2.2. Dasar Teori
2.2.4. Beberapa Aspek Kesiapan Kontraktor Menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010
Beberapa Aspek yang perlu dipersiapkan oleh kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 yaitu aspek finansial, aspek sumber daya manusia, aspek inovasi dan teknologi, aspek kelengkapan kualifikasi.
a. Finansial
Masalah finansial sering kali menjadi penyebab kegagalan suatu kontraktor di dalam penyelesaian proyeknya. Ketidaklancaran cash flow di lapangan dapat menyebabkan sangat menurunnya produktifitas team lapangan walaupun dipimpin oleh seorang project manager yang sangat berpengalaman sekali. Masalah cash flow disamping karena adanya mismanagement di intern kontraktor sendiri juga sering kali dipengaruhi oleh faktor ekstern seperti kenaikan harga bahan bangunan yang sangat berbeda jauh dengan harga pada saat penawaran (Aryanto Yunus,2011).
commit to user
Lembaga keuangan seperti bank komersial sangat berperan dalam mendukung pelaksanaan pengadaan barang atau jasa pemerintah dan sebaliknya, pihak-pihak pembangunan adalah mitra komersial bagi pihak lembaga keuangan. Disisi lain kebijakan perbankan yang masih saja sulit memberikan dukungan atau kucuran kredit masih banyak dikeluhkan oleh para kontraktor (Alfian Malik,2009).
Untuk keperluan pembiayaan pekerjaan pihak kontraktor tentu saja harus memiliki cukup modal sebagai modal kerja. Modal kerja dapat bersumber dari hutang dan atau kekayaan sendiri. Kemampuan modal untuk melaksanakan pekerjaan perlu dibuktikan dengan surat dukungan keuangan dari bank yang nilainya tidak kurang dari 10% dari nilai kontrak ini sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 (Alfian Malik,2009).
Pada Perpres No. 54 Tahun 2010 untuk pengadaan nilai paket pekerjaan untuk usaha kecil naik dari nilai sampai dengan Rp. 1 milyar menjadi sampai dengan Rp.2,5 milyar. Serta pada jaminan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh kontraktor menjadi lebih tinggi yaitu untuk penawaran dibawah 80% dari Harga Perkiraan Sendiri (HPS) nilai jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari nilai HPS yang dulu di dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 untuk penawaran dibawah 80% HPS nilai jaminan pelaksanaan 5% dikali 80% HPS.
b. Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu kunci bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan dengan mengintegrasikan manajemen sumber daya manusia dan strategi bisnis. Peningkatan dalam perusahaan khususnya sumber daya manusia adalah elemen utama untuk mencapai kesuksesan perusahaan dan keterlibatan sumber daya manusia dalam mengembangkan dan pelaksanaan strategi bisnis akan menciptakan efektivitas organisasi dalam industri (A. Karami et.al,2004).
Penetapan personel baik sebagai penanggung jawab perusahaan maupun penanggung jawab pekerjaan dilapangan dimaksudkan untuk menghindari adanya tumpang tindih personel inti antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, serta
commit to user
memiliki sertifikat keahlian (SKA) sebagai bukti pengakuan kompetensi dan kemampuan profesi keahlian seseorang menurut disiplin ilmu, fungsi dan keahlian tertentu. Tenaga terampil bidang jasa konstruksi pada perusahaan harus memiliki sertifikat keterampilan kerja (SKT-K) sebagai bukti pengakuan kompetensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja seseorang menurut disiplin ilmu, fungsi dan keahlian tertentu (Alfian Malik,2011).
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi dimana sebuah perusahaan jasa konstruksi harus memiliki personel penanggungjawab yang bersertifikat SKA maupun SKT-K. Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 07/PRT/M/2011 tentang Standard dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultasi dimana pada pelelangan pemerintah jasa konstruksi minimal harus mempunyai penanggungjawab proyek dilapangan yang bersertifikat SKA dan dua orang untuk pelaksana dilapangan yang bersertifikat SKT-K (Alfian Malik,2011).
Dengan suatu perencanaan penempatan serta dukungan personel yang berpengalaman, maka sumber daya manusia ini akan dapat ditransformasikan kepada suatu aktifitas fisik untuk kepentingan baik pemilik proyek maupun untuk perusahaan (Aryanto Yunus,2011).
c. Inovasi dan Teknologi
Untuk kesuksesan proyek dalam perusahaan diperlukan teknologi baru. Teknologi baru adalah suatu produk dan proses yang sebelumnya tidak digunakan dalam operasinya. Inovasi adalah mencari, mengenal dan menerapkan teknologi baru untuk meningkatkan kinerja perusahaan (Laborde and Sanvindo,1994). Ada 3 jenis inovasi (Bremer and Kok,2000), yaitu :
1. Inovasi dalam bidang teknologi informasi 2. Inovasi dalam peralatan dan perlengkapan 3. Inovasi dalam bentuk baru dari kerjasama
commit to user
Sedangkan menurut (Hitt et al.,1998) aspek-aspek dalam teknolgi dan inovasi, antara lain :
1. Inovasi produk 2. Aplikasi pengetahuan
3. Fokus pada privat dan pemerintah yang didukung oleh riset dan pengembangan
4. Teknologi komunikasi yang baru 5. Revolusi informasi
Dalam Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi perusahaan konstruksi diwajibkan memiliki alat atau dukungan alat serta perlengkapan yang memadai dan memiliki standar kelengkapan alat keselematan kerja. Dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 untuk melaksanakan pelaksanaan konstruksi minimal dapat menggunakan produksi dalam negeri.
d. Kelengkapan Kualifikasi
Setiap perusahaan yang akan mengikuti pelelangan harus memenuhi persyaratan kualifikasi untuk pekerjaan yang akan dilelangkan. Persyaratan kualifikasi memuat berbagai ketentuan berkaitan dengan kompetensi dan kemampuan usaha, antara lain (Alfian Malik,2011) :
1. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan bisnis penyedia jasa konstruksi
2. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk menyediakan jasa konstruksi
3. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang menjalani sanksi pidana
4. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk membuat dan menandatangani perjanjian dan kontrak pengadaan
commit to user
6. Dalam 4 tahun terakhir memiliki pengalaman pekerjaan menyediakan jasa, baik di lingkungan pemerintah atau swasta, termasuk pengalaman sub kontrak
7. Untuk penyedia jasa yang baru berdiri kurang dari 3 tahun, tidak diharuskan memiliki pengalaman pekerjaan
8. Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan, termasuk tenaga ahli khusus, peralatan khusus dan penguasaan teknologi tertentu (jika dipersyaratkan), serta fasilitas lain yang diperlukan dalam pengadaan barang dan jasa konstruksi
9. Tidak termasuk dalam daftar hitam (blacklist) sebagai badan hukum yang memiliki cacat prestasi
10. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan pos.
Dalam lampiran Perpres No. 54 tahun 2010 dimana dijelaskan untuk memenuhi kewajiban perpajakan maka perusahaan diminta untuk memiliki surat keterangan fiskal terbaru dari kantor pelayanan pajak setempat. Surat keterangan fiskal adalah surat yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak yang berisi data pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak untuk masa dan tahun tertentu (Mardiasmo,2011).