Beban kerja - HASIL DAN PEMBAHASAN - BEBAN KERJA DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN K

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Beban kerja

Beban kerja adalah Jumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh seseorang ataupun sekelompok orang selama periode waktu tertentu dalam keadaan normal (Haryanto, 2004). Dipihak lain, bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain bahwa setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun mental (Tarwaka, 2004). Killbon (1992) dalam Tarwaka (2004),

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

mengklasifikasikan berat ringannya beban kerja berdasarkan %CVL, menjadi lima kasifikasi yaitu, tidak terjadi kelelahan <30%, diperlukan perbaikan 30–

60%, kerja dalam waktu singkat 60–80%, diperlukan tindakan segera 80–100% dan tidak diperbolehkan beraktivitas >100%. Dari hasil penelitian, perhitungan beban kerja dengan menggunakan metode penilaian beban kerja secara tidak langsung dimana metode penilaian tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi seluruh sampel penelitian dengan menggunakan metode 10 denyut. Distribusi frekuensi buruh angkut berdasarkan beban kerja dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Beban Kerja Buruh Angkut di Gudang Distribusi Bulog Mangli Jember

Klasifikasi % CVL Frekuensi Persentase (%)

< 30% : Tidak terjadi kelelahan 0 0

30 % - 60 % : Diperlukan perbaikan 17 44,74

60 % - 80 % : Kerja dalam waktu singkat 21 55,26 80 % - 100 % : Diperlukan tindakan segera 0 0 > 100 % : Tidak diperbolehkan beraktivitas 0 0

Jumlah 38 100

Sumber: Data Primer Terolah, Mei 2011

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 38 buruh angkut yang menjadi sampel penelitian, distribusi frekuensi beban kerja berdasarkan % CVL yang terbanyak adalah pada 60-80% : Kerja dalam waktu singkat (55,26%). Kategori kerja dalam waktu singkat ini memiliki arti bahwa beban kerja yang mereka alami harus berada dalam rentang waktu yang singkat. Redesain pekerjaan perlu dilakukan untuk mengurangi waktu paparan tekanan fisik. Redesain tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun variabel; keseluruhan dari variabel bebas task (tugas), organisasi kerja dan lingkungan kerja yang menyebabkan beban kerja tambahan (Tarwaka, 2004). Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik dalam kemampuan fisik, maupun kognitif, maupun keterbatasan

manusia yang menerima beban tersebut. Menurut Suma’mur (1996), dalam Tarwaka (2004), kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

kepada yang lainnya dan sangat tergantung dari tingkat ketrampilan, kesegaran jasmani, usia dan ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan.

Dalam dokumen BEBAN KERJA DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA BURUH ANGKUT GUDANG DISTRIBUSI BULOG MANGLI JEMBER (Halaman 86-88)