• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengertian Belajar

Suyono dan Hariyanto mengemukakan, bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam

38 Dale H. Schunk, Learning Theories: An Educational Prespective, (Boston: Pearson Education, 2012), p. 327.

diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan, (knowledge), atau a body knowledge. Jadi, proses pengetahuan terjadi melalui pengalaman yang dialami manusia tersebut.40

Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan kepada diri seseorang atau siswa. Antara proses belajar dengan perubahan adalah dua gejala saling terkait yakni belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti dari hasil yang diproses. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan, ketrampilan, maupun menyangkut nilai sikap.41 Menurut Walker dalam Yatim Riyanto, belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohaniah, kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi stimulus atau faktor-faktor samar-samar lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan belajar.42

Sedangkan menurut Hilgard dan Bower dalam Ngalim Purwanto, belajar berhubungan dengan perubahan pada tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan pengalaman yang pernah dialami berulang- ulang dalam situasi tersebut.43

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut:

1. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pembelajar 2. Respons di pembelajar

40 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran; Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 9.

41 Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran terhadap Hasil Belajar, (Jakarta: Universitas Negeri Padang, 2001), h. 82.

42

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 5.

43 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 84.

3. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respons di pebelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman.44 Sedangkan menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang

kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.45

Proses pembelajaran yang ada di dalam kelas melibatkan dua subjek, yaitu guru dan siswa akan menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat kegiatan pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat kegiatan pembelajaran bersifat non-fisik seperti perubahan sikap, pengetahuan maupun kecakapan.46

Terdapat empat unsur utama proses belajar-mengajar, yakni tujuan-bahan- metode-dan alat serta penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar- mengajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya. Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar mengajar agar sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan. Metode dan alat adalah cara atau teknik yang digunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.47

44 Dimyati. dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 9. 45Ibid., h. 10

46 Eko PutroWidoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi

Pendidik dan Calon Pendidik, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h. 25.

47

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 22.

b. Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunujuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods).48

Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibandung sebelumnya. Menurut Winkel, belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.49

Hasil belajar sebagai sebagai objek penilaian pada hakikatnya menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan instruksional. Hal ini adalah karena isi rumusan tujuan instruksional menggambarkan hasil belajar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan-kemampuan siswa setelah menerima atau menyelesaikan pengalaman belajarnya.50 Menurut Djemari Mardapi kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilainnya. Sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik.51

Sistem pendidikan nasional memiliki rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.52

48 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h. 44. 49Ibid., h. 45.

50 Sudjana, op. cit., h. 33. 51 Widyoko, op. cit., h. 29. 52 Sudjana, op. cit., h. 22.

1. Ranah Kognitif

Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah.53 Bloom membagi dan menyusun secara hirarkis tingkat hasil

belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Enam tingkat itu adalah hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6).54 Bloom juga memperbaruinya dalam edisi revisi Taksonomi pendidikan Bloom. Enam kategori pada dimensi proses kognitif-proses kognitif terkait adalah mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6).55

a. Mengingat (knowledge)

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan yang dibutuhkan ini boleh jadi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, atau metakognitif, atau kombinasi dari beberapa pengetahuan ini.

b. Memahami

Siswa dikatakan memahami bila mereka adapat mengkontruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan maupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku atau layar computer.

c. Mengaplikasikan

Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan prosedur- prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Kategori mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif,

53 Purwanto. op cit., h. 50. 54Ibid.

55 Addison Longman Wesley, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran Pengajaran dan

yaitu mengeksekusi, ketika tugasnya hanya soal latihan (yang familier), dan mengeimplementasikan, ketika tugasnya merupakan masalah (yang tidak familier).

d. Menganalisis

Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian- bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan anatara setiap bagain dan struktur keseluruhannya.

e. Mengevaluasi

Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi.

f. Mencipta

Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan dalam mencipta meminta siswa membuat produk baru dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya.

2. Ranah Afektif (affective domain)

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, dan sikap seseorang dapar diramalkan perubahannya apabila ia telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri belajar afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar dll.56

3. Ranah Psikomotorik (psychomotoric domain)

Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang meneriman

pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotorik ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (kecenderungan untuk berperilaku).57

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Proses belajar akan memberikan hasil belajar yang sesuai, dimana didalamnya tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor itern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri inividu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.58 Faktor intern meliputi tiga faktor yaitu:

1. Faktor jasmaniah, yang meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh 2. Faktor psikologis, yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan, dan kesiapan. 3. Faktor kelelahan

Faktor- faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu:

1. Faktor keluarga yang meliputi, cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, danlatar belakang kebudayaan.

2. Faktor sekolah yang meliputi, metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

3. Faktor masyarakat yang meliputi, kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.59

57Ibid., h. 30.

58 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 54-72.

Dokumen terkait