• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelenjar Adrenal

Dalam dokumen smk10 IlmuKesehatan Heru (Halaman 175-179)

ƒ Kelenjar adrenal

1. ADH ( antidiuretic hormone ) atau vasopresin

8.5. Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal terletak di atas ginjal sehingga disebut juga kelenjar suprarenalis. Kelenjar adrenal terdiri atas bagian kortek dan medulla. Sel kromafin medulla adrenal berperan mensintesis dan mensekresikan hormon katekolamin (adrenalin dan noradrenalin). Adrenalin disebut juga epinefrin (E), noradrenalin disebut juga norepinefrin (NE). Katekolamin bersifat meningkatkan aktifitas sistem syaraf simpatis. Sekresi hormon adrenalin merupkan respon terhadap rangsangan syaraf melalui neuron praeganglionik syaraf simpatis sebagai respon terhadap turunnya kadar glukosa darah. Epinefrin berperan meningkatkan kadar glukosa darah dan asam laktat dengan cara merangsang glikogenolisis di sel hati dan otot sehingga terjadi hiperglikemik. Noradrenalin secara umum efeknya sama dengan E. Dengan demikian, adrenalin bekerja seperti glukagon dalam hal metabolisme karbohidrat.

Korteks adrenal tersusun atas 3 lapisan dari luar ke dalam sebagai berikut:

1. Zona glomerulosa 2. Zona fasciculata 3. Zona reticularis

Zona glomerulosa berperan menghasilkan hormon aldosteron yang berfungsi memfasilitasi reabsorpsi ion natrium (Na+1) oleh tubulus ginjal. Sodium merupakan ion utama yang menyusun elektrolit tubuh dan secara terus menerus dikeluarkan lewat urin dan perkeringatan. Mekanisme regulasi kadar ion sodium dalam darah adalah sbb.: Sel khusus yang terdapat pada dinding pembuluh darah ginjal (juxtaglomerular cells) berperan sebagai osmoreseptor untuk memantau kadar ion sodium dalam darah. Jika kadar sodium dalam darah turun (osmolaritas menurun), maka sel tersebut mengeluarkan ensim renin yang berperan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I. Angiotensin I kemudian diubah menjadi angiotensin II oleh converting enzyme. Angiotensin II merupakan hormon yang berperan merangsang sel korteks adrenal untuk mensintesis dan mensekresikan hormon aldosteron. Aldosteron berperan merangsang sel-sel tubulus distalis ginjal untuk meningkatkan reabsorpi ion sodium dalam urin sehingga kadar sodium dalam darah kembali seimbang (normal). Kelebihan aldosteron akan menyebabkan meningkatnya retensi (penimbunan) ion natrium dan air, dan kehilangan ion kalium (K+1).

Zona fasciculata dan reticularis menghasilkan kortikosteroid (kortikoid, atau kortisol, atau hidrokortison). Kortisol berperan untuk: 1. Meningkatkan pemanfaatan protein menjadi sumber energi dan

panas 2. Antialergi

3. Antiinflamasi (antiradang) 4. Retensi ion Na.

5. Kelebihan kortisol menyebabkan metabolisme protein meningkat sehingga metabolisme karbohidrat menurun.

Kelebihan ACTH menyebabkan Cushing's disease, dengan gejala

retensi air dan ion Na+1 meningkat sehingga terjadi edema

(pembengkakan jaringan yang berisi air), tekanan darah meningkat. Hipofungsi kelenjar adrenal menyebabkan Addison's disease dengan gejala antara lain; tekanan darah menurun, berat badan hilang, otot lemah, dan muntah-muntah. Penyalah gunaan kortikosteroid sebagai doping.

8.6. Ovarium

Ovarium berperan mensintesis dan mensekresikan hormon estrogen (E2) dan progesteron (P). Estrogen disintesis dan disekresikan oleh

164

folikel ovarium. Estrogen bersifat sebagai endokrin, parakrin, atau autokrin. Estrogen berasal dari kolesterol. Estrogen ada 3 macam yaitu: 17ß-estradiol, estrone, dan estriol, yang paling banyak dijumpai adalah 17ß-estradiol. Estrogen berperan sebagai feedback positip yaitu memacu proliferasi sel granulosa, meningkatkan jumlah reseptor FSH pada sel granulosa, dan berperan sebagai feedback

negatif yaitu menurunkan sekresi FSH-RH dari hipotalamus dan FSH dari pituitaria, serta memelihara sifat kelamin sekunder.

Progesteron disintesis dan disekresikan oleh korpus luteum dirangsang oleh LH pada siklus menstruasi normal, sedangkan pada saat ada kehamilan sintesis dan sekresi progesteron oleh korpus luteum juga dirangsang oleh chorionic gonadotropin (CG) yang dihasilkan plasenta. Fungsi utama hormon progesteron adalah mengatur panjang pendeknya siklus estrus, menyiapkan uterus untuk implantasi, pertumbuhan kelenjar susu, dan sifat keibuan. Disamping itu, korpus luteum juga menghasilkan hormon relaksin yang berperan melebarkan (relaksasi) simpisis pubis (tulang panggul) dan servik uteri.

Aplikasi pemanfaatan hormon E2 dan P dalam kehidupan sehari-hari

antara lain untuk: kontrasepsi oral pil (estrogen, atau kombinasi estrogen dan progestin), injeksi (estrogen), implan (progesteron).

8.7. Pankreas

Pulau Langerhans pankreas merupakan bagian pankreas yang bersifat sebagai kelenjar endokrin, sedangkan bagian asinar bersifat sebagai kelenjar eksokrin. Sel β (beta) pulau Langerhans pankreas berperan menghasilkan hormon insulin. Insulin merupakan faktor hipoglikemik artinya sebagai faktor yang menyebabkan penurunan kadar glukosa darah. Pada kondisi glukosa darah meningkat (misalnya saat setelah makan yang lebih banyak mengandung unsur karbohidrat), maka akan merangsang sekresi insulin dan mencegah sekresi glukagon. Insulin bekerja meningkatkan afinitas molekul karier didalam membran sel dengan glukosa sehingga mempermudah dan mempercepat masuknya glukosa ke dalam sel. Setelah glukosa berada di dalam sitoplasma, selanjutnya jika tidak dimanfaatkan sebagai sumber energi, oleh insulin akan disintesis menjadi glikogen (cadangan glukosa) di dalam beebagai sel hati, otot, atau jaringan lain. Sel α (alfa) pulau Langerhans pankreas menghasilkan hormon glukagon. Glukagon bekerja sebagai faktor

hiperglikemik artinya sebagai faktor yang menyebabkan meningkatnya kadar glukosa darah, karena glukagon berperan merangsang proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Glukagon bersifat lebih poten daripada epinefrin (adrenalin). Penurunan kadar glukosa darah dikenali oleh sel α pankreas berperan menghasilkan hormon glukagon. Hormon glukagon berperan merangsang pembebasan glukosa dari glikogen (terutama di sel hati) sehingga kadar gula darah kembali normal.

Disamping memacu pembebas-an insulin oleh pankreas, kadar glukosa darah juga mempengaruhi perilaku makan. Mekanisme pengaturan (kontrol) perilaku makan adalah sebagai berikut: kadar glukosa darah mempengaruhi glukostat yaitu pusat kenyang (satiety center). yang terdapat pada basal hipotalamus. Pusat ini menghambat hipotalamus lateral yang merupakan pusat makan (feeding center). Pada kondisi kadar glukosa darah rendah, pusat kenyang tidak lagi menghambat pusat makan sehingga memacu pusat tersebut dan timbul keinginan untuk makan (nafsu makan). Akibat dari pengambilan makanan, maka kadar glukosa darah meningkat dan kembali normal.

Kelainan gangguan sintesis dan sekresi insulin menyebabkan penyakit diabetes mellitus (DM) atau kencing manis. Pada penderita DM ditandai dengan gejala meningkatnya kadar glukosa darah. Gejala lain yang mengikuti antara lain terdapat glukosa dalam urin (glukosuria), rasa haus dan banyak minum (polidipsia), lapar dan banyak makan (polifagia), volume air kencing meningkat (poliuria), luka sukar sembuh, dan impotensi.

8.8. Saluran Pencernaan

Mukosa usus halus menghasilkan hormon sekretin dan kolesistokinin (CCK). Hormon sekretin disintesis dan disekresikan oleh mukosa usus halus (terutama jejunum) ke dalam sirkulasi darah ketika makanan yang sangat bersifat asam memasuki usus halus. Hormon sekretin apabila disuntikkan secara intravena akan meningkatkan sekresi bikarbonat oleh pankreas dan saluran empedu.

Hormon kolesistokinin disintesis dan disekresikan oleh mukosa usus halus bagian depan (terutama duodenum) memiliki peran merangsang motilitas kantung empedu. Kolesistokinin dibebaskan ketika makanan yang mengandung lemak memasuki duodenum. Kolesistokinin berperan merangsang sel asinar pankreas untuk mengeluarkan enzim-enzim pencernaan dan kontraksi kantung

166

empedu untuk mengeluarkan getah empedu ke lumen usus halus. Menurut kamus kedokteran Dorland’s bahwa kole (chole, latin) adalah sesuatu yang memiliki kaitan dengan empedu (Arey et al., 1961;271). Gastrin dihasilkan oleh mukosa gastrium (lambung) berperan merangsang sekresi asam lambung (HCL).

Dalam dokumen smk10 IlmuKesehatan Heru (Halaman 175-179)

Dokumen terkait