• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bauran Pemasaran Jasa

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1.4 Bauran Pemasaran Jasa

Ketika berbicara mengenai pariwisata, tentu salah satu produk dari pariwisata adalah jasa berwisata. Berikut ini adalah bauran pemasaran jasa yang peneliti temukan oleh pengelola Daya Tarik Wisata Bowele sampai saat ini :

a) Jasa

Pada Daya Tarik Wisata Bowele jasa yang ditawarkan oleh pihak yang terlibat dalam wisata adalah surfer coaching oleh surfer lokal baik untuk pemula dan professional, guide yang akan mengantar wisatawan mengunjungi tempat – tempat wisata, jasa transportasi perahu dan ojeg, homestay, jasa penyewaan alat – alat snorkeling dan camping

b) Harga

Berikut ini adalah daftar harga untuk masing – masing jasa yang disediakan

Tabel 4.1

Daftar biaya yang harus dikeluarkan oleh wisatawan

Jasa Biaya

Lanjutan Tabel 4.1

Daftar biaya yang harus dikeluarkan oleh wisatawan Surfing Coacing professional (Wedi

Awu)

Optional Surfing Coacing professional

(Lenggoksono)

Optional Penyewaan papan surfing Optional Perahu ke Banyu Anjlok, Kletakan

dan Bolu – bolu

Rp 50.000 (untuk 8 orang) Guide ke Wedi putih lewat darat Rp 50.000

Guide ke Wedi putih via laut Rp 90.000 Penyewaan alat snorkeling Rp 25.000 Penyewaan kamera bawah air Rp 75.000

Homestay Kamar Kecil Rp 50.000 / kamar / Malam Homestay Kamar Besar Rp 100.000 / kamar / malam

Goa Lowo Rp 600.00 (2-8 Orang)

Mancing Mania Rp 7.500.000 (4 orang untuk 1 hari)

Sumber : Data Diolah

Biaya yang ditetapkan di atas merupakan biaya hasil perundingan dari pengelola wisata, desa dan pemilik, penambang. Sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Kasembadan ketika penulis menanyakan pihak mana yang memprakarsai penetapan harga, berikut ini adalah jawabannya “rundingan, antara pemilik, penambang, pengelola dan desa, … ya opo gak larang dan gak kemurahan”

Akan tetapi harga yang telah ditetapkan di atas juga masih bisa berubah. Wisatawan bisa langsung bernegoisasi dengan para penambang.

Peneliti : berarti disini masih harga kekeluargaan ya pak ? belum ada ditetapin standarnya juga

Pak Kasembadan : itu sebenarnya ada aturannya juga, tapi semisal kalo sepi dan wisatawan memaksakan diri untuk diberangkatkan kita bisa”

c) Promosi

Untuk memperkenalkan Daya Tarik Wisata Bowele ke khalayak ramai, Pengelola wisata disini telah melakukan kegiatan promosi. Dalam kesempatan wawancara pengelola Daya Tarik Wisata Bowele mengutarakan pendapatnya mengenai kegiatan promosi yang telah di lakukan

“… lewat kartu nama, yang saya sebar di pameran atau di forum forum desa wisata, lewat facebook.. promosi kita ikut pameran dimana mana salah satunya pameran tahunannya MTF kita sudah tiga tahun berturut – turut ikut, … jtm (Java Travel Mart) kita ikut, promosi ke komunitas backpacker, cs (couchsurfing), terus pihak asidewi, asosiasi desa wisata, saya kan pemasarannya asidewi kabupaten malang,.. Banyu Anjlok dipromosikan oleh kabupaten, … travel – travel itu yang mempromosikan, travel itu kebetulan bekerjasama dengan dinas pariwisata” (Wawancara Pak Muklis, 2016).

Promosi yang sudah dilakukan oleh pengelola daya tarik wisata ini berdasarkan keterangan yang dikutip dari informan, maka kegiatan promosi yang sudah dilakukan lebih mengarah ke promosi penjualan (Yoeti, 1996). Promosi Penjualan yang telah dilakukan adalah dengan personal selling (membagikan kartu nama, ikut pertemuan dengan komunitas - komunitas), exhibition dan display (dengan mengikuti pameran seperti MTF, mengikuti pameran yang didukung oleh Dinas Pariwisata), publicity (dengan meng-upload foto – foto lokasi ke media sosial Daya Tarik Wisata Bowele), trading state (dengan jalin kerjasama dengan para travel agent).

d) Lokasi dan saluran distribusi

Lokasi Daya Tarik Wisata Bowele ini terletak sekitar 82 Km dari pusat Kabupaten Malang dan hampir 100 km dari pusat Kota Malang. Lokasi yang jauh tersebut tidak didukung dengan adanya jalan yang mendukung kenyamanan dari wisatawan.

“Cuma halangannya itu di sarana dan prasarana dari jalannya masih sempit, itu saja halangannya, … dan berpas pasan dengan mobil besar nya itu yang mengganggu, jadi gak enak kurang nyaman(Wawancara Kepala Desa Purwodadi, 2016).

Kondisi jalan yang tidak memadai untuk menampung jumlah kunjungan dari dan ke daya tarik wisata ini tidak selamanya dibiarkan seperti itu oleh Pemerintah Desa Purwodadi. Pemerintah desa sudah menyadari hal ini dan oleh karena itu sudah mulai mengadakan perintisan pembangunan fisik.

“program pengembangan infrastruktur disini memang baru taun – taun ini kita dapat bangun(Wawancara dengan Pak Carik, 2016).

Akan tetapi kondisi jalan yang sempit juga tidak selamanya buruk, hal tersebut dapat menjadi salah satu penyaring wisatawan seperti apa yang berkunjung ke lokasi ini.

“karena menurut yang ngajar ekowisata, ekowisata itu harus premium, supaya terseleksi orang yang datang, contoh jalan yang susah,1

Untuk Saluran distribusinya, dari keterangan yang di dapat dari Informan bahwa daya wisata ini memiliki dua saluran distribusi yakni melalui merchant middleman dan agen middleman (Kotler, 2007 : 122). Merchant middleman bagi Daya Tarik Wisata Bowele adalah dinas –

1

dinas Kabupaten Malang yang terkait yakni Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Malang, Dinas Kehutanan Kabupaten Malang dan terutama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang. Untuk Agen Middleman yang menjadi saluran distribusi dari Daya tarik wisata Bowele adalah para agen tour dan travel yang bekerja sama dengan pengelola dari sini ataupun dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang.

e) Orang yang terlibat (People)

Pengelola wisata di tempat ini terbagi menjadi beberapa lembaga diantaranya LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan), Ladesta (Lembaga Desa Wisata) dan Pokmaswas (Kelompok Masyarakat Pengawas). Untuk mengkoordinasi ke tiga lemabga tersebut, Desa membentuk sebuah tim untuk mengkoordinasi gerak dari ke tiga lembaga tersebut. Tim yang bentuk oleh desa yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan segala bentuk kegiatan dan gerakan masing – masing lembaga tersebut dinamakan tim pelaksana. Ketua Tim Pelaksana adalah Pak Madyo, wakil ketuanya adalah Pak Setyo yang merupakan Kepala Dusun Balearjo.

seksi pemasaran itu Pak Muklis, seksi penataan keindahan wilayah pantai itu Pak Soleh sama Pak Suwito untuk itu penataan fasilitas jalan pengelolaan jalan, litbang penelitian dan pengembangan, Pak Soleh dan Pak Suwito anggoda BPD, lalu jalur menuju banyu anjlok melalui jalan darat itu Pak Suwito.” (Wawancara Pak Madyo, 2016).

Selain Timlak, ada juga Pokdarwis yang sebagai pihak yang memasarkan daerah wisata ini. Komunitas Pantai juga tak dapat

terpisahkan dari pengelolaan daerah ini. Komunitas Pantai yang menjaga kebersihan pantai, mengatur shift dari para nelayan yang mengantarkan wisatawan untuk menyebrang menuju objek wisata Banyu Anjlok, Teluk Kletakan dan Pantai Bolu – Bolu dari Pantai Lenggoksono dan juga menjaga keamanan dari kendaraan wisatawan serta keamanan sekitar Pantai Lenggoksono, yang menyediakan jasa surf coaching, penyewaan alat – alat snorkeling, pengaturan ojeg, dan guide. Paguyuban warung dipantai juga terlibat, karena mereka menyediakan makanan dan minuman serta fasilitas mck (mandi, cuci, kakus) secara swadaya dan sederhana bagi para wisatawan. Selanjutnya adalah mereka yang menyediakan jasa homestay. Dua puluh satu rumah yang tersedia untuk dijadikan homestay. Selanjutnya adalah Pokmaswas (kelompok masyarakat pengawas) yang diketuai oleh Pak Kasembadan dan Kelompok Nelayan yang diketuai oleh Pak Harjo.

f) Proses

Proses yang dimaksudkan pada bagian ini adalah proses atau alur yang dilalui oleh wisatawan untuk mendapatkan pengalaman berwisata di Bowele. Proses berwisata di tempat ini masih pada tahap pengunjung datang ke Desa Purwodadi, lalu menuju obyek wisata (Banyu Anjlok, Teluk Kletakan, Pantai Bolu – Bolu) lalu pulang. Padahal, Desa Purwodadi merupakan desa wisata. Banyak wisatawan yang tidak berkunjung ke desa purwodadi.

“iya, kalo desa wisata dan ekowisata itu kan pengunjung diarahkan menginap selama – lamanya di desa. Kalo sekarang kan engga, meluncur ke obyek langsung, lelah pulang dan sebagian homestay” (Wawancara Pak Muklis, 2016).

Selanjutnya, Pokdarwis yang banyak terlibat dalam pemasaran pariwisata di Bowele ini mengambil posisi seolah – olah sebagai travel agen dimana paket –paket wisata tersebut ‘dijual‟ di Tourism Information Center. Sangat disayangkan, Wisatawan juga tidak mengunjungi TIC (Tourism Information Center) terlebih dahulu.

“Jadi kami pokdarwis ini hanya sebagai travel agen, kita jualan paket. Paket desa wisata, tapi salah satu atraksi nya adalah wisatawan diajak ke Banyu Anjlok. .. sebagian ada yang mampir ke TIC ada yang tidak, terus berwisata terus pulang” (Wawancara Pak Muklis, 2016).

Padahal fungsi TIC sebagaimana yang dipaparkan oleh Kepala Desa Purwodadi adalah sebagai berikut

“mana kala ada pengunjung baru datang kesini pertama kali itu bisa membantu tapi secara fungsi secara luasnya masih belum.”(Wawancara Kepala Desa, 2016).

g) Physical Effidence (bukti fisik)

Dari segi penampakan fisik bangunan atau dapat dikatakan karakteristik yang menjadi persyaratan yang bernilai tambah bagi konsumen dari perusahaan jasa yang memiliki karakter, Kondisi fisik di Daya Tarik Wisata Bowele masih sangat sederhana. Berikut ini adalah gambar terkait kondisi fisik di Bowele.

Gambar 4.11 Beberapa Kondisi Fisik Desa Purwodadi a) Homestay di Desa

Purwodadi

b)Perahu yang digunakan mengantarkan wisatawan

c) Kondisi Jalan di Desa Purwodadi

Sumber : Pokdarwis Bowele

Dokumen terkait