• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIAPAN KONTRAKTOR KUALIFIKASI MENENGAH DAN KECIL DI SURAKARTA DALAM MENGHADAPI PERPRES NO. 542010 DAN PERATURAN TERKAIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KESIAPAN KONTRAKTOR KUALIFIKASI MENENGAH DAN KECIL DI SURAKARTA DALAM MENGHADAPI PERPRES NO. 542010 DAN PERATURAN TERKAIT"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

KESIAPAN KONTRAKTOR KUALIFIKASI MENENGAH DAN KECIL DI SURAKARTA DALAM MENGHADAPI PERPRES

NO. 54/2010 DAN PERATURAN TERKAIT

(The Readiness of Medium and Small Scale Contractors in Surakarta Faciling Presidential Regulation No. 54/2010 and Related Regulations)

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh :

SUGENG LUHUR PAMBUDI

I 1105028

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)
(3)
(4)

commit to user

MOTTO

“Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya” (Ath Thalaq : 2 – 3)

“Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah maha mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Al-Baqarah : 216)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk Ibu,Bapak,

(5)

commit to user

ABSTRAK

Sugeng Luhur Pambudi, 2012. “KESIAPAN KONTRAKTOR

KUALIFIKASI MENENGAH DAN KECIL DI SURAKARTA DALAM MENGHADAPI PERPRES NO. 54/2010 DAN PERATURAN TERKAIT”. Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pengaturan dibidang jasa konstruksi secara nasional mengalami perkembangan sejalan dengan dinamika kondisi global serta kebijakan pembangunan nasional. Pemerintah berusaha menghilangkan keluhan dari sistem tender yang selama ini diterapkan, tentunya untuk menghadirkan kesetaraan dan mempercepat penyerapan anggaran sehingga pembangunan dapat berlangsung lancar dan kesejahteraan bagi masyarakat cepat terwujud. Akhir tahun 2010 Pemerintah telah menetapkan Peraturan Presiden RI nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagai pengganti Keputusan Presiden nomor 80 tahun 2003, dengan harapan agar terselenggaranya pengadaan barang dan jasa pemerintah yang lebih efisien, terbuka dan kompetitif. Untuk melaksanakan prinsip Good Governance and Clean Government, maka pemerintah harus siap melaksanakan prinsip-prinsip akuntabilitas dan pengelolaan sumber daya secara efisien, serta mewujudkannya dengan tindakan dan peraturan yang baik dan tidak berpihak (independent), serta menjamin terjadinya interaksi ekonomi dan sosial antara para pihak terkait secara adil, transparan, professional dan akuntabel.

Metode penelitian yang dilakukan terdiri dari studi literatur, penentuan obyek penelitian, pengumpulan data dengan cara menggunakan angket dan wawancara serta analisa data. Objek dari penelitian ini adalah kontraktor swasta nasional di wilayah Surakarta. Metode pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner kepada kontraktor. Data dari hasil kuisioner diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel untuk kemudian dianalisis. Analisis yang dilakukan meliputi uji validitas dan reliabilitas, analisis distribusi (mean dan frekuensi) serta analisis regresi linier dan analisis T-test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesiapan kontraktor di Surakarta dalam menghadapi Perpres No. 54/2010 menunjukkan bahwa 70,42% kontraktor siap dan 29,58% kontraktor belum siap . Beberapa variabel yang kurang siap yaitu mampu melaksanakan pelelangan dengan sistem e-proc, terdaftar dan teregristrasi dalam portal pengadaan nasional atau LPSE. Kemampuan keuangan, kualifikasi, dan usia kontraktor berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kesiapan menghadapi Perpres. Tingkat kesiapan kontraktor menengah dan kecil terdapat perbedaan yang signifikan serta tingkat kesiapan kontraktor menengah lebih baik daripada kontraktor kecil.

(6)

commit to user

ABSTRAC

Sugeng Luhur Pambudi, 2012. “THE READINESS OF MEDIUM AND

SMALL SCALE CONTRACTORS IN SURAKARTA FACILING

PRESIDENTIAL REGULATION NO. 54/2010 AND RELATED

REGULATIONS”. Thesis, Civil Engineering Departement of Engineering Faculty of Sebelas Maret University.

Setting field of construction sevices nationally has developed in line with dynamics of global conditions and national development policies. The government attempted to eliminate complaints from tendering system which has been applied, of course to bring equality and accelerate the absorption of the budget so that development can take place smoothly and quickly realized prosperity for society. Late in 2010 the Government has set a Presidential Regulation No. 54 of 2010 regarding Procurement Government in lieu of Presidential Decree No. 80 of 2003, with the expectation that the implementation of government procurement of goods and services more efficient, open and competitive. To implement the principles of Good Governance and Clean Government, then the government must be prepared to implement the principles of accountability and managing resources efficiently, and make it happen with good acts and regulations and impartial (independent), and ensuring the economic and social interaction between the partiesrelated in a fair, transparent, professional and accountable.

The method consists of research conducted literature studies, determination of the object of research, data collection by using questionnaires and interviews and data analysis. The object of this study is a national private contractors in Surakarta. Methods of data collection conducted by questionnaire to the contractors. Data form the questionnaire results processed using Microsoft Excel program for latter to be analysis. The analysis performed included using validity and reliability, analysis of distribution (mean and frequency) and linear regression analysis and analysis of T-test.

The results showed that the level of preparedness in faciling with contractors in Surakarta Presidential Regulation number 54/2010 indicates that 70,42% the general contractors is ready and 29,58% not yet ready. Some variables that are less prepared is capable of carrying out auctions with e-proc system, and registered regristation in the national procurement portal or LPSE. Financial capability, qualifications, and age of contractors is significantly influence contractors preparedness level of regulation. Readiness level of medium and small contractors there are significant difference and medium contractors readiness level is better than the small contactor.

(7)

commit to user

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas nikmat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Kesiapan Kontraktor Kualifikasi Menengah dan Kecil di Surakarta Dalam Menghadapi Perpres No. 54/2010 dan Peraturan Terkait” dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk meraih gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Melalui penyusunan skripsi ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi penyusun sehingga dapat menjadi bekal dikemudian hari.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. Delan Soeharto, MT, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta masukan yang sangat berguna bagi penulisan skripsi ini.

2. Ir. Sugiyarto, MT, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah banyak membantu untuk memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini. 3. Fajar Sri Handayani, ST, MT, selaku Pembimbing Akademis.

4. Tim Penguji Pendadaran pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Segenap Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Segenap Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Sebelas Maret Surkarta.

(8)

commit to user

8. Ibu dan Bapakku tercinta yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, bantuan, dan pengorbanan yang tulus ikhlas dan tak terhingga nilainya demi kelancaran kuliah penyusun.

9. Adik-adikku tercinta yang sangat aku sayangi (Agung, Panji dan Wisnu). 10. Ditta Diani Irinsya Putri (mamah), yang telah memberikan rasa sayang,

dukungan, bantuan, dan pengorbanan yang tulus ikhlas.

11. Rekan-rekan Asosiasi Gapeksindo Cabang Surakarta (Bp. Heri Purnomo, Bp. Budhi Setyowoko, Bp. Slamet Riyanto, dll) yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan.

12. Rekan-rekan HPPGP Perumnas Gemolong Permai.

13. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Non Reg angkatan 2005 atas kerjasama selama menempuh studi pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.

14. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tak dapat penyusun sebutkan satu-persatu.

Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna serta mempertimbangkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan bersifat dinamis sejalan dengan dinamika pemikiran manusia. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penusun harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak pada umunya dan bagi mahasiswa pada khususnya.

Surakarta, Januari 2012

(9)

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR NOTASI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Batasan Masalah ... 3

1.4. Tujuan Penelitian ... 4

1.5. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka ... 5

2.2. Dasar Teori ... 6

2.3. Sumber Data ... 22

2.4. Populasi dan Sampel... 23

2.5. Metode Pengumpulan Data ... 24

(10)

commit to user BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Uraian Umum... 34

3.2. Tempat dan Waktu Penyebaran Kuesioner ... 34

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.4. Metode Penelitian ... 35

3.5. Prosedur Pengumpulan Data ... 36

3.6. Perancangan Kuesioner ... 37

3.7. Persiapan Penelitian ... 37

3.8. Analisis Data ... 37

3.9. Flow Chart Metodologi Penelitian... 40

BAB 4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi Responden... 42

4.2. Profil Responden... 44

4.2.1. Kemampuan Keuangan Perusahaan ... 44

4.2.2. Kualifikasi Perusahaan... 45

4.2.3. Usia Perusahaan ... 46

4.3. Analisis Data ... 47

4.3.1. Uji Validitas Instrumen ... 47

4.3.2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 48

4.4. Analisa Hasil Survey ... 49

4.4.1. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Finansial ... 49

4.4.2. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Sumber Daya Manusia ... 51

4.4.3. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Inovasi dan Teknologi ... 53

4.4.4. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Kelengkapan Kualifikasi ... 55

4.4.5. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Semua Aspek ... 57

4.4.6. Analisis Regresi Linier ... 62

4.4.7. Analisis Uji T-test Tingkat Kesiapan Variabel Antara Kontraktor Kualifikasi Kecil dan Menengah ... 67

(11)

commit to user BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 73 5.2. Saran ... 74

(12)

commit to user

DAFTAR NOTASI

∑ = Jumlah k = Jumlah item n = Jumlah reponden r = Koefisien korelasi s = Standar deviasi S = Varians

α = Tingkat signifikasi

(13)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penggolongan Klasifikasi dan Kualifikasi Jasa

Pelaksana Konstruksi ... 13

Tabel 2.2. Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 28

Tabel 4.1. Nama Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian ... 43

Tabel 4.2. Frekuensi Kemampuan Keuangan Perusahaan ... 44

Tabel 4.3. Frekuensi Kualifikasi Perusahaan ... 45

Tabel 4.4. Frekuensi Usia Perusahaan... 46

Tabel 4.5. Rekapitulasi Perhitungan Uji Validitas ... 47

Tabel 4.6. Rekapitulasi Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen ... 48

Tabel 4.7. Rekapitulasi Frekuensi Tingkat Kesiapan Finansial... 50

Tabel 4.8. Rekapitulasi Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Sumber Daya Manusia... 52

Tabel 4.9. Rekapitulasi Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Inovasi dan Teknologi... 54

Tabel 4.10. Rekapitulasi Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Kelengkapan Kualifikasi ... 56

Tabel 4.11. Resume Prosentase Terbesar Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Tiap Variabel ... 57

Tabel 4.12. Frekuensi Respon Semua Variabel ... 59

Tabel 4.13. Frekuensi Respon Kesiapan Kontraktor Kualifikasi Kecil ... 60

Tabel 4.14. Frekuensi Respon Kesiapan Kontraktor Kualifikasi Menengah .... 61

Tabel 4.15. Hasil Analisis Regresi X1 Terhadap Y... 63

Tabel 4.16. Ringkasan Uji Signifikasi dan Uji Linieritas Y dan X1 ... 63

Tabel 4.17. Hasil Analisis Regresi X2 Terhadap Y... 64

Tabel 4.18. Ringkasan Uji Signifikasi dan Uji Linieritas Y dan X2 ... 65

Tabel 4.19. Hasil Analisis Regresi X3 Terhadap Y... 66

Tabel 4.20. Ringkasan Uji Signifikasi dan Uji Linieritas Y dan X3 ... 67

(14)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Bagan alir kerangka pikir ... 40

Gambar 3.2. Bagan alir metode penelitian ... 41

Gambar 4.1. Grafik Prosentase Jumlah Kontraktor Jasa Konstruksi Kota Surakarta Tahun 2008... 42

Gambar 4.2. Grafik Prosentase Kemampuan Keuangan Perusahaan ... 44

Gambar 4.3. Grafik Prosentase Kualifikasi Greed Perusahaan ... 45

Gambar 4.4. Grafik Prosentase Usia Perusahaan ... 46

Gambar 4.5. Grafik Tingkat Kesiapan Finansial ... 50

Gambar 4.6. Grafik Tingkat Kesiapan Sumber Daya Manusia ... 52

Gambar 4.7. Grafik Tingkat Kesiapan Inovasi dan Teknologi ... 54

Gambar 4.8. Grafik Tingkat Kesiapan Kelengkapan Kualifikasi ... 56

Gambar 4.9. Grafik Tingkat Kesiapan Semua Aspek ... 59

Gambar 4.10. Grafik Tingkat Kesiapan Kontraktor Kecil ... 60

(15)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Blanko Kuesioner Lampiran B : Data Perusahaan

(16)

commit to user

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah

Era globalisasi dan AFTA (Asian Free Trade Area) sudah bergulir, kompetisi berbagai bidang di seluruh dunia pun mulai berjalan termasuk tentunya sektor konstruksi. Banyak Negara-negara sudah mempersiapkan sejak awal guna memasuki era tersebut. Dunia industri konstruksi mungkin adalah merupakan salah satu dunia yang paling dinamis dibandingkan dengan dunia industri lainnya, terutama dinegara yang sedang berkembang seperti di Indonesia.Kondisi pasar yang selalu berubah, periode konstruksi yang relatif sangat singkat, serta adanya fluktuasi harga material yang sangat sulit diprediksi membutuhkan suatu kemampuan manajerial yang handal serta pengetahuan yang baik .

(17)

commit to user

Sebagai usaha yang menghasilkan produk berupa prasarana dan sarana fisik, industri konstruksi mempunyai peran yang sangat penting bagi pertumbuhan perekonomian nasional sehingga perlu diperhatikan berbagai permasalahan yang sering terjadi yang dapat mengakibatkan penurunan kinerja perusahaan jasa konstruksi. Tolak ukur kesuksesan perusahaan dapat dilihat dari kinerja perusahaan yang dihasilkannya. Semakin tinggi kinerja perusahaan tersebut maka akan semakin sukses juga perusahaannya.

Kondisi saat ini menunjukkan berbagai permasalahan yang sering terjadi di sektor konstruksi sehingga mengakibatkan penurunan kinerja jasa konstruksi. Permasalahan-permasalahan yang menimpa industri jasa konstruksi di Indonesia saat ini, antara lain buruknya sikap mental dan perilaku oknum, serta rendahnya kesadaran masyarakat akan manfaat dan pentingnya peran jasa konstruksi bagi kepentingan masyarakat itu sendiri (Alfian Malik, 2007).

Permasalahan lain yang menyangkut jasa konstruksi kemungkinan karena Keppres no. 80 tahun 2003, dimana tidak ada perbedaan antara pengadaan barang dan jasa lain. Juga ada klausul yang menyatakan penawar terendah dalam suatu pelelangan yang harus dimenangkan, demi keuntungan Negara. Karena terendah itu, kemungkinan para pelaku jasa konstruksi melakukan berbagai penyimpangan dalam pelaksanaannya.

Pada bulan Agustus tahun 2010 Pemerintah menerbitkan Peraturan baru, yaitu Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 dengan arah perubahan menciptakan iklim yang kondusif untuk persaingan sehat, efisiensi belanja Negara, dan mempercepat pelaksanaan APBN atau APBD serta memperkenalkan aturan, sistem, metoda dan prosedur yang lebih sederhana dengan tetap memperhatikan good governance.

(18)

commit to user

1.2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah kesiapan kontraktor menengah dan kecil di Surakarta dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010?

2. Bagaimana pengaruh kemampuan keuangan kontraktor, kualifikasi kontraktor dan usia kontraktor terhadap kesiapan kontraktor menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010?

3. Membandingkan kesiapan antara kontraktor kualifikasi menengah dan kualifikasi kecil dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010.

1.3.

Batasan Masalah

Untuk membatasi permasalahan agar penelitian terarah dan tidak terlalu meluas, maka dalam penelitian perlu pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya membahas permasalahan kontraktor kualifikasi menengah dan kualifikasi kecil untuk klasifikasi bangunan gedung.

2. Jumlah kontraktor yang disurvei adalah kontraktor menengah dan kecil di Kota Surakarta tahun 2011.

3. Aspek yang ditinjau dalam penelitian ini hanya mencangkup : a. Finansial perusahaan

b. Sumber daya manusia

(19)

commit to user

1.4.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah telah siap kontraktor menengah dan kecil di Surakarta dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan keuangan kontraktor, kualifikasi kontraktor dan usia kontraktor terhadap kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang berarti antara kontraktor kualifikasi menengah dan kualifikasi kecil dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010.

1.5.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui posisi kontraktor menengah dan kecil di Surakarta apakah cukup kuat dalam menghadapi Perpes No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait.

2. Sebagai bahan kajian empiris untuk pengembangan ilmu manajemen konstruksi dengan peraturan yang baru.

(20)

commit to user

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1.

Tinjauan Pustaka

Sektor konstruksi berpengaruh terhadap hampir seluruh sektor bidang perekonomian, antara lain jalan, bendungan, pekerjaan irigasi, perumahan, sekolah, dan pekerjaan konstruksi lain yang merupakan landasan fisik untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas dan kapabilitas konstruksi termasuk meningkatkan efisiensi biaya, waktu, dan kualitas pekerjaan konstruksi ini merupakan faktor yang sangat penting. (Dr.Ir. Sudarto,2011 : 1)

Bisnis di bidang jasa konstruksi merupakan bisnis yang melibatkan beragam sumberdaya, teknologi dan institusi (lingkungan bisnis). Oleh sebab itu, bisnis konstruksi harus dikelola secara terintegrasi, professional dengan berorientasi kepada kepentingan nasional. Sehingga, segala sumber daya yang terpakai dalam bisnis ini dapat menghasilkan produk yang memiliki manfaat dan nilai struktur, nilai teknis, nilai ekonomis dan nilai sosial bagi masyarakat. (Alfian Malik,2009:19)

(21)

commit to user

Sektor konstruksi berperan dalam pembangunan nasional di tiap pelosok wilayah dari Sabang sampai Merauke. Peningkatan kinerja perusahaan konstruksi dan usaha konstruksi dalam bentuk cluster akan menjamin profitabilitas, pertumbuhan, sustainability, produktivitas dan daya saing yang diinginkan untuk pembangunan yang construction driven selanjutnya pada masa mendatang. (Ir.Ismeth S Abidin,PhD, 2010)

2.2.

Dasar Teori

2.2.1.Pendahuluan

Pengaturan dibidang jasa konstruksi secara nasional mengalami perkembangan sejalan dengan dinamika kondisi global serta kebijakan pembangunan nasional. Menyikapi akan hal tersebut kiranya semua pihak perlu mempersiapkan diri untuk terus memahami peraturan perundangan yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kekeliruan terutama dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa serta pelaksanaan konstruksi termasuk pemeliharaannya. Pemerintah berusaha menghilangkan keluhan dari sistem tender yang selama ini diterapkan, tentunya untuk menghadirkan kesetaraan dan mempercepat penyerapan anggaran sehingga pembangunan dapat berlangsung lancar dan kesejahteraan bagi masyarakat cepat terwujud.

(22)

commit to user

Tata pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance and Clean Government) adalah seluruh aspek yang terkait dengan kontrol dan pengawasan terhadap kekuasaan yang dimiliki pemerintah dalam menjalankan fungsinya melalui institusi formal dan informal. Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 yang baru ini mengatur tata cara yang lebih sederhana, jelas dan komprehensif, dan sesuai dengan tata kelola yang baik, sehingga dapat menjadi pengaturan yang efektif bagi semua pihak yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa pemerintah.

Dengan berlakunya Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa sejak ditetapkan pada tanggal 6 Agustus 2010, maka Keputusan Presiden nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah kini dicabut dan dinyatakan tidak berlaku sejak tanggal 1 Januari 2011.

2.2.2.Manajemen Proyek Konstruksi

a. Proyek

(23)

commit to user

Karakteristik proyek konstruksi dapat dipandang dalam tiga dimensi, yaitu unik, melibatkan sejumlah sumber daya, dan membutuhkan organisasi. Kemudian proses penyelesaiannya harus berpegang pada tiga kendala (triple constrain) : sesuai spesifikasi yang ditetapkan, sesuai time schedule, dan sesuai biaya yang direncanakan. Ketiganya diselesaikan secara simultan. Ciri-ciri tersebut diatas menyebabkan industri jasa konstruksi berbeda dengan industri lainnya (Ervianto,2005).

b. Jenis Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi dua jenis kelompok(Ervianto,2005), yaitu :

1) Bangunan gedung : rumah, kantor, pabrik dan lain-lain. Ciri-ciri dari kelompok bangunan ini adalah :

a) Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal.

b) Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit dan kondisi pondasi umumnya sudah diketahui.

c) Manajemen dibutuhkan, terutama untuk progessing pekerjaan.

2) Bangunan sipil : jalan, jembatan, bendungan, dan infrastruktur lainnya. Ciri-ciri dari kelompok ini adalah :

a) Proyek konstruksi dilaksanakan untuk mengendalikan alam agar berguna bagi kepentingan manusia.

b) Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang dan kondisi pondasi sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek.

c) Manajemen dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan.

(24)

commit to user c. Pengadaan Barang dan Jasa

Proses pengadaan perusahaan jasa konstruksi diatur dalam Perpres yang berlaku terutama yang digunakan di lingkungan proyek pemerintah. Prinsip dasar pelelangan adalah :

1) Efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan.

2) Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai sasaran yang ditetapkan.

3) Terbuka dan Bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat atau kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan.

4) Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya.

5) Adil tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu dengan cara dan atau alasan apapun. 6) Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun

(25)

commit to user

Menurut Perpres No. 54 Tahun 2010, pengadaan barang atau jasa pemerintah meliputi pengadaan :

1) Barang, yaitu benda dalam berbagai bentuk dan uraian, yang meliputi bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi atau peralatan, yang spesifikasinya ditetapkan oleh pengguna barang.

2) Pekerjaan konstruksi, yaitu seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya. 3) Jasa konsultasi, yaitu jasa layanan profesional yang membutuhkan

keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware)

4) Jasa lainnya, yaitu jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala pekerjaan dan atau penyedia jasa selain jasa konsultasi, pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan pengadaan barang.

Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa menurut Perpres No. 54 Tahun 2010 dilakukan melalui :

1) Swakelola, yaitu pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri atau upah borongan tenaga.

(26)

commit to user d. Penyedia Barang dan Jasa

Penyedia barang atau jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan barang atau pekerjaan konstruksi atau jasa konsultasi atau jasa lainnya. Menurut Perpres No. 54 tahun 2010 penyedia barang atau jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang atau jasa wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan kegiatan atau usaha.

2) Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk menyediakan barang atau jasa.

3) Memperoleh paling kurang satu pekerjaan sebagai penyedia barang atau jasa dalam kurun waktu empat tahun terakhir baik dilingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman sub kontrak kecuali bagi penyedia barang atau jasa yang baru berdiri kurang dari tiga tahun. 4) Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang

diperlukan dalam pengadaan barang atau jasa.

5) Dalam hal penyedia barang atau jasa akan melakukan kemitraan harus mempunyai perjanjian kerja sama operasi atau kemitraan yang memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut. 6) Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha

mikro, usaha kecil, dan koperasi kecil serta kemampuan pada sub bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha non kecil.

7) Khusus untuk pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya harus memperhitungkan sisa kemampuan paket.

(27)

commit to user

9) Sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir (SPT Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh pasal 21, PPh pasal 23 (bila ada transaksi), PPh pasal 25 atau pasal 29 dan PPN (bagi pengusaha kena pajak) paling kurang tiga bulan terakhir dalam tahun berjalan.

10) Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada kontrak.

11) Tidak masuk dalam daftar hitam

12) Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman.

13) Menandatangani Pakta Integritas.

(28)

commit to user

Tabel 2.1. Penggolongan klasifikasi dan kualifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi

No Kualifikasi Subkualifikasi Penyesuaian dengan Peraturan Lama

(Permen PU No. 08/PRT/M/2011)

1. Orang Perseorangan P Gred 1

2. Usaha Kecil

K1 Gred 2

K2 Gred 3

K3 Gred 4

3. Usaha Menengah

M1

Gred 5 M2

4. Usaha Besar

B1 Gred 6

B2 Gred 7

Keterangan :

P : Mampu mengerjakan proyek dengan resiko kecil, teknologi sederhana dan biaya kecil sampai dengan Rp. 300 juta.

K1 : Mampu mengerjakan proyek dengan resiko kecil, teknologi sederhana dan biaya sampai dengan Rp. 1 milyar.

K2 : Mampu mengerjakan proyek dengan resiko kecil, teknologi sederhana dan biaya sampai dengan Rp. 1,75 milyar.

K3 : Mampu mengerjakan proyek dengan resiko kecil, teknologi madya dan biaya sampai dengan Rp. 2,5 milyar.

M1 : Mampu mengerjakan proyek dengan resiko sedang, teknologi madya dan biaya sampai dengan Rp. 10 milyar.

M2 : Mampu mengerjakan proyek dengan resiko sedang, teknologi madya dan biaya sampai dengan Rp. 50 milyar.

B1 : Mampu mengerjakan proyek dengan resiko tinggi, teknologi tinggi dan biaya sampai dengan Rp. 250 milyar.

(29)

commit to user

2.2.3.Kesiapan Kontraktor Menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010

Persaingan yang semakin ketat dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah mengharuskan peserta pengadaan membekali diri dengan pengetahuan dan aturan main sebagamana ditetapkan dalam Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaaan Barang dan Jasa Pemerintah. Salah satu hal yang membedakan dengan peraturan perundang-undangan sebelumnya adalah adanya tata cara pengadaan yang diuraikan dalam dua dokumen pengadaan (standard bidding document) yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Perpres No. 54 Tahun 2010. Pengetahuan peserta pengadaan tentang seluk beluk pengadaan juga merupakan hal penting yang sering kali luput dari perhatian (Nurachmad;2011).

Masih banyak perusahaan jasa pelaksana konstruksi di Indonesia yang sudah professional, bahkan mampu bersaing dengan perusahaan asing. Tetapi, ketika mengikuti lelang mereka justru kalah bersaing dengan perusahaan lain yang tidak professional. Dan menjadi ironi ketika profesionalisme itu tidak menjamin untuk memenangkan sebuah kompetisi. Bukankah pemenang lelang sangat ditentukan oleh kelengkapan dan keabsahan administrasi, teknis serta harga yang kompetitif dan responsive. Padahal kelengkapan dan keabsahan administrasi, teknis dan biaya yang kompetitif lahir dari sebuah profesionalisme. Itu sebabnya mengapa semua pelaku bisnis jasa konstruksi perlu digiring ke arah yang lebih professional, agar stigma kolusi, korupsi dan nepotisme pelaku bisnis ini bisa dihilangkan.

(30)

commit to user

Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu kunci bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan dengan mengintegrasikan manajemen sumber daya manusia dan strategi bisnis. Peningkatan kompetensi dalam perusahaan khususnya sumber daya manusia adalah elemen utama untuk mencapai kesuksesan perusahaan dan keterlibatan sumber daya manusia dalam pengembangan dan pelaksanaan strategi bisnis akan menciptakan efektifitas organisasi dalam industri (A.Karami et.al,2004).

Penunjang kesuksesan sebuah proyek, perusahaan perlu melakukan inovasi dan teknologi baru. Teknologi baru adalah suatu produk dan proses yang sebelumnya tidak digunakan dalam operasinya. Mitropoulus dan Tatum (2000) mendefinisikan teknologi proses sebagai teknologi yang digunakan oleh kontraktor dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi konstruksi (Sudarto, 2011).

Menurut Chung (1987), kebijakan pemerintah, undang-undang, serta campur tangan pemerintah merupakan masalah yang mempengaruhi kesuksesan perusahaan sebagai salah satu dari faktor eksternal. Secara tidak langsung pemerintah memengaruhi industri konstruksi dengan membentuk peraturan mengenai perijinan, kode, upah minimum, perpajakan, aturan impor dan pemakaian tenaga asing, dan sistem finansial konstruksi (Sudarto,2011).

(31)

commit to user

a. Latar Belakang Perubahan Perpres No. 54 Tahun 2010

Adapun latar belakang perubahan di dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 (Prabowo dkk, 2011) adalah :

1. Efisiensi belanja Negara dan persaingan sehat melalui pengadaan barang atau jasa pemerintah belum sepenuhnya terwujud.

2. Sistem pengadaan barang atau jasa pemerintah belum mampu mendorong percepatan pelaksanaan belanja barang dan belanja modal dalam APBN atau APBD.

3. Sistem pengadaan barang atau jasa pemerintah belum mampu mendorong terjadinya inovasi, tumbuh suburnya ekonomi kreatif serta kemandirian industri dalam negeri.

4. Masih adanya multi tafsir serta hal-hal yang belum jelas dalam Keppres No. 80 Tahun 2003.

5. Perlunya memperkenalkan aturan, sistem, metoda dan prosedur yang lebih sederhana, namun tetap menjaga koridor good governance serta masih menjamin terjadinya persaingan yang sehat dan efisiensi.

6. Perlunya mendorong terwujudnya reward dan punishment yang lebih baik dalam sistem pengadaan barang atau jasa pemerintah.

b. Arah Perubahan Perpres No. 54 Tahun 2010

Adapun arah perubahan dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 (Prabowo dkk, 2011) adalah :

1. Menciptakan iklim yang kondusif untuk persaingan sehat, efisiensi belanja Negara dan mempercepat pelaksanaan APBN atau APBD.

2. Memperkenalkan aturan, sistem, metoda dan prosedur yang lebih sederhana dengan tetap memperhatikan good governance.

3. Memperjelas konsep swakelola. 4. Memperjelas klasifikasi aturan.

5. Mendorong terjadinya inovasi, tumbuh suburnya ekonomi kreatif serta kemandirian industri.

(32)

commit to user

c. Perbedaan Pokok Perpres No. 54 Tahun 2010 dengan Keppres No. 80

Tahun 2003

Beberapa perbedaan pokok Perpres No. 54 Tahun 2010 dengan Keppres No. 80 Tahun 2003 (Prabowo dkk, 2011) adalah :

1. Jenis Pengadaan

Dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 jenis pengadaan berupa barang, jasa pemborongan, jasa konsultasi dan jasa lainnya. Sedangkan dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 jenis pengadaan menjadi barang, pekerjaan konstruksi, jasa konsultasi, dan jasa lainnya.

2. Pelaksanaan E-Procurement

Dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 setiap pengumuman ataupun pendaftaran harus melaksanakan sistem E-Procurement di website masing-masing instansi ataupun di portal pengadaan nasional, hal ini untuk lebih cepat, murah, transparan dan bebas premanisme atau mafia. Sedangkan dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 pengumuman menggunakan media massa dan belum diatur secara jelas.

3. Delegasi Kewenangan dan Tanggung Jawab

Dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 belum diatur secara jelas. Sedangkan dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 telah diatur yaitu Pengguna Anggaran adalah Penanggungjawab utama pengadaan, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) bertanggungjawab atas subtansi pengadaan, Unit Layanan Pengadaan (ULP) bertanggung jawab atas pelaksanaan lelang.

4. Keberpihakan pada Usaha Kecil

(33)

commit to user

5. Penyederhanaan Pelaksanaan Pengadaan

Dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 untuk pelelangan atau seleksi sederhana meningkat dari Rp. 100 juta menjadi sampai dengan Rp. 200 juta.

6. Fleksibel dalam Mengahadapi Bencana dan Keadaan Darurat

Ketentuan tentang bencana diperlonggar termasuk antisipasi sebelum bencana datang menerjang. Dalam menghadapi bencana dan keadaan darurat dapat dilakukan Penunjukan Langsung.

7. Pengadaan Secara Swakelola

Selain memperluas pekerjaan baru yang dapat dilaksanakan secara swakelola, Perpres No. 54 Tahun 2010 juga memberikan batasan yang jelas kepada pelaksanaan swakelola yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat khususnya untuk pekerjaan konstruksi.

2.2.4.Beberapa Aspek Kesiapan Kontraktor Menghadapi Perpres No. 54

Tahun 2010

Beberapa Aspek yang perlu dipersiapkan oleh kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 yaitu aspek finansial, aspek sumber daya manusia, aspek inovasi dan teknologi, aspek kelengkapan kualifikasi.

a. Finansial

(34)

commit to user

Lembaga keuangan seperti bank komersial sangat berperan dalam mendukung pelaksanaan pengadaan barang atau jasa pemerintah dan sebaliknya, pihak-pihak pembangunan adalah mitra komersial bagi pihak lembaga keuangan. Disisi lain kebijakan perbankan yang masih saja sulit memberikan dukungan atau kucuran kredit masih banyak dikeluhkan oleh para kontraktor (Alfian Malik,2009).

Untuk keperluan pembiayaan pekerjaan pihak kontraktor tentu saja harus memiliki cukup modal sebagai modal kerja. Modal kerja dapat bersumber dari hutang dan atau kekayaan sendiri. Kemampuan modal untuk melaksanakan pekerjaan perlu dibuktikan dengan surat dukungan keuangan dari bank yang nilainya tidak kurang dari 10% dari nilai kontrak ini sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 (Alfian Malik,2009).

Pada Perpres No. 54 Tahun 2010 untuk pengadaan nilai paket pekerjaan untuk usaha kecil naik dari nilai sampai dengan Rp. 1 milyar menjadi sampai dengan Rp.2,5 milyar. Serta pada jaminan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh kontraktor menjadi lebih tinggi yaitu untuk penawaran dibawah 80% dari Harga Perkiraan Sendiri (HPS) nilai jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari nilai HPS yang dulu di dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 untuk penawaran dibawah 80% HPS nilai jaminan pelaksanaan 5% dikali 80% HPS.

b. Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu kunci bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan dengan mengintegrasikan manajemen sumber daya manusia dan strategi bisnis. Peningkatan dalam perusahaan khususnya sumber daya manusia adalah elemen utama untuk mencapai kesuksesan perusahaan dan keterlibatan sumber daya manusia dalam mengembangkan dan pelaksanaan strategi bisnis akan menciptakan efektivitas organisasi dalam industri (A. Karami et.al,2004).

(35)

commit to user

memiliki sertifikat keahlian (SKA) sebagai bukti pengakuan kompetensi dan kemampuan profesi keahlian seseorang menurut disiplin ilmu, fungsi dan keahlian tertentu. Tenaga terampil bidang jasa konstruksi pada perusahaan harus memiliki sertifikat keterampilan kerja (SKT-K) sebagai bukti pengakuan kompetensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja seseorang menurut disiplin ilmu, fungsi dan keahlian tertentu (Alfian Malik,2011).

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi dimana sebuah perusahaan jasa konstruksi harus memiliki personel penanggungjawab yang bersertifikat SKA maupun SKT-K. Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 07/PRT/M/2011 tentang Standard dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultasi dimana pada pelelangan pemerintah jasa konstruksi minimal harus mempunyai penanggungjawab proyek dilapangan yang bersertifikat SKA dan dua orang untuk pelaksana dilapangan yang bersertifikat SKT-K (Alfian Malik,2011).

Dengan suatu perencanaan penempatan serta dukungan personel yang berpengalaman, maka sumber daya manusia ini akan dapat ditransformasikan kepada suatu aktifitas fisik untuk kepentingan baik pemilik proyek maupun untuk perusahaan (Aryanto Yunus,2011).

c. Inovasi dan Teknologi

Untuk kesuksesan proyek dalam perusahaan diperlukan teknologi baru. Teknologi baru adalah suatu produk dan proses yang sebelumnya tidak digunakan dalam operasinya. Inovasi adalah mencari, mengenal dan menerapkan teknologi baru untuk meningkatkan kinerja perusahaan (Laborde and Sanvindo,1994). Ada 3 jenis inovasi (Bremer and Kok,2000), yaitu :

(36)

commit to user

Sedangkan menurut (Hitt et al.,1998) aspek-aspek dalam teknolgi dan inovasi, antara lain :

1. Inovasi produk 2. Aplikasi pengetahuan

3. Fokus pada privat dan pemerintah yang didukung oleh riset dan pengembangan

4. Teknologi komunikasi yang baru 5. Revolusi informasi

Dalam Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi perusahaan konstruksi diwajibkan memiliki alat atau dukungan alat serta perlengkapan yang memadai dan memiliki standar kelengkapan alat keselematan kerja. Dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 untuk melaksanakan pelaksanaan konstruksi minimal dapat menggunakan produksi dalam negeri.

d. Kelengkapan Kualifikasi

Setiap perusahaan yang akan mengikuti pelelangan harus memenuhi persyaratan kualifikasi untuk pekerjaan yang akan dilelangkan. Persyaratan kualifikasi memuat berbagai ketentuan berkaitan dengan kompetensi dan kemampuan usaha, antara lain (Alfian Malik,2011) :

1. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan bisnis penyedia jasa konstruksi

2. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk menyediakan jasa konstruksi

3. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang menjalani sanksi pidana

4. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk membuat dan menandatangani perjanjian dan kontrak pengadaan

(37)

commit to user

6. Dalam 4 tahun terakhir memiliki pengalaman pekerjaan menyediakan jasa, baik di lingkungan pemerintah atau swasta, termasuk pengalaman sub kontrak

7. Untuk penyedia jasa yang baru berdiri kurang dari 3 tahun, tidak diharuskan memiliki pengalaman pekerjaan

8. Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan, termasuk tenaga ahli khusus, peralatan khusus dan penguasaan teknologi tertentu (jika dipersyaratkan), serta fasilitas lain yang diperlukan dalam pengadaan barang dan jasa konstruksi

9. Tidak termasuk dalam daftar hitam (blacklist) sebagai badan hukum yang memiliki cacat prestasi

10. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan pos.

Dalam lampiran Perpres No. 54 tahun 2010 dimana dijelaskan untuk memenuhi kewajiban perpajakan maka perusahaan diminta untuk memiliki surat keterangan fiskal terbaru dari kantor pelayanan pajak setempat. Surat keterangan fiskal adalah surat yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak yang berisi data pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak untuk masa dan tahun tertentu (Mardiasmo,2011).

2.3.

Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah :

2.3.1. Data Primer

(38)

commit to user 2.3.2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti yaitu melalui studi pustaka, pencarian informasi lain dan pemahaman teoritis untuk memecahkan masalah yang timbul melalui buku-buku literatur maupun sumber-sumber lainnya.

2.4.

Populasi dan Sampel

2.4.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002:55). Sedangkan populasi menurut (Sutrisno Hadi,1998) adalah sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat-syarat yang berkaitan dengan masalah penelitian.

2.4.2. Sampel

(39)

commit to user

2.5.

Metode Pengumpulan Data

2.5.1. Studi Lapangan

Merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian, yaitu :

a. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Dalam membuat kuesioner perlu diperhatikan bahwa kuesioner disamping bertujuan untuk menampung data sesuai dengan kebutuhan juga merupakan suatu kertas kerja yang harus ditatalaksanakan dengan baik.

Suatu kuesioner yang baik harus memenuhi persyaratan umum yaitu :

a) Mudah ditanyakan oleh petugas pengumpul data b) Mudah dijawab oleh pihak responden

c) Mudah diproses oleh peneliti untuk selanjutnya dianalisis

Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat kesiapan kontraktor yang dipengaruhi oleh adanya Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan yang terkait. Indikator kesiapan yang terkait adalah dari segi finansial, Sumber daya manusia, Inovasi dan teknologi serta kelengkapan kualifikasi. Pengukurannya dilakukan dengan skala likert dimana responden diberi pilihan (option) yang kemudian tinggal memilih tingkat kualitas atau intensitas terjadinya pertanyaan yang diajukan.

Untuk menguji dari keandalan kuesioner yang digunakan adalah dengan menggunakan uji :

1) Uji Validitas

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas

dan reliabilitas. Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi

(40)

commit to user

menunjukkan sejauh mana skor/nilai/ukuran yang diperoleh benar-benar

menyatakan hasil pengukuran/pengamatan yang ingin diukur.

Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel/item dengan

skor total variabel. Cara mengukur validitas konstruk yaitu dengan mencari

korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus

pearsonproduct moment, sebagai berikut :

......(2.1.1)

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :

... (2.1.2)

Dimana :

t = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi rhitung

n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk = 0,05 dan derajad kebebasan (dk = n – 2)

Kaidah keputusan :

Ø Jika thitung > ttabel berarti valid

Ø Jika thitung< ttabel berarti tidak valid

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penterjemahan dari kata reliability yang berasal dari kata

rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai

pengukuran yang reliabel. Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila

dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang

ﱐ ∑ōú ∑ ō . ∑ ú

. ∑ ō ∑ ō . . ∑ ú ∑ ú

䘘 abr ﱐ√ 2

(41)

commit to user

sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yangukur dalam diri subjek

belum berubah (Azwar, 2001).

Reliabilitas artinya adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran.

Kadang-kadang reliabilitas disebut juga sebagai keterpercayaan,keterandalan,

keajegan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya, namun ide pokok dalam

konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya,

artinya sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan pengukuran

(measurement error). Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukkan

oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas Suatu alat pengukur

dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang

berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliabel secara

konsisten memberi hasil ukuran yang sama.

Dalam suatu percobaan kita biasanya mengadakan pengukuran sebelum dan

sesudah percobaan itu. Bila terdapat perbedaan, maka itu dianggap bahwa

perubahan yang terjadi itu adalah pengaruh variabel eksperimen. Untuk itu tentu

diperlukan alat pengukuran yang reliabel, sehingga dapat diketahui adanya

perubahan dan besarnya perubahan sebagai akibat variabel eksperimen itu. Kalau

alat itu tidak reliabel jadi tidak konsisten, sehingga tiap kali memberi hasil yang

berlainan, maka tidak ada jaminan bahwa perbedaan hasil pngukuran sebelum

dan sesudah eksperimen itu terjadi atas pengaruh variabel eksperimen itu.

Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu cara dan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian reliabilitas dengan Metode Alpha, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

... (2.2.1) Dimana :

r11 = Nilai reliabilitas

∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varians total

k = Jumlah item

ﱐ 1 1 ∑ 

(42)

commit to user 

∑ ō ∑ ō

  … … … r

Langkah-langkah yang dilakukan untuk analisis data dengan metode Alpha, sebagai berikut :

Langkah 1 : Menghitung Varians Skor tiap-tiap item Dengan rumus :

... (2.2.2) Dimana :

Si = Varians skor tiap-tiap item ∑Xi2 = Jumlah kuadrat item Xi (∑Xi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan N = Jumlah responden

Langkah 2 : Menjumlahkan Varians semua item Dengan rumus :

... (2.2.3) Dimana :

∑Si = Jumlah varians semua item S1,S2,S3..n = Varian item ke- 1,2,3…..n

Langkah 3 : Menghitung Varians total Dengan rumus :

... (2.2.4) Dimana :

St = Varians total

∑Xt2 = Jumlah kuadrat X total (∑Xt)2 = Jumlah X total dikuadratkan N = Jumlah responden

a

(43)

commit to user

Langkah 4 : Masukkan nilai Alpha

... (2.2.5)

Langkah 7 : Menentukan kaidah pengujian

Hasil r11 dikonsultasikan dengan rtabel Product Momen

dengan dk = n – 1 tingkat signifikasi 5%.

Langkah 8 : Membuat Kesimpulan dengan membandingkan rtabel dengan rhitung

Ø Jika r11 > rtabel berarti Reliabel Ø Jika r11 < rtabel berarti Tidak Reliabel

Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut :

Tabel 2.2. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

ﱐ 1 1 ∑ 

(44)

commit to user c. Wawancara

Wawancara ialah teknik pengumpulan data melalui pertanyaan kepada responden secara langsung baik individu maupun kelompok. Wawancara digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu : pewawancara, responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara.

2.5.2. Studi Pustaka

Dalam teknik pengumpulan data dilakukan melalui riset kepustakaan untuk mendapatkan dasar teori yang kuat sebagai dasar dari masalah yang diteliti, sehingga akan memperoleh kesimpulan yang bersifat ilmiah.

2.6.

Teknik Analisis Data

2.6.1. Analisis Statistik Deskriptif

Satistik deskriptif adalah bidang atau bagan ilmu pengetahuan statistik yang bertugas mempelajari tata cara pengumpulan, pencatatan, penyusunan, dan penyajian data penelitian dalam bentuk tabel frekuensi atau grafik dan selanjutnya dilakukan pengukuran nilai-nilai statistiknya seperti mean (rerata aritmatik),

median, modus, standar deviasi, dan sebagainya.

(45)

commit to user

1. Analisis frekuensi

Analisis ini dipakai untuk mengetahui jumlah dari pemilih untuk masing-masing jawaban dan juga dapat menunjukkan kecenderungan dari responden untuk hal yang ditanyakan.

2. Analisis mean

Analisis ini dipakai untuk mengetahui rangking dari masing-masing item. Analisis ini diperoleh dengan menjumlahkan skor yang diberikan oleh responden pada tiap variabel atau soal, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Semakin besar nilai mean berarti semakin besar pula pengaruh yang diberikan, begitu juga sebaliknya. Setelah didapatkan nilai mean setiap variabel, kemudian diurutkan dari nilai mean terbesar hingga nilai mean terkecil dengan tujuan untuk mengetahui variabel penyebab mana yang paling besar dari variabel-variabel indikator yang mempengaruhi kesiapan kontraktor.

2.6.2. Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

... (2.3.1) Dimana :

ú = Subyek variabel terikat yang diproyeksikan

X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan a = Nilai konstanta harga Y jika X=0

b = Nilai arah sebagai penentu prediksi yang menunjukkan nilai peningkatan atau penurunan variabel Y.

Adapun langkah – langkah yang dilakukan untuk analisis regresi linier sederhana sebagai berikut :

(46)

commit to user

Langkah 1 : Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat Langkah 2 : Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik

Langkah 3 : Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik Langkah 4 : Masukkan angka – angka statistik dari tabel penolong

Dengan rumus :

... (2.3.2)

... (2.3.3)

Dimana :

Y = Subyek variabel terikat yang diproyeksikan X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu a = Nilai konstanta harga Y jika X=0

b = Nilai arah sebagai penentu prediksi n = Jumlah sampel

Langkah 5 : Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg(a))

Dengan rumus :

... (2.3.4)

Langkah 6 : Mencari jumlah kudarat regresi (JKReg(b/a)) Dengan rumus :

... (2.3.5)

Langkah 7 : Mencari jumlah kuadrat residu (JKRes) Dengan rumus :

... (2.3.6)

(47)

commit to user

Langkah 9 : Mencari rata – rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg(b/a)) Dengan rumus :

... (2.3.8)

Langkah 10 : Mencari rata – rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) Dengan rumus :

... (2.3.9)

Langkah 11 : Menguji signifikasi Dengan rumus :

... (2.3.10)

Langkah 12 : Membuat kesimpulan

2.6.3. Uji T (T - Test)

Uji T yang digunakan adalah independent-samples T-test dimana uji ini digunakan untuk menguji dua rata-rata dari dua sampel yang saling independen atau tidak berkaitan. Dapat pula dikatakan bahwa prosedur independent-samples T-Test

adalah perbandingan rata-rata untuk dua kelompok kasus. Idealnya untuk test ini subyek materi harus secara acak ditugaskan untuk dua kelompok, sedemikian sehingga manapun perbedaan yang terjadi adalah dalam kaitan dengan perlakuan (atau ketiadaan perlakuan) dan bukan pada faktor lain. Dua variabel yang dibandingkan adalah kontraktor kecil dan kontraktor menengah.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk analisis data dengan Uji T (T-Test), sebagai berikut :

Langkah 1 : Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat :

Ø Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kontraktor

kecil dan kontraktor menengah dalam kesiapan menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010.

Ƽ

䝸 / Ƽ䝸 /

Ƽ

䝸 Ƽ䝸2

(48)

commit to user

Ø Ho : Tidak Terdapat perbedaan yang signifikan antara

kontraktor kecil dan kontraktor menengah dalam kesiapan menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010.

Langkah 2 : Membuat Ha dan Ho model statistik

Ø Ha : µ1 ≠ µ2

Ø Ho : µ1 = µ2

Langkah 3 : Mencari rata-rata (Ḁ̅); standar diviasi (s); varians (S) dan korelasi.

Langkah 4 : Mencari thitung Dengan rumus :

... (2.4.1)

Dimana :

Ḁ̅ = Rata-rata sampel s = Standar deviasi S = Varians

r = Nilai korelasi n = Jumlah sampel

Langkah 5 : Menentukan kaidah pengujian Taraf signifikasi = α = 0,05 dk = n1 + n2 – 2

Kriteria pengujian dua pihak

Jika : - ttabel ≤ thitung ≤ + ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Langkah 6 : Membandingkan ttabel dengan thitung

Langkah 7 : Membuat kesimpulan

䘘 abr Ḁ̅ Ḁ̅

 2ﱐ.

(49)

commit to user

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1.

Uraian Umum

Penelitian adalah penggunaan metode ilmiah secara formal dan sistematis untuk menjawab atau menyelesaikan masalah. Suatu penelitian akan berhasil dengan baik jika menggunakan metode penelitian dengan tepat. Peneliti dituntut untuk memiliki kemampuan menentukan aspek metode yang tepat dengan rancangan penelitian yang ditetapkan.

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. Deskriptif berarti pemaparan masalah-masalah yang sudah ada atau tampak dan mencari data-data pendukungnya, yang diperoleh dari hasil wawancara atau kuesioner. Analisis berarti dari data yang sudah ada diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan hasil akhir yang dapat disimpulkan.

3.2.

Tempat dan Waktu Penyebaran Kuesioner

Lokasi penyebaran kuesioner dan pengumpulan data dalam penelitian di Kota Surakarta. Sedangkan jangka waktu penyebaran dan pengumpulan data penelitian ini dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2011 sampai dengan 17 November 2011.

3.3.

Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi Penelitian

(50)

commit to user 3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah kontraktor kualifikasi menengah dan kecil di wilayah Surakarta yang bersedia untuk disurvey dan sifatnya acak. Responden yang mengisi kuesioner harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Mengetahui profil internal perusahaan.

b. Mengetahui keadaan lingkungan industri jasa konstruksi.

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini digunakan teknik Random Sampling dengan memberikan kuesioner kepada responden.

3.4.

Metode Penelitian

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. Deskriptif berarti pemaparan masalah-masalah yang sudah ada atau tampak mencari data-data pendukungnya yang diperoleh dari hasil wawancara atau kuesioner. Analisis berarti data yang sudah ada diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan hasil akhir yang dapat disimpulkan.

(51)

commit to user

3.5.

Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

3.5.1. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan tujuan untuk menemukan hal-hal yang berkaitan dengan pencapaian tujuan penelitian. Menurut Nazir (1998), definisi dari studi literature adalah menelusuri literatur yang ada serta menelaahnya untuk menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkepentingan, mencari metode-metode serta teknik penelitian, baik dalam mengumpulkan data ataupun dalam menganalisis data serta untuk mengetahui mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang. Studi literatur diperlukan untuk mendapatkan indikator kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010.

Studi literatur dilakukan untuk memenuhi data sekunder. Data-data ini diperoleh dari berbagai buku referensi, paper, jurnal maupun dari internet. Dari beberapa literatur yang dibaca, dikumpulkan data-data yang diperlukan untuk mendukung kuesioner dan juga mendukung analisis pembahasan. Dari jawaban responden terhadap kuesioner tersebut serta untuk mencapai tujuan penelitian yang diinginkan.

3.5.2. Survei Kuesioner

(52)

commit to user

3.6.

Perancangan Kuesioner

Kuesioner yang diajukan berupa pilihan ganda dan menggunakan skala penelitian. Menyusun kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Membuat kelompok pertanyaan sesuai dengan yang diinginkan peneliti 2. Membuat butir pertanyaan dengan pilihan jawaban berganda

3. Membuat petunjuk cara pengisian kuesioner

Pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner adalah : 1. Isian identitas responden

2. Kesiapan finansial kontraktor 3. Kesiapan sumber daya manusia 4. Kesiapan inovasi dan teknologi 5. Kesiapan kelengkapan kualifikasi

3.7.

Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian dilakukan dengan mengecek kembali kuesioner yang telah dibuat. Selain itu mencari daftar perusahaan kontraktor kualifikasi kecil dan menengah di Surakarta. Kemudian melaksanakan pra kuesioner terhadap kuesioner tersebut untuk mengkaji kelayakan kuesioner serta mengetahui pemahaman responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner.

3.8.

Analisis Data

(53)

commit to user 3.8.1. Analisis Deskriptif

Deskriptif berarti pemaparan masalah-masalah yang sudah ada atau tampak dan mencari data-data pendukungnya yang diperoleh dari hasil wawancara atau kuesioner. Analisis ini digunakan untuk mengungkapkan data dan gambaran mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 serta peraturan terkait lainnya. Yang termasuk dalam analisis ini adalah :

a. Analisis Frekuensi

Analisis ini dipakai untuk mengetahui jumlah dari pemilih untuk masing-masing

jawaban dan juga dapat menunjukkan kecenderungan dari responden untuk hal

yang ditanyakan.

b. Analisis Mean

Analisis ini dipakai untuk mengetahui rangking dari masing-masing item.

Analisis ini diperoleh dengan menjumlahkan skor yang diberikan oleh responden

pada tiap variabel atau soal, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Semakin

besar nilai mean berarti semakin besar pula pengaruh yang diberikan. Begitu juga

sebaliknya, semakin kecil nilai mean yang didapatkan berarti semakin kecil pula

pengaruhnya. Setelah didapatkan nilai mean setiap variabel, kemudian diurutkan

dari nilai mean terbesar hingga nilai mean terkecil dengan tujuan untuk

mengetahui variabel penyebab mana yang paling besar pengaruhnya.

3.8.2. Analisis Uji Validitas dan Realibilitas

a. Uji Validitas

Suatu penelitian seperti kuesioner perlu diukur validitasnya dengan tujuan agar data yang diambil benar-benar valid, yakni benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan dengan metode Product Moment

(54)

commit to user b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha yang menunjukkan bagaimana butir-butir dari kuesioner berkorelasi atau berinterasi. Pengujian reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran itu akurat, stabil dan konsisten apabila dilakukan kembali terhadap subyek yang sama.

3.8.3. Analisis Regresi Linier Sederhana

Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianilisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) dari penelitian ini adalah dari segi kemampuan keuangan perusahaan, kualifikasi grid perusahaan, dan usia perusahaan. Sedangkan variabel terikat (Y) dari penelitian ini adalah kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 tahun 2010. Nilai signifikasi (α) yang dipakai adalah 5 persen. Signifikasi data diatas 0,05 berarti hipotesa (Ho) ditolak, sebaliknya jika signifikasi dibawah 0,05 maka hipotesa diterima. Bila hipotesa ditolak maka terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan keuangan perusahaan, kualifikasi grid perusahaan, dan usia perusahaan terhadap kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 tahun 2010.

3.8.4. Analisis Independent T-Test

(55)

commit to user

3.9.

Flow Chart Metodologi Penelitian

a. Bagan Alir Kerangka Pikir

Gambar 1. Bagan Alir Kerangka Pikir

Gambar 3.1. Bagan alir kerangka pikir

Mulai

Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian

Studi Pustaka

Survey Data Sekunder

Perencanaan Survey

Identifikasi Kesiapan, Metode Penelitian, dan Kuisioner

Survey Data Primer

Analisis Data dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

(56)

commit to user b. Diagram Alir Metode Penelitian

Gambar 2. Diagram Alir Metode Penelitian

Gambar 3.2. Bagan alir metode penelitian

Mulai

Persiapan :

- Merumuskan masalah - Menentukan tujuan penelitian - Menentukan metode yang digunakan

Survei Lapangan :

- Perijinan penelitian - Menentukan kontraktor

Teknik Pengumpulan Data

Mengumpulkan informasi yang berupa data primer mengenai gejala yang ada dengan wawancara, observasi

langsung di lapangan dan kuesioner serta pengumpulan data sekunder

Analisis Data :

Menganalisis data dengan bantuan program komputer - Uji Validitas dan Reliabilitas

- Analisis Deskriptif

- Analisis Regresi Linier Sederhana - Analisis Data Uji T (T-Test)

Kesimpulan & Saran

Selesai

Tahap I

Tahap III

Tahap IV

(57)

commit to user

BAB 4

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1.

Gambaran Umum Populasi Responden

Data dalam penelitian ini ada dua, yakni data primer dan data sekunder. Data primer diambil dari wawancara dan jawaban kuesioner responden. Data sekunder yang diambil mengenai data statistik sektor jasa konstruksi, diantaranya adalah kualifikasi kontraktor, dan jumlah kontraktor di Surakarta.

Berdasarkan data dari LPJK Daerah Jawa Tengah Tahun 2008 di Kota Surakarta Terdapat 356 perusahaan jasa konstruksi. Berdasarkan data yang ada, di Kota Surakarta terdapat 299 kontraktor kualifikasi kecil atau 83,99% dari jumlah total perusahaan jasa konstruksi di Kota Surakarta. Kontraktor kualifikasi menengah sejumlah 47 perusahaan atau 13,20% dari jumlah total perusahaan konstruksi di Kota Surakarta. Sedangkan sisanya sekitar 10 perusahaan atau 2,81% merupakan kontraktor kualifikasi besar. Berikut digambarkan grafik prosentase kontraktor jasa konstruksi di kota Surakarta tahun 2008 pada gambar 4.1.

83.99% 13.20%

2.81%

Prosentase Kontraktor Jasa Konstruksi di Kota Surakarta Tahun 2008

Kontraktor Kualifikasi Kecil

Kontraktor Kualifikasi Menengah

Kontraktor Kualifikasi Besar

Gambar

Tabel 2.1. Penggolongan klasifikasi dan kualifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi
Tabel 2.2. Interpretasi  Koefisien Korelasi Nilai r
grafik.
Gambar 1. Bagan Alir Kerangka Pikir Analisis Data dan Pembahasan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian kelima kualitas pelayanan yang digunakan untuk mengetahui kualitas pelayanan RSI-PKU Muhammadiyah palangka raya dapat kita simpulkan bahwa

Berdasarkan mekanisme tersebut, dikembangkan sebuah website Donacius untuk pengelolaan donasi, mulai dari sosialisasi kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi, menggalang

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah mayoritas mahasiswa berada pola Fearful yang memiliki total tertinggi yaitu 100 orang subjek 28.7% dengan dimensi PIU

Strategi pertama yang dilakukan dalam pengembangan wilayah di Kota Metro yakni dengan memanfaatkan potensi lahan untuk pembangunan jalan sehingga dapat

Pengaturan level kecepatan pada Gambar 3.3 dilakukan pada komputer operator, lalu perintah tersebut akan dikirimkan ke rangkaian kontrol mikrokontroler melalui media

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil usaha ternak kerbau yang dijalankan oleh peternak kerbau di Desa Dangdang, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang dan

2) Pandangan pertama yang mengakui bahwa intelegensi itu adalah faktor bakat, dinamakan aliran Nativisme, sedangkan pandangan kedua yang menyatakan bahwa inteligensi

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa semakin besar level penggunaan tepung kelopak bunga rosella yang diberikan dalam ransum ayam broiler menunjukan penurunan pada