• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beban ganda (double burden), adalah beban pekerjaan yang diterima salah satu jenis kelamin lebih banyak dibandingkan jenis kelamin lainnya

PENDEKATAN TEORITIS

5. Beban ganda (double burden), adalah beban pekerjaan yang diterima salah satu jenis kelamin lebih banyak dibandingkan jenis kelamin lainnya

Peran reproduksi perempuan seringkali dianggap peran yang statis dan permanen. Meskipun jumlah perempuan yang bekerja di sektor publik sudah banyak, hal tersebut tidak diirngi dengan berkurangnya beban mereka di sektor domestik.

Analisis Gender

Menurut Fakih (1996), analisis gender adalah analisis sosial meliputi aspek ekonomi, budaya, dan sebagainya yang melihat perbedaan perempuan dan laki-laki dari segikondisi (situasi) dan kedudukan (posisi) di dalam keluarga dan komunitas atau masyarakat. Terdapat tiga komponen utama yaitu: 1) pembagian kerja (dapat dilihat dari profil kegiatan perempuan dan laki-laki); 2) profil akses dan kontrol terhadap sumberdaya dan manfaat; dan 3) faktor-faktor yang mempengaruhi profil kegiatan, akses dan kontrolterhadap sumberdaya, serta manfaat dan partisipasi dalam lembaga dan pengambilan keputusan (Prasodjo et al. 2003). Salah satu kategori utama alat analisis gender adalah kerangka analisis Harvard. Model ini didasarkan pada pendekatan efisiensi WID (Women in Development) yang merupakan kerangka analisis gender dan perencanaan gender paling awal. Model ini lebih sesuai untuk digunakan dalam perencanaan proyek, menyimpulkan data basis atau data dasar. Komponen dasarnya, yaitu:

a. Profil kegiatan (produktif, reproduktif, dan sosial) yang didasarkan pada pembagian kerja dan data terpilah berdasarkan jenis kelamin;

b. Profil akses dan kontrol;

c. Faktor yang mempengaruhi kegiatan akses dan kontrol; dan d. Analisis siklus proyek.

Konsep Perikanan

Menurut Undang-undang No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan Pasal pertama, dijelaskan bahwa perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Sumberdaya ikan yang dimaksud adalah potensi semua jenis ikan, yang lingkungannya adalah perairan tempat kehidupannya termasuk biota dan faktor alamiah sekitarnya. Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau

mengawetkan untuk tujuan komersial. Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apa pun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya. Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya. Pengelolaan perikanan adalah semua upaya, termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati.

Konsep Rumah Tangga

Menurut Badan Pusat Statistik (2010), rumah tangga adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Maksud dari satu dapur adalah pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola bersama menjadi satu. Jika ada perkawinan diasumsikan akan terbentuk rumah tangga baru, tetapi ada sebagian rumah tangga baru yang masih bergabung dengan rumah tangga induknya (nuclear family). Menurut Moser (1993), rumah tangga adalah “satu panci, satu atap” yang artinya tinggal sebagai keluarga dan bekerja bersama sebagai unit dasar pekerja, berbagi peran, dan berbagi hasil pekerjaan mereka.

Pengambilan Keputusan

Kekuasaan yang dinyatakan sebagai kemampuan untuk mengambil keputusan yang mempengaruhi kehidupan keluarga bisa tersebar dengan sama nilainya (equally) atau tidak sama nilainya, khususnya antara suami dan istri. Pembagian kerja menunjuk pada pola peranan yang ada dalam keluarga, khususnya suami dan istri melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Kombinasi dari kedua aspek itu (kekuasaan dan pembagian kerja) adalah hal yang paling mendasar dalam keluarga, yang dipengaruhi oleh posisi keluarga di lingkungan atau masyarakatnya (Sajogyo 1983).

Peranan perempuan di dalam dan luar rumah tangga sebagai pengambil keputusan pada berbagai bidang kehidupan cukup bervariasi. Menurut Sajogyo (1983), untuk setiap jenis keputusan rumah tangga, dikelompokkan dalam lima angkatan sebagai berikut:

1. Pengambilan keputusan hanya oleh istri;

2. Pengambilan keputusan dilakukan bersama tetapi istri dominan; 3. Pengambilan keputusan dilakukan bersama setara;

4. Pengambilan keputusan dilakukan bersama tetapi suami dominan; dan 5. Pengambilan keputusan hanya oleh suami.

Suatu hubungan antara perempuan dan laki-laki menunjukkan adanya distribusi kekuasaan yang seimbang (balanced power) tetapi ada kesaling-ketergantungan yang kuat di antaranya. Penguasaan terhadap sumber-sumber yang penting, baik laki-laki maupun perempuan, tidak ada hubungan yang saling mendominasi.

Sementara itu, suatu hubungan antara perempuan dan laki-laki yang menunjukkan hierarki dalam kekuasaan, artinya distribusi kekuasaannya tidak seimbang. Salah satu pihak memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari yang lain dan mendominasinya.

Kerangka Pemikiran

Masyarakat yang tinggal di daerah perikanan memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Baik perempuan maupun laki-laki dalam rumah tangga memiliki andil yang besar dalam mencari pendapatan. Kegiatan perikanan dibagi menjadi perikanan tangkap, pengolahan hasil perikanan, dan pembudidayaan perikanan. Perikanan tangkap merupakan kegiatan mencari sumberdaya ikan yang dilakukan oleh laki-laki. Pengolahan hasil perikanan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perempuan untuk memanfaatkan sumberdaya perikanan yang ada dalam bentuk lain sebagai sumber pendapatan. Pembudidayaan perikanan merupakan kegiatan membiakkan ikan yang dilakukan oleh laki-laki.

Merujuk pada hasil penelitian Nurmala dan Lumintang (2006), motivasi perempuan pengolah dalam mengelola usahanya termasuk dalam kategori sedang. Motivasi ini timbul karena semakin tingginya kebutuhan hidup yang dirasakan dengan keterbatasan ekonomi yang kian menurun. Selain itu juga mereka membutuhkan informasi dan teknologi tambahan dalam menunjang kegiatannya, karena selama ini yang terjadi informasi yang disampaikan hanya kepada suaminya saja. Usaha ini dilakukan secara turun-menurun sehingga yang mereka miliki hanya pengalaman berupa warisan dari orang tuanya. Padahal, kontribusi dari perempuan memberikan dampak yang besar bagi perekonomian keluarga. Dilihat dari keterampilannya yang teliti dalam memilih ikan asin yang segar, serta pengalaman-pengalaman membuat mereka cenderung meningkatkan usaha mereka masing-masing.

Merujuk pada hasil penelitian Yulisti dan Nasution (2009), perempuan mempunyai peran baik sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai pencari nafkah, dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yang tercermin dalam curahan waktu kerja perempuan. Curahan waktu kerja perempuan secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu curahan waktu kerja untuk kegiatan ekonomi (mencari nafkah) dan kegiatan non ekonomi, yaitu kegiatan dasar, kegiatan sosial, dan kegiatan rumah tangga. Jumlah dan curahan waktu perempuan dalam kegiatan rumah tangga pada umumnya lebih tinggi dari curahan tenaga kerja laki-laki. Hal ini disebabkan perempuan merupakan penanggung jawab pekerjaan domestik (pengaturan rumah tangga) yang membutuhkan waktu lebih banyak. Pekerjaan tersebut dilakukan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan mencari nafkah. Peran ganda inilah yang menyebabkan mobilitas tenaga kerja perempuan terbatas

Kegiatan perikanan yang dilakukan pun berhubungan dengan karakteristik individu yang melakukan usaha, meliputi usia yang produktif atau tidak, status individu dalam rumah tangga sebagai pencari nafkah utama atau sampingan, dan pandangan tentang peran gender sehingga mempengaruhi pembagian tugas dalam mencari pendapatan. Karakteristik individu dan kondisi sosial ekonomi rumah tangga mempengaruhi peran-peran setiap individu dalam rumah tangganya. Hal ini disebabkan peran dan fungsi perempuan dan laki-laki dipengaruhi oleh konsep

gender yang berbeda-beda setiap kondisi. Peran gender dalam rumah tangga perikanan meliputi aspek reproduktif, produktif, dan sosial kemasyarakatan yang merupakan cerminan dari Teori Analisis Harvard mengenai akses dan kontrol perempuan dan laki-laki dalam rumah tangganya. Adanya peran gender dalam rumah tangga tersebut, secara tidak langsung dan didukung faktor-faktor lain yang ada, memberikan pengaruh terhadap kesejahteraan keluarga dalam setiap rumah tangga.

(X2) Kondisi Sosial Ekonomi Rumah Tangga

(X1) Karakteristik Rumah Tangga (X1.1) Usia

(X1.2) Tingkat pendidikan formal (X1.3) Status bekerja

(X1.4) Pandangan tentang gender

(X2.1) Jumlah tanggungan (X2.2) Jenis usaha perikanan (X2.3) Curahan waktu (X2.4) Pendapatan (X2.5) Pengeluaran

Analisis Ketimpangan Gender - Akses

- Kontrol - Manfaat - Partisipasi

(Y1) Peran Gender dan Pengambilan Keputusan dalam Rumah Tangga Perikanan

(Y1.1) Reproduktif (Y1.2) Produktif (Y1.3) Sosial kemasyarakatan Keterangan: Mempengaruhi Alat analisis

Proporsi Penelitian

Proporsi penelitian yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan antara karakteristik rumah tangga dan kondisi sosial

ekonomi dengan peran gender dalam rumah tangga perikanan.

2. Terdapat hubungan karakteristik rumah tangga dan kondisi sosial ekonomi rumah tangga dengan pengambilan keputusan dalam rumah tangga perikanan.

Definisi Operasional

Definisi operasional untuk masing-masing variabel sebagai berikut:

X1. Karakteristik individu adalah ciri-ciri personal yang melekat pada seseorang yang membedakan dengan orang lain. Beberapa variabelnya, antara lain:

X1.1 Usia, yaitu lamanya seseorang hidup di dunia yang diukur dalam

satuan tahun dan berperan besar pada seseorang dalam menerima atau mengadopsi berbagai perubahan lingkungan dan perubahan sosial. Usia produktif seseorang berkisar antara 15-64 tahun, namun untuk keperluan penelitian, dilakukan pengelompokkan umur berdasarkan Teori Perkembangan Havighurst (Mugniesyah 2006), yaitu:

a. Usia 18-30 tahun = masa awal dewasa b. Usia 30-50 tahun = masa usia pertengahan c. Usia >50 tahun = masa tua

X1.2 Pendidikan formal adalah jenis pendidikan formal/sekolah tertinggi

yang pernah diikuti, dikur menggunakan skala ordinal yang dibedakan menjadi tiga kategori:

a. Tidak sekolah/tidak tamat SD = skor 1; rendah b. Tamat SD = skor 2; sedang c. SMP/SMA = skor 3; tinggi

X1.3 Status bekerja, merupakan status seseorang dalam pekerjaan,

khususnya dalam penelitian ini di bidang perikanan. Responden dibedakan sebagai penggarap, penyewa, atau pemilik. Seseorang dikatakan penggarap apabila perahu/tambak/peralatan penunjang lain yang digunakan dalam usaha perikanan merupakan milik orang lain namun tidak membayar uang sewa, namun adanya pembagian hasil antara pelaku dan pemilik. Seseorang dikatakan penyewa apabila perahu/tambak/peralatan penunjang lain yang digunakan dalam usaha perikanan meminjam atau membayar sewa kepada orang lain. Seseorang dikatakan pemilik apabila perahu/tambak/peralatan penunjang lain yang digunakan dalam usaha perikanan merupakan milik sendiri.

a. Penggarap = skor 1 b. Penyewa = skor 2 c. Pemilik = skor 3

X1.4 Pandangan tentang peran gender, adalah pandangan responden

terhadap peran dan fungsi perempuan dan laki-laki. Hal ini dilihat dari sejauh mana responden mengalami bias gender dan kesadarannya terhadap hal tersebut. Skor yang diberikan sebagai berikut:

a. Tidak memahami peran gender = skor 1; rendah b. Ragu-ragu = skor 2; sedang c. Memahami peran gender = skor 3; tinggi

X2. Kondisi sosial ekonomi rumah tangga meliputi beberapa variabel berikut: X2.1 Jumlah tanggungan, menurut Undang-undang PPh No. 36 Tahun

2008 tentang PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak), jumlah tanggungan dalam setiap anggota keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, maksimal tiga orang. Menurut program KB dan Suyono (2003), jumlah anak yang menjadi batasan keluarga kecil untuk mencapai keluarga bahagia dan sejahtera adalah dua anak. Berdasarkan hal tersebut, data digunakan untuk keperluan analisis statistik deskriptif.

a. Kurang dari tiga orang = rendah b. Sama dengan tiga orang = sedang c. Lebih dari tiga orang = tinggi

X2.2 Jenis usaha perikanan, adalah pengelompokan sampel sesuai dengan

kegiatan yang menjadi mata pencaharian utamanya. Skala data peubah X2.2 ini adalah nominal dan diberi kode sebagai berikut:

a. Nelayan = kode A

b. Pengolah hasil perikanan = kode B c. Pembudidaya ikan = kode C

X2.3 Curahan waktu adalah lamanya waktu kerja individu dalam sektor

domestik dan publik yang akan disimpulkan dalam bentuk presentase sehingga terlihat jelas pembagian waktu dalam sehari bagi responden. Pembagian dilakukan berdasarkan keseimbangan waktu antara sektor domestik dan publik, yaitu:

a. Curah waktu domestik dan publik seimbang = sedang b. Curah waktu domestik atau publik berlebih = berlebihan

X2.4 Pendapatan adalah perolehan uang tunai hasil kegiatan produktif,

baik di bidang perikanan maupun non perikanan dalam rumah tangga yang diperoleh dan dihitung rata-rata per bulan. Nilai rata-rata menggunakan UMR Kabupaten Tangerang 2012, yaitu Rp1 379 000 sehingga dilakukan pembagiaannya sebagai berikut:

a. Kurang dari Rp1 000 000 = rendah b. Sekitar Rp1 000 000 - Rp1 700 000 = sedang c. Lebih dari Rp1 700 000 = tinggi

X2.5 Pengeluaran adalah jumlah biaya yang dikeluarkan dalam satu bulan

Pengambilan data dilakukan untuk keperluan analisis deskriptif. Berikut pembagiannya:

a. Kurang dari Rp1 000 000 = rendah b. Sekitar Rp1 000 000 - Rp1 700 000 = sedang c. Lebih dari Rp1 700 000 = tinggi

Y1. Peran gender, dalam hal penelitian ini adalah mengukur sejauh mana laki-laki dan perempuan melaksanakan peran dalam rumah tangga, aktivitas ekonomi produktif, dan sosial kemasyarakatan. Peran gender dapat saling dipertukarkan. Selanjutnya, melalui peran gender, dianalisis pula profil aktivitas dan kontrol masing-masing pihak kepada sumber daya modal, pengetahuan, dan informasi. Peran gender dan pengambilan keputusan dalam rumah tangga perikanan meliputi:

Y1.1 Reproduktif, merupakan kegiatan yang tidak langsung menghasilkan

pendapatan, baik berupa uang atau barang. Kegiatan yang dilakukan dalam rumah tangga seperti memasak, mencuci, dan pekerjaan lain dalam mengurus rumah.

Y1.2 Produktif, merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pencarian

pendapatan berupa uang. Kegiatan yang dilakukan seperti mencari nafkah, membuka usaha, dan sebagainya.

Y1.3 Sosial kemasyarakatan, merupakan kegiatan yang berkaitan dalam

hubungan sosial dengan masyarakat setempat. Contohnya adalah pengajian, kerja bakti, dan sebagainya.

Pengukuran untuk peran gender dilakukan pembagian sebagai berikut: a. Rendah, ketika pembagian peran tidak jelas dalam aktivitas apakah

perempuan atau laki-laki yang melakukan. Selain itu dapat diartikan juga bahwa salah satu pihak sama sekali tidak melakukan aktivitas dalam bidangnya. Penilaian dilakukan jika dalam rumah tangga tidak melakukan aktivitas tersebut atau terjadi ketidakseimbangan dalam pembagian peran.

b. Sedang, ketika terjadi pembagian peran sesuai seksual. Dalam hal ini dapat diartikan hanya perempuan atau laki-laki saja yang melakukan aktivitas terkait.

c. Tinggi, ketika terjadi pembagian peran yang sama sehingga antara perempuan dan laki-laki sama-sama melakukan kegiatan tersebut. Sedangkan pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh dominan istri, dominan suami, atau bersama setara. Untuk keperluan penelitian, masing-masing variabel diukur dengan pengkategorian sebagai berikut:

a. Dominan istri, ketika pengambilan keputusan cenderung lebih banyak dilakukan oleh istri/perempuan dalam rumah tangga perikanan.

b. Dominan suami, ketika pengambilan keputusan cenderung lebih banyak dilakukan oleh suami/laki-laki dalam rumah tangga perikanan.

c. Bersama setara, ketika pengambilan keputusan dilakukan oleh istri/perempuan dan suami/laki-laki dalam rumah tangga perikanan tanpa ada pihak yang lebih dominan.