KATA PENGANTAR
KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Berdasarkan Surat Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Departemen Keuangan Nomor ST-18/PP.2/2008 tanggal 25 Maret 2008 tentang Penyusunan Modul Prajabatan Golongan III Tahun Anggaran 2008. Sdr. Ilhan Lasahido, S.E,M.M, ditunjuk sebagai penyusun modul MEMBANGUN KERJASAMA TIM. Modul ini adalah hasil pengembangan dari bahan ajar diklat Prajabatan Golongan III dari Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia tahun 2006 dengan judul “Membangun Kerjasama Tim”.
Penunjukan ini sangat beralasan karena yang bersangkutan antara lain ditugaskan mengajar dan mengasuh mata pelajaran ini. Pengalaman mengajar yang cukup lama memungkinkan yang bersangkutan memilih materi yang diharapkan memenuhi kebutuhan belajar bagi peserta Prajabatan Golongan III.
Kami menyetujui modul ini digunakan sebagai bahan ajar bagi para peserta Diklat Prajabatan Golongan III, namun mengingat modul MEMBANGUN TIM YANG EFEKTIF sebagai bahan studi yang senantiasa berkembang, maka penyempurnaan modul perlu selalu diupayakan agar tetap memenuhi kriteria kemutakhiran dan kualitas.
Pada kesempatan ini, kami mengharapkan saran atau kritik dari semua pihak (termasuk peserta diklat) untuk penyempurnaan modul ini. Setiap saran dan kritik yang membangun akan sangat dihargai.
Atas perhatian dan peran semua pihak, kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, Juni 2011 Kepala Pusat ttd Tony Rooswiyanto NIP 195604041982031001
KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI... PETA KONSEP... 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... B. Tujuan Pembelajaran Umum... C. Tujuan Pembelajaran Khusus... D. Pokok Bahasan dan Subpokok Bahasan... 2. KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEPSI DASAR MEMBANGUN KERJA SAMA TIM
A. Perbedaan Kelompok dan Tim... B. Mengapa Tim Dibutuhkan... C. Ciri-ciri Tim Yang Efektif... D. Kriteria Tim Yang Efektif... E. Manfaat Membangun Tim Yang Efektif... F. Rangkuman... G. Latihan... 3. KEGIATAN BELAJAR 2
PERAN PEMIMPIN DAN ANGGOTA DALAM TIM EFEKTIF
A. Peranan Pemimpin Dalam Mengelola Perkembangan Tim... B. Peranan Anggota Dalam Membangun Tim Efektif... C. Rangkuman... D. Latihan... 4. KEGIATAN BELAJAR 3
KERJA SAMA MEMBANGUN TIM EFEKTIF
A. Pengertian dan Unsur-unsur Tim Yang Dinamis... i ii iv 1 2 2 2 4 5 6 6 7 7 8 9 11 14 14 15
C. Membangun Kebanggaan Tim... D. Rangkuman... E. Latihan... 5. KEGIATAN BELAJAR 4
PEMECAHAN MASALAH SECARA WIN-WIN SOLUTION
A. Pengertian dan Respon Terhadap Konflik... B. Langkah-langkah Penyelesaian Konflik... C. Gaya Tanggapan Konflik... D. Kapan Menggunakan Lima Strategi Konflik... E. Rangkuman... F. Latihan... 6. KEGIATAN BELAJAR 5
PEMECAHAN MASALAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN (PMPK)
A. Pengertian... B. Proses PMPK Yang Rasional... C. Tipe-tipe Keputusan... D. Beberapa Cara Pengambilan Keputusan... E. Saran-saran Praktis PMPK... F. Keuntungan Pencapaian Konsensus Kelompok... G. Rangkuman... H. Latihan... 7. KEGIATAN BELAJAR 6 SIMULASI A. Ice Breaking... B. Membangun Tim... C. Permainan Negoisasi... D. Permainan Pengambilan Keputusan... E. Kuesioner Membangun Tim Efektif... 8. PENUTUP... 9. DAFTAR PUSTAKA... 19 19 20 21 22 24 25 26 27 28 29 29 30 31 32 32 32 33 36 43 44 47 50 51
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan dan pelatihan pegawai merupakan salah satu upaya dalam rangka pembinaan personil agar mampu melaksanakan tugas secara profesional dan proporsional. Salah satu jenis diklat yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah Diklat Prajabatan. Diklat Prajabatan dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian, dan etika Pegawai Negeri Sipil. Di samping itu juga pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara bidang tugas dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat dengan baik.
Diklat Prajabatan dilaksanakan secara berjenjang berdasarkan golongannya. Adapun penggolongan tersebut meliputi Diklat Prajabatan Golongan I, II, dan III. Dalam rangka penyusunan kurikulum serta silabinya memperhatikan kompetensi yang harus dimiliki oleh masing-masing pemangku jabatan. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh pegawai golongan III tersebut adalah bekerja sama dalam kelompok melalui komunikasi yang menghargai, serta mewujudkan disiplin dan etos kerja. Kompetensi ini dapat diasah salah satunya melalui mata diklat Membangun Tim yang Efektif (EffectiveTeam Building).
Beberapa hal yang berkaitan dengan buku panduan team building ini adalah sebagai beriku:
1. dalam panduan ini akan dibahas tentang strategi kerja sama dalam kelompok yang
meliputi pengertian dan maksud pembentukan kelompok/tim, tahapan pembentukan kelompok/tim, hakekat dan ciri organisasi sebagai tim, manfaat membangun tim yang efektif;
2. kerja sama dalam membangun tim yang sinergis, yang meliputi pengertian dan
unsur-unsur tim yang sinergis, tahapan pertumbuhan tim, tahapan perkembangan tim, membangun rasa kebersamaan tim, dan membangun kebanggaan tim;
3. pemecahan masalah dengan prinsip win win solution yang meliputi: pengertian dan
respon terhadap konflik, langkah-langkah penyelesaian konflik, dan gaya tanggapan konflik.
Pegawai Negeri Sipil adalah unsur aparatur negara, dan abdi masyarakat yang berperan melayani masyarakat. Pegawai Negeri Sipil tersebut merupakan salah satu unsur organisasi yang sekaligus merupakan motor penggerak organisasi. Efektifitas suatu organisasi akan tercapai secara maksimal apabila menerapkan kerja sama tim dan dinamika kelompok, yang merupakan wujud dari perilaku organisasi yang dinamis, tidak statis. Organisasi yang efektif bukan sekadar kumpulan individu-individu yang bekerja dalam satu ruangan yang berperilaku egosentris, melainkan sebuah kelompok, tim yang berperilaku (Siagian, 1995). Untuk itu Pegawai Negeri Sipil harus mampu berperan secara maksimal.
Secara ideal, tim kerja yang efektif bersifat kompak, efesien, dan produktif. Hasil dari suatu tim dapat diukur baik kualitas maupun kuantitasnya (Jerry Spiegel Crenscio Torres, 1997). Inilah yang menjadi tantangan pejabat eselon untuk membuktikan sendiri bahwa pengembangan tim (team building) akan meningkatkan kinerja. Pengembangan tim membantu para anggotanya mengembangkan kekuatan mereka dan meminimaze kelemahan-kelemahan mereka serta mengatasi permasalahan secara bersama-sama, serta mampu membuahkan pemahaman yang lebih baik di antara para anggotanya, inilah yang merupakan faktor penting menentukan keberhasilan organisasi.
Dalam buku panduan ini akan membahas pula tentang pengertian dan maksud pembentukan kelompok yang efektif dan proses pembentukan kelompok. Pengertian tim dan ciri-ciri tim yang efektif, menerapkan kerja sama dalam membangun tim serta pemecahan masalah secara win win solution.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Adapun tujuan pembelajaran umum adalah setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu menerapkan Konsep Team Building secara efektif dan efesien dalam pelaksanaan diklat.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah selesai pembelajaran ini peserta dapat:
1. Menjelaskan konsepsi dasar membangun tim yang efektif;
2. Menjelaskan peran pemimpin dan anggota dalam membangun tim;
3. Menerapkan kerja sama dalam membangun tim yang sinergis; dan
4. Memecahkan masalah secara win win solution;
5. Menjelaskan langkah-langkah pemecahan masalah.
b. Mengapa tim dibutuhkan; c. Tim yang efektif;
d. Ciri-ciri tim yang efektif; e. Kriteria tim yang efektif;
f. Manfaat membangun tim yang efektif.
2. Peran Pemimpin dan Anggota dalam Membangum Tim Efektif a. Peranan pemimpin dalam mengelola perkembangan tim b. Peranan anggota tim dalam membangun tim efektif 3. Kerja sama dalam membangun tim dinamis
a. Pengertian dan unsur-unsur tim dinamis b. Tahapan perkembangan tim
c. Membangun rasa kebersamaan tim d. Membangun kebanggaan tim e. Manfaat membangun tim dinamis 4. Pemecahan Masalah Secara win-win solution
a. Pengertian dan respon terhadap konflik; b. Langkah-langkah penyelesaian konflik; c. Gaya tanggapan konflik.
5. Pemecahan Masalah Pengambilan Keputusan (PMPK) a. Pengertian Keputusan dan Pengambilan Keputusan; b. Proses PMPK Yang Rasional;
c. Tipe-Tipe Keputusan;
d. Beberapa Cara Pengambilan Keputusan; e. Keuntungan Pencapaian Konsensus Kelompok. 6. Simulasi
a. Ice Breaking; b. Tim Kerja;
c. Game Mengatasi Konflik; d. Game Pengambilan Keputusan.
A. LATAR BELAKANG
Sebelum membahas pengembangan tim, kita perlu membatasi apa yang kita maksudkan dengan kata tim dan bagaimana tim berbeda dengan kelompok. “Kelompok” adalah sejumlah individu yang berkumpul berdasarkan persamaan ciri-ciri atau kepentingan. Sedangkan “Tim” adalah jenis khas kelompok kerja yang terorganisir dan dikelola secara berbeda dengan jenis kelompok kerja lainnya (Jerry Spiegel CT, 1997).
Contoh: tim basket, tim sepak bola, tim paskibraka dan sebagainya, jelasnya tim merupakan sebuah kelompok yang secara spesifik memiliki tujuan tertentu. Di bawah ini diuraikan secara detail perbedaan antara kelompok dengan tim oleh Robert B. Maddux dalam bukunya Team Building membedakan keduanya sebagai berikut.
KELOMPOK
1. Anggota menganggap pengelompokan mereka semata-mata untuk kepentingan
administratif. Individu bekerja secara mandiri, kadang-kadang berbeda tujuan dengan individu yang lainnya.
2. Anggota cenderung memperhatikan dirinya sendiri karena tidak dilibatkan dalam
penetapan sasaran, terkadang pendekatannya hanya sebagai tenaga bayaran.
3. Anggota diperintah untuk mengerjakan pekerjaan, bukan diminta saran untuk
mencapai sasaran terbaik.
4. Anggota tidak percaya pada motif rekan-rekan kerjanya karena tidak memahami
peran anggota lainnya, menyatakan pendapat atau menyampaikan kritik dianggap sebagai upaya memecah belah.
5. Anggota kelompok sangat berhati-hati dalam menyampaikan pendapatnya karena
kurang saling toleransi.
6. Apabila menerima pelatihan yang memadai dalam penerapannya sangat dibatasi
oleh pimpinan.
7. Anggota berada dalam suatu konflik tanpa mengetahui sebab dan cara pemecahan
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diharapkan dapat memahami konsepsi dasar membangun sebuah tim yang efektif.
TIM
1. Anggota menyadari ketergantungan di antara mereka
dan memahami bahwa sasaran pribadi maupun tim paling baik dicapai dengan cara saling mendukung. Waktu akan sangat efektif karena masing-masing memahami dan tidak mencari keuntungan di atas anggota tim yang lain;
2. Anggota tim ikut merasa memiliki pekerjaan dan organisasinya (sense of belonging)
karena mereka memiliki komitmen terhadap sasaran yang akan dicapai;
3. Anggota memiliki kontribusi terhadap keberhasilan organisasi.
4. Anggota bekerja dalam suasana saling percaya dan didorong untuk
mengungkapkan ide, pendapat, ketidaksetujuan serta mencetuskan perasaan secara terbuka, pertanyaan yang muncul akan disambut dengan baik.
5. Anggota menjalankan komunikasi dengan tulus, mereka saling memahami sudut
pandang masing-masing.
6. Para anggota didorong untuk menambah keterampilan dan menerapkannya dalam
tim, mereka menerima dukungan penuh dari tim.
7. Mereka menyadari bahwa konflik dalam tim merupakan hal yang wajar, karena dengan konflik merupakan kesempatan untuk mengembangkan ide dan kreatifitas, apabila terjadi suatu konflik akan diselesaikan secara konstruktif.
9. Anggota berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi
tim, meskipun mereka menyadari bahwa keputusan tetap di tangan pemimpin apabila tim menemui jalan buntu, tujuannya adalah memperoleh hasil yang positif.
B. MENGAPA TIM DIBUTUHKAN
1. Untuk mempercepat pengambilan keputusan dalam organisasi, kini banyak
organisasi perusahaan mengubah strukturnya menjadi struktur yang berdasarkan tim kerja (team based organization) Oleh karenanya dituntut adanya pemberdayaan dan kekompakan kerja (Ray & Bronstein, 1995).
2. Kepemimpinan global sekarang ini memasuki tahap versi 3,0, di mana cara kerja
mereka lebih berorientasi pada ”Team Building” (Majalah Swa, 2008).
3. Karena tim dapat menghasilkan lebih banyak dan lebih baik dalam menyelesaikan
masalah daripada yang dapat dilakukan individu-individu (Blanchard, 1988).
4. Perubahan terus-menerus yang dihadapi manajemen berakibat adanya pergerakan
yang mengarah pada kolaborasi, kerja sama, dan tim, sehingga para manajer dituntut mampu berkolaborasi dan membangun tim yang efektif (Robinson, 1990).
C. CIRI-CIRI TIM EFEKTIF
Dalam buku Achieving Goals Through Team Work, dikemukakan bahwa ciri-ciri tim yang efektif adalah sebagai berikut.
1. Tim merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama dengan tujuan tertentu, demi mencapai sasaran-sasaran yang jelas dengan diketahui oleh semua anggota tim dalam suasana saling mempercayai dan penuh percaya diri serta mengutamakan unjuk kerja.
2. Anggota kelompok bersedia menerima berbagai perbedaan dan sumbangan pemikiran serta masing-masing individu memiliki peran yang berbeda-beda.
3. Pemecahan masalah dilaksanakan secara positif tanpa melibatkan kebencian individu.
4. Para anggota dan pimpinan tim bersedia berbagi ilmu, pengetahuan, informasi, dan keterampilan agar seluruh tim memiliki kemampuan yang sama, sehingga tidak terjadi penonjolan pribadi.
5. Apabila terjadi perbedaan pendapat mereka
akan duduk bersama dan memecahkan permasalahan yang ada dengan kepala dingin dan terbuka.
6. Pembagian dan pendelegasian tanggung jawab dengan orang-orang yang bekerja secara mandiri tetapi tetap dalam kerangka kerja sama.
7. Berbagai saran untuk memperbaiki kinerja organisasi diterima dengan baik walaupun berasal dari anggota tim yang lain.
8. Seluruh anggota tim tidak ragu-ragu mengambil inisiatif dan tindakan yang diperlukan, tanpa merasa cemas akan suara yang berbeda pendapat.
D. KRITERIA TIM YANG EFEKTIF
Small Size (jumlah ideal maksimum 10 orang)
Complementary Competencies (3 kompetensi dasar: attitude (sikap dan perilaku, knowledge (pengetahuan), skills (keterampilan problem solving dan decesion making)
Common sense (memiliki visi dan tujuan umum yang mampu memberikan arah serta komitmen anggota tim)
Special goals (menerjemahkan visi dan tujuan umum ke dalam target-target spesifik, terukur, dan realistik).
Common aprroach (kesepakatan akan pola, pola serta pendekatan dalam mencapai sasaran)
E. MANFAAT MEMBANGUN TIM YANG EFEKTIF
Robert B. Maddux dalam bukunya Team Building, mengatakan bahwa manfaat membangun tim yang efektif adalah sebagai berikut.
1. Sasaran yang realistis ditentukan dan dapat dicapai secara optimal.
2. Anggota tim dan pemimpin tim memiliki komitmen untuk saling mendukung satu sama lain agar tim berhasil.
3. Anggota tim memahami prioritas anggota lainnya, dapat saling membantu satu sama lain.
4. Komunikasi bersifat terbuka, diskusi cara kerja baru atau memperbaiki kinerja lebih berjalan secara baik, karena anggota tim terdorong untuk lebih memikirkan permasalahannya.
5. Pemecahan masalah lebih efektif karena kemampuan tim lebih memadai.
6. Umpan balik kinerja lebih memadai karena anggota tim mengetahui apa yang diharapkan dan dapat membandingkan kinerja mereka terhadap sasaran tim. 8. Konflik diterima sebagai hal yang wajar, dan dianggap sebagai kesempatan untuk
menyelesaikan masalah, melalui diskusi tersebut konflik bisa diselesaikan secara maksimal.
9. Keseimbangan tercapainya produktivitas tim dengan pemenuhan kebutuhan pribadi.
10. Tim dihargai atas hasil yang sangat baik, dan setiap anggota dipuji atas kontribusi pribadinya.
11. Anggota kelompok termotivasi untuk mengeluarkan ide-idenya dan mengujinya serta menularkan dan mengembangkan potensi dirinya secara maksimal.
12. Anggota kelompok menyadari pentingnya disiplin sebagai kebiasaan kerja dan menyesuaikan perilakunya untuk mencapai standar kelompok.
13. Anggota kelompok lebih berprestasi dalam bekerja sama dengan tim dan tim lainnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak keuntungan bekerja dalam tim dibandingkan dengan bekerja secara individu, oleh karena itu sangat disarankan untuk bekerja dalam tim agar hasilnya lebih maksimal. Mengingat betapa pentingnya tim dalam mewujudkan kinerja organisasi sehingga dalam kehidupan sehari-hari banyak dibentuk tim. Terlepas apakah tim tersebut efektif maupun kurang efektif.
F. RANGKUMAN
Apakah sama antara kelompok dengan tim? Kelompok belum tentu tim, namun tim pasti
merupakan suatu kelompok. Dalam Kelompok anggota menganggap pengelompokan mereka semata-mata untuk kepentingan administratif. Individu bekerja secara mandiri, kadang-kadang berbeda tujuan dengan individu yang lainnya. Sedangkan tim adalah satu kelompok orang yang bersama-sama bertanggung jawab atas sasaran-sasaran dan yang membutuhkan kerja untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Mengapa tim dibutuhkan, pada organisasi modern sekarang ini, karena tim dapat menghasilkan lebih banyak dan lebih baik dalam menyelesaikan masalah daripada yang dapat dilakukan individu-individu.
Beberapa manfaat dalam membangun tim yang efektif adalah Sasaran yang realistis ditentukan, dan dapat dicapai secara optimal, anggota tim dan pemimpin tim memiliki komitmen untuk saling mendukung satu sama lain agar tim berhasil, serta komunikasi bersifat terbuka, diskusi cara kerja baru atau memperbaiki kinerja lebih berjalan secara baik, karena anggota tim terdorong untuk lebih memikirkan permasalahannya.
G. LATIHAN
1. Apa yang membedakan kelompok (group) dan tim (team)? 2. Sebutkan beberapa alasan mengapa tim dibutuhkan! 3. Sebutkan ciri-ciri tim yang efektif!
4. Sebutkan kriteria tim yang efektif!
Membangun sebuah tim yang solid memerlukan seorang leader sebagai kontrol dan penyeimbang dalam sebuah tim. Tugas pemimpin tidaklah ringan, ia harus memahami karakter timnya dan mampu berperan sebagai konsultan proses bagi timnya. Pemimpin yang cermat menyadari perlunya tim yang efektif untuk itu pemimpin tim selalu dituntut melakukan cara berpikir yang baru, sehingga selalu dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja tim. Sebaliknya tanpa anggota dalam tim menjadikan pemimpin tidak menjadi apa-apa.
A. PERANAN PEMIMPIN DALAM MENGELOLA PERKEMBANGAN TIM
Perkembangan tim tidak berjalan sesuai dengan garis lurus bergerak maju, tetapi mengalami pancaroba, sehingga peranan pemimpin dalam mengelola sangat dibutuhkan. Tahapan perkembangan tim dimulai dari menata, menstabilkan, berjuang untuk maju, mencapai keberhasilan dan berhenti atau memulai lagi dengan misi baru (Dikutip dalam buku “Leading Your Team”).
1. Memulai
a. membantu anggota untuk saling mengenal b. menetapkan tujuan
c. menggambarkan visi tentang keberhasilan berprestasi
d. meminta pendapat tindakan apa yang diprioritaskan e. menentukan apa yang harus dilakukan oleh anggota tim
f. membimbing anggota dalam mencapai tujuan.
2. Menata
Pada tahapan ini akan terjadi pertengkaran, persaingan sesama anggota, pemimpin harus melihat ini suatu yang alami untuk mencapai kedewasaan tim, namun perlu
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai pembelajaran peserta diharapkan dapat memahami peran pemimpin dan anggota dalam membangun sebuah tim yang efektif.
menatanya agar tidak menjadi konflik pribadi. Oleh karenanya pemimpin tim harus memberikan contoh perilaku yang harus diikuti oleh anggota tim, pemimpin tim harus memberikan konstribusi dalam pencapaian efektivitas yang berfokus pada kualitas kerja. Berikut ini peran menata dalam proses pencapaian tujuan:
a. cobalah untuk tetap tenang
b. bantulah tim untuk menyelesaikan masalah hubungan yang jelas c.berfokuslah terhadap isu (masalah) bukan individu
d. jadwalkan waktu untuk menyelesaikan masalah apapun yang masih tergantung e. buatlah kesepakatan tentang peran dan batasan
f. Buatlah orang menerima dan menghadapi konflik secara konstruktif 3. Stabilitas
Pemimpin harus menangani setiap persoalan dalam tim agar keseimbangan tim tetap terjaga, pemimpin harus percaya bahwa setiap anggota tim adalah berharga dan pastikan anggota tim mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing.
4. Berjuang
Pada tahap ini tim benar-benar telah mencapai kinerja yang tinggi. Tim sedang menuju visinya dan sasaran penting sudah terlihat, pada tahap ini tim membangun kerja sama yang akrab.
Tim sedang berjuang menghadapi resiko namun lebih dari sekedar mampu mengadopsi perilaku yang posisif terhadap resiko dan menyadari bermain aman. 5. Berhasil
Suatu tim ketika secara konsisten mencapai hal yang luar biasa, mempunyai hasrat untuk peningkatan berkelanjutan, untuk meraih sasaran berikutnya. Untuk mencapai keberhasilan diperlukan tindakan berikut ini:
a. tetaplah fokus pada tim kerja, lakukan bahkan lebih baik lagi; b. tingkatlah ketergantungan sesama anggota;
c. buatlah pasangan atau kelompok kecil untuk menyelesaikan masalah; d. mintalah presentasi formal tentang menangani isu;
e. berikan sumber daya dan dorongan untuk petumbuhan tim; f. bersikaplah seperti pemain tim;
g. anggaplah setiap tugas sebagai peluang untuk kerja tim; h. andalkan komitmen bukan kontrol;
i. berikan penekanan pada imbalan tim bukan individual;
j. manfaatkan potensi setiap orang melalui tantangan kerja, pelatihan teratur, Dan pengembangan karir.
6. Berhenti
Pada tahap ini tim berhenti untuk berjalan atau mungkin bergabung dalam tim baru untuk menghadapi tantangan baru. Bagaimana pemimpin mengakhiri dengan merayakan kebersamaan selama ini dan akan mengingatkan anggota tim terhadap tahap ini dengan lebih yakin, sehingga anggota tim akan dengan senang hati bergabung dengan tim yang anda pimpin dimasa akan datang.
Sejalan dengan pemikiran Peter Senge bahwa pada dasarnya dalam membangun tim yang efektif mempunyai tahapan sebagai berikut:
O
OO Forming (pencairan bentuk)
O
OO Storming (mencari jati diri tim)
O
OO Performing (tim mulai menunjukkan kinerja)
O
OO Transforming (tim mulai terbiasa dengan budaya kerja baru)
Pemimpin tim harus memiliki kerangka kerja dan berfikir secara lengkap/menyeluruh. Pemimpin perlu lebih memahami tim dan karakteristik individu dari tiap anggota serta mengatur tugas.
B. PERANAN ANGGOTA DALAM MEMBANGUN TIM EFEKTIF
Ketika orang berkumpul untuk membentuk tim, sejumlah dinamika terjadi berkesinambungan. Ada anggota yang sangat berorientasi pada sasaran, sementara anggota lainnya sibuk membangun hubungan antarpribadi para anggota. Seringkali anggota mempertanyakan berbagai masalah menyangkut diri mereka seperti pengaruh, keahlian, manajemen konflik, pengambilan keputusan, dan peran. Tindakan mempertanyakan hal-hal tersebut adalah bagian penting dari perkembangan tim yang efektif.
Selagi tim mengalami kemajuan, anggota tim memantapkan diri ke dalam ”peran” perorangan atas persetujuan bersama. Peranan itu mencakup aspek tugas dan proses. Membangun suatu tim yang efektif tergantung bagaimana hubungan dinamika tugas dan proses itu ditangani. Di bawah ini diuraikan peran tugas dari anggota tim (Jerry Spiegel CT, 1997)
Peran Tugas
1. Memberi informasi
Salah satu bentuk kontribusi anggota tim adalah ketika anggota mengungkapkan pikiran atau fakta-fakta melalui komunikasi. Tukar menukar informasi atau pendapat anggota biasanya dilakukan dalam konteks menawarkan data atau informasi. Untuk mengelola bentuk komunikasi ini, pemimpin tim harus memastikan adanya keseimbangan antara arus bebas informasi dan satu proses teratur yang memastikan
setiap anggota memiliki kesempatan mengungkapkan pendapat, fakta atau informasi mereka.
2. Mencari informasi
Dalam peran ini, anggota mengajukan pertanyaan, meminta fakta-fakta, meminta nasehat dan menanyakan pendapat anggota lain. Peran ini penting karena membantu menjelaskan topik-topik diskusi.
3. Memprakarsai
Meskipun tugas ini dipandang sebagai peran dari pemimpin namun tindakan memprakarsai mempunyai arti penting bagi anggota untuk bertanggung jawab dalam memprakarsai tugas-tugas atau sasaran-sasaran di bidang keahlian mereka atau di bidang yang mereka anggap penting.
4. Menetapkan standar atau aturan
Dalam peran sebagai penatap standar, pemimpin tim menetapkan norma-norma dan batas-batas perilaku. Aturan ini terkadang disebut sebagai ”rambu-rambu lalu lintas” Contohnya adalah tiap anggota tidak berebutan berbicara di dalam rapat, atau keputusan diambil bersama. Namun faktor penting berjalan tidaknya standar aturan itu adalah bahwa setiap anggota tim menerima peraturan itu dan berperan dalam pelaksanaannya.
5. Menjelaskan
Anggota tim dapat menafsirkan dan menjabarkan gagasan atau saran-saran, menjelaskan kembali istilah-istilah, dan mengatakan kembali pendapat-pendapat anggota tim lainnya. Peran ini penting karena membantu anggota dalam memahami topik pembicaraan lain.
6. Merangkum
Para anggota tim dapat menyatukan kembali gagasan, pendapat, atau saran dengan sistematis. Tindakan merangkum memberikan kejelasan kepada anggota mengenai suatu masalah, keputusan, atau kesimpulan.
7. Menguji kesepakatan
Setiap anggota dapat mengecek posisi tim melalui jejak pendapat atau pengambilan suara formal. Proses ini penting dalam mengambil keputusan, menyelesaikan perselisihan, dan memformulasikan posisi-posisi.
Peran Proses
Dibandingkan dengan peran tugas, yang memusat pada ”apa” dan ”mengapa” dalam tim, peran proses mengarah pada kebutuhan-kebutuhan tim dalam komitmen, ketergantungan, serta keterlibatan. Kebutuhan-kebutuhan tim ini lebih bersifat emosi dan berkaitan dengan kebutuhan akan penghargaan diri serta ego perorangan. Jadi peran proses ini dapat berperilaku positif tetapi juga negatif.
1. Memberi Dukungan dan Dorongan
Peran positif ini diwujudkan melalui sikap ramah, hangat dan responsif terhadap sumbangsih anggota lain. Akibat peran ini terciptanya iklim saling mendukung dan percaya hal ini membantu efektivitas tim.
2. Menjadi penyelaras dan Penengah
Peran positif lain adalah anggota berperan sebagai penyelaras atau penengah yang terwujud pada anggota yang menawarkan diri untuk bernegoisasi, mengakui kesalahan yang terjadi, atau mengubah suatu pendapat demi keutuhan tim. Menjaga kekompakkan kelompok adalah satu aspek peran yang penting membangun tim efektif.
3. Menjaga Gerbang
Peran ini mencakup tindakan membantu agar saluran komunikasi tetap terbuka di antara anggota dan menaruh minat terhadap pendapat serta perasaan anggota.
4. Tindakan Menentang
Menentang dianggap sebagai peran positif. Keterampilan yang diperlukan untuk peran ini adalah kemampuan untuk secara langsung menangani anggota yang membuat onar dengan tenang tapi tegas. Peran sebagai penentang dapat mencakup kemampuan memberikan umpan balik yang jujur dan sesuai menurut waktu yang tepat.
5. Menarik Diri
Peran ini dianggap negatif, karena berperilaku pasif atau acuh, melamun, tidak menaruh perhatian pada pembicaraan.
6. Menghambat
Peran ini dikaitkan dengan mengalihkan pokok pembicaraan dalam diskusi, menceritakan pengalaman pribadi yang berhubungan dengan persoalan yang sedang dibahas, terlalu banyak membantah dalam satu persoalan, dan menantang pendapat orang lain tanpa pertimbangan apa pun.
7. Mendominasi
Peran ini berperilaku negatif karena berbicara berlebihan, menyela orang lain, mencari muka dengan mengritik dan menyalahkan orang lain.
8. Memikirkan Diri Sendiri
Peran ini terlalu menonjolkan kepentingan peribadi daripada kepentingan tim, mencoba mempengaruhi orang lain supaya bersimpati dengan kemalangannya serta menyesali situasinya.
Untuk menangani perilaku proses negatif anggota dalam tim, pemimpin atau anggota lain harus mengambil tindakan cepat untuk mengekang perilaku-perilkau negatif itu, dengan pendekatan pertemuan empat mata sebagai konseling pribadi. Apabila tidak berhasil
individu tersebut dihadapkan pada semua anggota tim dan mengambil keputusan memecat sebagai anggota tim atau dipertahankan dengan berbagai syarat.
C. RANGKUMAN
Membangun sebuah tim yang solid memerlukan seorang leader sebagai kontrol dan penyeimbang dalam sebuah tim. Tugas pemimpin tidaklah ringan, ia harus memahami karakter timnya dan mampu berperan sebagai konsultan proses bagi timnya, karena membangun tim tidak berjalan sesuai dengan garis lurus bergerak maju dalam perkembangannya, tetapi mengalami pancaroba, sehingga peranan pemimpin dalam mengelola sangat dibutuhkan. Tahapan perkembangan tim dimulai dari menata, menstabilkan, berjuang untuk maju, mencapai keberhasilan dan berhenti atau memulai lagi dengan misi baru. Oleh karenanya pemimpin tim harus memiliki kerangka kerja dan berfikir secara lengkap/menyeluruh.
Pemimpin perlu lebih memahami tim dan karakteristik individu dari tiap anggota serta mengatur tugas, karena ketika orang berkumpul untuk membentuk tim, sejumlah dinamika terjadi berkesinambungan. Ada anggota yang sangat berorientasi pada sasaran, sementara anggota lainnya sibuk membangun hubungan antarpribadi para anggota. Seringkali anggota mempertanyakan berbagai masalah menyangkut diri mereka seperti pengaruh, keahlian, manajemen konflik, pengambilan keputusan, dan peran. Tindakan mempertanyakan hal-hal tersebut adalah bagian penting dari perkembangan tim yang efektif. Selagi tim mengalami kemajuan, anggota tim memantapkan diri ke dalam ”peran” perorangan atas persutujuan bersama. Peranan itu mencakup aspek tugas dan proses. Membangun suatu tim yang efektif tergantung bagaimana hubungan dinamika tugas dan proses itu ditangani.
D. LATIHAN
1. Berikan alasan mengapa dalam membangun sebuah tim yang solid diperlukan seorang pemimpin?
2. Langkah-langkah apa yang dilakukan seorang pemimpin pada saat memulai membentuk suatu tim?
3. Sebutkan tahapan-tahapan dalam membangun tim yang efektif menurut Peter Senge!
4. Peranan dari anggota tim mencakup aspek tugas dan proses. Sebutkan peran tugas-tugas dari anggota tim!
A. PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR TIM YANG DINAMIS
Apabila berbicara tentang tim, maka ada tim yang dapat mencapai suatu prestasi yang tinggi, namun juga ada yang hanya bertahan beberapa hari saja. Untuk itu diperlukan suatu usaha maksimal akan mampu berperan sebagai tim yang dinamis.
Tim dinamis adalah tim yang memiliki kinerja yang sangat tinggi, yang dapat memanfaatkan segala energi yang ada dalam tim tersebut untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai. Tim dinamis merupakan tim yang penuh dengan rasa percaya diri, yang anggotanya menyadari kekuatan dan kelemahannya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Dalam buku Membangun Tim Yang Dinamis karya Richard Y. Chang, tim yang dinamis memiliki unsur-unsur di bawah ini.
1. Jelas Visi dan Tujuannya
Visi adalah gambaran akan datang yang merupakan cita-cita, visi ini digambarkan dalam bentuk misi. Suatu organisasi atau tim yang dinamis harus mampu menjelaskan misi tersebut ke dalam tujuan-tujuan tim baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Tanpa memiliki tujuan yang jelas tim tidak akan mengetahui ke arah yang hendak dituju. Tujuan dan sasaran ini harus dipahami oleh seluruh anggota tim sebab hal ini akan meningkatkan komitmen di antara mereka. Pemimpin yang dinamis harus mampu memastikan bahwa semua anggota kelompok terlibat dalam perumusan tujuan tim.
2. Beroperasi Secara Kreatif
Dalam pelaksanaan kerja tim sangat kreatif dan dinamis dengan memperhitungkan resiko yang ada dan selalu mencoba cara berbeda dalam melakukan sesuatu. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai pembelajaran peserta diharapkan dapat memahami dan menerapkan pola pemikiran maupun aplikasi teknis kerja sama dalam membangun sebuah tim yang efektif.
Mereka tidak takut menghadapi kegagalan-kegagalan dan selalu mencari-cari peluang untuk mengimplementasikan teknik yang baru, mereka bersikap luwes dan kreatif dalam memecahkan setiap permasalahan.
3. Fokus Pada Hasil
Tim yang dinamis mampu menghasilkan lampauan kemampuan jumlah individu yang menjadi anggotanya. Para anggota tim secara terus menerus memenuhi komitmen waktu, anggaran, produktivitas, dan mutu produktivitas optimal yang merupakan tujuan bersama.
4. Memperjelas Peran dan Tanggungjawab
Peran dan tanggungjawab anggota tim jelas. Setiap anggota tim mengetahui
dengan jelas apa yang diharapkan dari
timnya dan mengetahui dengan
jelas peran temannya dalam tim.
Tim yang dinamis selalu
memperbaharui peran dan
tanggungjawab anggotanya sesuai
dengan perubahan tuntutan, sasaran,
dan teknologi.
5. Diorganisasikan Dengan Baik
Tim yang dinamis menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, menetapkan prosedur serta kebijakan dengan jelas. Tim juga menginventarisir jenis keterampilan yang dimiliki oleh para anggota timnya.
6. Dibangun di Atas Kekuatan Individu
Kompetensi individu sangat diperhatikan sehingga pimpinan tim memahami betul kekuatan dan kelemahan anggota timnya. Oleh karena itu program pembinaan sangat diharapkan. Pimpinan tim sangat memperhatikan pemberdayaan timnya sehingga dalam proses pemberdayaan disesuaikan dengan kompetensi anggota tim.
7. Saling Mendukung
Dalam tim yang dinamis kepemimpinan dibagi di antara para anggotanya, dalam hal ini tidak ada pimpinan yang mutlak. Setiap anggota tim memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pimpinan tim. Meskipun demikian peran supervisor masih dianggap ada, dan dalam tim dinamis menghargai keunikan setiap individu.
8. Mengembangkan Sinergi Tim
Tim yang berkinerja tinggi memiliki anggota yang secara antusias dan sungguh-sungguh bekerja secara bersama dengan tingkat keterlibatan dan energi kelompok yang tinggi (bersinergi).
9. Menyelesaikan Ketidaksepakatan
lebih positif. Segala konflik akan diselesaikan dengan pendekatan secara terbuka dengan teknik kolaborasi.
10. Berkomunikasi Secara Terbuka
Pembicaraannya secara asersi yakni bicara yang lugas, jujur tetapi tidak melukai pihak lain. Masing-masing anggota kelompok saling memberi dan menerima saran dari anggota kelompok yang lain, komunikasi dilakukan secara timbal balik dan untuk kepentingan bersama.
11. Membuat Keputusan Secara Obyektif
Dalam pemecahan masalah menggunakan pendekatan yang mantap dan proaktif. Keputusan dicapai melalui konsensus, setiap anggota kelompok bersedia dan mendukung keputusan tersebut, anggota kelompok bebas mengutarakan pendapat dan ide-idenya serta mendukung rencana yang telah ditetapkan.
12. Mengevaluasi Efektivitas Sendiri
Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan untuk melihat bagaimanakah pelaksanaan rencana selama ini. Penyempurnaan dilaksanakan secara berkelanjutan dan manajemen proaktif. Apabila muncul masalah kinerja, mereka bisa segera memecahkannya sebelum menjadi permasalahan yang serius.
Dalam rangka mewujudkan tim yang dinamis tidak semudah membalikkan tangan kita, tetapi merupakan rangkaian perkembangan setahap demi setahap. Menurut Richard Y. Chang tim yang dinamis membutuhkan perencanaan yang strategis, pelaksanaan dan sistematis serta kinerja yang optimal, dengan beberapa tahapan.
1. Menetapkan Arah (Drive)
Dalam tahap ini tim harus menfokuskan pada misinya dan membuat garis besar strategi yang akan ditempuh serta menetapkan tujuan, prioritas, dan prosedur kerja, serta peraturan bagi tim.
2. Bergerak (Strive)
Peran dan tanggungjawab anggota tim ditetapkan dengan jelas, beberapa kendala akan dihadapi dengan penuh bijaksana bersama dengan seluruh anggota tim, sehingga seluruh permasalahan dapat dihadapi dengan arif dan bijaksana.
3. Mempercepat gerak (Thrive)
Fase ini dimungkinkan untuk meningkatkan produktifitas secara maksimal, dalam memecahkan masalah menggunakan umpan balik dan sesama anggota, manajemen konflik, kerja sama dan pembuatan keputusan yang efektif. Penguasaan terhadap wilayah secara cepat dan efektif dengan daya tahan yang tangguh.
4. Sampai (Arrive)
Dengan kerja sama tim yang kompak tim akan mencapai puncak dengan mengatasi semua kendala yang pada akhirnya mencapai prestasi kerja yang luar biasa. Namun apabila dalam fase ini belum mencapai puncak idealnya adalah meninjau kembali
tim dengan melakukan konsolidasi internal, sekaligus menelaah kembali sasaran-sasaran yang telah ada, masih relevan atau tidak.
B. MEMBANGUN KEBERSAMAAN TIM
Tahapan-tahapan dalam membangun tim yang dinamis akan berjalan dengan seksama apabila para anggota tim mampu membangun rasa kebersamaan secara efektif. Untuk membangun kebersamaan dalam tim maka setiap anggota kelompok harus mampu untuk menerima keragaman anggota tim. Tim akan efektif apabila dibangun berdasarkan kebersamaan, tidak memandang pangkat, suku dan golongan, menunjukkan rasa saling percaya, saling menghargai dan dilandasi oleh keterbukaan. Oleh karena itu tim harus memiliki karakteristik yang berorientasi pada opini, berorientasi pada persamaan serta pada tujuan.
Penjabaran karakteristik adalah seperti di bawah ini:
1. Orientasi Opini
a Berlawanan dengan orang yang bersifat dogmatis, akan mengarahkan pada tindakan tidak mengutuk orang lain.
b Memperkenalkan gagasannya tanpa mengusulkan atau bahkan mengisyaratkan agar orang lain memberi posisi istimewa pada gagasannya.
c Saling meminta ide dari anggota kelompok yang lain, bukan berorientasi pada gagasan perorangan.
d Tidak hanya menfokuskan pada idenya sendiri, tetapi menginvestigasi pendapat orang lain.
2. Orientasi Persamaan
a Anggota tim yang berorientasi pada persamaan melihat keragaman sebagai suatu keunggulan, perbedaan yang dimiliki dapat dipakai untuk mengecek setiap sisi, sudut, puncak, dan dasar suatu masalah.
b Mengandalkan pada semua anggota.
c Kepercayaan kepada anggota tim meningkatkan produktivitas.
3. Orientasi Tujuan
a Anggota kelompok yang berorientasi pada tujuan kelompok kecil kemungkinan akan konflik disebabkan oleh keunikan masing-masing kelompok.
b Keseluruhan anggota tim berorientasi pada tujuan yang sama.
d Keunikan anggota kelompok yang muncul segera dapat diatasi, tidak dibiarkan melahirkan masalah baru.
Dalam rangka membangun kerja sama tim perlu juga mengupayakan untuk meningkatkan umpan balik sesama anggota tim, memiliki komitmen untuk menyelesaikan konflik, kerja sama untuk meningkatkan kreativitas dan menangani dalam pembuatan keputusan.
C. MEMBANGUN KEBANGGAAN TIM
Tim yang dinamis akan senantiasa mempertahankan prestasinya secara
maksimal. Oleh karena itu mempertahankan kinerja tim
sangat diharapkan. Ini berarti bahwa perlu ada suatu usaha
untuk memotivasi tim secara efektif agar mampu
membangun kebanggaan tim. Faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam pemeliharaan tim agar anggota tim mampu
membangun kebanggaannya antara lain :
1. Memotivasi Anggota Tim Untuk Komitmen
Dalam memotivasi ini terlebih dahulu ditentukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi orang tersebut termotivasi dengan baik. Tanpa mengetahui hal ini proyek besarpun belum tentu merupakan faktor stimulus, dikarenakan setiap individu memiliki motif yang berbeda-beda.
2. Memotivasi Anggota Tim Yang Tidak Termotivasi
Tidak setiap anggota tim memiliki motivasi yang sama, ada anggota yang produktif ada pula yang enggan berpartisipasi secara aktif. Untuk itu diperlukan beberapa strategi yang jitu, antara lain; mendapatkan nasehat dari mereka, menjadikan mereka guru, melibatkan mereka dalam presentasi, dan mendelegasikan mereka kepada proyek bintang.
3. Kunci utama lainnya adalah adanya komunikasi yang efektif, mendengarkan secara
aktif, mampu memotivasi anggota tim serta menyelesaikan konflik secara efektif.
D. RANGKUMAN
Tim dinamis adalah tim yang memiliki kinerja yang sangat tinggi, yang dapat memanfaatkan segala energi yang ada dalam tim tersebut untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai. Tim dinamis merupakan tim yang penuh dengan rasa percaya diri, yang anggotanya menyadari kekuatan dan kelemahannya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Dalam buku Membangun Tim Yang Dinamis memiliki unsur-unsur: jelas visi dan tujuannya, beroperasi secara kreatif, fokus pada hasil, memperjelas peran dan
tanggungjawab, diorganisasikan dengan baik, dibangun di atas kekuatan individu, saling mendukung, mengembangkan sinergi tim, menyelesaikan ketidaksepakatan, berkomunikasi secara terbuka, membuat keputusan secara obyektif, mengevaluasi efektivitas sendiri,
Tahapan-tahapan dalam membangun tim yang dinamis akan berjalan dengan seksama apabila para anggota tim mampu membangun rasa kebersamaan secara efektif. Untuk membangun kebersamaan dalam tim maka setiap anggota kelompok harus
mampu untuk menerima keragaman
anggota tim. Tim akan efektif apabila
dibangun berdasarkan
kebersamaan, tidak memandang pangkat,
suku dan golongan, menunjukkan rasa
saling percaya, saling menghargai dan
dilandasi oleh keterbukaan. Oleh
karena itu tim harus memiliki karakteristik
yang berorientasi pada opini, berorientasi pada persamaan serta pada tujuan.
E. LATIHAN
1. Apa yang dimaksud dengan tim yang dinamis?
2. Dalam membangun tim yang dinamis membutuhkan perencanaan yang strategis, pelaksanaan dan sistematis serta kinerja yang optimal, dengan beberapa tahapan, sebutkan tahapan-tahapan tersebut!
3. Sebutkan lima peran dalam tim yang berhasil! 4. Apa yang dimaksud dengan sinergi?
5. Sebutkan faktor-faktor yang diperhatikan dalam pemeliharaan tim agar anggota tim mampu membangun kebanggaannya!
A. PENGERTIAN DAN RESPON TERHADAP KONFLIK
1. Kata konflik menimbulkan konotasi yang tidak
mengenakkan, reaksi kita pada umunmya adalah negatif. Konflik sering dihubungkan dengan kekerasan, krisis, perkelahian, perang, kalah, menang, kehilangan kendali, dan lain sebagainya.
2. Konflik selalu melibatkan 2 (dua) orang atau lebih (perorangan/kelompok) yang terjadi apabila salah satu pihak merasa kepentingannya dihalang-halangi atau akan dihalang-halangi (Modul Leadership Laboratory, LAN). Dalam How To Manage Conflict karya Hanmer & Hogan, mengatakan bahwa konflik adalah segala macam bentuk pertikaian yang terjadi dalam organisasi, baik antarindividu, antara individu dengan kelompok, maupun kelompok yang bersifat antagonis.
3. Konflik terkait dengan persepsi pihak yang bersangkutan, yang merasa
kepentingannya dihalang-halangi atau akan dihalang-halangi, terlepas dari atau tidak ada halangan tersebut. Jika konflik ini dibiarkan maka akan menghancurkan kemajuan tim, namun juga dapat mengarahkan pada pengambilan keputusan yang mantap bila dikelola dengan baik. Hasil dari suatu konflik tergantung pada bagaimana pengelolaannya, sehingga perlu mengenali konflik secara dini.
Isyarat adanya konflik antara lain
1. Anggota kelompok memberikan komentar dan saran dengan penuh emosi.
2. Anggota tim menyerang gagasan orang lain sebelum gagasan tersebut
diselesaikan.
3. Anggota tim saling menuduh bahwa mereka tidak memahami masalah yang
sebenarnya.
4. Anggota tim selalu beroperasi dan menolak untuk berkompromi.
5. Anggota tim saling menyerang secara langsung pada pribadinya.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai pembelajaran diharapkan para peserta Diklat dapat mempraktekkan pemecahan masalah secara win win solution.
Konflik akan bertambah merebak apabila
1. Tindakan Bermusuhan
a. Anggota tim memasuki permainan menang kalah
b. Lebih mengutamakan kemenangan pribadi dari pada memecahkan masalah
2. Memegang Posisi dengan Kuat
Anggota tim tidak melihat perlunya mencapai tujuan yang menguntungkan, mereka memegang teguh posisinya, mempersempit komunikasi dan membatasi keterlibatannya satu sama lain
3. Keterlibatan Emosional
Anggota tim mempertahankan posisinya secara emosional. Cara merespon konflik:
1. konfrontasi agresif;
2. melakukan manufer negatif;
3. penundaan terus menerus;
4. bertempur secara pasif.
Ada pula anggota tim merespon dari segi positif. Apabila hal ini yang terjadi maka pemecahan konflik mengarah ke hal yang positif, radar untuk respon tersebut adalah mengarahkan energi secara sehat dan langsung untuk memecahkan masalah atau tidak ada reaksi secara emosional, melakukan upaya yang menanggapinya dengan cara rasional. Respon yang tepat ini akan memperkuat tim kerja dan melancarkan jalan untuk mengatasi konflik.
Menurut Bolton dalam bukunya Manajemen Konflik, sumber-sumber konflik antara lain:
1. menghalangi pencapaian sasaran perorangan;
2. kehilangan status;
3. kehilangan otonomi atau kekuasaan;
4. kehilangan sumber-sumber;
5. merasa diperlukan tidak adil;
6. mengancam nilai dan norma;
7. perbedaan persepsi dan lain sebagainya.
B. LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN KONFLIK
1. Mengakui Adanya Konflik
Langkah ini merupakan langkah awal untuk penyelesaian konflik, tanpa diakui adanya konflik maka masalah tidak akan terpecahkan. Tim yang dinamis akan membahas konflik secara
diperlukan.
2. Mengidentifikasi Konflik Secara Sebenarnya
Langkah ini dalam kegiatan penelitian sering disebut dengan identifikasi masalah. Kegiatan ini sangat diperlukan dan memerlukan keahlian khusus. Konflik dapat muncul dari akar masalah, tetapi juga karena masalah emosi, perlu memilah antara
masalah inti dengan emosi. Masalah inti
adalah masalah yang mendasari suatu
konflik, misalkan ketidaksepakatan
adanya tugas, sedangkan isu
emosional merupakan masalah yang akan
memperumit masalah tersebut, sehingga
apabila terjadi hal yang demikian disarankan
agar masalah inti diselesaikan terlebih
dahulu.
3. Dengar Semua Pendapat
Lakukan kegiatan sumbang saran dengan melibatkan mereka yang terlibat konflik guna mengungkapkan pendapatnya, hindarilah pendapat benar dan salah. Bahas juga mengenai dampak konflik terhadap tim serta kinerja tim. Fokus pembicaraan pada fakta dan perilaku bukan pada perasaan atau unsur pribadi. Hindari mencari-cari kesalahan orang lain, tetapi temukan mana yang terbaik jika dipandang dari sisi positif.
4. Bersama Mencari Cara Penyelesaian Konflik
Dalam kegiatan ini diskusi terbuka sangat diharapkan karena dengan diskusi terbuka bisa memperluas informasi dan alternatif serta bisa mengarahkan pada rasa percaya dan hubungan yang sehat diantara yang terlibat. Dalam tim yang efektif tidak seluruh anggota kelompok menyukai satu sama lain, tetapi yang utama adalah mampu bekerja sama secara efektif.
5. Mendapatkan Kesepakatan Dan Tanggung Jawab Untuk Menemukan Solusi
Memaksakan kesepakatan akan berakibat fatal, oleh karena itu doronglah anggota tim untuk bekerja sama memecahkan masalah secara terbuka dan kekeluargaan. Berusaha seluruh anggota tim menyenangi solusi yang dihasilkan. Salah satu cara yang disarankan agar orang lain mau menerima saran yang diajukan adalah memposisikan dirinya pada peran orang lain, masing-masing anggota tim mempresentasikan pandangan orang lain.
6. Menjadwal Sesi tindak Lanjut Untuk Mengkaji Solusi
Pemberian tanggungjawab untuk melaksanakan komitmen sangat dihargai oleh anggota tim. Mengkaji resolusi sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat keefektifan resolusi yang telah diberikan.
C. GAYA TANGGAPAN KONFLIK
1. Menghindar Ciri Perilaku:
a. Tidak mau berkonfrontasi;
b. Mengabaikan atau melewatkan pokok permasalahan;
c. Menyangkal bahwa hal tersebut merupakan masalah.
Alasan Penyesuaian:
a. Perbedaan yang ada terlalu kecil atau terlalu besar untuk diselesaikan;
b. Usaha penyelesaian mungkin mengakibatkan rusaknya hubungan atau
menciptakan masalah yang lebih kompleks. 2. Mengakomodasi
Ciri Perilaku:
a. Bersikap menyetujui;
b. Tidak agresif, kooperatif bahkan dengan mengorbankan keinginan pribadi.
Alasan Penyesuaian:
Tidak sepadan resiko yang merusak hubungan dan menimbulkan ketidakselarasan secara keseluruhan.
3. Menang/Kalah (kompetisi) Ciri Perilaku:
a. Konfrontatif, menuntut dan agresif;
b. Harus menang dengan cara apapun.
Alasan Penyesuaian:
a. Yang kuat menang, harus membuktikan superioritas;
b. Paling benar secara etis dan profesi. 4. Kompromi
Ciri Perilaku:
a. Mementingkan pencapaian sasaran utama semua pihak;
b. Memelihara hubungan baik;
c. Agresif namun kooperatif.
Alasan Penyesuaian:
a. Tidak ada ide perorangan yang sempurna;
b. Seharusnya ada lebih dari satu cara yang baik dalam melakukan sesuatu;
c. Harus berkorban untuk dapat menerima.
5. Penyelesaian Masalah Ciri Perilaku:
a. Kebutuhan kedua belah pihak adalah sah dan penting;
Alasan Penyesuaian:
a. Ketika pihak-pihak yang terlibat mau membicarakan secara terbuka pokok permasalahan;
b. Solusi saling menguntungkan dapat ditemukan tanpa satu pihakpun dirugikan.
Konflik yang mengemuka tidak bisa dihindari karena
1. perbedaan kebutuhan, tujuan dan nilai-nilai;
2. perbedaan cara pandang terhadap motif, ujaran, tindakan, dan situasi;
3. perbedaan harapan terhadap hasil suka versus tidak suka;
4. enggan untuk bekerja sama dalam membahas permasalahan, kolaborasi atau
tanggung jawab.
D. KAPAN MENGGUNAKAN LIMA STRATEGI KONFLIK
Di bawah ini adalah situasi yang sesuai untuk menggunakan strategi konflik (Jerry Spiegel CT, 1997).
Pendekatan
Pemecahan Konflik No. Situasi Yang Sesuai Menang/Kalah
(kompetesi) 1.2.
3. 4. 5.
Apabila tindakan cepat dan tepat diperlukan.
Apabila persoalannya penting dan tindakan yang tidak disukai umum terpaksa dilakukan.
Apabila persoalannya sangat penting bagi kesejahteraan organisasi dan Anda tahu bahwa Anda benar
Menentang orang-orang yang mengambil keuntungan dengan sikap tidak mau bekerja sama.
Apabila pilihan lainnya mustahil dilaksanakan. Penyelesaian Masalah (Kolaborasi) 1. 2. 3. 4. 5.
Apabila Anda ingin memperoleh pemecahan masalah yang menyeluruh dan dua kepentingan terlalu penting untuk dikompromikan.
Apabila tujuan Anda adalah belajar.
Apabila Anda ingin memadukan pendapat banyak orang yang pendapatnya beragam.
Apabila anda ingin memperoleh komitmen dengan menggabungkan semua kepentingan menjadi keputusan kosensus.
Apabila anda ingin membereskan perasaan yang terganggu oleh satu hubungan.
Menghindar 1. Apabila persoalannya remeh atau ada persoalan penting
2. 3. 4. 5.
Apabila anda melihat tidak ada peluang untuk memuaskan minat utama anda.
Apabila anda harus memberikan kesempatan kepada orang lain agar tenang dan memperoleh kembali pandangan mereka.
Apabila anda menginginkan lebih banyak waktu untuk mengumpulkan informasi.
Apabila orang lain mampu lebih efektif menyelesaikan konflik. Penyesuaian Diri (Mengakomodasi) 1.2. 3. 4. 5. 6.
Apabila anda menyadari bahwa anda melakukan kesalahan Apabila anda hendak menunjukkan pemikiran yang masuk akal
Apabila persoalan yang ada lebih penting bagi orang lain daripada bagi diri anda sendiri.
Apaila anda hendak membangun dukungan sosial yang kelak bermanfaat.
Apabila anda ingin memperkecil kerugian yang anda derita Apabila anda ingin mendukung bawahan untuk berkembang dengan mendorong mereka belajar dari kesalahan sendiri.
Kompromi 1.
2. 3. 4. 5.
Apabila sasaran penting, tetapi usaha untuk mencapainya akan menimbulkan gangguan.
Apabila pesaing-pesaing dengan kekuatan sepadan meraih tujuan yang sama dengan cara berbeda.
Apabila anda ingin meraih penyelesaian sementara bagi persoalan rumit
Apabila anda ingin mendapatkan pemecahan masalah secara bijaksana di bawah tekanan waktu.
Sebagai pendukung apabila kolaborasi atau kompetisi tidak sia-sia.
E. RANGKUMAN
Konflik selalu melibatkan 2 (dua) orang atau lebih (perorangan/kelompok) yang terjadi apabila salah satu pihak merasa kepentingannya halangi atau akan dihalang-halangi. Isyarat adanya konflik antara lain : anggota kelompok memberikan komentar dan saran dengan penuh emosi, anggota tim menyerang gagasan orang lain sebelum gagasan tersebut diselesaikan, anggota tim saling menuduh bahwa mereka tidak memahami masalah yang sebenarnya, anggota tim selalu beroperasi dan menolak untuk berkompromi, anggota tim saling menyerang secara langsung pada pribadinya.
sebenarnya, dengar semua pendapat, bersama mencari cara penyelesaian konflik, mendapatkan kesepakatan dan tanggung jawab untuk menemukan solusi, menjadwal sesi tindak lanjut untuk mengkaji solusi.
F. LATIHAN
1. Sebutkan pengertian konflik menurut Hanmer & Hogan!
2. Sebutkan sumber-sumber konflik menurut Bolton!
3. Sebutkan beberapa gaya tanggapan terhadap konflik!
4. Situasi seperti apa yang sesuai dengan strategi konflik yang menggunakan gaya tanggap Menang/kalah (kompetisi)?
5. Situasi seperti apa yang sesuai dengan strategi konflik yang menggunakan gaya tanggap menghindar?
A. PENGERTIAN
1. Keputusan
Suatu arah dari tindakan yang dipilih dari sejumlah
kemungkinan untuk mencapai suatu sasaran yang
direncanakan.
2. Pengambilan Keputusan
Suatu proses dari pengamatan dan pengenalan masalah, melakukan analisis terhadap masalah tersebut dan kemudian memilih suatu tindakan dari beberapa alternatif, menilai alternatif, pemilihan alternatif yang terbaik untuk mewujudkan suatu sasaran yang telah ditetapkan.
3. Pemecahan Masalah
Suatu proses pengamatan dan pengenalan serta usaha mengurangi perbedaan antara situasi yang sekarang ada dengan situasi yang diharapkan.
a Identifikasi Masalah
Mengenali atau mengidentifikasi masalah yang sebenarnya, menyingkirkan cara tebak-tebakan dalam pengambilan keputusan.
b Cara mengidentifikasi masalah
1) Kumpulkan data awal
Visi tim tentang tujuan, standar, atau sasaran tim menjadi ukuran yang digunakan untuk membandingkan kondisi yang sekarang dan kemungkinan (alternatif) tindakan.
2) Rumuskan pernyataan awal
Setelah dipisahkan dengan jelas apa yang seharusnya dengan apa yang ada, kemudian dirumuskan sebuah pernyataan awal mengenai masalah tersebut sebagai hubungan diantara apa yang seharusnya dan apa yang riil ada.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai pembelajaran peserta diharapkan dapat menuangkan seluruh kemampuan pemikiran guna mengambil keputusan terbaik dari berbagai alternatif pada saat bekerja dalam tim.
3) Kumpulkan data tambahan
Mengenal lebih lanjut hal dan situasi yang tidak cocok dengan apa yang dikehendaki.
4) Identifikasi faktor-faktor pendukung
5) Membuat pernyataan akhir mengenai masalahnya
c Jenis Permasalahan
1) Permasalahan sederhana a) Permasalahannya kecil b) Berdiri sendiri
c) Tidak ada/kurang keterkaitannya dengan permasalahan lain d) Konsekuensi kecil
e) Pemecahan tidak memerlukan pemikiran yang mendalam 2) Permasalahan rumit
a) Permasalahannya besar b) Tidak berdiri sendiri
c) Berkaitan dengan masalah lain d) Mengandung konsekuensi besar
e) Pemecahan masalah memerlukan pemikiran mendalam
B. PROSES PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG RASIONAL
1. Selidiki situasinya
a Tentukan masalah
b Merumuskan sasaran keputusan
c Diagnosis sebab-sebab
2. Mengembangkan alternatif-alternatif pemecahan
a Mencari beberapa alternatif pemecahan
b Jangan menilai terlebih dahulu
3. Nilai masing-masing alternatif dan pilih yang terbaik
a Nilai masing-masing alternatif
b Pilih alternatif terbaik berupa ‘keputusan’
4. Melaksanakan dan memonitor
a Merencanakan pelaksanaan keputusan
b Melaksanakan segera
c Memonitor pelaksanaan
C. TIPE-TIPE KEPUTUSAN
a Keputusan yang selalu diulang kembali (misalnya keputusan mengenai pengangkatan dan penetapan gaji pegawai)
b Pengambilan keputusan bagi putusan terprogram berpedoman pada
peraturan, ketentuan dan kebijaksanaan yang ada
2. Keputusan Tidak Terprogram (Tidak Terstruktur)
Keputusan yang diambil untuk menghadapi situasi yang rumit atau baru, misalnya keputusan mengenai pembentukan kantor yang baru
Perbandingan :
Terprogram Variabel Tidak Terprogram
Sederhana, rutin Jenis pekerjaan Kompleks, kreatif
Menggantungkan kepada keputusan yang lalu
Ketergantungan pada
kebijakan organisasi
Tidak ada pedoman dari keputusan yang lalu
Manajer tingkat bawah Pembuat keputusan Manajer tingkat atas
D. BEBERAPA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Plop (Kurangnya Tanggapan)
a Seseorang mengambil keputusan sementara anggota yang lain diam (tidak
punya pendapat).
b Seseorang melemparkan gagasan, sebelum gagasan tersebut tuntas
ditanggapi orang lain, kemudian melemparkan gagasan lain.
c Tim akhirnya mengambil keputusan.
d Adanya ketidakpuasan pada umumnya anggota kelompok, terutama
anggota-anggota kelompok yang mengajukan gagasan tetapi kemudian tidak/kurang ditanggapi.
2. Self Authorization
Seseorang mengambil keputusan dan langsung bertindak tanpa menunggu persetujuan terlebih dahulu.
3. Baiting
Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara menekan anggota lainnya (misalkan pernyataan setuju atau tidak? siapa yang tidak setuju?).
b Ada beberapa gagasan muncul dalam tim, kemudian pimpinan tim dengan menggunakan otoritasnya mengambil keputusan.
c Metode ini menghemat waktu, tetapi ada kecenderungan tidak mendapat
dukungan dalam pelaksanaannya dari para anggota tim, jika pimpinan tidak menjadi pendengar yang baik dan mampu mengumpulkan informasi yang benar sebagai dasar pengambilan keputusan.
5. Majority Rule
Keputusan diambil dengan suara terbanyak 6. Unanimous Consent
Keputusan diambil dengan cara rahasia 7. Minority
a. Dua orang atau lebih bersekutu untuk mengambil keputusan, atau
seseorang mengambil keputusan yang lain mendukung (Hands Clasp).
b. Ungkapan yang digunakan “Ada yang tidak setuju dengan gagasan ini ? Jika
tidak ada yang tidak setuju, berarti Anda semua menerima”.
8. Berdasarkan Konsensus
a Setiap gagasan berikut reasoning-nya saling ditukarkan dengan gagasan
lainnya dalam suatu pembahasan yang memperhatikan kriteria logis dan realistis, kemudian diambil keputusan yang paling memenuhi kriteria dimaksud.
b Prosesnya memakan waktu lama, tetapi jika telah terdapat kesepakatan
para anggota akan mendukung pelaksanaannya.
c Konflik dianggap sebagai hal yang wajar, konflik bukan untuk dihindari tetapi
untuk diatasi.
9. Berdasarkan Persetujuan Tanpa Nama
Keputusan diambil dengan suara/pendapat mayoritas, tetapi masing-masing anggota tidak saling tahu tentang persetujuan yang diberikan karena dalam metode ini nama orang yang memberikan suara/pendapat dirahasiakan.
E. SARAN-SARAN PRAKTIS PMPK
1. Apakah masalah dapat dipecahkan? karena tidak semua masalah dapat dipecahkan
2. Tuliskan masalahnya
3. Definisikan masalah secara positif
4. Apakah anda melupakan sesuatu? jaga jangan sampai ada yang terlupakan
5. Cari informasi tambahan
6. Gali lebih dari satu alternatif
7. Terima gagasan baru dengan tangan terbuka
8. Apakah dimungkinkan perubahan pada keputusan yang telah diambil?
F. KEUNTUNGAN PENCAPAIAN KONSENSUS KELOMPOK
1. Informasi untuk bahan masukan lebih banyak, sehingga keputusan akan lebih baik
2. Situasi dan masalah dilihat dari berbagai sudut pengetahuan dan pengalaman setiap individu yang mempunyai berbagai keahlian
3. Diperolehnya suatu pengertian yang mendalam pada
saat mengambil tindakan dari berbagai alternatif dengan pertimbangan rasional
4. Hasil akhir keputusan merupakan hasil bersama
5. Dapat dijadikan sebagai tempat pelatihan bagi anggota kelompok yang belum
berpengalaman.
G. RANGKUMAN
Keputusan suatu arah dari tindakan yang dipilih dari sejumlah kemungkinan untuk mencapai suatu sasaran yang direncanakan, adapun pengambilan keputusan suatu proses dari pengamatan dan pengenalan masalah, melakukan analisis terhadap masalah tersebut dan kemudian memilih suatu tindakan dari beberapa alternatif, menilai alternatif, pemilihan alternatif yang terbaik untuk mewujudkan suatu sasaran yang telah ditetapkan, sedangkan pemecahan masalah Suatu proses pengamatan dan pengenalan serta usaha mengurangi perbedaan antara situasi yang sekarang ada dengan situasi yang diharapkan.
Adapun tipe-tipe keputusan adalah terdiri dari Keputusan Terprogram yaitu Keputusan yang selalu diulang kembali (misalnya keputusan mengenai pengangkatan dan penetapan gaji pegawai)
Serta Keputusan Tidak Terprogram (Tidak Terstruktur) yaitu keputusan yang diambil untuk menghadapi situasi yang rumit atau baru, misalnya keputusan mengenai pembentukan kantor yang baru
Beberapa cara pengambilan keputusan, yaitu : Plop (kurangnya tanggapan), Self Authorization, Baiting, Authority Rule (Aturan Otoritas), Majority Rule, Unanimous Consent, Minority, Berdasarkan Konsensus, Berdasarkan Persetujuan Tanpa Nama.
H. LATIHAN
1. Sebutkan cara-cara mengidentifikasi masalah! 2. Sebutkan cara-cara pengambilan keputusan! 3. Apa yang disebut dengan keputusan?
A. ICE BREAKING
SIMULASI 1: Kumpul Sapi 1. Peralatan Tidak ada 2. Peserta 25 - 30 Orang 3. Waktu Antara 10-15 menit 4. Tujuan
Melatih kepekaan untuk membentuk suatu tim berdasarkan kesamaan yang dimiliki oleh para anggotanya.
5. Cara Bermain
a. Fasilitator menyiapkan kertas undian sebanyak jumlah peserta. Peserta dibagi dalam 3 kelompok.
b. Setiap peserta mengambil kertas undian yang didalamnya tertulis satu jenis suara sapi. Terdapat 3 jenis suara sapi, yaitu: ngaaaa, ngoooo, nguuuu.
c. Peserta tidak boleh memperlihatkan isi kertas kepada peserta lain. d. Selanjutnya para peserta mencari kelompoknya berdasarkan suara sapi. e. Akhirnya akan terbentuk 3 kelompok berdasarkan jenis suara sapi. 6. Evaluasi
a. Apa kesulitan yang dialami oleh setiap peserta?
b. Bagaimana cara memerankan sapi dengan bunyi yang khas dengan baik? c. Tim seperti apa yang cepat terbentuk?
d. Fasilitator dapat membahas mengapa ada peserta yang menunggu dan ada aktif bergerak mencari kelompoknya
e. Bagaimana mendapatkan anggota tim dengan memahami ciri khas yang sejenis?
f. Tim yang baik yang mempunyai rasa kebersamaan dan kepekaan. Sumber : Adi Sumarno”Team, Building” Andi Offset, 2006)
SIMULASI 2: Tarzan & Jane 1. Peralatan
2. Peserta 20 - 30 Orang 3. Waktu Antara 10-15 menit 4. Tujuan a. Membangun konsensus. b. Membangun strategi.
c. Memahami bahwa kekurangan anggota tim (terlalu gemuk atau terlalu kecil) bukan kendala untuk kinerja tim.
5. Cara Bermain
a. Setiap tim akan mengekspresikan masing-masing 3 karakter yang akan dipilih. o Karakter 1 : ”Tarzan” dengan suara ”auooo” sambil tangan meninju keudara o Karakter 2 : ”Jane ” dengan suara ”heyyy” sambil tangan memegang pipi o Karakter 3 : ” Harimau” dengan suara ” aummm” sambil tangan mencakar
udara
o Tarzan menang lawan Harimau o Harimau menang lawan Jane o Jane menang lawan Tarzan
b. Tim diberi waktu 2 menit untuk memilih urutan karakter, apakah tarzan, jane, harimau atau jane, tarzan, harimau, atau tarzan, harimau, jane. (tidak boleh memilih satu pelaku untuk 3 karakter)
c. Kemudian masing-masing tim berbaris sejajar (bersaf) saling membelakangi dengan jarak 3 langkah.
d. Instruktur akan memberi aba-aba.
o ”satu” masing-masing setiap anggota tim undur kebelakang.
o ”dua” semua anggota masing-masing tim membalik badan dan mengekspresikan karakter yang sudah dipilih.
e. Selanjutnya kembali ke posisi semula dan mainkan karakter berikutnya. f. Peserta pemenang ditentukan berdasarkan hasil.
6. Evaluasi
a. Apakah semua anggota tim memberikan kontribusi dalam permainan b. Apakah telah terjadi ice breaking pada kedua tim.
SIMULASI 3 : The Numbers Game
1. Tujuan :
a. Bagaimana Tim belajar dari pengalaman
b. Kemampuan tim mengevaluasi dari pengalaman sebelumnya c. Sinergi tim dalam mencapai prestasi yang lebih baik dari sebelumnya
3. Jumlah : 5–7 Anggota
4. Bahan : masing-masing kelompok 2 buah copy “The Numbers Game” dan
satu pena
5. Cara Bermain :
a. Ini adalah suatu kenyataan, bahwa: dengan merberikan tambahan beberapa instruksi, hasil yang dicapai akan meningkat secara signifikan.
b. Membagi peserta dalam 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-7 orang (tergantung jumlah peserta dalam kelas).
c. Instuktur membagikan masing-masing kelompok 2 lembar copyan The Number Game.
d. Tim dalam kelompok akan melakukan permainan ini sebanyak dua kali.
e. Yang pertama, masing-masing tim memilih satu orang mewakili tim untuk menjalankan game.
f. Tim akan diberi instruksi seadanya, yaitu: hubungkan angka-angka 1–60 tanpa mengangkat pena dari kertas dengan waktu 60 detik. Hubungkan sebanyak mungkin angka-angka tersebut awalilah dari angka 1, kemudian 2, dan seterusnya.
g. Sebaiknya instruktur memakai stopwatch yang ada di HP.
h. Permainan kedua dilakukan seperti cara pertama (namun dilakukan pada lembar yang baru ) Sebelum dimulai berikan waktu selama 5 menit untuk tim menemukan strategi agar mendapatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
i. Tim yang terbanyak menghubungkan angka adalah tim pemenang. 6. Evaluasi :
a. Apakah ada perbaikan prestasi antara game pertama dan yang kedua? b. Apa strategi peserta menemukan solusinya?
c. Di mana hambatan-hambatan dalam menemukan solusi? d. Apakah ada seorang pemimpin dalam proses tersebut? e. Strategi yang manakah yang terbaik?
Jangan putus asa jika tidak berhasil meningkatkan perolehan anda. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan meningkatnya perolehan pada permainan yang kedua. Pelajaran yang bisa diambil dari permainan yang beda, dan secara fisik merasakan sesuatu yang lain karena keberhasilan ini.
Sumber:
Adapted from “The Numbers Game” Jhon W. Newstrom and Edward E. Scannell, Games Trainers Play, McGraw-Hill, Inc., New York, 1980.
B. MEMBANGUN TIM
SIMULASI 4: Potongan Kertas 1. Peralatan :
a. Kertas/karton satu warna b. Gunting/cutter
c. Penggaris, amplop surat 2. Peserta : Lima orang per kelompok 3. Waktu : 30 menit
4. Tujuan :
a. Melatih komunikasi b. Melatih kerja sama c. Melatih kepercayaan