• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

1. Belajar

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Belajar a. Pengertian Belajar

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 1991 : 2)

Dimyati dan Mudjiono (2002 : 18) menyatakan bahwa belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pengertian lainnya, definisi belajar menurut Gagne (dalam Susanto, 2013 : 1) belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses untuk mendapat ilmu sebagai hasil yang diperoleh dari pengalaman yang terjadi pada seseorang.

b. Ciri-ciri Belajar

Menurut Bahrudin dan Esa Nur (dalam Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012 : 14) berpendapat bahwa ciri-ciri belajar sebagai berikut :

15

1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior). Ini berarti, bahwa hasil belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, maka tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar.

2. Perubahan perilaku relatife permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.

3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.

4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman. 5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu

yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.

c. Tujuan Belajar

Tujuan belajar dimaksudkan untuk memberikan landasan belajar, yaitu bekal pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik sampai ke pengetahuan berikutnya. Hal ini dimaksudkan agar dalam benak peserta didik terkonsentrasikan hasil belajar yang harus menerima materi

16

pelajaran yang akan disampaikan oleh gurunya (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012 : 12)

Menurut Hudojo dalam (Fathurrohman dan Sulistyorini : 2012 : 12) tujuan belajar dapat diapresiasikan dengan mendeskrispsikan :

1. Situasi yang dihadapi peserta didik, misalnya memberi pertanyaan. 2. Menunjukkan tingkah laku yang dinyatakan dengan kata kerja yang

menunjukkan kapabalitas yang dipelajari. Misalnya, mengklasifikasikan balok dengan definisi balok.

3. Tindakan yang dilakukan peserta didik. Menunjukkan hasil belajar. Misalnya, memilah-milah bentuk bangun ruang yang berbentuk balok.

Pada intinya tujuan dari belajar dan pembelajaran adalah terciptanya perubahan menuju keadaan yang lebih baik, misalnya perubahan pengetahuan seseorang terhadap sesuatu yang positif.

d. Prinsip-prinsip Belajar

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar sesuai dengan prinsip belajar. Menurut Slameto (1991 : 29) menyebutkan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut :

1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.

17

2. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.

3. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

4. Belajar itu proses kontinyu, maka tahap demi tahap menurut perkembangannya.

5. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. 6. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai

dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.

7. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.

8. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. 2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut K. Brahim (dalam Susanto, 2013 : 5) hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk

18

perubahan perilaku yang relatif menetap. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

b. Macam-Macam Hasil Belajar

Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom (dalam Susanto, 2013 : 6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.

19

Usman dan Setiawati (dalam Susanto, 2013 : 9) mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan social yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Kemampuan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.

3. Sikap

Menurut Lange (dalam Susanto, 2013 : 10), sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respons fisik. Jadi, sikap ini harus ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkannya.

c. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Hasil Belajar

Wasliman (dalam Susanto,2013 : 12) berpendapat hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut :

20

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

3. Hakikat Menulis

Dokumen terkait