6. Simulasi
a. Ice Breaking; b. Tim Kerja;
c. Game Mengatasi Konflik; d. Game Pengambilan Keputusan.
A. LATAR BELAKANG
Sebelum membahas pengembangan tim, kita perlu membatasi apa yang kita maksudkan dengan kata tim dan bagaimana tim berbeda dengan kelompok. “Kelompok” adalah sejumlah individu yang berkumpul berdasarkan persamaan ciri-ciri atau kepentingan. Sedangkan “Tim” adalah jenis khas kelompok kerja yang terorganisir dan dikelola secara berbeda dengan jenis kelompok kerja lainnya (Jerry Spiegel CT, 1997).
Contoh: tim basket, tim sepak bola, tim paskibraka dan sebagainya, jelasnya tim merupakan sebuah kelompok yang secara spesifik memiliki tujuan tertentu. Di bawah ini diuraikan secara detail perbedaan antara kelompok dengan tim oleh Robert B. Maddux dalam bukunya Team Building membedakan keduanya sebagai berikut.
KELOMPOK
1. Anggota menganggap pengelompokan mereka semata-mata untuk kepentingan
administratif. Individu bekerja secara mandiri, kadang-kadang berbeda tujuan dengan individu yang lainnya.
2. Anggota cenderung memperhatikan dirinya sendiri karena tidak dilibatkan dalam
penetapan sasaran, terkadang pendekatannya hanya sebagai tenaga bayaran.
3. Anggota diperintah untuk mengerjakan pekerjaan, bukan diminta saran untuk
mencapai sasaran terbaik.
4. Anggota tidak percaya pada motif rekan-rekan kerjanya karena tidak memahami
peran anggota lainnya, menyatakan pendapat atau menyampaikan kritik dianggap sebagai upaya memecah belah.
5. Anggota kelompok sangat berhati-hati dalam menyampaikan pendapatnya karena
kurang saling toleransi.
6. Apabila menerima pelatihan yang memadai dalam penerapannya sangat dibatasi
oleh pimpinan.
7. Anggota berada dalam suatu konflik tanpa mengetahui sebab dan cara pemecahan
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diharapkan dapat memahami konsepsi dasar membangun sebuah tim yang efektif.
TIM
1. Anggota menyadari ketergantungan di antara mereka
dan memahami bahwa sasaran pribadi maupun tim paling baik dicapai dengan cara saling mendukung. Waktu akan sangat efektif karena masing-masing memahami dan tidak mencari keuntungan di atas anggota tim yang lain;
2. Anggota tim ikut merasa memiliki pekerjaan dan organisasinya (sense of belonging)
karena mereka memiliki komitmen terhadap sasaran yang akan dicapai;
3. Anggota memiliki kontribusi terhadap keberhasilan organisasi.
4. Anggota bekerja dalam suasana saling percaya dan didorong untuk
mengungkapkan ide, pendapat, ketidaksetujuan serta mencetuskan perasaan secara terbuka, pertanyaan yang muncul akan disambut dengan baik.
5. Anggota menjalankan komunikasi dengan tulus, mereka saling memahami sudut
pandang masing-masing.
6. Para anggota didorong untuk menambah keterampilan dan menerapkannya dalam
tim, mereka menerima dukungan penuh dari tim.
7. Mereka menyadari bahwa konflik dalam tim merupakan hal yang wajar, karena dengan konflik merupakan kesempatan untuk mengembangkan ide dan kreatifitas, apabila terjadi suatu konflik akan diselesaikan secara konstruktif.
9. Anggota berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi
tim, meskipun mereka menyadari bahwa keputusan tetap di tangan pemimpin apabila tim menemui jalan buntu, tujuannya adalah memperoleh hasil yang positif.
B. MENGAPA TIM DIBUTUHKAN
1. Untuk mempercepat pengambilan keputusan dalam organisasi, kini banyak
organisasi perusahaan mengubah strukturnya menjadi struktur yang berdasarkan tim kerja (team based organization) Oleh karenanya dituntut adanya pemberdayaan dan kekompakan kerja (Ray & Bronstein, 1995).
2. Kepemimpinan global sekarang ini memasuki tahap versi 3,0, di mana cara kerja
mereka lebih berorientasi pada ”Team Building” (Majalah Swa, 2008).
3. Karena tim dapat menghasilkan lebih banyak dan lebih baik dalam menyelesaikan
masalah daripada yang dapat dilakukan individu-individu (Blanchard, 1988).
4. Perubahan terus-menerus yang dihadapi manajemen berakibat adanya pergerakan
yang mengarah pada kolaborasi, kerja sama, dan tim, sehingga para manajer dituntut mampu berkolaborasi dan membangun tim yang efektif (Robinson, 1990).
C. CIRI-CIRI TIM EFEKTIF
Dalam buku Achieving Goals Through Team Work, dikemukakan bahwa ciri-ciri tim yang efektif adalah sebagai berikut.
1. Tim merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama dengan tujuan tertentu, demi mencapai sasaran-sasaran yang jelas dengan diketahui oleh semua anggota tim dalam suasana saling mempercayai dan penuh percaya diri serta mengutamakan unjuk kerja.
2. Anggota kelompok bersedia menerima berbagai perbedaan dan sumbangan pemikiran serta masing-masing individu memiliki peran yang berbeda-beda.
3. Pemecahan masalah dilaksanakan secara positif tanpa melibatkan kebencian individu.
4. Para anggota dan pimpinan tim bersedia berbagi ilmu, pengetahuan, informasi, dan keterampilan agar seluruh tim memiliki kemampuan yang sama, sehingga tidak terjadi penonjolan pribadi.
5. Apabila terjadi perbedaan pendapat mereka
akan duduk bersama dan memecahkan permasalahan yang ada dengan kepala dingin dan terbuka.
6. Pembagian dan pendelegasian tanggung jawab dengan orang-orang yang bekerja secara mandiri tetapi tetap dalam kerangka kerja sama.
7. Berbagai saran untuk memperbaiki kinerja organisasi diterima dengan baik walaupun berasal dari anggota tim yang lain.
8. Seluruh anggota tim tidak ragu-ragu mengambil inisiatif dan tindakan yang diperlukan, tanpa merasa cemas akan suara yang berbeda pendapat.
D. KRITERIA TIM YANG EFEKTIF
Small Size (jumlah ideal maksimum 10 orang)
Complementary Competencies (3 kompetensi dasar: attitude (sikap dan perilaku, knowledge (pengetahuan), skills (keterampilan problem solving dan decesion making)
Common sense (memiliki visi dan tujuan umum yang mampu memberikan arah serta komitmen anggota tim)
Special goals (menerjemahkan visi dan tujuan umum ke dalam target-target spesifik, terukur, dan realistik).
Common aprroach (kesepakatan akan pola, pola serta pendekatan dalam mencapai sasaran)
E. MANFAAT MEMBANGUN TIM YANG EFEKTIF
Robert B. Maddux dalam bukunya Team Building, mengatakan bahwa manfaat membangun tim yang efektif adalah sebagai berikut.
1. Sasaran yang realistis ditentukan dan dapat dicapai secara optimal.
2. Anggota tim dan pemimpin tim memiliki komitmen untuk saling mendukung satu sama lain agar tim berhasil.
3. Anggota tim memahami prioritas anggota lainnya, dapat saling membantu satu sama lain.
4. Komunikasi bersifat terbuka, diskusi cara kerja baru atau memperbaiki kinerja lebih berjalan secara baik, karena anggota tim terdorong untuk lebih memikirkan permasalahannya.
5. Pemecahan masalah lebih efektif karena kemampuan tim lebih memadai.
6. Umpan balik kinerja lebih memadai karena anggota tim mengetahui apa yang diharapkan dan dapat membandingkan kinerja mereka terhadap sasaran tim. 8. Konflik diterima sebagai hal yang wajar, dan dianggap sebagai kesempatan untuk
menyelesaikan masalah, melalui diskusi tersebut konflik bisa diselesaikan secara maksimal.
9. Keseimbangan tercapainya produktivitas tim dengan pemenuhan kebutuhan pribadi.
10. Tim dihargai atas hasil yang sangat baik, dan setiap anggota dipuji atas kontribusi pribadinya.
11. Anggota kelompok termotivasi untuk mengeluarkan ide-idenya dan mengujinya serta menularkan dan mengembangkan potensi dirinya secara maksimal.
12. Anggota kelompok menyadari pentingnya disiplin sebagai kebiasaan kerja dan menyesuaikan perilakunya untuk mencapai standar kelompok.
13. Anggota kelompok lebih berprestasi dalam bekerja sama dengan tim dan tim lainnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak keuntungan bekerja dalam tim dibandingkan dengan bekerja secara individu, oleh karena itu sangat disarankan untuk bekerja dalam tim agar hasilnya lebih maksimal. Mengingat betapa pentingnya tim dalam mewujudkan kinerja organisasi sehingga dalam kehidupan sehari-hari banyak dibentuk tim. Terlepas apakah tim tersebut efektif maupun kurang efektif.
F. RANGKUMAN
Apakah sama antara kelompok dengan tim? Kelompok belum tentu tim, namun tim pasti
merupakan suatu kelompok. Dalam Kelompok anggota menganggap pengelompokan mereka semata-mata untuk kepentingan administratif. Individu bekerja secara mandiri, kadang-kadang berbeda tujuan dengan individu yang lainnya. Sedangkan tim adalah satu kelompok orang yang bersama-sama bertanggung jawab atas sasaran-sasaran dan yang membutuhkan kerja untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Mengapa tim dibutuhkan, pada organisasi modern sekarang ini, karena tim dapat menghasilkan lebih banyak dan lebih baik dalam menyelesaikan masalah daripada yang dapat dilakukan individu-individu.
Beberapa manfaat dalam membangun tim yang efektif adalah Sasaran yang realistis ditentukan, dan dapat dicapai secara optimal, anggota tim dan pemimpin tim memiliki komitmen untuk saling mendukung satu sama lain agar tim berhasil, serta komunikasi bersifat terbuka, diskusi cara kerja baru atau memperbaiki kinerja lebih berjalan secara baik, karena anggota tim terdorong untuk lebih memikirkan permasalahannya.
G. LATIHAN
1. Apa yang membedakan kelompok (group) dan tim (team)? 2. Sebutkan beberapa alasan mengapa tim dibutuhkan! 3. Sebutkan ciri-ciri tim yang efektif!
4. Sebutkan kriteria tim yang efektif!
Membangun sebuah tim yang solid memerlukan seorang leader sebagai kontrol dan penyeimbang dalam sebuah tim. Tugas pemimpin tidaklah ringan, ia harus memahami karakter timnya dan mampu berperan sebagai konsultan proses bagi timnya. Pemimpin yang cermat menyadari perlunya tim yang efektif untuk itu pemimpin tim selalu dituntut melakukan cara berpikir yang baru, sehingga selalu dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja tim. Sebaliknya tanpa anggota dalam tim menjadikan pemimpin tidak menjadi apa-apa.
A. PERANAN PEMIMPIN DALAM MENGELOLA PERKEMBANGAN TIM
Perkembangan tim tidak berjalan sesuai dengan garis lurus bergerak maju, tetapi mengalami pancaroba, sehingga peranan pemimpin dalam mengelola sangat dibutuhkan. Tahapan perkembangan tim dimulai dari menata, menstabilkan, berjuang untuk maju, mencapai keberhasilan dan berhenti atau memulai lagi dengan misi baru (Dikutip dalam buku “Leading Your Team”).
1. Memulai
a. membantu anggota untuk saling mengenal b. menetapkan tujuan
c. menggambarkan visi tentang keberhasilan berprestasi
d. meminta pendapat tindakan apa yang diprioritaskan e. menentukan apa yang harus dilakukan oleh anggota tim
f. membimbing anggota dalam mencapai tujuan.
2. Menata
Pada tahapan ini akan terjadi pertengkaran, persaingan sesama anggota, pemimpin harus melihat ini suatu yang alami untuk mencapai kedewasaan tim, namun perlu
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai pembelajaran peserta diharapkan dapat memahami peran pemimpin dan anggota dalam membangun sebuah tim yang efektif.
menatanya agar tidak menjadi konflik pribadi. Oleh karenanya pemimpin tim harus memberikan contoh perilaku yang harus diikuti oleh anggota tim, pemimpin tim harus memberikan konstribusi dalam pencapaian efektivitas yang berfokus pada kualitas kerja. Berikut ini peran menata dalam proses pencapaian tujuan:
a. cobalah untuk tetap tenang
b. bantulah tim untuk menyelesaikan masalah hubungan yang jelas c.berfokuslah terhadap isu (masalah) bukan individu
d. jadwalkan waktu untuk menyelesaikan masalah apapun yang masih tergantung e. buatlah kesepakatan tentang peran dan batasan
f. Buatlah orang menerima dan menghadapi konflik secara konstruktif 3. Stabilitas
Pemimpin harus menangani setiap persoalan dalam tim agar keseimbangan tim tetap terjaga, pemimpin harus percaya bahwa setiap anggota tim adalah berharga dan pastikan anggota tim mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing.
4. Berjuang
Pada tahap ini tim benar-benar telah mencapai kinerja yang tinggi. Tim sedang menuju visinya dan sasaran penting sudah terlihat, pada tahap ini tim membangun kerja sama yang akrab.
Tim sedang berjuang menghadapi resiko namun lebih dari sekedar mampu mengadopsi perilaku yang posisif terhadap resiko dan menyadari bermain aman. 5. Berhasil
Suatu tim ketika secara konsisten mencapai hal yang luar biasa, mempunyai hasrat untuk peningkatan berkelanjutan, untuk meraih sasaran berikutnya. Untuk mencapai keberhasilan diperlukan tindakan berikut ini:
a. tetaplah fokus pada tim kerja, lakukan bahkan lebih baik lagi; b. tingkatlah ketergantungan sesama anggota;
c. buatlah pasangan atau kelompok kecil untuk menyelesaikan masalah; d. mintalah presentasi formal tentang menangani isu;
e. berikan sumber daya dan dorongan untuk petumbuhan tim; f. bersikaplah seperti pemain tim;
g. anggaplah setiap tugas sebagai peluang untuk kerja tim; h. andalkan komitmen bukan kontrol;
i. berikan penekanan pada imbalan tim bukan individual;
j. manfaatkan potensi setiap orang melalui tantangan kerja, pelatihan teratur, Dan pengembangan karir.
6. Berhenti
Pada tahap ini tim berhenti untuk berjalan atau mungkin bergabung dalam tim baru untuk menghadapi tantangan baru. Bagaimana pemimpin mengakhiri dengan merayakan kebersamaan selama ini dan akan mengingatkan anggota tim terhadap tahap ini dengan lebih yakin, sehingga anggota tim akan dengan senang hati bergabung dengan tim yang anda pimpin dimasa akan datang.
Sejalan dengan pemikiran Peter Senge bahwa pada dasarnya dalam membangun tim yang efektif mempunyai tahapan sebagai berikut:
O
OO Forming (pencairan bentuk)
O
OO Storming (mencari jati diri tim)
O
OO Performing (tim mulai menunjukkan kinerja)
O
OO Transforming (tim mulai terbiasa dengan budaya kerja baru)
Pemimpin tim harus memiliki kerangka kerja dan berfikir secara lengkap/menyeluruh. Pemimpin perlu lebih memahami tim dan karakteristik individu dari tiap anggota serta mengatur tugas.
B. PERANAN ANGGOTA DALAM MEMBANGUN TIM EFEKTIF
Ketika orang berkumpul untuk membentuk tim, sejumlah dinamika terjadi berkesinambungan. Ada anggota yang sangat berorientasi pada sasaran, sementara anggota lainnya sibuk membangun hubungan antarpribadi para anggota. Seringkali anggota mempertanyakan berbagai masalah menyangkut diri mereka seperti pengaruh, keahlian, manajemen konflik, pengambilan keputusan, dan peran. Tindakan mempertanyakan hal-hal tersebut adalah bagian penting dari perkembangan tim yang efektif.
Selagi tim mengalami kemajuan, anggota tim memantapkan diri ke dalam ”peran” perorangan atas persetujuan bersama. Peranan itu mencakup aspek tugas dan proses. Membangun suatu tim yang efektif tergantung bagaimana hubungan dinamika tugas dan proses itu ditangani. Di bawah ini diuraikan peran tugas dari anggota tim (Jerry Spiegel CT, 1997)
Peran Tugas
1. Memberi informasi
Salah satu bentuk kontribusi anggota tim adalah ketika anggota mengungkapkan pikiran atau fakta-fakta melalui komunikasi. Tukar menukar informasi atau pendapat anggota biasanya dilakukan dalam konteks menawarkan data atau informasi. Untuk mengelola bentuk komunikasi ini, pemimpin tim harus memastikan adanya keseimbangan antara arus bebas informasi dan satu proses teratur yang memastikan
setiap anggota memiliki kesempatan mengungkapkan pendapat, fakta atau informasi mereka.
2. Mencari informasi
Dalam peran ini, anggota mengajukan pertanyaan, meminta fakta-fakta, meminta nasehat dan menanyakan pendapat anggota lain. Peran ini penting karena membantu menjelaskan topik-topik diskusi.
3. Memprakarsai
Meskipun tugas ini dipandang sebagai peran dari pemimpin namun tindakan memprakarsai mempunyai arti penting bagi anggota untuk bertanggung jawab dalam memprakarsai tugas-tugas atau sasaran-sasaran di bidang keahlian mereka atau di bidang yang mereka anggap penting.
4. Menetapkan standar atau aturan
Dalam peran sebagai penatap standar, pemimpin tim menetapkan norma-norma dan batas-batas perilaku. Aturan ini terkadang disebut sebagai ”rambu-rambu lalu lintas” Contohnya adalah tiap anggota tidak berebutan berbicara di dalam rapat, atau keputusan diambil bersama. Namun faktor penting berjalan tidaknya standar aturan itu adalah bahwa setiap anggota tim menerima peraturan itu dan berperan dalam pelaksanaannya.
5. Menjelaskan
Anggota tim dapat menafsirkan dan menjabarkan gagasan atau saran-saran, menjelaskan kembali istilah-istilah, dan mengatakan kembali pendapat-pendapat anggota tim lainnya. Peran ini penting karena membantu anggota dalam memahami topik pembicaraan lain.
6. Merangkum
Para anggota tim dapat menyatukan kembali gagasan, pendapat, atau saran dengan sistematis. Tindakan merangkum memberikan kejelasan kepada anggota mengenai suatu masalah, keputusan, atau kesimpulan.
7. Menguji kesepakatan
Setiap anggota dapat mengecek posisi tim melalui jejak pendapat atau pengambilan suara formal. Proses ini penting dalam mengambil keputusan, menyelesaikan perselisihan, dan memformulasikan posisi-posisi.
Peran Proses
Dibandingkan dengan peran tugas, yang memusat pada ”apa” dan ”mengapa” dalam tim, peran proses mengarah pada kebutuhan-kebutuhan tim dalam komitmen, ketergantungan, serta keterlibatan. Kebutuhan-kebutuhan tim ini lebih bersifat emosi dan berkaitan dengan kebutuhan akan penghargaan diri serta ego perorangan. Jadi peran proses ini dapat berperilaku positif tetapi juga negatif.
1. Memberi Dukungan dan Dorongan
Peran positif ini diwujudkan melalui sikap ramah, hangat dan responsif terhadap sumbangsih anggota lain. Akibat peran ini terciptanya iklim saling mendukung dan percaya hal ini membantu efektivitas tim.
2. Menjadi penyelaras dan Penengah
Peran positif lain adalah anggota berperan sebagai penyelaras atau penengah yang terwujud pada anggota yang menawarkan diri untuk bernegoisasi, mengakui kesalahan yang terjadi, atau mengubah suatu pendapat demi keutuhan tim. Menjaga kekompakkan kelompok adalah satu aspek peran yang penting membangun tim efektif.
3. Menjaga Gerbang
Peran ini mencakup tindakan membantu agar saluran komunikasi tetap terbuka di antara anggota dan menaruh minat terhadap pendapat serta perasaan anggota.
4. Tindakan Menentang
Menentang dianggap sebagai peran positif. Keterampilan yang diperlukan untuk peran ini adalah kemampuan untuk secara langsung menangani anggota yang membuat onar dengan tenang tapi tegas. Peran sebagai penentang dapat mencakup kemampuan memberikan umpan balik yang jujur dan sesuai menurut waktu yang tepat.
5. Menarik Diri
Peran ini dianggap negatif, karena berperilaku pasif atau acuh, melamun, tidak menaruh perhatian pada pembicaraan.
6. Menghambat
Peran ini dikaitkan dengan mengalihkan pokok pembicaraan dalam diskusi, menceritakan pengalaman pribadi yang berhubungan dengan persoalan yang sedang dibahas, terlalu banyak membantah dalam satu persoalan, dan menantang pendapat orang lain tanpa pertimbangan apa pun.
7. Mendominasi
Peran ini berperilaku negatif karena berbicara berlebihan, menyela orang lain, mencari muka dengan mengritik dan menyalahkan orang lain.
8. Memikirkan Diri Sendiri
Peran ini terlalu menonjolkan kepentingan peribadi daripada kepentingan tim, mencoba mempengaruhi orang lain supaya bersimpati dengan kemalangannya serta menyesali situasinya.
Untuk menangani perilaku proses negatif anggota dalam tim, pemimpin atau anggota lain harus mengambil tindakan cepat untuk mengekang perilaku-perilkau negatif itu, dengan pendekatan pertemuan empat mata sebagai konseling pribadi. Apabila tidak berhasil
individu tersebut dihadapkan pada semua anggota tim dan mengambil keputusan memecat sebagai anggota tim atau dipertahankan dengan berbagai syarat.
C. RANGKUMAN
Membangun sebuah tim yang solid memerlukan seorang leader sebagai kontrol dan penyeimbang dalam sebuah tim. Tugas pemimpin tidaklah ringan, ia harus memahami karakter timnya dan mampu berperan sebagai konsultan proses bagi timnya, karena membangun tim tidak berjalan sesuai dengan garis lurus bergerak maju dalam perkembangannya, tetapi mengalami pancaroba, sehingga peranan pemimpin dalam mengelola sangat dibutuhkan. Tahapan perkembangan tim dimulai dari menata, menstabilkan, berjuang untuk maju, mencapai keberhasilan dan berhenti atau memulai lagi dengan misi baru. Oleh karenanya pemimpin tim harus memiliki kerangka kerja dan berfikir secara lengkap/menyeluruh.
Pemimpin perlu lebih memahami tim dan karakteristik individu dari tiap anggota serta mengatur tugas, karena ketika orang berkumpul untuk membentuk tim, sejumlah dinamika terjadi berkesinambungan. Ada anggota yang sangat berorientasi pada sasaran, sementara anggota lainnya sibuk membangun hubungan antarpribadi para anggota. Seringkali anggota mempertanyakan berbagai masalah menyangkut diri mereka seperti pengaruh, keahlian, manajemen konflik, pengambilan keputusan, dan peran. Tindakan mempertanyakan hal-hal tersebut adalah bagian penting dari perkembangan tim yang efektif. Selagi tim mengalami kemajuan, anggota tim memantapkan diri ke dalam ”peran” perorangan atas persutujuan bersama. Peranan itu mencakup aspek tugas dan proses. Membangun suatu tim yang efektif tergantung bagaimana hubungan dinamika tugas dan proses itu ditangani.
D. LATIHAN
1. Berikan alasan mengapa dalam membangun sebuah tim yang solid diperlukan seorang pemimpin?
2. Langkah-langkah apa yang dilakukan seorang pemimpin pada saat memulai membentuk suatu tim?
3. Sebutkan tahapan-tahapan dalam membangun tim yang efektif menurut Peter Senge!
4. Peranan dari anggota tim mencakup aspek tugas dan proses. Sebutkan peran tugas-tugas dari anggota tim!
A. PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR TIM YANG DINAMIS
Apabila berbicara tentang tim, maka ada tim yang dapat mencapai suatu prestasi yang tinggi, namun juga ada yang hanya bertahan beberapa hari saja. Untuk itu diperlukan suatu usaha maksimal akan mampu berperan sebagai tim yang dinamis.
Tim dinamis adalah tim yang memiliki kinerja yang sangat tinggi, yang dapat memanfaatkan segala energi yang ada dalam tim tersebut untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai. Tim dinamis merupakan tim yang penuh dengan rasa percaya diri, yang anggotanya menyadari kekuatan dan kelemahannya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Dalam buku Membangun Tim Yang Dinamis karya Richard Y. Chang, tim yang dinamis memiliki unsur-unsur di bawah ini.
1. Jelas Visi dan Tujuannya
Visi adalah gambaran akan datang yang merupakan cita-cita, visi ini digambarkan dalam bentuk misi. Suatu organisasi atau tim yang dinamis harus mampu menjelaskan misi tersebut ke dalam tujuan-tujuan tim baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Tanpa memiliki tujuan yang jelas tim tidak akan mengetahui ke arah yang hendak dituju. Tujuan dan sasaran ini harus dipahami oleh seluruh anggota tim sebab hal ini akan meningkatkan komitmen di antara mereka. Pemimpin yang dinamis harus mampu memastikan bahwa semua anggota kelompok terlibat dalam perumusan tujuan tim.
2. Beroperasi Secara Kreatif
Dalam pelaksanaan kerja tim sangat kreatif dan dinamis dengan memperhitungkan resiko yang ada dan selalu mencoba cara berbeda dalam melakukan sesuatu. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai pembelajaran peserta diharapkan dapat memahami dan menerapkan pola pemikiran maupun aplikasi teknis kerja sama dalam membangun sebuah tim yang efektif.
Mereka tidak takut menghadapi kegagalan-kegagalan dan selalu mencari-cari peluang untuk mengimplementasikan teknik yang baru, mereka bersikap luwes dan kreatif dalam memecahkan setiap permasalahan.
3. Fokus Pada Hasil
Tim yang dinamis mampu menghasilkan lampauan kemampuan jumlah individu yang menjadi anggotanya. Para anggota tim secara terus menerus memenuhi