• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Sutikno (2013: 3) mengungkapkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru, sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Aunurhman (2009:35) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Menurut Sugihartono dkk (2007: 74) belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu usaha memperoleh pengetahuan melalui proses mengamati, membaca, meniru, mendengarkan, mencoba dan mengikuti aturan untuk memperoleh suatu perubahan yang baru berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, atau suatu pengertian.

b. Prinsip Belajar

Sutikno (2013: 7-9) mengungkapkan bahwa prinsip belajar ialah petunjuk atau cara yang perlu diikuti untuk melakukan kegiatan belajar. Sutikno menyebutkan delapan prinsip belajar sebagai berikut :

1) Belajar perlu memiliki pengalaman dasar.

2) Belajar harus memiliki tujuan yang jelas dan terarah.

3) Belajar memerlukan situasi yang problematis guna membangkitkan motivasi belajar.

4) Belajar harus memiliki tekat dan kemauan yang keras dan tidak mudah putus asa.

5) Belajar memerlukan bimbingan, arahan, serta dorongan guna mempermudah dalam hal penerimaan serta pemahaman akan suatu materi.

6) Belajar memerlukan latihan.

7) Belajar memerlukan metode yang tepat

8) Belajar membutuhkan waktu dan tempat yang tepat.

Siswa akan berhasil dalam belajarnya jika memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Prinsip belajar akan menjadi pedoman bagi siswa dalam belajar.

c. Tujuan Belajar

Sutikno (2013: 7) mengungkapkan tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai sesuatu yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar. Sanjaya (2008: 6) tujuan belajar adalah kemampuan atau keterampilan yang diharapakan dapat dimiliki oleh siswa siswa setelah merekan melakukan proses belajar.

Bloom (dalam Siregar dan Nara, 2010: 8-12) mengungkapkan tujuan belajar dengan mengelompokannya berdasarkan domain atau kawasan belajar atau yang biasa disebut dengan taksonomi belajar. Terdapat tiga domain belajar, sebagai berikut:

1) Cognitive domain (kawasan kognitif), berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi atau penerapan, analisa, sintesa (memadukan konsep), dan evaluasi. Lebih lanjut, taksonomi belajar direvisi oleh Anderson dan Krathwohl dan membagi kawasan kognitif ke dalam dua dimensi yaitu:

a) Dimensi proses, terdiri dari enam jenjang tujuan belajar berupa : (1) mengingat materi yang disajikan, (2) mengerti arti dan pesan pembelajaran, (3) memakai prosedur yang diajarkan, (4) menganalisis materi yang diberikan, (5) menilai berdasarkan kriteria dan standar tertentu, (6) mencipta suatu hal baru.

b) Dimensi pengetahuan, terdapat empat kategori yaitu fakta berupa: (1) unsur dasar yang harus diketahui, (2) konsep meliputi skema dan teori dalam berbagai model, (3) prosedur berupa urutan atau langkah-langkah yang harus diikuti dalam melakukan sesuatu, (4) metakognitif berupa pengetahuan tentang pemahaman umum.

2) Affective domain (kawasan afektif), merupakan perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungan untuk membuat pilihan atau keputusan untuk beraksi di dalam lingkungan tertentu. Dalam kawasan afektif tujuan belajar terbagi dalam lima jenjang yaitu :

a) Penerimaan, meliputi kesadaran akan adanya suatu sistem nilai, ingin menerima nilai, dan memperhatikan nilai tersebut.

b) Pemberian respon, berupa sikap terhadap sistem nilai.

c) Pemberian nilai dan penghargaan, meliputi penerimaan terhadap suatu sistem nilai, memilih sistem nilai yang disukai, dan memberikan komitmen untuk menggunakan sistem nilai tersebut. d) Pengorganisasian, meliputi memilah dan menghimpun sistem

nilai yang digunakan.

e) Karakterisasi, meliputi perilaku secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai yang telah diorganisasikannya.

3) Psychomotor domain (kawasan psikomotor), merupakan perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia. Terdapat lima jenjang tujuan belajar dalam kawasan psikomotor berupa :

a) Meniru atau mengamati suatu gerakan. b) Menerapkan gerakan sesuai arahan.

c) Memantapkan kemampuan dengan memberikan respon. d) Merangkai gerakan dengan membuat aturan yang tepat. e) Naturalisasi gerakan secara rutin.

Selain itu, Gagne (dalam Sutikno, 2013: 6-7) terdapat lima macam tujuan atau hasil belajar yaitu:

a) Keterampilan intelektual atau keterampilan prosedural.

b) Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru.

c) Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata.

d) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan.

e) Sikap, yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Sutikno (2013: 16-24) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar baik dari dalam diri individu yang belajar, maupun yang berasal dari luar diri individu atau gabungan dari kedua faktor tersebut, sebagai berikut:

1) Faktor-faktorInternal

Faktor yang berasal dari dalam individu (internal) diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu faktor jasmaniah dan faktor psikologis.

a) Faktor Jasmaniah

Faktor kesehatan jasmani dan psikologis sangat berpengaruh dalam proses belajar maupun prestasi belajar anak.

(1) Faktor Kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang terganggu. Misalnya tentang gangguan fungsi-fungsi organ, dan susunan-susunan tubuh yang dapat mempengaruhi proses belajar. Oleh sebab itu, agar dapat belajar dengan baik, seseorang harus menjaga kesehatan badan agar selalu kondisi badan selalu prima.

(2) Faktor Cacat Tubuh

Segala sesuatu yang kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau fisik disebut cacat fisik disebut cacat tubuh, misalnya buta, tuli, bisu, atau pincang. Fungsi panca indra sangat berperan penting dalam proses belajar, khususnya indera pengelihatan dan pendengaran. Upaya yang dapat kita tempuh dengan menggunakan alat bantu khusus guna mengatasi kecacatan itu.

b) Faktor Psikologis

Ada beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar siswa. Faktor-faktor tersebut, yaitu:

(1) Inteligensi. Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tidak dapat diragukan lagi sangat menentukan keberhasilan belajar siswa.

(2) Minat. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.

(3) Emosi. Faktor emosi sangat mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Emosi yang mendalam membutuhkan situsai yang cukup tenang. Emosi yang mendalam akan

mengurangi konsentrasi dalam belajar dan akan menggangu serta menghambat belajar.

(4) Bakat. Bakat merupakan kecakapan potensial yang bersifat khusus, yaitu khusus dalam sesuatu bidang atau kemampuan tertentu. Orang yang memiliki bakat akan mudah dalam belajar dibanding dengan orang yang tidak berbakat.

(5) Kematangan. Suatu fase dalam pertumbuhan seseorang, adalah saat alat-alat tubuh sudah siap menerima kecakapan baru.

(6) Kesiapan. Kesiapan merupakan kesedian untuk memberi respons.

2) Faktor-faktorEksternal

Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar siswa (faktor-faktor eksternal). Adapun faktor eksternal tersebut adalah faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

a) Faktor Keluarga

Faktor keluarga merupakan faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar anak karena lebih banyak berinteraksi di dalam keluarga daripada di sekolah. Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Yang termasuk faktor keluarga adalah (1) cara orang tua

mendidik, (2) relasi antar anggota keluarga, (3) suasana rumah tangga, dan (4) keadaan ekonomi keluarga.

b) Faktor Sekolah

Diantara faktor-faktor sekolah yang dapat mempengaruhi proses belajar anak, diantaranya adalah kurikulum, keadaan gedung, waktu sekolah, metode pembelajaran, media pembelajaran, hubungan antara guru dengan siswa, dan hubungan antara siswa dengan siswa. c) Faktor Masyarakat

Kehidupan masyarakat di sekitar siswa berada merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap belajar anak. Agar anak dapat belajar dengan baik, tugas orang tua harus mengontrol anak-anaknya dalam memilih teman bergaul. Tentu saja, dalam mengontrol, orang tua tidak boleh terlalu mengekang dan juga tidak terlalu lengah. Dalam hal ini, orang tua harus bisa mengontrol secara proporsional. 2. Pembelajaran

Sutikno mengungkapkan (2013:31) pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Menurut Sanjaya (2008:51) pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan membelajarkan siswa. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah upaya guru untuk

merubah perilaku siswa dalam proses belajar dan mengajar untuk tujuan membelajarkan siswa.

Ada beberapa komponen yang mempengaruhi pembelajaran (Sutikno, 2013:34-38), yakni:

a. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar.

b. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dipelajari oleh siswa.

c. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dikatakan maksimal bila terjadi interaksi antara guru dengan semua siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa, siswa dengan materi pembelajaran dan media pembelajaran, bahkan siswa dengan dirinya sendiri, namun tetap dalam kerangka mencapai tujuan yang telah dicapai bersama.

d. Metode

Metode diperlukan oleh guru dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana materi pembelajaran terdapat.

f. Evalusi

Evaluasi merupakan aspek yang penting, yang berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran yang telah tercapai atau hingga mana terdapat kemajuan belajar siswa, dan bagaimana tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.

g. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat sutikno di atas, dapat ditegaskan bahwa ada beberapa komponen yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Salah satu komponen yang terpenting guna mewujudkan suatu pembelajaran yang maksimal adalah media pembelajaran.

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin mediusyang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar (Arsyad, 1997:3). Sutikno (2013: 106) dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan

dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan siswa. Sedangkan menurut Daryanto (2013: 5) media pendidikan adalah media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang digunakan untuk memberikan informasi dan pengetahuan dari guru kepada siswa dalam proses pengajaran.

Edgar Dale (dalam Nursulistiyo, 2014: 14) membuat piramida model belajar yang disebut dengan kerucut pengalaman (Cone of Experience).

Gambar 1. Kerucut Pengalaman dari Edgar Dale (http://docplayer.info/docs-images/17/120563/images/7-0.jpg)

Kemudian, Dale membagi kerucut pengalaman tersebut dalam dua bagian, yaitu pembelajaran aktif dan pembelajaran pasif (Cone of Learning).

Gambar 2.Cone of Learningdari Edgar Dale

(https://susannahpollvogt.fils.wordpress.com/2011/01/cone_of_learni ng.png)

Gambar 1 dan gambar 2 menunjukan bahwa terdapat sepuluh model belajar yang biasa dilakukan masyarakat. Kesepuluh model belajar tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu pembelajaran pasif terdiri dari membaca, mendengar, melihat gambar, menonton video, menghadiri pertemuan, dan memperhatikan pertunjukan. Selanjutnya, pembelajaran aktif terdiri dari ikut serta dalam pelatihan, menggabungkan bahan ajar, membuat simulasi dan merancang model pembelajaran, serta memaparkan dan melakukan hal nyata.

b. Pengertian MediaAudio Visual

Menurut Sutikno (2013:108) audio visual merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Menurut Suleiman (1981:11) audio visual adalah alat-alat yang mempunyai sifat dasar, yakni audible artinya dapat didengar dan visible yang dapat dilihat. Menurut Sanaky (2009:102) media audio visual adalah seperangkat

alat yang memproyeksikan gambar dan suara. Sedangkan menurut Djamarah (dalam Utomo, 2008:25) media yang mampu merangsang indra pengelihatan dan indra pendengaran secara bersama-sama, karena media ini mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa mediaaudio visualadalah sumber belajar yang menampilkan gambar dan suara guna memperjelas atau mempermudah dalam memahami bahasa yang sedang dipelajari.

c. Jenis-Jenis Media PembelajaranAudio Visual

Menurut Sanaky (2013:119-126), media audio visual dibagi menjadi tiga jenis yaitu:

1) Televisi

Televisi dalam pengertiannya berasal dari dua kata, yaitu: kata tele (bahasa Yunani), yang berarti jauh, dan visi (bahasa Latin), berarti penglihatan. Televisi adalah suatu perlengkapan elektronik yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang terdiri dari gambar dan suara.

Televisi sebagai lembaga penyiaran, telah banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran yang disebut televisi pendidikan (educational television). Televisi sebagai media pendidikan dan pengajaran tentu tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kelemahan televisi sebagai berikut:

a) Kelebihan media televisi, sebagai berikut: (1) Memiliki daya jangkauan yang cukup luas.

(2) Memiliki daya tarik yang besar, karena sifat audio-visualnya.

(3) Dapat mengantisipasi keterbatasan ruang dan waktu. (4) Dapat menginformasikan pesan-pesan yang aktual. (5) Dapat menampilkan objek belajar seperti benda atau

kejadian aslinya.

(6) Membantu pengajar memperluas referensi dan pengalaman.

(7) Sebutan televisi sebagai jendela dunia, membawa khalayak untuk dapat melihat secara langsung peristiwa, suasana, dan situasi tempat, kota, daerah-daerah di belahan dunia.

b) Kelemahan media televisi, sebagai berikut: (1) Pengadaan memerlukan biaya mahal.

(2) Tergantung pada energi listrik, sehingga tidak dapat dihidupkan disegala tempat.

(3) Sifat komunikasi searah, sehingga tidak dapat memberi peluang untuk terjadinya umpan balik. Tetapi kelemahannya ini sudah mulai teratasi dengan beberapa program acara siaran yang dilakukan dialog langsung (dialog interaktif) dengan bantuan telepon.

(4) Sulit dikontrol, terutama jika terkait dengan jadwal belajar di sekolah.

(5) Mudah tergoda dengan penyajian acara yang bersifat hiburan, sehingga suasana belajar kurang serius dan kurang efektif.

2) Video-VCD

Video-VCD adalah gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara, dapat ditayangkan melalui media video dan Video Compact Disk (VCD). Sama seperti media audio, program video yang disiarkan (broadcasted) sering digunakan oleh lembaga pendidikan jarak jauh sebagai sarana penyampaian materi pembelajaran. Media Video dan VCD, sebagai media pembelajaran juga tidak terlepas dari kelebihan dan kelemahannya, sebagai berikut:

a) Kelebihan mediavideodanVCD, sebagai berikut:

(1) Menyajikan objek belajar secara konkret atau pesan pembelajaran secara realistik, sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman belajar.

(2) Sifatnya yang audio visualsehingga memiliki daya tarik tersendiri dan dapat menjadi pemicu atau memotivasi pembelajar untuk belajar.

(3) Sangat baik untuk pencapaian tujuan belajar psikomotorik.

(4) Dapat mengurangi kejenuhan belajar, terutama jika dikombinasikan dengan teknik mengajar secara ceramah dan diskusi persoalan yang ditanyangkan.

(5) Menambah daya tahan ingatan atau retensi tentang objek belajar yang dipelajari pembelajar.

(6) Portable dan mudah didistribusikan.

b) Kelemahan mediavideodanVCD, sebagai berikut: (1) Pengadaannya memelukan biaya mahal.

(2) Tergantung pada energi listrik, sehingga tidak dapat dihidupkan disegala tempat.

(3) Sifat komunikasi searah, sehingga tidak dapat memberi peluang untuk terjadinya umpan balik.

(4) Mudah tergoda untuk menayangkan kasset VCD yang bersifat hiburan, sehingga suasana belajar akan terganggu.

3) Sound Slide

Slide suara adalah gambar tunggal dalam bentuk film positif tembus pandang yang dilengkapi dengan bingkai yang diproyeksikan. Slide yang dikombinasikan dengan audio kasset disebut dengansound slide(slide bersuara), yaitu penyajian bahan pelajaran yang dikemas sedemikian rupa dengan menggunakan slide secara berurutan, dikombinasikan atau dilengkapi dengan

audio kaset. Sound slide sebagai media pembelajaran juga memiliki kelebihan dan kelemahan, sebagai berikut:

a) Kelebihan mediasound slide

(1) Dapat menyajikan gambar dengan proyeksi depan maupun belakang.

(2) Portable, berukuran kecil, dan mudah didistribusikan sehingga praktis penggunaannya.

(3) Dapat dikontrol sesuai dengan keinginan pengguna, sehingga memungkinkan untuk dihentikan secara spontan dan dapat diselingi dengan tanya jawab dan diskusi singkat.

(4) Memberikan visualisasi tentang objek belajar seperti apa adanya atau autentik, sehingga dapat mengkonkretkan objek belajar bagi pembelajar.

b) Kelemahan mediasound slide

(1) Pengadaannya memerlukan biaya yang mahal.

(2) Untuk memproyeksikan slide proyektor memerlukan penggelapan ruang.

(3) Gambar yang disajikan tidak bergerak (gambar mati), sehingga sedikit banyak kurang menarik, terutama jika dibnadingkan dengan televisi dan film.

(4) Tergantung pada energi listrik sehingga tidak dapat secara praktis dapat dihidupkan dan diputar disegala tempat.

(5) Cukup rumit pembuatannya, karena harus memiliki kamera foto dan juga harus memiliki keahlian fotografi yang benar-benar mumpuni.

d. Manfaat Penggunaan Media PembelajaranAudio Visual

Dale (dalam Arsyad, 1997: 23-24), mengungkapkan bahwa manfaat mediaaudio visualdalam pelajaran adalah:

1) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas. 2) Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa.

3) Menunjukan hubungan antara mata pelajaran kebutuhan dan minat siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa. 4) Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar

siswa.

5) Membuat hasil belajar bermakna bagi berbagai kemampuan siswa.

6) Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnyahasil belajar.

7) Memberi umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak yang telah dipelajari oleh siswa.

8) Melengkapi pengalaman yang kaya dengan konsep-konsep yang bermakna dan dapat dikembangkan.

9) Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran non verbalistik dan membuat generalisasi yang tepat.

10) Menyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna.

Dokumen terkait