• Tidak ada hasil yang ditemukan

Batu Ginjal

Dalam dokumen smk10 IlmuKesehatan Heru (Halaman 128-136)

Pernahkah anda merasa sangat haus? Mengapa jika kurang minum terasa haus? In

1. Batu Ginjal

Batu ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan

bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.

Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis).

Penyebab

Terbentuknya batu bisa terjadi karena air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu atau karena air kemih kekurangan penghambat pembentukan batu yang normal. Sekitar 80% batu terdiri dari kalsium, sisanya mengandung berbagai bahan, termasuk asam urat, sistin dan mineral struvit. Batu struvit (campuran dari magnesium, amonium dan fosfat) juga disebut "batu infeksi" karena batu ini hanya terbentuk di dalam air kemih yang terinfeksi. Ukuran batu bervariasi, mulai dari yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sampai yang sebesar 2,5 sentimeter atau lebih. Batu yang besar disebut "kalkulus staghorn". Batu ini bisa mengisi hampir keseluruhan pelvis renalis dan kalises renalis.

Gejala

Batu ginjal, terutama yang ukuran kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Gejala batu ginjal tergantung pada letak batu tersebut.

▲ Gambar 5.7. Letak batu ginjal pada saluran ginjal

• Batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah.

• Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis

(nyeri kolik yang hebat).

Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam. Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter. Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.

Diagnosis

Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak sengaja pada pemeriksaan analisa air kemih rutin (urinalisis). Batu yang menyebabkan nyeri biasanya didiagnosis berdasarkan gejala kolik renalis, disertai dengan adanya nyeri tekan di punggung dan selangkangan atau nyeri di daerah kemaluan tanpa penyebab yang jelas.

Analisis air kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil. Biasanya tidak perlu dilakukan pemeriksaan lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau diagnosisnya belum pasti.

Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24 jam dan pengambilan contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya batu.

Rontgen perut bisa menunjukkan adanya batu kalsium dan batu struvit. Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah

urografi intravena dan urografi retrograd.

Minum banyak cairan akan meningkatkan pengeluaran dan pembentukan air kemih sehingga dapat membantu membuang beberapa batu; jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi dilakukan pengobatan.

Kolik renalis bisa dikurangi dengan obat pereda nyeri golongan narkotik. Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 sentimeter atau kurang seringkali bisa dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL). Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih. Kadang sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit, yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik. Batu kecil di dalam ureter bagian bawah bisa diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih. Batu asam urat kadang akan larut secara bertahap pada suasana air kemih yang basa (misalnya dengan memberikan kalium sitrat), tetapi batu lainnya tidak dapat diatasi dengan cara ini. Batu asam urat yang lebih besar, yang menyebabkan penyumbatan, perlu diangkat melalui pembedahan. Tindakan pencegahan pembentukan batu tergantung kepada komposisi batu yang ditemukan pada penderita. Batu tersebut dianalisa dan dilakukan pengukuran kadar bahan yang bisa menyebabkan terjadinya batu di dalam air kemih.

Batu kalsium

Sebagian besar penderita batu kalsium mengalami hiperkalsiuria, dimana kadar kalsium di dalam air kemih sangat tinggi.

Obat diuretik thiazid (misalnya trichlormetazid) akan mengurangi pembentukan batu yang baru. Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari). Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi

natrium selulosa fosfat.

Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di dalam air kemih, diberikan kalium sitrat. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat dari mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh karena itu sebaiknya asupan makanan tersebut dikurangi. Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti

hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalis atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut.

Batu asam urat

Dianjurkan untuk mengurangi makan daging, ikan dan unggas, karena makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih. Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol. Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat. Dan sangat dianjurkan untuk banyak minum air putih.

Pencegahan

Penyakit ginjal dapat menjadi penyakit yang bersifat kronis dan mematikan. Oleh sebab itu, lebih baik menemukan gejalanya sejak dini dan segera mengatasinya sehingga tidak menjadi penyakit yang berkepanjangan serta menimbulkan kerugian yang lebih besar.

Dialisis dan transplantasi ginjal

Umumnya, seseorang dapat hidup normal dengan hanya satu ginjal. Bila kedua ginjal tidak berfungsi normal, maka seseorang perlu mendapatkan suatu Terapi Pengganti Ginjal (TPG). TPG ini dapat dilakukan baik bersifat sementara waktu maupun terus-menerus. TPG terdiri atas tiga, yaitu:

1. Hemodialisis (Cuci Darah). Prinsip dasar dari hemodialisis adalah membersihkan darah dengan menggunakan Ginjal Buatan.

2. Peritoneal Dialisis (Cuci Rongga Perut) Sedangkan Peritoneal dialisis menggunakan Selaput rongga perut (peritoneum) sebagai saringan antara darah dan cairan dialisa.

3. Cangkok ginjal (transplantasi). Transplantasi ginjal sekarang ini lumayan umum. Transplantasi ginjal dapat dilakukan secara "cadaveric" (dari seseorang yang telah meninggal) atau dari donor yang masih hidup (biasanya anggota keluarga). Ada beberapa keuntungan untuk transplantasi dari donor yang masih hidup, termasuk kecocokan lebih bagus, donor dapat dites secara menyeluruh sebelum transplantasi dan ginjal tersebut cenderung memiliki jangka hidup yang lebih panjang.

Kata-kata Penting • Korteks ginjal • Medulla ginjal • Badan Malphigi • Nefron • Batu ginjal • Cuci darah • Nefritis

Gambar 5.8. Pasien cuci darah karena kerusakan gunjal akut

Rangkuman

ƒ Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat yang berlebihan dari dalam tubuh karena dapat mengganggu terciptanya homeostasis.

ƒ Ekskresi lewat ginjal berfungsi untuk mengeluarkan sisa-sisa

metabolisme dan menjaga tekanan osmotik cairan tubuh.

ƒ Unit struktural dan fungsional ginjal dalam pembentukan urine adalah nefron (nephron). Nefron dapat dibedakan menjadi nefron vaskuler

dan nefron epithel. Nefron pembuluh yaitu arteriole aferen,

glomerulus, arteriole eferen, dan kapiler peritubuler.

ƒ Mekanisme pengaturan kadar air tubuh melibatkan sel-sel

osmoreseptor dan baroreseptor yaitu sel-sel sensoris yang berperan memonitor perubahan konsentrasi ion natrium atau volume air (tekanan osmotik) darah. Pengolahan informasi tersebut dalam hipothalamus menghasilkan pembebasan hormon vasopresin dari neuron kelenjar pituitaria posterior. ADH bekerja merangsang sel tubulus kolektivi ginjal untuk meningkatkan reabsorpsi air.

ƒ Keseimbangan Ion Natrium (Sodium), jika kadar natrium turun

(osmolaritas menurun), maka sel tersebut mengeluarkan enzim renin yang berperan mengubah angiotensinogen menjadi angeiotensin I kemudian angiotensin II. Angiotensin II sebagai hormon berperan merangsang sel korteks adrenal untuk mensintesis dan mensekresikan aldosteron. Aldosteron merangsang sel-sel tubulus ginjal untuk meningkatkan reabsorpi natrium dalam urin sehingga kadar natrium darah kembali seimbang (normal).

A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat!

1. Kondisi lingkungan interna yang seimbang dan dinamis oleh W.B. Cannon disebut ...

2. Komposisi tubuh kita sebagian besar atau kurang lebih 60% berupa ...

3. Bagian cekungan ginjal yang merupakan tempat masuk-nya bundel saraf, arteri renalis, dan keluarnya vena renalis, dan ureter disebut ...

4. Suplai darah yang menuju ke ginjal berasal dari aorta abdominalis

yang kemudian bercabang menjadi ...

5. Unit struktural dan fungsional ginjal dalam pembentukan urine adalah ...

6. Anyaman pembuluh darah kapiler yang merupakan cabang dari arteriol aferen disebut ....

....

8. Sel khusus yang menempel pada kapiler glomerulus dan berfungsi untuk filtrasi darah adalah …

9. Sel-sel tubulus yang berperan mereabsorpsi cairan ultra filtrat banyak terdapat di ...

10. Sel-sel yang berperan menghasilkan enzim renin adalah …

B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar!

1. Jelaskan keterkaitan sistem ekskresi dengan terciptanya kondisi homeostasis!

2. Jelaskan proses pemben-tukan urin! 3. Jelaskan proses filtrasi glomeruler!

4. Jelaskan peran sel-sel tubulus kontortus distal ginjal dalam absorpsi air!

5. Jelaskan peran ADH (antidiuretic hormone) dalam pengaturan reabsopsi air!

6. Jelaskan peran hormon aldosteron dalam pengaturan reabsorpsi ion natrium!

7. Sebutkan bagian-bagian ginjal dan fungsinya ! 8. Gambarkan secara urut nefron ginjal!

9. Gambarkan distribusi cairan tubuh manusia

10. Jelaskan peran sel-sel jukstaglomelurus dalam pengaturan

▲ Gambar 6.1. Koordinasi yang baik perlu dijaga dengan olahraga

Perhatikan ketika petenis sedang bermain tenis,

Dalam dokumen smk10 IlmuKesehatan Heru (Halaman 128-136)

Dokumen terkait