• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.6 Model Pembelajaran Quantum Teaching

2.1.8.3 Belah ketupat

Belah ketupat merupakah bangun datar segiempat, yang keempat sisinya sama, dan sudut-sudut yang berhadapan sama besar. Sifat-sifat yang dimiliki belah ketupat yaitu: (1) semua sisi sama panjang, (2) kedua diagonal belah ketupat merupakan sumbu simetri, (3) sudut-sudut yang berhadapan sama besar, dan (4) diagonal-diagonal belah ketupat saling berpotongan tegak lurus.

2.1.8.4Layang-layang

Layang-layang dibentuk dari dua segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan berimpit. Secara umum sifat-sifat layang-layang antara lain, mempunyai satu sumbu simetri, mempunyai dua pasang sisi yang sama panjang, dan mempunyai sepasang sudut berhadapan yang sama besar.

Gambar 2.6 Layang-layang

2.1.9 Penerapan Quantum Teaching dengan teknik Mind Mapping pada

Pembelajaran Matematika

Penerapan Quantum Teaching dengan teknik Mind Mapping dalam pembelajaran matematika merupakan implementasi dari kerangka rancangan pembelajaran dalam Quantum Teaching. Penerapan Quantum Teaching dengan teknik Mind Mapping pada pembelajaran materi sifat-sifat bangun datar di SD adalah sebagai berikut:

(1) Tumbuhkan

Tahap tumbuhkan berarti guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa. Dengan mengetahui tujuan dari apa yang akan dipelajari oleh siswa, maka dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Guru menjelaskan manfaat dan tujuan dari mempelajari materi sifat-sifat bangun datar. Strategi

yang dapat digunakan untuk menumbuhkan minat siswa misalnya, dengan memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai bangun datar yang akan dipelajari atau dengan meminta siswa untuk menyebutkan contoh benda yang bentuknya sesuai dengan bangun datar yang dipelajari.

(2) Alami

Dalam tahap alami berarti guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman-pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh mereka. Guru memberikan pengalaman belajar kepada siswa dan menumbuhkan kebutuhan untuk mengetahui. Agar siswa mamahami informasi yang diberikan dapat melalui permainan atau kegiatan yang memanfaatkan pengetahuan yang sudah mereka miliki. Guru menugaskan siswa untuk membentuk kelompok dan berdiskusi untuk mengerjakan soal latihan mengenai bangun datar.

(3) Namai

Tahap namai berarti penamaan yang memuaskan otak untuk memberikan identitas, mengurutkan, dan mengidentifikasikan. Penamaan dibangun di atas pengetahuan dan keingintahuan siswa pada saat pembelajaran. Dalam tahap ini guru menggunakan Mind Mapping untuk menjelaskan kepada siswa mengenai bangun datar dan sifat-sifatnya serta bentuknya. Siswa juga ditugaskan untuk mencatat dengan teknik Mind Mapping. Dalam pembelajaran di kelas, guru juga membuat poster ikon bangun datar sehingga siswa dapat melihat konsep.

Mendemonstrasikan berarti guru menyediakan kesempatan bagi siswa untuk dapat menunjukkan kemampuannya. Dalam pembelajaran, siswa menunjukkan kemampuannya dengan menyampaikan hasil diskusi kelompok di depan teman-temannya. Kemudian guru bersama siswa mencocokkan pekerjaan bersama.

(5) Ulangi

Guru menunjukkan kepada siswa cara-cara mengulang materi dan menegaskan bahwa mereka benar-benar tahu akan apa yang dipelajari. Penerapan dalam pembelajaran siswa mendapat kesempatan mengulang misalnya dengan mengajarkan pengetahuan baru kepada temannya, menjawab pertanyaan yang telah diberikan guru, serta guru dan siswa bersama-sama mnyimpulkan materi yang telah dipelajari.

(6) Rayakan

Rayakan berarti guru memberikan pengakuan atas upaya yang telah dilakukan siswa dalam menampilkan penyelesaian, partisipasi, pemerolehan keterampilan, dan ilmu pengetahuannya. Penerapan dalam pembelajaran di kelas dengan memberikan penghargaan kepada siswa yang berani menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dan memperoleh nilai tertinggi.

2.2

Kajian Empiris

Model pembelajaran Quantum Teaching dan teknik Mind Mapping dianggap dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa di SD. Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian yang telah dilakukan. Beberapa penelitian yang

dapat dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian ini diantaranya yaitu penelitian Rosidah (2009) dan penelitian Oktamarini (2011).

Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Rosidah (2009) berjudul ”Penerapan Teknik Mind Map untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Pokok Bahasan Persiapan Kemerdekaan dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia SD Negeri Tamansatriyan 02 Tirtoyudo Kabupaten Malang”. Hasil pretest yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa masih 93% siswa kurang menguasai materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Penelitian menunjukkan peningkatan pada hasil belajar siswa. Pada siklus I nilai rata-rata 60,9 pada siklus II nilai rata-rata 77. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus I sebesar 36,4%, pada siklus II sebesar 81,8%. Hasil penelitian dapat menunjukkan bahwa penerapan teknik mind map dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia kelas V SDN Tamansatriyan 02 Tirtoyudo Kabupaten Malang.

Penelitian serupa dilakukan oleh Oktamarini (2011) berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching) dengan Teknik Mind Mapping untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD No. 2 Bongan”. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa. Rata-rata skor tes siswa mengalami peningkatan sebesar 15,03%. Pada siklus I nilai rata-rata skor tes siswa 6,65 menjadi 7,65 pada siklus II. Daya serap merupakan rata-rata skor tes siswa dibagi skor tertinggi ideal. Daya serap yang diperoleh pada siklus I sebesar 66,5% dan mengalamipeningkatan pada siklus II menjadi 76,5%. Ketuntasan belajar siswa meningkat 35,30% dari 65,38% pada siklus I menjadi 88,46% pada siklus II. Proses pembelajaran telah optimal, jika

rata-rata skor tes siswa yang diperoleh 65, daya serap 65%, dan ketuntasan belajar siswa minimal 75%. Berdasarkan hasil penerapan model Quantum Teaching dari siklus pertama dan kedua, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa meningkat.

Keberhasilan penerapan Quantum Teaching dan Mind Mapping pada penelitian di atas, menjadi salah satu faktor pendukung bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian di atas memiliki kesamaan pada permasalahan, materi dan model pembelajaran yang digunakan. Perbedaannya penelitian yang dilakukan kali ini merupakan penelitian eksperimen untuk melakukan pengujian lebih lanjut mengenai keefektifan model Quantum Teaching dengan teknik Mind Mapping terhadap minat dan hasil belajar siswa bila diterapkan di SD Negeri Tunon 2 Kota Tegal.

Dokumen terkait