• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA

B. Bauran Pemasaran

Istilah bauran pemasaran mengacu pada paduan strategi produk, distribusi, promosi, dan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju. Distribusi kadangkala dihubungkan dengan tempat, sehingga memberikan kita 4P dari bauran pemasaran: produk (product), tempat (place), promosi (promotion), harga (price).20

1. Produk

Biasanya bauran pemasaran dimulai dengan produk yang mencerminkan tentang barang dan jasa yang ditawarkan. Produk tidak hanya meliputi unit fisiknya saja tetapi juga kemasan, garansi, merek, nama baik perusahaan dan masih banyak lagi faktor lainnya. Inti dari bauran pemasaran yang merupakan langkah awalnyaa aaadalah penawaran produk dan strategi produk. Sangat sulit untuk mendesain suatu strategi distribusi, memutuskan kampanye promosi, atau menentukan harga tanpa mengenali produk yang dihasilkan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pembeli (customer needs and wants).

2. Harga

Adalah apa yang harus diberikan oleh pembeli untuk mendapatkan suatu produk. Hingga sering merupakan elemen yang paling fleksibel. Diantaranya

20

Unsur bauran pemasaran yang terdiri dari atas 4P (Product, Price, Place, Promotion). Dan dipopulerkan oleh E. Jerome Mc. Carthy. Beberapa pakar pemasaran mengemukakan prespektif yang baru sebagai perluasan dari 4P. diantaranya Kotler (1996) dalam artikelnya berjudul “Megamarketing menambahkan 2P yaitu: politics dan public opinion.

keempat bauran pemasaran, yaitu elemen yang paling cepat berubah. Strategi dalam menetapkan harga harus berhubungan dengan biaya pembeli (cost of costumer). Biaya yang ditetapkan rendah dan dapat terjangkau konsumen dengan tidak mengurangi kualitas produk yang ditawarkan.

3. Distribusi

Mencerminkan kegiatan-kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia untuk konsumen sasaran. Tujuan dari distribusi adalah untuk memastikan bahwa produk tiba dalam konddisi layak pakai pada tempat yang ditunjuk pada saat yang diperlukan.

Dalam menetapkan langkah sebuah strategi distribusi perusahaan harus membuat langkah-langkah mudah (easy step) untuk memperoleh produk yang ditawarkan.

4. Promosi

Mencerminkan kegiatan-kegiatan yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk konsumen membelinya. Promosi terdiri dari penjualan perseorangan, iklan, promosi, penjualan, damn publikasi. Promosi sangat berhubungan erat dengan komunikasi.

Implementasi syariat dalam variabel-variabel bauran pemasaran dapat dilihat pada produk, barang dan jasa yang ditawarkan berkualitas sesuai dengan yang dijanjikan. Pada variabel harga aaaaakan disajikan dengan harga yang kompetitif, sedangkan pada distribusi pelaku pemasaran tidak melakukan kecurangan dan

penindasan terhadap pesaing, untuk variabel promosi menghindarkan sifat dusta atau menipu dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hasil yang besar.

Bisnis jasa sangat kompleks, karena banyak elemen yang mempengaruhinya, seperti sistem internal organisasi, lingkungan fisik, kontak personal, iklan, tagihan, dan pembayaran, komentar dari mulut kemulut, dan sebagainya. Oleh karena itu pemasaran jasa tidak hanya membuthkan pemasaran eksternal tetapi juga pemasaran internal dan pemasaran efektif.

Pemasaran eksternal menggambarkan aktivitas normal yang dilakukan oleh perusahaan dalam mempersiapkan jasa menetapkan harga, melakukan distribusi, dan mempromosikan jasa, yang bernilai superior kepada para pelanggan akan terikat dengan perusahaan, sehingga laba jangka panjang bisa terjamin.

Perumusan internal menggambarkan tugas yang diemban perusahaan dalam rangka melatih dan memotivasi para karyawan (sebagai aset utama perusahaan dan ujung tombak pelayanan) aaaagar dapat melayani para pelanggan dengan baik. Yang tak kalah pentingnya aaaaadalah pemberian penghargaan dan pengakuan yang sepadan dan manusiawi. Aspek ini bisa membangkitkan motivasi, moral kerja, rasa bangga, loyalitas. Setiap orang dalam organisasi pada gilirannya dapat memberikan kontribusi besar bagi perusahaan dan bagi pelanggan yang dilayani.

Pemasaran interaktif menggambarkan interaksi anatara pelanggan dan karyawan. Diharapkan setiap karyawan yang loyal, bermotivasi tinggi, dan diberdayakan (empowered) dapat memberikan total quality service kepada para

pelanggan dan calon pelanggan. Bila ini teralisasi, maka pelanggan yang puas akan menjalin hubungan berkesinambungan dengan personil dan perusahaan yang bersangkutan.

Secara garis besar, strategi pemasaran jasa yang pokok berkaiatan dengan tiga hal berikut:

a. melakukan difensiasi kompetitif b. mengelola kualitas jasa

c. mengelolah produktivitas.

C. Asuransi Takaful Dalam Islam

1. Pengertian Asuransi

Secara bahasa, takaful berasal dari akar kata kafala yang artinya menolong, memberi nafkah dan mengambil alih perkara seseorang. Kata takaful merupakan bentuk mashdar dari kata :ﻞﻓﺎﻜ – ﻞﻓﺎﻜ ﻳ - ًﻼﻓﺎﻜ

Dalam Kamus Al-Munawir dijelaskan bahwa arti kata kafala yang merupakan kata dasar dari takaful adalah : pertanggungan yang berbalasan, hal saling menanggung.

Istilah kata takaful ini merupakan istilah yang relatif baru, jika dilihat tidak satupun ayat-ayat Al-Qur'an menggunakan istilah takaful ini. Bahkan dalam hadits pun, juga tidak dijumpai kata yang menggunakan istilah takaful ini. Namun secara sistem keukhuwahan, takaful sudah diterapkan sejak zaman Rasulullah.

Kata 'Takaful' di Dalam lafaz Al-Qur’an tidak dijumpai satu ayatpun yang secara tersurat menggunakan kata ‘takafulÂ’. Demikian juga dalam hadits. Namun demikian, terdapat sejumlah kata (delapan kata dalam delapan ayat) yang menggunakan kata yang seakar dengan kata takaful, yaitu dari kata kafala.

Kata-kata yang berakar dari kata kafala tersebut, secara umum keseluruhannya mengarah pada makna memelihara, memikul (resiko).

Menurut bahasa kata asuransi dalam bahasa Belanda adalah “Vezekering” yang berarti pertanggungan, sedangkan asuransi dalam bahasa Inggris yaitu berasal dari kata “Assurance” artinya jaminan.21

Menurut istilah asuransi adalah suatu akad dimana penajaminan dengan kehendak akad tersebut, berkewajiban membayar kepada si terjamin atau kepada orang yang mendapat laba, disyaratkan ta’min itu bagi kebaikannya, sejumlah dari harta pembayaran secara tertib atau ganti dari harta yang lain. Ketika terjadi suatu kejadian mauppun terbuktinya suatu bahaya yang disyaratkan dalam akad. Dari pengertian menurut bahasa tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa asuransi adalah suatu persetujuan pihak yang menjamin berjanji kepada pihak yang dijamin, umtuk menerima sejumlah uang premi

21

Wojowasito, dan W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, (Jakarta:Hasta, 1979), h. 9

sebagai ganti kerugian, karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas akan terjadi.22

Definisi asuransi menurut ketentuan pasal 11 butir 1 undang-undang nomor 2 tahun 1992 adalah:

“Perjanjian antara 2 pihak atau lebih, dengan nama pihak penaggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau utnuk memberikan ssuatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”.23

Setelah memperhatikan beberapa pengertian asuransi, baik dari segi bahasa maupun istilah, maka secara praktis dapat dikatakan bahwa asuransi adalah suatu alat sosial yang mengalihkan resiko pribadi kepada semua anggota kelompoknya dengan memanfaatkan dana yang dikumpulkan bersama dari kelompok itu untuk membayar kerugian yang dialami oleh priobadi dalam hal-hal yang sudah ditentukan.

22

Ibid, h. 16

23

Arif Djohan Tunggal, Peraturan Perundang-undangan Perasuransian Di Indonesia, tahun 1992-1997, (Jakarta: Harvarindo, 1998), h. 3

2. Dasar Hukum Asuransi Islam

Landasan syariah Asuransi Islam sebenarnya bertumpu pada konsep azas tolong-menolong dalam hal kebaikan dan takwa disertai rasa aman yang menjadikan semua peserta asuransi sebagai keluarga besar yang saling menjamin dan menaggung resiko satu sama lainnya.24

Sedangkan menurut Karnaen A. Perwataatmadja bahwa konsep asuransi islam itu berazaskan takaful yang merupakan perpaduan rasa tanggung jawab dan persaudaraan antara peserta. Dalam hal ini peserta setujua untuk memberikan sumbangan keuangan sebagai derma (tabarru) karena Allah semata untuk membantu peserta yang tertimpa musibah kematian, bencana dan sebagainya.

Landasan syariah asuransi Islam, diantaranya:

a. Konsep tolong-menolong sebagaimana firmaan Allah SWT:

اﻮ او ناوْﺪ ْاو ْﺈْا ﻰ اﻮ وﺎ ﺎ و ىﻮْ او ﺮ ْا ﻰ اﻮ وﺎ و

بﺎ ْا ﺪ ﺪ ا نإ ا

)

ةﺪﺋﺎ ا

:

2

(

Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Al-Maidah ayat 2)

24

b. Konsep saling meridhoi, firman Allah SWT:

ﻜ ْ ْ ﻜ اﻮْ أ اﻮ آْﺄ ﺎ اﻮ اء ﺬ ا ﺎﻬ أﺎ

ةرﺎ نﻮﻜ ْنأ ﺎ إ ﺎ ْﺎ ْ

ﺎ ر ْ ﻜ نﺎآ ا نإ ْ ﻜ ْأ اﻮ ْ ﺎ و ْ ﻜْ ضاﺮ ْ

)

ءﺎ ا

:

29

(

Arti: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (Annisa: ayat 29)

c.Konsep saling memberi manfaat, firman Allah SWT: ar-Ra’ad 17

ﺎ ار اﺪ ز ْ ا ْ ﺎ ﺎهرﺪ ﺔ دْوأ ْ ﺎ ءﺎ ءﺎ ا لﺰْأ

ﻚ ﺬآ ْ ﺪ ز عﺎ ْوأ ﺔ ْ ءﺎﻐ ْا رﺎ ا ْ نوﺪ ﻮ ﺎ و

ﺰ ا ﺎ ﺄ ﺎ ْاو ْا ا بﺮْﻀ

سﺎ ا ْ ﺎ ﺎ أو ءﺎ هْﺬ ﺪ

لﺎ ْ ﺄْا ا بﺮْﻀ ﻚ ﺬآ ضْرﺄْا ﻜْ

)

ﺪﺋﺮ ا

:

17

(

Arti : Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan. (Ar-Ra’ad: ayat 17)

3.Prinsip-prinsip Dasar Asuransi Syariah.

Dalam menjalankan kegiatan asuransi syariah PT. Asuransi Takaful Keluarga mempunyai bebrapa prinsipdasar yang dijadikan sebagai pedoman. Adapun prinsip dasar tersebut adalah:

a. Saling bertanggung jawab

Rasa tanggung jawab warga masyarakat terhadap warga lain merupakan factor yang mempererat rasa persatuan dan persaudaraan yang akan memperkokoh masyarakat yang bersangkutan. Misalnya si fakir akan merasa aman karena terlindungi oleh yang kaya, yang sakit tidak akan sengsara karena mendapat pertolongan dari yang sehat, dan sebaliknya.

PT. Asuransi Takaful Keluarga juga bertanggung jawab atas amanah yang telah dipercayakan secara penuh oleh para peserta. Dengan memiliki jiwa ketarbukaan dan keikhlasan dalam membantu apa yang menjadi kebutuhan para peserta.

b. Sikap saling bekerjasama

Kekayaan hendaklah digunakan untuk meringankan beban penderitaan atau membantu memnuhi kebutuhan keluarga atau masyarakat yang kurang mampu, sama halnya dengan kerjasama antara peserta dalam mengatasi kesulitan yang dihadapinya.

Oleh karena itu seorang muslim harus dapat merasakan bagaimana beban penderitaan yang menimpa saudaranya, dengan demikian akan timbul sikap saling membutuhkan antara sesama muslim.

c. Saling melindungi dan menjaga keselamatan.

Niat yang ikhlas karena Allah ikut membantu sesame yang mengalami pendeeritaan karena musibah, atau meringankan beban resiko keuangan bagi yang mengalmi musibah, merupakan landasan awal asuransi Islam. Premi yang dibayarikan kepada perusahaan asuransi Islam harus didasarkan kepada kerjasama dan tolong-menolong, salah satunya denga dana tabarru (sedekah) sesuai dengan perintah Allah dan untuk mendapatkan keridhoan.

d. Menghindari unsur-unsur gharar, maisir, dan riba

Unsur gharar, maisir, dan riba sangatlah merugikan terhadap para peserta yang ingin menginvestasikan uangnya kepada PT. Asuransi tersebut, selain itu hal ini sangatlah dilarang dalam hukum islam seperti halnya unsur gharar yang berarti tipuan dimana didalam akad ini terjadi ketidak jelasan dengan meliputi beberapa sesuatu yang diperoleh (ada atau tidak, besar atau kecil), dan tidak diketahui berapa lama kita harus membayar.

Dalam menghindari hal semacam ini asuransi takaful menggunakan perjanjian yang bersifat takafuli yang berarti saling menaggung atau menolong diantara peserta asuransi. Sedangkan untuk pembayaran klaim diambil dari dana tabarru yang dikumpulkan dari setiap peserta yang diniatkan untuk membantu dan menanggung sesame peserta yang terkena musibah.

Dalam asuransi takaful tidak adanya unsur maisir dimana semua dana premi tetap menjadi kepemilikan peserta kecuali dana yang telah dimasukkan kedalam dana tabaarru atau dana bagi hasil, berbeda dengan konvensional

yang sepenuhnya memiliki dana premi dari tiap peserta yang tidak mengajukan klaim perpanjangan kontrak kembali atau mengundurkan diri. Asuransi takaful selalu menginvestasikan dananya ke dalam pembiayaan atau proyek lainnya dalam bentuk tabarru maupun mudharabah.

Hal inilah yang membedakan antara lembaga keuangan lainnya sehingga tidak merugikan orang lain karena begitulah cara Islam mengajarkan kepada manusia untuk saling mengasihi dan tidak untuk saling menjatuhkan, kalau hal yang demikian itu dapat berjalan dengan baik maka negara Indonesia akan menjadi negara yang makmur, dan adil.

Asuransi Syariah sudah sepatutnya dijadikan bahan untuk rujukan terhadap asuransi lainnya, karena sebagian besar pengelolaan dananya saling menguntungkan hal ini perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah untuk lebih mendorong dan memberikan subsidi dalam memajukan perekonomian umat selain itu masyarakat juga hendaknya menilai lebih jauh besar sekali manfaat yang didapat dalam berasuransi secara syariah.

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG

PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA INDONESIA

A. Latar Belakang Berdirinya PT. Asuransi Takaful Keluarga

Takaful Indonesia merupakan pelopor sekaligus salah satu perusahaan yang menyediakan jasa asuransi dan perencanaan keuangan sesuai dengan prinsip syariah untuk memenuhi kebutuhan umat dan masyarakat Indonesia, melalui dua anak perusahaannya yaitu PT Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Takaful Umum.

Pada awalnya PT Asuransi Takaful berdiri di Indonesia atas prakasa Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI), yang dimotori oleh Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia Tbk, PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, serta beberapa pengusaha muslim Indonesia. Tim tersebut berupaya merumuskan rancangan awal pembentukan lembaga asuransi yang berlandaskan syari’ah.25

Tim TEPATI terlebih dahulu melakukan beberapa studi banding ke Malaysia sebagai salah satu Negara ASEAN pertama yang telah mempraktekkan asuransi berdasarkan prinsip syaria’h, setelah melakukan studi banding hasil tersebut kemudian diseminarkan di Hotel Indonesia dalam mengupayakan percepatan pembentukan Asuransi takaful.

25

Kutipan Yadi Janwari dari Ahmad Azhar Basyir, “Takaful sebagai Alternatif Asuransi Islam” dalam Ulumul Qur’an: Jurnal Kebudayaan dan Peradaban, Nomor 2/VII/1996 hal. 15-21.

Dari hasil seminar tersebut pada tanggal 24 Februari 1994 didirikan PT. Syarikat Takaful Indonesia sebagai holding company dimana kepemilikan mayoritas sahamnya pada saat ini dikuasai oleh Syarikat Takaful Malaysia Berhand (56,00 %) dan Islamic Development Bank (26,39 %) sedangkan selebihnya oleh Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Bank Muamalat Indonesia Karya Abdi Bangsa lain-lain, PT Asuransi Takaful Indonesia telah membawahi dua buah perusahaan jasa asuransi yakni PT Asuransi Takaful Keluarga (ATK) dan PT. Asuransi Takaful Umum (ATU).

PT Asuransi Takaful Keluarga yang bergerak dibidang jasa asuransi syariah didirikan pada 4 Agustus 1994 dan mulai beroperasi pada 25 Agustus 1994 yang ditandai dengan peresmian oleh Menteri Keuangan Mari’e Muhammad dengan izin operasional Surat Keputusan No. 385/KMK.017/1994. Diikuti dengan pendirian anak perusahaan yang di bidang asuransi umum Syariah yaitu PT Asuransi Takaful Umum dengan izin operasional No. 247/KMK.017/1995 yang diresmikan oleh Menristek/Ketua BPPT Prof. Dr. B. J. Habibie pada 2 Juni 1995.26

Sejak tahun 2004, perusahaan telah beroperasi dikantor pusatnya yang baru, Graha Takaful Indonesia, yang berlokasi di Mampang Prapatan Raya, Jakarta. Pada saat yang sama, melalui serangkaian prakarsa strategis termasuk penyatuan fungsi pemasaran dan fungsi korporasi ATK dan ATU di perusahaan induk, serta revitalisasi dan konsolidasi jaringan kantor cabang dan pemasaran, perusahaan berhasil

26

Dikutip dari situs www.takaful.com tentang Sejarah Berdrinya Asuransi Takaful di Indonesia.

meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasionalnya yang berdampak pada peningkatan kinerja keuangan dari tahun ke tahun. Sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas layanan yang diberikan dan menjaga konsistensinya, perusahaan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 untuk sistem ATK telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 dari Det Norske Veritas (DNV), Belanda, pada tahun yang sama.

Komitmen Takaful Indonesia untuk menjadi penyedia jasa asuransi Syariah terkemuka di Indonesia dibuktikan dengan serangkaian penghargaan yang telah diterima sepanjang tahun 2006. Di antaranya adalah tiga buah penghargaan dari Karim Business Consulting sebagai The Best Risk Management Islamic Life Insurance (ATK), Best Risk Management Islamic General Insurance (ATU), Top of Mind Asuransi Syariah (STI), serta dua buah penghargaan dari majalah Investor untuk ATK sebagai Best Performance.

Berbagai upaya telah dilakukan dalam mengembangkan usaha perasuransian dengan melakukakan berbagai kegiatan training dan seminar dengan memanfaatkan potensi atau sumber daya yang dimiliki untuk menjalankan operasional Asuransi Takaful, selain itu dengan melakukan pendirian lembaga-lembaga asuransi yang sejenis di berbagai wilayah dan di daerah Indonesia. Hal ini dilakukan agar sosialisasi dan percepatan pengembangan lembaga keuangan syari’ah tidak hanya terbatas pada bidang jasa keuangan perbankan, tetapi juga mencangkup semua instrument lembaga keuangan baik bank maupun non bank.

Program pengembangan dan sentralisasi pemasaran Asuransi Takaful telah dimulai pada tahun 2004, diarahkan guna memperluas jamgkauan kepada para pelanggan dan meliputi konsolidasi agen pemasaran untuk mendukung bisnis Takaful Keluarga dan Umum, sehingga perusahaan dapat menawarkan solusi Takaful satu atap.

Lebih jauh perusahaan telah melaksanakan upaya pembenahan jaringan cabang dengan mengevaluasi efektivitas jaringan yang ada serta menambaha kantor cabang yang baru di lokasi potensial di beberapa kota besar di Indonesia. Di tahun 2005 perusahaan telah merevitalisasi 8 kantor cabangnya di Jakarta menjadi 4 kantor cabang, serta membuka cabang lainnya di daerah lainnya dan sampai saat ini telah mencapai 37 cabang di seluruh Indonesia.

Asuransi Takaful memang memiliki potensi yang besar untuk menjangkau konsumen berbagai usaha lainnya telah dilakukan melalui kemitraan dengan perbankan syariah seta instansi lainnya. Program tersebut bertujuan untuk memperluas cakupan pasar dan meningkatkan pendapatan premi, disaat yang sama Takaful Indonesia terus berupaya memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam mendapatkan dalam mendapatkan berbagai layanan produk keuangan.

Perusahaan telah membangun landasan petumbuhan yang kokoh melalui pelaksanaan berbagai inisiatif yang strategis yang berujung pada pencapaian kinerja yang memuaskan. Pencapaian tersebut tentunya juga ditunjang oleh keberadaan lingkungan kerja yang solid dan harmonis di seluruh tingkat organisasi, termasuk dalam hubungan dan komunikasi antara manajemen dan karyawan perusahaan,

lingkungan kerja yang kondusif tersebut akan menjadi faktor penting dalam pelaksanaan strategi usaha yang telah dikembangkan guna meraih percepatan dan keberlanjutan pertumbuhan usaha bagi Takaful Indonesia.

B. Visi & Misi Perusahaan

Visi PT. Asuransi Takaful Keluarga adalah “menjadi grup asuransi yang menjadi pilihan utama umat dengan jangkauan yang signifikan di seluruh Indonesia secara Islami, amanah dan professional

Adapun misi memberikan solusi dan pelayanan terbaik dalam perencanaan keuangan serta membangun kualitas umat melalui jasa Takaful keluarga .27

Visi dan misi inlah yang menjadi pendorong maupun motivasi bagi perusahaan untuk semakin maju dan terus berkembang di masyarakat, yang akan membuka peluang untuk memasarkan setiap produk kepada para konsumen secara menyeluruh.

C. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT Asuransi Takaful Keluarga Islamic (Islamic Life Insurance):

1. Rapat Umum Pemegang Saham 2. Dewan Pengawas Syari’ah

Ketua : Prof. K. H. Alie Yafie

27

Anggota : Dr. K. H. Didin Hafidhudin, M.Sc.

H. Syafi’i Antonio, M.Sc.

Prof. Dr. Ahmad Shabhari

3. Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Muhammad Arif Abdul Rashid

Anggota : Salman Taufik

: Wien P. Soedjito

: Md. Azmi bin Abu Bakar 4. Direktur Utama : Agus Haryadi

5. Divisi Pemasaran

SM Pemasaran : Mashuri Khamis GM Pemasaran : Basuki Agus

6. Direktur Keuangan : M. Aminuddin Ismail 7. Divisi Support

Kepala Departemen Riset dan Pengembangan : Agus Edi Sumanto Kepala Departemen Teknologi dan Informasi : M. Zamakhsari 8. Divisi Teknik

Koordinator : Agus Edi Sumanto

Agus Haryadi

Syahrial Sakni

10.Divisi Servies

SM SDM : Endy M. Astiwara

SM Umum : Sundara

SM Info. Tek. : M. Zamakhsari

D. Program Kerja

Asuransi Takaful Indonesia bekerja pada tata kelola perusahaan dengan menerapkan GCG dapat diartikan sebagai komitmen perusahaan untuk mengikuti aturan-aturan yang ada serta menjalankan bisnis secara sehat dan beretika berdasarkan prinsip-prinsip transparasi, akuntabilitas, tanggung jawab dan berkeadilan, yang dilandasi oleh prinsip dan semangat syariah, berikut tatakelolah penerapan GCG di lingkungan perusahaan takaful:28

1. Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham merupakan organ tertinggi perusahaan. Pada setiap tahun diselenggarakan 1 (satu) kali Rapat Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk masing-masing perusahaan dan satu kali Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang didalamnya membahas mengenai pergantian struktur organisasi maupun beberapa kebijakan lainnya.

28

2. Dewan Pengawas Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) bertanggung jawab atas fungsi pengawasan penerapan prinsip-prinsip syariah serta fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) dengan beranggotakan 6 orang dan melakukan rapat Dewan Pengawas Syariah.

3. Dewan Komisaris

Dewan komisaris bertugas memberikan pengarahan kepada Dewan Direksi dan menjalankan fungsi pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan yang dijalankan oleh Dewan Direksi. Dewan Komisaris mewakili kepentingan para pemegang saham dan bertanggung jawab atas RPUS.

Komposisi Dewan Komisaris PT Syarikat Takaful Indonesia (STI) terdiri dari 3 (tiga) orang komisaris, PT Asuransi Takaful Umum (ATU) terdiri 4 orang komisaris, sedangkan Takaful Keluarga berjumlah 5 orang komisaris termasuk Presiden Komisaris dan Independen.

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris Perusahaan mengadakan rapat membahas kebijakan manajemen maupun perkembangan kinerja perusahaan sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan.

4. Dewan Direksi

Dewan Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan dan arahan yang telah ditetapkan oleh Dewan Komisaris dan menjalankan pengelolaan sehari-hari. Dewan Direksi juga bertanggung jawab untuk

menerapkan dan mematuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku, serta prinsip syariah yang ada.

5. Komite Audit

Komite Audit bertugas memberikan masukan dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, menyangkut kepatuhan perusahaan dalam hal informasi keuangan, pengendalian dan sistem pelaporan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dan peraturan yang berlaku. Dalam menjalankan fungsinya

Dokumen terkait