Kelelahan kerja - HASIL DAN PEMBAHASAN - BEBAN KERJA DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAH

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4 Kelelahan kerja

Kelelahan kerja adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja (Suma’mur, 1999). Lelah merupakan suatu perasaan. Banyak definisi tentang kelelahan kerja yang telah dikemukakan, namun secara garis besar dapat diketahui bahwa kelelahan merupakan suatu pola yang timbul pada suatu keadaan, yang secara umum terjadi pada setiap individu, yang telah tidak sanggup lagi melakukan aktivitasnya (Satalaksana, 1979).

Dalam penelitian ini pengukuran kelelahan kerja dengan menggunakan kuisioner Subjective Self Rating Tes dari Industrial Fatigue Research

Committee (IFRC) Jepang yang dilakukan pada saat khir jam kerja. Kuisioner IFRC merupakan salah satu kuesioner yang untuk dapat mengukur tingkat kelelahan subjektif yang dipakai berdasarkan beberapa penelitian yang telah dimodifikasikan untuk mempermudah pengukuran kelelahan. Untuk item dengan kriteria ya sering, ya jarang, dan tidak pernah. Masing-masing mempunyai skor 2, 1, dan 0. Sedangkan total skor tertinggi yaitu 60 dan terendah 0. Berdasarkan jumlah skor total yang diperoleh maka dapat diketahui tingkat kelelahan kerja yang dikategorikan sebagai berikut (Sugiono, 2002) :

a) Normal, apabila responden memperoleh skor jawaban <15 (25% dari total skor)

b) Kelelahan kerja ringan, apabila responden memperoleh skor jawaban antara 16–30 (26– 50 % dari total skor)

c) Kelelahan kerja sedang, apabila responden memperoleh skor jawaban antara 31–45 (51– 75 % dari total skor)

d) Kelelahan kerja berat, apabila responden memperoleh skor jawaban >45 (75 % dari total skor)

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

Distribusi frekuensi kelelahan kerja pada buruh angkut di gudang distribusi bulog mangli jember, dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kelelahan Kerja Buruh Angkut di Gudang Distribusi Bulog Mangli Jember

Klasifikasi Kelelahan Kerja Frekuensi Persentase (%)

Normal : < 15 (25% dari total skor) 0 0

Kelelahan Kerja Ringan : 16– 30 (26– 50 % dari total skor)

0 0

Kelelahan Kerja Sedang : 31– 45 (51– 75 % dari total skor)

10 26,32

Kelelahan Kerja Berat : > 45 (75 % dari total skor) 28 73,68

Jumlah 38 100

Sumber: Data Primer Terolah, Mei 2011

Dari table 4.6 menunjukkan bahwa dari 38 buruh angkut yang menjadi sampel penelitian, distribusi frekuensi kelelahan kerja buruh angkut yang terbanyak adalah pada kelelahan kerja berat (73,68%). Seperti yang diungkapkan Waters dan Bhattacharya (1996), yang dikutip oleh Tarwaka (2004), bahwa kontraksi otot baik statis maupun dinamis dapat meyebabkan kelelahan otot setempat. Kelelahan tersebut terjadi pada waktu ketahanan (Endurance time) otot terlampaui. Waktu ketahanan otot tergantung pada jumlah tenaga yang dikembangkan oleh otot sebagai suatu prosentase tenaga maksimum yang dapat dicapai oleh otot. Kemudian pada saat kebutuhan metabolisme dinamis dan aktivitas melampaui kapasitas energi yang dihasilkan oleh tenaga kerja, maka kontraksi otot akan terpengaruh sehingga kelelahan seluruh badan terjadi. Hal ini sesuai dengan pendapat Suma’mur (1996),

dimana kelelahan subyektif biasanya terjadi pada akhir jam kerja, apabila beban kerja melebihi 30-40% dari tenaga aerobik. Pengaruh-pengaruh ini seperti berkumpul didalam tubuh dan mengakibatkan perasaan lelah.

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

4.5 Hubungan Karakteristik Individu Dengan Kelelahan Kerja

Dalam dokumen BEBAN KERJA DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA BURUH ANGKUT GUDANG DISTRIBUSI BULOG MANGLI JEMBER (Halaman 88-90)