• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : GAMBARAN UMUM

C. Profil Majikan dan Pembantu Rumah Tangga

Berikut ini adalah data majikan dan pembantu rumah tangga di Perumahan Griya Satria Pesona (GSP):

a. Majikan Pembantu Rumah Tangga

- Nama Lengkap : MOH. MUQIT

Tempat/Tanggal Lahir : Bondowoso, 26 Maret 1983 Jenis Kelamin : Laki – Laki

36 Agama : Islam

Status : Kawin

Pendidikan : S1 / Pendidikan Agama Islam Pekerjaan : Wirausaha

Pekerjaan Istri : Pegawai Negeri Sipil (PNS) Jumlah Putra/Puteri : 1 Anak

- Nama Lengkap : JABATAN DAMATIK Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 06 September 1974 Jenis Kelamin : Laki – Laki

Agama : Islam Status : Kawin

Pendidikan : S1 / Kedokteran Pekerjaan : Dokter

Pekerjaan Istri : Dokter Jumlah Putra/Puteri : 2 Anak

- Nama Lengkap : ACH. SUHAIMI

Tempat/Tanggal Lahir : Sumenep, 10 September 1980 Jenis Kelamin : Laki – Laki

Agama : Islam Status : Kawin Pendidikan : S1 / Hukum Pekerjaan : Konsultan Politik Pekerjaan Istri : Ibu Rumah Tangga

37 Jumlah Putra/Puteri : 2 Anak

- Nama Lengkap : SISWANDI

Tempat/Tanggal Lahir : Kuningan, 23 Februari 1976 Jenis Kelamin : Laki – Laki

Agama : Islam Status : Kawin

Pendidikan : S1 / Ekonomi

Pekerjaan : Bank Rakyat Indonesia (BRI) Pekerjaan Istri : Dokter

Jumlah Putra/Puteri : 3 Anak

b. Pembantu Rumah Tangga

- Nama Lengkap : SUSWANTI

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Januari 1985 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam Status : Kawin Pendidikan : SD

Pekerjaan : Pembantu Rumah Tangga / Buruh Pekerjaan Suami : Buruh

Jumlah Putra/Puteri : 1 Anak

Alamat : Bulak Jaya RT/RW 010/008, Kel/desa Pulo Gebang, Kecamatan Cakung

38 - Nama Lengkap : ALIF LAYYINAH

Tempat/Tanggal Lahir : Sumenep, 20 Januari 1988 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Kawin

Pendidikan : Madrasah Aliyah (MA)

Pekerjaan : Pembantu Rumah Tangga / Mahasiswa Pekerjaan Suami : 0

Jumlah Putra/Puteri : 0 Anak

Alamat : Dusun Tambak, dengan RT/RW. 012/006, Ging-ging, Kecamatan Bluto - Nama Lengkap : SITI ROFIKOH

Tempat/Tanggal Lahir : Kuningan, 12 Agustus 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam Status : Kawin

Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) Pekerjaan : Pembantu Rumah Tangga / Buruh Pekerjaan Suami : Buruh

Jumlah Putra/Puteri : 0 Anak

Alamat : Dusun III Dukuhbadag, RT/RW.

001/003, Desa Dukuhbadag, Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan

39 - Nama Lengkap : MUKIMAH

Tempat/Tanggal Lahir : Kuningan, 11 Desember 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Kawin

Pendidikan : Madrasah Aliah (MA)

Pekerjaan : Pembantu Rumah Tangga / Mahasiswa Pekerjaan Suami : Buruh

Jumlah Putra/Puteri : 0 Anak

Alamat : Dusun Ibai Desa Sana Tengah Pasean Kabupaten Pamekasan

40

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS

A. Konteks Sosial

Dalam kehidupan modern yang ditandai dengan semakin cepat dan padatnya dinamika kerja masyarakat, pembantu rumah tangga memiliki peranan penting dalam mendukung lancarnya dinamika kerja tersebut. Banyak tenaga kerja profesional tidak memiliki waktu untuk mengurusi pekerjaan domestik; mereka terlalu disibukkan oleh aktivitas atau pekerjaannya di luar, sehingga mereka tentu membutuhkan pembantu rumah tangga untuk menangani berbagai pekerjaan domestik, seperti memasak, menyuci, menyapu dan sebagainya.

Berdasarkan konteks itulah banyak kelas menengah di Indonesia menggunakan tenaga pembantu rumah tangga untuk meringankan beban kerja mereka, sehingga bisa fokus pada pekerjaan atau profesinya. Semua majikan yang diwawancarai mengidentifikasi bahwa padatnya aktivitas kerja tidak memungkinkan mereka untuk mengerjakan pekerjaan domestik. Moh. Muqit yang memiliki pembantu rumah tangga sejak tahun 2010 mengungkapkan bahwa tujuannya menggunakan pembantu rumah tangga adalah untuk meringankan beban pekerjaan rumah yang tidak mungkin dikerjakannya sendiri. Ketika ditanya tentang alasan dan tujuan menggunakan pembantu rumah tangga, Moh. Moqit menjawab, “Untuk meringankan beban di rumah.” 1

Ach. Suhaimi, majikan kedua yang diwawancarai, juga menegaskan bahwa kebutuhannya pada jasa pembantu rumah tangga adalah untuk mengurusi

1

Wawancara pribadi dengan Moh. Muqit (sebagai majikannya Alif Layyinah). Bekasi, 23 Maret 2013.

41 pekerjaan rumah tangga, bahkan pembantu rumah tangga yang dipekerjakan dirumahnya sempat berganti lima kali dengan beragam alasan yang berbeda.

Ketika ditanya tentang alasan bergantinya pembantu hingga lima kali, Ach. Suhaimi menjawab:

“Karena ada yang berhenti, ada yang mau pulang kampung, ada yang mau membantu orang tuanya, jadi berhenti. Dan ada sebagian yang berkasus.”2

Berdasarkan besarnya kebutuhan Ach. Suhaimi pada pembantu rumah tangga, dia selalu mencari penggantinya. Selain untuk meringankan pekerjaan rumah tangga seperti masak dan nyuci, Ach. Suhaimi juga menggunakan jasa pembantu rumah tangga untuk mengasuh dan mengantar anaknya ke sekolah, sehingga dia tidak terlalu terbebani dengan persoalan rumah tangga.

Ketika ditanya tentang alasan dan tujuan menggunakan jasa pembantu rumah tangga, Ach. Suhaimi menjawab:

“Iya, itu untuk mengasuh anak, untuk nganter sekolah. Karena tidak mungkin saya dan istri harus melakukan itu.”

Begitu pula dua majikan lainnya yang diwawancarai, Siswandi dan Jabatan Damatik, menggunakan jasa pembantu rumah tangga untuk mengurusi berbagai pekerjaan rumah tangga, seperti menyuci, membersihkan rumah, dan menjaga anak. Mereka menyatakan bahwa tuntutan untuk masuk kerja hampir setiap hari tidak memungkinkan mereka mengerjakan berbagai pekerjaan domestik, sehingga penggunaan jasa pembantu rumah tangga menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi jika mereka menginginkan aktivitas kerjanya tetap lancar.

2

Wawancara pribadi dengan Ach. Suhaimi (sebagai majikannya Mukimah). Bekasi, 09 Juni 2013.

42 Ketika ditanya tentang alasan dan tujuan mempekerjakan pembantu rumah tangga, Jabatan Damatik menjawab:

“Iya, untuk meringankan beban keluarga saya. Saya dan istri kan bekerja tiap harinya, jadi saya butuh tenaga pembantu rumah tangga untuk menghendel semua kebutuhan keluarga saya.”3

Berbeda dengan majikan yang tidak memiliki waktu untuk mengerjakan pekerjaan domestik, para pembantu rumah tangga menerima pekerjaan sebagai pembantu karena beralasan bahwa pendapatannya tidak mencukupi atau menginginkan tambahan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan lainnnya. Selain itu, pekerjaan lainnya yang layak sangat sulit diperoleh dengan ketatnya dinamika dan persaingan kerja.

Alif Layyinah menjadi pembatu Moh. Muqit selama dua tahun. Dia menerima pekerjaan sebagai pembantu supaya gajinya bisa digunakan untuk biaya kuliahnya di Universitas Terbuka, selain juga dikirim untuk kebutuhan orang tuanya di kampung.

Ketika ditanya tentang alasan dan tujuannya menjadi pembantu rumah tangga, Alif Layyinah menjawab:

“Untuk mendapat uang, gajinya yang lumayan. Bisa menghidupi orang tua di kampung dan biaya kuliah.”4

Pembantu Ach. Suhaimi, Mukimah, mengaku menerima pekerjaan sebagai pembantu karena terdorong oleh rasa penasaran tentang kehidupan di Kota Jakarta. Dia ingin mencari pengalaman di Kota Jakarta. Karenanya, Mukimah pergi ke Jakarta dan hanya berprofesi sebagai pembantu.

3

Wawancara pribadi dengan Jabatan Damatik (sebagai majikannya Suswanti). Bekasi, 16 Februari 2014.

4

Wawancara pribadi dengan Alif Layyinah (pembantu rumah tangga dari keluarga Moh. Muqit). Bekasi, 23 Maret 2013.

43 Ketika ditanya tentang alasan dan tujuannya menjadi pembantu rumah tangga, Mukimah menjawab:

“Cuma ingin cari pengalaman, penasaran. Kota jakarta seperti apa gitu. Cuma ingin cari pengalaman gitu.”5

Dua pembantu lainnya yang diwawancarai juga memiliki latar dan alasan yang serupa. Selama dua tahun, Siti Rofikoh bekerja sampingan sebagai pembantu rumah tangga Siswandi. Dia menyatakan bahwa alasannya menjadi pembantu karena membutuhkan pendapatan tambahan. Karena itulah dia menyatakan bahwa ekonomilah yang menjadi tujuan utamanya menjadi pembantu rumah tangga.

Seperti halnya Siti Rofikoh, Suswanti beralasan bahwa tujuannya menjadi pembantu rumah tangga karena membutuhkan pendapatan tambahan. Dia mengaku terpaksa menerima pekerjaan sebagai pembantu karena kesulitan memperoleh pekerjaan di luar, selain jauhnya lokasi kerja.

Ketika ditanya tentang alasannya menjadi pembantu, Suswanti menjawab:

“Sampingan ja sih karena di sini susah nyari kerjaan kan. Kondisinya kan di sini jalan jauh, jadi mau kerja di luar susah, adanya itu, ya sementara. Itu dulu.”6

Dengan demikian, pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga dilatari oleh dua dinamika sosial yang saling berhubungan dan saling mendukung. Pekerja profesional kelas menengah ke atas memiliki aktivitas kerja yang cukup padat dan masuk kerja hampir setiap hari, kecuali sabtu dan minggu, sehingga tidak memungkinkan mereka melakukan berbagai pekerjaan domestik. Oleh karena itulah mereka membutuhkan orang lain yang bisa mengerjakan urusan rumah

5

Wawancara pribadi dengan Mukimah (pembantu rumah tangga dari keluarga Ach. Suhaimi). Bekasi, 09 Juni 2013.

6

Wawancara pribadi dengan Suswanti (pembantu rumah tangga dari keluarga Jabatan Damatik). Bekasi, 16 Februari 2014.

44 tangga dengan pembayaran atau penggajian yang terjangkau oleh kondisi keuangan mereka. Konteks sosial inilah yang melatari kebutuhan majikan untuk mempekerjakan pembantu rumah tangga.

Berbeda dengan konteks sosial kelas menengah ke atas, masyarakat kelas bawah mengalami kesulitan untuk memperoleh pekerjaan, sehingga tidak heran bila banyak masyarakat kelas bawah yang menjadi pengangguran. Berdasarkan kebutuhan untuk memperoleh pendapatan, melanjutkan pendidikan, dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, maka pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga pun menjadi pekerjaan alternatif yang dipilih, selain karena pekerjaan domestik tidak membutuhkan keahlian khusus atau dapat dipelajari dan dilakukan oleh semua orang. Berdasarkan konteks sosial inilah pembantu rumah tangga menjadi profesi tersendiri yang diminati, meski dengan konsekuensi rendahnya gaji yang diterima.

Dokumen terkait