• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : GAMBARAN UMUM

D. Beban Kerja Pembantu Rumah Tangga

Pembantu rumah tangga biasanya melakukan pekerjaannya tanpa dibatasi waktu atau selama dibutuhkan oleh majikannya ketika tidak ada di rumah. Seperti diungkapkan Moh. Muqit bahwa pembantunya bekerja setiap kali dibutuhkan, dan mendapat kesempatan libur ketika majikannya juga libur. Ketika ditanya tentang

55 jam kerja yang bebankan pada pembantunya, Moh. Muqit menjawab, “Tiap kali dibutuhkan, tidak ada waktu.”23

Namun, ketika berada di rumah, Moh. Muqit dan istrinya juga menemani pembantunya dalam mengerjakan pekerjaan domestik. Dia menyadari kalau pembantunya juga memiliki keterbatasan tenaga dengan banyaknya pekerjaan rumah tangga. Hal itu ditunjukkan dalam pernyataannya:

“Kita tidak pernah membatasi, semampunya saja. Selebihnya kita kerjakan bersama.”24

Namun, selama Moh. Muqit bekerja dan tidak ada di rumah, pembantunya Alif Layyinah memiliki beban kerja yang tidak ringan, seperti mengajari anak majikannya, Haidar, untuk mengaji dan menulis, dan juga mengerjakan berbagai pekerjaan domestik seperti memasak, menyuci, mengepel, menyiapkan bekal kerja, hingga mengantar Haidar ke sekolah. Hanya karena terbiasalah Alif Layyinah melakukannya dengan baik.

Banyaknya beban kerja tersebut diperkuat dalam pernyataan Alif Layyinah sebagai berikut:

“Kendalanya, tenaga terforsir kadang masih masak, dan masih banyak. Ga ada yang sulit sebenarnya karena saya hadapi dengan enjoy aja karena itu sudah biasa saya kerjakan.”25

Majikan kedua yang diwawancarai, Ach. Suhaimi, menegaskan bahwa tujuannya mempekerjakan pembantu rumah tangga adalah untuk meringankan pekerjaan rumah tangganya, selain juga mengasuh dan mengantar anaknya ke

23

Wawancara pribadi dengan Moh. Muqit (sebagai majikannya Alif Layyinah). Bekasi, 23 Maret 2013.

24

Wawancara pribadi dengan Moh. Muqit (sebagai majikannya Alif Layyinah). Bekasi, 23 Maret 2013.

25

Wawancara pribadi dengan Alif Layyinah (pembantu rumah tangga dari keluarga Moh. Muqit). Bekasi, 23 Maret 2013.

56 sekolah, sebab tuntutan pekerjaan tidak memungkinkan Ach. Suhaimi dan istrinya melakukan pekerjaan tersebut.

Ketika ditanya tentang pekerjaan yang ditugaskan pada pembantunya, Ach. Suhaimi menjawab:

“Iya, itu untuk mengasuh anak, untuk nganter sekolah, karena tidak mungkin saya dan istri harus melakukan itu.”26

Karenanya, pembantunya Mukimah bekerja sejak pagi hari, seperti masak, nyuci, membersihkan rumah, hingga sore hari mengantar anaknya ke sekolah. Hanya dalam pekerjaan berat saja, seperti mengangkat galon, yang tidak perlu dilakukan pembantunya, karena pembantunya yang berjenis kelamin perempuan memang tidak memungkinkan untuk mengangkat benda berat.

Terkait dengan pertanyaan tentang batasan kerja yang ditetapkan bagi pembantunya, Ach. Suhaimi menjawab:

“Dia kan cewek, contohnya kalau kita beli galon, itu kan gak kuat ngangkat sendiri, jadi kita bantu.”

Pembantu Ach. Suhaimi, Mukimah, mengungkapkan banyaknya beban kerja yang ditanggungnya, bahwa selain melakukan berbagai pekerjaan domestik seperti menyapu, mengepel, menyuci, menyetrika, dia juga menjaga toko setiap hari. Meski demikian, dia sering diajak jalan-jalan pada hari minggu untuk berlibur.

Ketika ditanya tentang rutinitas kerja yang dilakukannya setiap hari, Mukimah menjawab:

26

Wawancara pribadi dengan Ach. Suhaimi (sebagai majikannya Mukimah). Bekasi, 09 Juni 2013.

57 Kalau yang rutinitas paling cuma nyapu, ngepel, nyuci, nyetrika, ya jaga toko. Soalnya saya juga buka toko tiap harinya.”27

Pada awalnya Mukimah merasa kesulitan melakukan pekerjaan yang belum pernah dikerjakan sebelumnya seperti memasak, tetapi dia kemudian menjadi terbiasa. Dia belajar dan berusaha untuk bisa mengerjakan pekerjaan domestik yang memang menjadi tugasnya.

Ketika ditanya tentang kesulitannya dalam melakukan pekerjaannya, Mukimah menjawab:

“Kesulitan masak, karena aku memang bener-bener gak bisa memasak. Cuma aku berusaha agar aku bisa memasak.”28

Begitu pula dua majikan lainnya yang diwawancari, Siswandi dan Jabatan Damatik, menyatakan bahwa pembantu mereka melakukan pekerjaan rumah tangga sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Ketika majikan harus berangkat kerja sejak pagi hingga sore hari, maka pembantu menyelesaikan pekerjaan domestik juga sejak pagi hingga sore hari.

Ketika ditanya tentang beban kerja yang ditugaskan pada pembantunya, Siswandi menjawab:

“Sesuai dengan pekerjaannya, kalau pagi nyuci, membersihkan rumah dan ngasuh anak.”29

Karena itulah pembantu rumah tangga cenderung melakukan semua pekerjaan domestik tanpa ada batasan tertentu. Hal itu ditunjukkan oleh

27

Wawancara pribadi dengan Mukimah (pembantu rumah tangga dari keluarga Ach. Suhaimi). Bekasi, 09 Juni 2013.

28

Wawancara pribadi dengan Mukimah (pembantu rumah tangga dari keluarga Ach. Suhaimi). Bekasi, 09 Juni 2013.

29

Wawancara pribadi dengan Siswandi (sebagai majikannya Siti Rofikoh). Bekasi, 08 Desember 2013.

58 pernyataan majikan. Ketika ditanya tentang batasan kerja bagi pembantunya, Siswandi menjawab:

“Tidak ada batasannya, waktu dia nyuci, ya nyuci, kalau sudah selesai ya istrahat, kita tidak pernah ngasih batasan.”

Begitu pula Jabatan Damatik menegaskan bahwa pekerjaan pembantunya tidak memiliki batasan. Pembantunya bisa beristirahat setelah menyelesaikan pekerjaannya. Hal itu ditunjukkan dalam pernyataannya:

“Tergantung pekerjaaannya. Kalau pekerjaannya sudah beres semua baru ia istrahat.”30

Pembantu Siswandi, Siti Rofikoh, mengungkapkan bahwa dia melakukan semua pekerjaan domestik seperti mengepel, menyapu, dan merapikan semuanya. Selain itu, Siti Rofikoh merawat anak majikannya yang masih kecil, dan bahkan ketika anak yang diasuhnya sering menangis, dia harus menunda pekerjaan menyuci ke hari berikutnya.

Ketika ditanya tentang beban kerja yang ditugaskan kepadanya, Siti Rofikoh menjawab:

Ya, biasa. Semua kerjaan, ngepel, nyapu, ya beres-beres semuanya lah sampe rapi.”31

Danketika ditanya tentang kesulitan dalam pekerjaan merawat anak, Siti Rofikoh menjawab:

Iya, momong dua. Ga ada kesulitan, udah biasa di rumah bekerja seperti itu. Ya, kadang klo anaknya lagi rewel, ga bisa nyuci atau goosok, kadang ditunda besok paginya.”

30

Wawancara pribadi dengan Jabatan Damatik (sebagai majikannya Suswanti). Bekasi, 16 Februari 2014.

31

Wawancara pribadi dengan Siti Rofikoh (pembantu rumah tangga dari keluarga

59 Bahkan Siti Rofikoh kadang dipanggil bekerja di hari libur, terutama saat ada kebutuhan mendesak, seperti yang diungkapkan dalam pernyataannya, “Iya, kalau minggu libur kerja. Tapi kadang kalau lagi butuh dipanggil.”

Berbeda dengan Siti Rofikoh, pembantu Jabatan Damatik, Suswanti, mengungkapkan bahwa dia tidak terlalu terbebani dengan porsi kerja yang diberikan oleh majikannya, karena fokusnya hanya membersihkan rumah dan kadang ikut menjaga anak.

Ketika ditanya tentang beban kerja yang ditugaskan kepadanya, Suswanti menjawab:

Ya jaga anak, cuma ngejaga anak gak terlalu fokus sih, yang fokus bersih-bersih rumah.” 32

Suswanti merasa pekerjaannya ringan karena majikannya sering membantunya ketika berada di rumah. Menurutnya, majikan bersikap pengertian atas banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikannya. Hal itu ditunjukkan dalam pernyataannya:

Ya. Dianya juga kalau di rumah soalnya juga ngerti. Misalkan kita lagi repot, dia megang yang lain, mau membantu dianya, jadi gak terfokus sama kita. Jadi kalau dia di rumah, gak cuma duduk-duduk. Kan ada biasanya majikan cuma duduk-duduk, sementara kita bekerja. Gak, kalau dia mau membantu.”

Dengan demikian, beban kerja yang dialami oleh pembantu rumah tangga cenderung sama, karena tugas pembantu rumah tangga memang untuk melakukan semua pekerjaan domestik, seperti menyuci, memasak, membersihkan rumah dan sebagainya. Berbagai pekerjaan tersebut dilakukannya sejak pagi hingga sore.

32

Wawancara pribadi dengan Suswanti (pembantu rumah tangga dari keluarga Jabatan Damatik). Bekasi, 16 Februari 2014.

60 Yang meringankan pekerjaan pembantu rumah tangga hanyalah adanya sikap pengertian yang ditunjukkan oleh majikannya dalam membantu pekerjaan pembantu rumah tangga.

Namun, dengan tidak adanya batasan pekerjaan dan padatnya aktivitas majikan, pembantu rumah tangga cenderung menyelesaikan hampir semua pekerjaan domestik. Karenanya, tidak heran kalau pembantu rumah tangga banyak mengeluh tentang beban kerja atau banyaknya pekerjaan yang harus diurusnya. Tidak ada batasan yang pasti tentang apa saja yang harus dikerjakan dan kapan berhenti bekerja. pembantu rumah tangga cenderung melakukan semua pekerjaan sampai selesai atau tidak sanggup lagi menyelesaikannya.

Sikap pengertian majikan untuk ikut mengerjakan urusan rumah tangga juga cenderung ditunjukkan pada pembantu yang digaji rendah seperti yang dialami Suswanti. Sedangkan pembantu yang digaji lebih tinggi, seperti yang dialami Siti Rofikoh, cenderung dibebani pekerjaan yang lebih banyak sehingga harus menunda pekerjaannya di hari berikutnya.

Oleh karenanya, terdapat saling keterkaitan antara jumlah gaji, beban kerja dan relasi yang dibangun oleh majikan. Pembantu yang digaji rendah tidak dibebani banyak pekerjaan dan majikannya sering membantu menyelesaikan pekerjaannya, seperti yang dialami Suswanti. Sedangkan pembantu yang digaji sedikit lebih tinggi, seperti Alif Layyinah dan Mukimah, cenderung diberi beban kerja lebih banyak, seperti mengurus anak, namun mereka juga sering diperlakukan istimewa seperti dimotivasi untuk melanjutkan pendidikan atau diajak berlibur bersama.

61 Berbeda dengan para pembantu lainnya, Siti Rofikoh memiliki gaji yang paling tinggi dan karenanya juga memilki beban kerja yang lebih banyak dibandingkan pembantu lainnya. Meski bersikap baik, majikan Siti Rofikoh tidak pernah memberikan perlakuan istimewa, dan bahkan Siti Rofikoh kadang dipanggil di hari libur untuk melakukan pekerjaan tertentu.

Berdasarkan kondisi itulah pembantu rumah tangga berada dalam posisi yang rentan terbebani oleh berbagai pekerjaan domestik yang tanpa batas dan tanpa adanya kepastian untuk mampu meningkatkan pendapatan atau mengembangkan taraf hidupnya. Dengan demikian, sistem kekeluargaan yang dibangun oleh majikan tidak cukup untuk dijadikan landasan profesi pembantu rumah tangga. Sebagai asisten rumah tangga, pembantu rumah tangga membutuhkan sistem dan pola kerja yang pasti.

62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan analisis yang dijelaskan pada bab sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diajukan sebagai berikut:

1. Profesi sebagai pembantu rumah tangga dilatari oleh konteks sosial pada dua kelas sosial yang berbeda. Pekerja profesional kelas menengah ke atas masuk kerja hampir setiap hari, sehingga tidak memungkinkan mereka melakukan berbagai pekerjaan domestik, dan karenanya membutuhkan jasa pembantu rumah tangga. Sementara masyarakat kelas bawah, yang mengalami kesulitan untuk memperoleh pekerjaan, memperoleh kesempatan untuk menjadi pembantu rumah tangga sebagai pekerjaan alternatif.

2. Relasi yang dibangun antara majikan dan pembantu adalah sistem kekeluargaan. Majikan berupaya membangun kedekatan emosional dengan pembantunya, sehingga pembantu rumah tangga merasa nyaman bekerja pada majikannya. Sikap dan perlakuan baik yang ditunjukkan majikan bisa menjadi alasan bertahannya pembantu rumah tangga dalam profesinya, meski gaji yang diterima hanya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.

3. Kesejahteraan pembantu rumah tangga sangat beragam. Cukup atau tidaknya pendapatan dalam memenuhi kebutuhan pembantu rumah tangga tergantung pada perbedaan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masing-masing pembantu rumah tangga.

63 4. Beban kerja yang ditanggung oleh pembantu rumah tangga cenderung sama, yaitu melakukan semua pekerjaan domestik, seperti menyuci, memasak, membersihkan rumah dan sebagainya, yang dilakukan sejak pagi hingga sore. Dengan tidak adanya batasan pekerjaan, pembantu rumah tangga cenderung menyelesaikan hampir semua pekerjaan domestik. Pembantu rumah tangga cenderung melakukan semua pekerjaan sampai selesai atau tidak sanggup lagi menyelesaikannya.

5. Terdapat kecenderungan adanya keterkaitan antara jumlah gaji, beban kerja dan relasi yang dibangun oleh majikan. Pembantu yang digaji rendah tidak dibebani banyak pekerjaan dan majikannya sering membantu menyelesaikan pekerjaannya; pembantu yang digaji sedikit lebih tinggi cenderung diberi beban kerja lebih banyak, seperti mengurus anak, namun sering juga diperlakukan istimewa; sementara pembantu yang memiliki gaji paling tinggi cenderung dibebani dengan pekerjaan yang lebih banyak, dan bahkan dipanggil di hari libur untuk melakukan pekerjaan tertentu.

6. Sebagian pembantu rumah tangga memperoleh perlakuan istimewa berdasarkan kebaikan majikannya, seperti memperoleh kesempatan untuk melanjutkan kuliah. Kondisi ini juga memberikan kesempatan bagi pembantu rumah tangga untuk meraih prestasi yang lebih tinggi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis memiliki beberapa rekomendasi sebagai berikut:

64 1. Dengan adanya RUU PRT yang sudah dirancang oleh JALA PRT, pemerintah pusat dan DPR RI harus lebih responsif dalam menanggapi permasalahan yang sering dialami para pembantu rumah tangga. Karena dengan disahkannya RUU PRT menjadi sebuah Undang-Undang, maka pembantu akan terlindungi secara hukum. Selain itu, jika RUU PRT disahkan, maka semua pekerjaan pembantu rumah tangga dapat mengikuti aturan main di dalamnya.

2. Untuk meningkatkan kesejahteraan para pembantu rumah tangga, upah yang diterima harus berdasarkan pada upah minimum sesuai dengan daerah masing-masing. Jika standar upah regional diberlakukan untuk semua daerah, hal ini akan sangat membantu meningkatkan kesejahteraan para pembantu rumah tangga secara ekonomi.

3. Majikan perlu memberikan perlakuan istimewa terhadap pembantu rumah tangga. Misalnya, pembantu yang masih berusia muda perlu dibantu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sedangkan pembantu yang sudah berusia tua perlu didukung untuk mengembangkan karirnya dengan mengikuti pelatihan dan pembinaan.

65

DAFTAR PUSTAKA

Agusmidah. 2010. Dinamika Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Medan: USU Press.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Renika Cipta.

Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.

Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Black, James, A. dan Dean J. Champion. 1992. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Cahyat, Ade, Cristian Gorner, dkk. Mengkaji Kemiskinan dan Kesejahteraan Rumah Tangga. Borog Barat: CIFOR.

Daymon, Christine dan Immy Holloway. 2008. Metode-Metode Riset Kualitatif dalam Public Relation dan Marketing Communications. Cet. I, Mei 2008. Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka.

Ihromi, T.O. 2003. Antropologi Hukum Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Irawan, Prasetya. 2007. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Cet. Kedua. Depok: Depatemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

Jehani, Libertus dan Editus Adisu. 2008. Hak-hak Pekerja Perempuan. Jakarta: Visimedia.

66 Midgley, James. 2005. Pembangunan Sosial: Perspektif Pembangunan dalam

Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam (Diperta Islam) Departemen Agama RI.

Nasution, Adnan Buyung. 2006. Instrumen Internasional Pokok Hak Asasi Manusia. Edisi ke 3. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Pramuwito, C. 1996. Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: Departemen Sosial RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial.

Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi. Edisi Kedelapan. Cet. Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Santana, Septiawan. 2007. Menulis Ilmiah: Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Siahaan, Nommy Horas Thombang. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Undang-undang Dasar 1945 Republik Indonesia (Amandemen ke IV).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

67

WAWANCARA :

Wawancara pribadi dengan Moh. Muqit (sebagai majikannya Alif Layyinah). Bekasi, 23 Maret 2013.

Wawancara pribadi dengan Ach. Suhaimi (sebagai majikannya Mukimah). Bekasi, 09 Juni 2013.

Wawancara pribadi dengan Jabatan Damatik (sebagai majikannya Suswanti). Bekasi, 16 Februari 2014.

Wawancara pribadi dengan Alif Layyinah (pembantu rumah tangga dari keluarga Moh. Muqit). Bekasi, 23 Maret 2013.

Wawancara pribadi dengan Mukimah (pembantu rumah tangga dari keluarga Ach. Suhaimi). Bekasi, 09 Juni 2013.

Wawancara pribadi dengan Suswanti (pembantu rumah tangga dari keluarga Jabatan Damatik). Bekasi, 16 Februari 2014.

Wawancara pribadi dengan Siti Rofikoh (pembantu rumah tangga dari keluarga Siswandi). Bekasi, 08 Desember 2013.

Wawancara pribadi dengan Siswandi (sebagai majikannya Siti Rofikoh). Bekasi, 08 Desember 2013.

INTERNET :

Edwin, “Sepenggal Renungan Soal Nasib Pembantu Rumah Tangga”, dalam Republika, Minggu, 23 Mei 2010, http://www.republika.co.id/berita/ breaking-news/nasional/10/05/23/116699-sepenggal-renungan-soal-nasib-pembantu-rumah-tangga.

KPPRI, “Audensi JALA PRT (Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga)”, dalam situs resmi Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPP-RI), Tanggal 13 januari 2011, http://kppri.dpr.go.id/ ?p=565.

68 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dalam Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional. http://badanbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi.

Kecamatan Tambun Utara. dalam situs resmi Program Peningkatan Nilai Tambah Mata Rantai Produksi. Tanggal 15 December 2010. http://phki.pl.itb.ac.id/sip/index.php?option=com_content&view=artic le&id=58:kecamatan-tambun-utara&catid=52:profil-kecamatan&Item id=74.

HASIL TRANSKIP WAWANCARA DENGAN MAJIKAN

Data Informan : MOH. MUQIT, lahir di Bondowoso pada tanggal 26 Maret 1983. Saat ini berprofesi dan aktif di dunia wiraswasta. Sedangkan istrinya adalah salah satu pegawai negeri (PNS) yang bekerja di Universitas Terbuka UPBJJ Jakarta dan masih aktif sampai sekarang.

Hari dan Tanggal : Sabtu, 23 Maret 2013

Keterangan : Moh. Muqit merupakan majikan dari PRT yang bernama Alif Layyinah

Tanya : Uda berapa tahun anda menggunakan jasa PRT?

Jawab : Dari tahun 2010,, sudah tiga tahun sekarang

Tanya : Tujuan dan harapan menggunakan PRT

Jawab : Untuk meringankan beban dirumah

Tanya : Yang kemaren berapa tahun, maksudnya sebelum PRT yang sekarang?

Jawab : Pertama enam bulan, setelah itu ada yang setahun, dan yang sekarang.. Tanya : Keluar atau berhenti gitu ya?

Jawab : Iya, berhenti saja

Tanya : Karena ada panggilan dari kampung ya?

Jawab : Kalau yang kemaren karena emank tidak cocok..

Tanya : Kira-kira dari jam berapa?

Jawab : Tiap kali dibutuhkan tidak ada waktu..

Tanya : Untuk waktu berlibur, kira-kira ada waktu untuk berlibur? Jawab : Kalau kita libur, dianya libur juga

Tanya : Kira-kira ada catatan pekerjaan disini gak?

Tanya : Sistem kekeluargaan yang dipakai ya?

Jawab : Iya

Tanya : Pandangan bapak mengenai PRT?

Jawab : Iya, biasa saja, saya pribadi menganggap bagian dari keluarga juga.

Tanya : Sehingga enjoy dalam berintraksi ya?

Jawab : Iya, dan kita tidak pernah tertutup, sama-sama saling terbuka.

Tanya : Trus begini, bagaimana bapak memperlakukan PRT?

Jawab : Seperti keluarga sendiri, dan apa yang kita makan, dia juga makan, disamaratakan. dan termasuk pekerjaan kita sesuaikan saja dengan kemampuannya. Kalau tidak mampu kita tidak pernah memaksanya.

Tanya : Apa yang menjadi prioritas pekerjaan PRT?

Jawab : Ya, mengerjakan pekerjaan rumah, seperti nyuci, sambil membantu pekerjaan

dirumah.

Tanya : Menetap disini ya?

Jawab : Iya,

Tanya : Kan ini sistem kekeluargaan, termasuk menggap seperti keluarga sendiri ya? Kira-kira bagaimana bapak mengetahui tentang PRT itu sendiri?

Jawab : Karna kan saya melihat mental dari akalnya, bahwa ia jujur, baik dan bebagai

referensi dari temen-temen bahwa orang jujura.. ya, memank apa adanya.

Tanya : Apakah ada perlakuan istimewa terhadap PRT-nya?

Jawab : Kalau istimewa ya mungkin samain sajalah dengan kita. Kalau istimewa sih enggak,

tapi yang jelas kita memperlakukan samalah dengan kita.

Jawaba : Iya.

Tanya : Trus kinerja PRT disini bagaimana?

Jawab : Kalau menurut saya sudah sesuai dengan harapan, intinya sudah bagus. Tanya : Upah yang diterima PRt disini itu berapa, Pak?

Jawab : Disini limaratus lima puluh

Tanya : Tiap bulannya ya?

Jawab : Iya.

Tanya : Bapak pernah lambat tidak membayar upah PRT-nya?

Jawab : Tidak, tidak pernah telat.. emank hitungnya perbulan, pertanggal satu.

Tanya : Ooww… jadi setiap tanggal satu langsung dibayar ya?

Jawab : Iya.

Tanya : Bapak pernah memberikan materi tidak diluar gaji itu sendiri? Entah itu bebrbentuk uang atau pakaian.

Jawab : Uang si hamper tiap bulan kita kasih diluar gaji yang kita nggap sebagai uang jajan. Pakaian juga.

Tanya : Kalau mengenai perlindungan PRT terhadap keamanannya, bagaimana tanggapan

Bapak?

Jawab : Yang jelas, kita kan selalu komonikasi, kita tany lewat telpon bagaimana keadaan rumah, dll. Karena kan mewakili kita di rumah

Tanya : Intinya dalam system kekeluargaan itu ada keterbukaan ya pak?

HASIL TRANSKIP WAWANCARA DENGAN MAJIKAN

Data Informan : SUHAIMI, lahir di Kota Sumenep pada tanggal 10 September 1980. Saat ini aktif di dunia politik dan berprofesi sebagai konsultan politik. Istrinya berhenti kerja dan menjadi ibu rumah tangga.

Hari dan Tanggal : Minggu 09 Juni 2013

Keterangan : Suhaimi merupakan majikan dari PRT yang bernama Mukimah

Tanya : Berapa lama bapak menggunakan jasa PRT?

Jawab : Sejak istri hamil pertama?

Tanya : Kira-kira uda berapa tahun

Jawab : Dari tahun 2009, berarti sudah empat tahun lebih.

Tanya : Uda berapa kali ganti PRT-nya?

Jawab : Sekitar lima kali ganti.

Tanya : Kenapa ganti

Jawab : Karena ada yang berhenti, ada yang mau pulang kampong, ada yang mau membantu

orang tuanya jadi berhenti. Dan ada sebagian yang berkasus.

Tanya : Apa tujuan dan harapan Bapak menggunaka PRT?

Jawab : Untuk membantu meringankan pekerjaan rumah tangga.

Tanya : Selain itu

Jawab : Iya, itu untuk mengasuh anak, untuk nganter sekolah. Karena tidak mungkin saya dan istri harus melakukan itu.

Jawab : Ya, kalau pekerjaannya dari pagi, dari masak, nyuci, setelah itu selesai. Kalau ada pekerjaan lain yang sekiranya ada pekerjaan ya dikerjakan. Sore nganter sekolah. Pekerjaan utamanya, masak sama nyuci saja.

Tanya : Trus waktu libur ada juga ya?

Jawab : Kalu kita libur, dai juga libur. Kita ajak berlibur juga. Kalau kita pulang kampong, dai juga kita ajak pulang kampung.

Tanya : Kira-kira batasan yang harus dikerjakan oleh PRT itu apa pak?

Jawab : Iya, ada. Dia kan cewek, contohnya kalau kita beli gallon, itu kan gak kuat ngnangkat sendiri, jadi kita bantu.

Dokumen terkait