• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis

6. Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom

1

Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Indeks, 2011), h. 177.

2

Gage, N.L dan Berliner, D.C, Educational Psychology, (Boston: Houghton Mifflin, 1984) cet. 3, p.252-253.

yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.3

1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan nilai, sikap, keterampilan yang didapatkan siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, dimana kesemuanya ini dapat membawa ke perubahan perilaku yang lebih positif berupa perkembangan tingkah laku yang terjadi pada ranah kognitif, afektif, dan ranah psikomotoris. Ketiga ranah tersebut masing-masing memiliki beberapa tingkatan atau jenjang-jenjang. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

a. Ranah Kognitif

Hasil belajar penguasaan materi (kognitif) bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar kelimuan berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental/otak. Pada tahun 2001 Lorin W. Anderson dan David R. Karthwol merevisi taksonomi B. Bloom menjadi (1)

remember, (2) understand, (3) apply, (4) analyze, (4) evaluate, dan (6) create. Jenjang kemampuan yang lebih tinggi sifatnya lebih kompleks, dan merupakan peningkatan dari jenjang kemampuan yang lebih rendah, penjelasannya yakni sebagai berikut:

3

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), cet. XI, h.22-23.

1) Mengingat (C1), melibatkan pengambilan pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Kedua proses kognitif yang terkait, yakni mengenali kembali (recognizing), mengingat (recalling). Kemampuan mengingat penting untuk pembelajaran bermakna dan pemecahan masalah sebagai kemampuan yang digunakan dalam tugas yang lebih kompleks.4

2) Memahami (C2), mencakup kemampuan membangun makna dari pesan instruksional, termasuk lisan, tertulis, dan grafis komunikasi. Siswa memahami ketika mereka membangun hubungan antara pengetahuan baru yang diperoleh dengan pengetahuan sebelumnya. Lebih spesifiknya, pengetahuan yang masuk berupa peningkatan dengan skema yang ada dan kerangka kerja kognitif. Kategori ini mencakup tujuh proses kognitif yaitu: menafsirkan (interpreting), memberikan contoh (exemplifying), mengklasifikasikan (classifying), meringkas (summarizing), menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining).5 3) Menerapkan (C3), mencakup kemampuan menggunakan prosedur untuk

melakukan latihan atau memecahkan masalah. Menerapkan terkait erat dengan pengetahuan prosedural. Latihan adalah tugas dimana siswa telah tahu prosedur yang tepat untuk digunakan, jadi siswa telah mengembangkan pendekatan yang cukup dirutinkan untuk itu. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu: menjalankan (executing) dan mengimplementasikan (Implementing).6

4) Menganalisis (C4), Jenjang ini didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk menguraikan suatu materi ke dalam bagian-bagiannya, atau menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur informasi serta hubungan antara komponen informasi tersebut menjadi jelas. Terdapat tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam

4

Lorin W. Anderson, David R. Karthwohl. Kerangka untuk Landasan Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 99.

5

Ibid., h. 105-106.

6

menganalisis: membedakan (diferentiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan pesan tersirat (attributing).7

5) Mengevaluasi (C5), Jenjang ini didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu materi (pernyataan, uraian, pekerjaan) berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini yaitu: memeriksa (checking) dan mengkritik (critiquing).8

6) Mencipta (C6)

Jenjang ini didefiniskan sebgai kemampuan menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini, yaitu: membuat (generating), merencanakan (planning), memproduksi (producing).9

b. Ranah Afektif

Ranah Afektif merupakan hasil proses belajar yang berkaitan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada penguasaan dan pemilihan kecakapan proses dan metode. Ranah afektif menurut Karthwol dan kawan-kawan terbagi menjadi lima aspek, yaitu sebagai berikut:

1) Receiving atau attending

Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan) diartikan sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan dan menggabungkan diri dengan nilai-nilai tersebut.

2) Responding

Responding atau menanggapi adalah kemauan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.

7 Ibid., h. 120. 8 Ibid., h. 125. 9 Ibid., h. 128.

3) Valuing

Valuing atau menilai merupakan jenjang dimana peserta didik tidak hanya menerima nilai yang diajarkan tetapi peserta didik mampu untuk menilai baik atau buruknya fenomena yang diajarkan.

4) Organization

Organization atau mengatur artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal yang membawa kepada perbaikan umum. Kemampuan mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lainnya, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

5) Characterization by a Value or Value Complex

Characterization by a Value or Value Complex atau karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai, yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam suatu hirarki nilai.

c. Ranah Psikomotorik

Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar. Terdapat enam aspek ranah psikomotorik, yaitu sebagai berikut:

1) Gerakan reflex,

2) Keterampilan gerakan dasar, 3) Kemampuan perceptual, 4) Keharmonisan atau ketepatan, 5) Gerakan keterampilan kompleks, 6) Gerakan ekspresif dan interpretatif.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini terbatas pada ranah kognitif yaitu C1 sampai dengan C4.

Dokumen terkait