yang relatif tinggi sebesar 2,81x10-09. Topografi perairan Teluk Tomini termasuk dalam daerah perairan tubir luar yang memiliki karakter pergerakan masa air cukup kuat. Kondisi ini dapat menyebabkan proses turbulensi yang relative kuat dan mengakibatkan terjadinya pengangkatan unsur hara. Proses tersebut dapat membantu meningkatkan

ketersediaan makanan bagi jenis plankton yang hidup didaerah permukaan (strata kedalaman 0 – 80 m). Akibatnya keseragaman ukuran pada strata kedalaman tersebut relatif lebih tinggi karena proses predasi yang terjadi lebih rendah.

4.2.1.2. Kedalaman 80 – 160 meter

Strata kedalaman 80 – 160 m secara keseluruhan menunjukan target terdeteksi dengan pola yang lebih menyebar disepanjang lintasan ESDU (Gambar 6b). Deteksi

31

31

target pada kedalaman ini menunjukan konsentrasi relatif rendah, hal ini ditunjukan oleh nilai densitas sebesar 90 target/1.000 m3. Berdasarkan nilai rata- rata target strength sebesar -53,80 dB dapat diestimasi bahwa target terdeteksi adalah

sekumpulan ikan kecil dengan nilai standar deviasi ukuran yang relatif lebih rendah sebesar 4,28x10-08 jika dibandingkan dengan nilai standar deviasi ukuran target pada kedalaman 0 – 80 meter. Pada umumnya target yang terdeteksi pada kedalaman ini tergolong dalam kelompok ikan pelagis kecil (5 – 50 cm) seperti ikan malalugis (Decapterus macarellus), ikan layang (Decapterus russet) atau ikan mumar. Pada strata kedalaman ini terdapat lapisan termoklin yang dapat membatasi ketersediaan makanan bagi organisme seperti ikan yang hidup pada area tersebut sehingga proses predasi cenderung lebih tinggi dan mengakibatkan keseragaman relatif lebih rendah.

4.2.1.3. Kedalaman 160 – 260 meter

Strata kedalaman 160 – 260 m secara keseluruhan menunjukan target terdeteksi dengan pola mengelompok disepanjang lintasan ESDU (Gambar 6c). Deteksi target pada kedalaman ini menunjukan konsentrasi relatif rendah, hal ini ditunjukan oleh nilai densitas sebesar 30 target/1.000 m3. Berdasarkan nilai rata- rata target strength sebesar -42,34 dB dapat diestimasi bahwa target terdeteksi adalah sekumpulan ikan dengan nilai standar deviasi ukuran relatif rendah sebesar 4,14x10-07. Pada umumnya jenis target yang terdeteksi pada kedalaman ini tergolong dalam kelompok ikan pelagis kecil (5 – 50 cm) seperti ikan malalugis (Decapterus macarellus), ikan layang (Decapterus russet) atau ikan mumar. Pada strata kedalaman ini dimana keadaan

32

perairan cenderung lebih tenang menyebabkan proses predasi lebih tinggi sehingga keseragaman ukuran organisme yang berada pada kedalaman tersebut lebih rendah jika dbandingkan pada strata kedalaman 0 – 80 m dan strata kedalaman 80 – 160 m.

4.2.2. Perairan Pulau Una-una 4.2.2.1. Kedalaman 0 – 80 meter

Strata kedalaman 0 – 80 m secara keseluruhan menunjukan target terdeteksi dengan pola mengelompok disepanjang lintasan ESDU (Gambar 7). Deteksi target pada kedalaman ini menunjukan konsentrasi sangat tinggi, hal ini ditunjukan oleh nilai densitas sebesar 2.900 target/1.000 m3. Berdasarkan nilai rata- rata target strength sebesar -74,55 dB dapat diestimasi bahwa target terdeteksi adalah sekumpulan juvenile atau plankton berukuran besar dengan nilai standar deviasi ukuran yang relatif tinggi sebesar 5,57x10-09. Kondisi perairan disekitar pulau Una- una termasuk dalam daerah perairan tubir bagian dalam yang memiliki karakter pergerakan masa air lebih kuat, menyebabkan proses turbulensi yang relatif kuat dan mengakibatkan terjadinya pengangkatan unsur hara. Proses tersebut menyebabkan kondisi perairan menjadi homogen sehingga dapat membantu meningkatkan ketersediaan makanan bagi jenis plankton yang hidup didaerah permukaan (strata kedalaman 0 – 80 m). Akibatnya keseragaman ukuran pada strata kedalaman tersebut relative lebih tinggi karena proses predasi yang terjadi lebih rendah.

33

33 4.2.3. Perairan Pulau Batu Daka

4.2.3.1. Kedalaman 0 – 80 meter

Strata kedalaman 0 – 80 m secara keseluruhan menunjukan target terdeteksi dengan pola menyebar disepanjang lintasan ESDU (Gambar 8). Deteksi target pada kedalaman ini menunjukan konsentrasi sangat tinggi, hal ini ditunjukan oleh nilai densitas sebesar 2.900 target/1.000 m3. Berdasarkan nilai rata- rata target strength sebesar -75,28 dB dapat diestimasi bahwa target terdeteksi adalah sekumpulan juvenile atau plankton berukuran besar dengan nilai standar deviasi ukuran yang relatif tinggi sebesar 1,47x10-09. Topografi perairan disekitar pulau Batu Daka termasuk dalam daerah perairan yang memiliki karakter pergerakan masa air lebih tenang, dengan proses turbulensi yang masih terjadi didaerah permukaan (strata kedalaman 0 – 80 m) dan mengakibatkan terjadinya pengangkatan unsur hara,

sehingga ketersediaan makanan bagi jenis plankton yang hidup tercukupi. Akibatnya keseragaman ukuran pada strata kedalaman tersebut relatif lebih tinggi karena proses predasi yang terjadi lebih rendah.

34

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pendeteksian yang dilakukan di perairan Teluk Tomini, perairan disekitar pulau Una-una dan pulau Batu Daka, dapat disimpulkan semakin

bertambahnya kedalaman perairan maka ukuran target semakin besar dan beragam. Pada lapisan permukaan perairan (strata kedalaman 0 – 80 m) target yang terdeteksi di perairan Teluk Tomini, perairan sekitar pulau Una-una dan pulau Batu Daka umumnya adalah sekumpulan juvenile atau plankton berukuran besar dengan kisaran densitas yang sama. Pada lapisan tengah perairan (strata kedalaman 80 – 160 m) target yang terdeteksi di perairan Teluk Tomini ikan berukuran kecil. Pada strata kedalaman ini densitas target lebih rendah jika dibandingkan dengan densitas target pada strata kedalaman 0 – 80 m. Pada lapisan dalam perairan (strata kedalaman 160 – 260 m) target yang terdeteksi di perairan Teluk Tomini umumnya adalah ikan berukuran kecil yang memiliki nilai rata-rata target strength relatif lebih besar

dibandingkan pada strata kedalaman (80 – 160 m) dengan kisaran densitas yang lebih rendah dibandingkan pada lapisan permukaan dan lapisan tengah perairan.

5.2. Saran

Diharapkan pada penelitian hidroakustik berikutnya proses sampling daerah penelitian diperluas, sehingga pendugaan distribusi secara hidroakustik dapat menghasilkan korelasi data yang lebih baik.

35

35

Dokumen terkait