• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beberapa Teknik Defaunasi yang Disarankan

Dalam dokumen 1 (Halaman 50-54)

PROTOZOA RUMEN

3.1. Beberapa Teknik Defaunasi yang Disarankan

Peran mikroba rumen yaitu protozoa, bakteri, fungi dan mikroba lainnya sampai saat ini masih merupakan “kotak hitam” oleh para peneliti dunia. Hal ini disebabkan karena banyak hasil penelitian yang hasilnya tidak konsisten dan masih diperdebatkan, terutama peran makluk kecil kecil tersebut yang hidup di dalam rumen (Nolan et al., 1988). Yang jelas dari berbagai informasi yang dikumpulkan (lihat buku The Role of Protozoa and Fungi in Ruminan Digestion oleh Nolan et al, 1988 dari buku Atlas of Rumen Microbiology oleh Ogimoto dan Imai 1981). Ternyata protozoa yang hidup dalam rumen mempunyai peran

51

aktif didalam proses pencernaan walaupun protozoa ini makan bahan makanan untuk ternak inang dan memakan bakteri yang hidup dalam rumen. Protozoa juga merupakan sumber N dan C bagi ternak inang.

Bakteri rumen juga berperan didalam pencernaan makanan dalam rumen dan juga merupakan sumber N dari ternak inang. Demikian pula peran fungi rumen yang sangat potensial sebagai pendegradasi bahan yang mengandung ligno-selulosa. Pencernaan terutama bahan makanan yang mengandung serat tapi belum jelas bagaimana potensi ini dipengaruhi oleh organisme lain (protozoa, bakteri). Rahasia ini masih banyak memerlukan informasi dan penelitian.

Menghilangkan ciliata secara komplit / total dari rumen sangat sulit dicapai (Bird, 1988). Menurut Bird (1988) ada 4 cara untuk membuat ruminansia bebas dari protozoa-ciliata: a). Isolasi ternak yang baru lahir; b). Di “loloh” dengan bahan kimia; c). Manipulasi zat makanan, dan d). Breeding dari induk bebas ciliata

3.1.1 Isolasi Ternak yang Baru Lahir

Ternak yang baru lahir tidak mempunyai protozoa dalam rumennya dan tidak membutuhkan protozoa dalam minggu pertama setelah lahir. Oleh karena itu ternak yang baru lahir ini dipisahkan dari induknya dan dipelihara di kandang isolasi maka selanjutnya tetap bebas dari ciliata. Teknik ini telah banyak dipergunakan sejak dulu (Pounden and Hibbs, 1950, Eadie and Gill, 1971). Yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah pada saat ternak kontrol diinokulasi dengan cairan rumen, ia akan menerima tidak hanya protozoa tapi juga menerima berbagai mikroorganisme dari ternak donor. Disamping itu harus pula dipertanyakan apakah ternak bebas ciliata yang dipisahkan dari induk

52

pada saat lahir mempunyai populasi mikroba yang “normal” pada rumennya. Eadie and Gill (1971) menyimpulkan hasil penelitiannya selama 12 bulan bahwa domba yang bebas ciliata sejak lahir tumbuh sebaik domba yang diinokulasi.

3.1.2. Meloloh (Drenching) Ternak dengan Bahan Kimia

Menurut Bird (1988) menghilangkan protozoa dari rumen dengan bantuan bahan kimia adalah metode yang paling sederhana dan potensial untuk mendapatkan ternak yang bebas ciliata. Bahan kimia yang sudah dipergunakan adalah coppersulfat (Becker and Everett, 1930), dioctyl sodium sulphosuccinat (manoxol) (Abou Akkada et al., 1962), nonyl phenol ethoxylate (Bird and Leng, 1978) dan sodium lauryl diethoxy sulphate (Burggraaf and Leng, 1980). Akan tetapi bahan kimia ini tidak spesifik meracun terhadap protozoa dan barangkali membunuh mikroorganisme lain dan sel ternak inang dalam rumen. Meloloh ternak dengan bahan kimia sering diikuti dengan menurunnya konsumsi pakan dan pertumbuhan ternak. Jadi peneliti dihadapkan pada dua pilihan yaitu meloloh semua ternak dan selanjutnya diinokulasi ulang atau meloloh ternak yang akan didefaunasi saja. Pilihan pertama dapat dikritisi bahwa tidak ada jaminan bahwa ternak yang diinokulasi ulang (kembali) adalah mewakili ternak yang tidak diberi perlakuan. Hasil penelitian Kayouli et al. (1984) menyarankan bahwa volume rumen dan barangkali fungsi rumen berubah pada ternak yang awalnya di faunasi dengan manoxol kemudian diinokulasi kembali dengan cairan umen. Orpin dan Letcher (1984) melaporkan bahwa defaunasi dengan monoxol meningkatkan 30%

volume cairan rumen dan menurunkan kecepatan aliran rumen sebanyak 36%. Pilihan kedua dapat dikritik bahwa perbedaan diantara ternak yang

53

diloloh dengan bahan kimia dan ternak kontrol tidak bisa diartikan penghilangan protozoa saja, karena bahan kimia ini juga mengubah komposisi populasi mikroba yang tersisa. Disamping itu ternak yang diloloh dengan bahan kimia akan menjalani kehilangan berat badan setelah diloloh dengan bahan kimia. Pengimbangan bahan kimia yang secara spesifik membunuh protozoa akan dapat mengurangi masalah ini.

3.1.3. Manipulasi Makanan

Makanan barley dalam bentuk kubus (diberi makan secara bebas) telah berhasil dipergunakan untuk defaunasi sapi muda (Whitelaw et al.

1972) dan rendahnya pH rumen barangkali bertanggungjawab terhadap matinya protozoa (Purser dan Moir, 1959). Yang mengherankan metode ini tidak banyak dipergunakan mungkin karena dengan metode me”loloh” dengan bahan kimia dianggap lebih aman dan cepat. Metode di atas harus diberikan pada ternak paling tidak 4 minggu untuk mencapai defaunasi yang efektif.

3.1.4. Bibit Ternak dari Induk yang Didefaunasi

Dalam kondisi tidak tersedia bahan kimia anti protozoa yang cocok, teknik ini baramgkali merupakan cara terbaik untuk menghasilkan ternak yang bebas ciliata. Masalah yang sama akan terjadi/muncul pada saat mendefaunasi induk tapi bila induk dapat didefaunasi pada awal kebuntingan, ekosistem mikroba mungkin kembali dan mendekati keadaan stabil sebelum melahirkan. Oleh karena itu keturunan yang dihasilkan dari induk yang terdefaunasi dan yang tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk mempunyai adaptasi mikroba rumen dari induknya. Cara lain yaitu menginokulasi sebagian keturunan yang bebas

54

ciliata dengan protozoa yang di dapat dari media in vitro, untuk meyakinkan bahwa inokulum hanya mengandung protozoa saja.

Semua ini tergantung tujuan kita apakah menuju komplete /defaunasi total atau menekan pertumbuhan protozoa sehingga terjadi keseimbangan dengan bakteri dan ternak inang dapat asupan bahan makanan optimal sehinga memberi pertumbuhan secara optimal pula pada ternak inang.

Seperti apa yang direkomendasikan oleh OECD-UNE dalam pertemuan International tentang The Role of Protozoa And Fungi In Ruminan Digestion 1988, salah satunya adalah bahwa perlunya pengembanan metode yang praktis dan murah untuk mendefaunasi rumen (atau paling tidak mengurangi jumlah protozoa). Termasuk didalamnya penggunaan toksin (racun) (sintetis atau alami), atau cara pemberian pakan yang dapat mengurangi jumlah protozoa.

Dari informasi yang ada maka upaya-upaya peneliti didalam mengurangi atau menekan pertumbuhan protozoa rumen dapat dilakukan:

a). Dengan menggunakan antibiotika; b). Dengan menggunakan bahan kimia/racun sintetik; c). Dengan menggunakan bahan alami yang mengandung defaunating substance / agent

3.2. Pengurangan/ Penekanan Populasi Protozoa dengan Antibiotika

Dalam dokumen 1 (Halaman 50-54)

Dokumen terkait